Anda di halaman 1dari 45

KEBIJAKAN KESELAMATAN DAN

KESEHATAN KERJA

TOPIK PEMBAHASAN
I.

KONDISI OBYEKTIF DAN PERMASALAHAN


KETENAGAKERJAAN
II. TINJAUAN VISI, MISI, TUJUAN DAN
SASARAN STRATEGIS PUSAT K3 TAHUN
2010-2014
III. ISU ISU K3 TERKINI
IV. KEBIJAKAN DAN STRATEGI
NAKERTRANS TERKAIT KESELAMATAN
DAN KESEHATAN KERJA
V. PENUTUP

I. KONDISI OBJEKTIF DAN PERMASALAHAN


KETENAGAKERJAAN

ISU-ISU RPJMN 2010-2014

Reformasi Birokrasi dan Tata Kelola

Pendidikan

Kesehatan

Penanggulangan Kemiskinan

11 Prioritas Nasional

Kabinet Indonesia Bersatu II


2010-2014

Ketahanan Pangan

Infrastruktur

Iklim Investasi dan Iklim Usaha

Energi
Lingkungan Hidup dan Pengelolaan
9
Bencana

10 Daerah Tertinggal, Terdepan, Terluar, &

Pasca-konflik
11 Kebudayaan, Kreativitas dan Inovasi
Teknologi

PRIORITAS WILAYAH

PRIORITAS BIDANG

PRIORITAS NASIONAL 2010-2014

12 Bidang Politik, Hukum dan Keamanan

Prioritas Lainnya

13

Bidang Perekonomian

14

Bidang Kesejahteraan Rakyat

PERMASALAHAN POKOK
A. Bidang Ketenagakerjaan
1. Rendahnya Mutu dan Kompetensi SDM
:

Angkatan Kerja masih didominasi lulusan


SD ke bawah : 53,913jt (45,61%).
Peringkat Produktivitas :
Indonesia No. 35 dari 57 negara
(International Management Development
2011).
Peringkat Daya Saing :
Indonesia No. 44 dari 139 negara
(World Economic Forum Reports 2011).
Index Pembangunan Manusia:
Indonesia menduduki rangking ke-108 dari
169 negara (Human Development Index

Lanjutan
2. Besarnya pengangguran dan setengah
pengangguran.
a. Jumlah penganggur : 7,39 juta (6,25%).
b. Jumlah setengah penganggur : 10,89
juta (29,58%).
3. Belum link and match (masih output oriented
belum job oriented) antara dunia kerja dan
dunia pendidikan.
4. Minimnya pendidikan/keterampilan
kewirausahaan (enterpreneur) bagi angkatan
kerja sehingga kurang mampu membuka
lapangan kerja.
5. Pelatihan kerja belum dipandang sebagai
bagian dari sistem pendidikan nasional.
8

Lanjutan
6. Hubungan Industrial yang belum
sepenuhnya harmonis
a. Belum seluruh stakeholder memahami
peraturan perundang-undangan
ketenagakerjaan.
b. Masih terjadi PHK sepihak .
c. Penerapan outsourcing yang belum
sesuai dengan aturan .

7. Belum optimalnya penempatan,


perlindungan dan pemberdayaan TKI.
8. Kualitas dan kuantitas pegawai
pengawasan ketenagakerjaan masih
rendah.
9

Perkembangan
Globalisasi: peningkatan teknologi dan transformasi

Peningkatan tuntutan belajar keterampilan baru


Kebutuhan untuk mengadopsi cara-cara kerja baru
Tekanan permintaan untuk produktivitas yang lebih tinggi
Tuntutan peningkatan kualitas kerja
Peningkatan tekanan waktu dan pekerjaan sibuk
Kompetisi yang lebih tinggi pekerjaan
Ketidak-amanan kerja meningkat dan manfaat kurang
Sedikit waktu untuk pekerja dan bersosialisasi.
Lingkungan kerja yang tidak aman

Meningkatkan risiko kecelakaan


dan penyakit akibat kerja

Permasalahan dan tantangan


Masyarakat Ekonomi ASEAN 2015 ASEAN ECONOMIC
COMMUNITY
Pelaksanaan program K3 belum optimal
Tingkat kesadaran akan pentingnya K3 masih rendah baik pada
pengusaha maupun tenaga kerja
Belum terselenggaranya sistim pelaporan penyakit akibat kerja yang
baik
Terbatasnya sumber daya yang menangani bidang kesehatan kerja
(termasuk didalamnya jumlah pegawai pengawas)
Meningkatnya berbagai jenis penyakit akibat kerja
Kurangnya koordinasi dalam sistem pelayanan kesehatan tenaga
kerja

ISU-ISU TERKINI
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.

Beralihnya dari Program Jamsotek ke Program BPJS


Penyelenggaraan Pelayanan Kesehatan Kerja (PKK) belum
komprehensif, umumnya PKK masih bersifat kuratif
Pelaporan Penyakit Akibat Kerja (PAK), masih sangat kurang
Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (SMK3),
peran Kesehatan Kerja masih kurang
Pengendalian Bahan Kimia berbahaya dan limbah industri, kasus
kecelakaan dan pencemaran meningkat
Pencegahan dan penanggulangan HIV/AIDS di Tempat Kerja,
Program Bebas Narkoba di Tempat Kerja,

drs/Kebjk_K3

12

II. TINJAUAN VISI, MISI, TUJUAN DAN


SASARAN STRATEGIS
TAHUN 2010-2014

13

KOORDINASI INTERNAL
Pusat K3

Direktorat PNKK

UPTD
UPTP

Pengawasan K3 di Provinsi
dan Kabupaten/Kotamadya

PUSAT K3
Peraturan Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi No : Per.12/MEN/VII/2010, tentang
organisasi dan tata kerja Kementerian Tenaga Kerja dan Transmigrasi, pasal 932 ayat
(2)

Pusat K3 memiliki tugas dan fungsi pokok Pusat K3


sebagai salah satu unit teknis di Kementerian untuk
melaksanakan analisa, pengkajian, standarisasi,
perekayasaan, pengembangan sumber daya manusia,
penyebarluasan informasi dan pembinaan pelayanan
teknis bidang keselamatan kerja, higene perusahaan,
ergonomi dan kesehatan kerja.

15

VISI KEMENAKERTRANS
2010- 2014
Terwujudnya Tenaga Kerja dan Masyarakat
Transmigrasi Yang Produktif, Berdaya Saing, Mandiri,
dan Sejahtera

Terwujudnya budaya K3 di tahun 2015

16

SASARAN STRATEGIS
BIDANG
NAKERTRANS
Tahun berbasis
2010-2014
1. Terlaksananya
pelatihan
kompetensi dan berbasis masyarakat
sebanyak 700.000 orang.
2. Terciptanya pelayanan penempatan tenaga
kerja (bursa kerja) di 551 Kab/Kota, dan
fasilitasi penempatan tenaga kerja sebanyak
8.000.000 orang.
3. Terbentuknya
. Lembaga Kerja Sama (LKS)
Bipartit di 20.000 Perusahaan serta LKS
Tripartit di 33 Provinsi dan 400 Kab/ Kota.
4. Terselenggaranya pengawasan bagi 300.000
Perusahaan yang menerapkan Sistem
Manajemen Keselamatan dan Kesehatan
Kerja (SMK3).

17

PROGRAM STRATEGIS PUSAT K3


1. Pengembangan organisasi K3
2. Optimalisasi dan mendorong pembentukan P2K3
3. Pembuatan dan pelaksanaan standar K3 sesuai dengan
kebutuhan sektoral dan Internasional
4. Mendorong optimalisasi pengawasan, pembinaan, sertifikasi di
bidang K3
5. Profesionalisme pegawai pengawas K3 dan ahli K3
6. Peningkatan peran masyarakat dan LSM
7. Peningkatan peran perguruan tinggi
8. Penerapan SMK3 pada setiap tempat kerja
Kebijakan perlindungan tenaga kerja dan pengembangan usaha

Pencapaian nihil kecelakaan dan penyakit akibat kerja


18

III. AMANAT UNDANG-UNDANG

19

DASAR HUKUM
PASAL 27 (2)
UUD 1945

Pasal 86 & 87
UU NO. 13 / 2003

UU KK
NO. 1 / 1970

PERATURAN PELAKSANAAN

PERATURAN
KHUSUS

-P.P
- PERMEN
- SE

Mandat Undang-Undang
Pasal 27 ayat 2 UUD 1945 :

Setiap warga negara berhak atas pekerjaan dan


penghidupan yang layak bagi kemanusiaan
pekerjaan dan penghidupan yang layak bagi
kemanusiaan = memastikan kesejahteraan meliputi
berbagai aspek termasuk perlindungan aspek
keselamatan dan kesehatan pekerja untuk
keberlangsungan pekerjaan.

UU 13 TH 2003
tentang KETENAGAKERJAAN
Pasal 86 :
(1) Setiap pekerja/buruh mempunyai hak untuk memperoleh
perlindungan atas :
a. keselamatan dan kesehatan kerja;
b. moral dan kesusilaan; dan
c. perlakuan yang sesuai dengan harkat dan martabat manusia serta nilai
agama.

(2) Untuk melindungi keselamatan pekerja/buruh guna


mewujudkan produktivitas kerja yang optimal diselenggarakan
upaya keselamatan dan kesehatan kerja.
(3) Perlindungan sbgmana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
dilaksanakan sesuai dengan peraturan perundangan yang berlaku.

UU 13 TH 2003
tentang KETENAGAKERJAAN
Pasal 87 :
(1) Setiap perusahaan wajib menerapkan sistem
manajemen keselamatan dan kesehatan kerja yang
terintegrasi dengan sistem manajemen perusahaan;

Amanat UU No.1 Tahun 1970


Keselamatan Kerja
Bahwa setiap tenaga kerja berhak mendapat
perlindungan atas keselamatannya dalam
melakukan pekerjaan untuk kesejahteraan
hidup dan meningkatkan produksi serta
produktivitas Nasional
Bahwa setiap orang lainnya yang berada di
tempat kerja terjamin pula keselamatannya

24

UU No.1 Tahun 1970


Pasal 8
(1) Pengurus diwajibkan memeriksakan kesehatan badan, kondisi
mental dan kemampuan fisik dari tenaga kerja yang akan
diterimanya maupun akan dipindahkan sesuai dengan sifatsifat pekerjaan yang diberikan padanya.
(2) Pengurus diwajibkan memeriksa semua tenaga kerja yang
berada di bawah pimpinannya, secara berkala pada Dokter
yang ditunjuk oleh Pengusaha dan dibenarkan oleh Direktur.
(3) Norma-norma mengenai pengujian kesehatan ditetapkan
dengan peraturan perundangan

UU KESELAMATAN KERJA
NO. 1 TAHUN 1970
TUJUAN :

Memberikan perlindungan atas keselamatan dan


kesehatan :
Tenaga kerja
Orang lain
Memberikan perlindungan kepada asset perusahaan
agar dapat dipakai dengan aman dan efisien

UU No.1 Tahun 1970 tentang Keselamatan


Kerja
Tempat kerja ialah tiap ruangan atau lapangan,
tertutup atau terbuka, bergerak atau tetap di mana
tenaga kerja bekerja, atau yang sering dimasuki
tenaga kerja untuk keperluan suatu usaha dan di
mana terdapat sumber atau sumber-sumber bahaya

27

FAKTOR-FAKTOR RISIKO KECELAKAAN


KERJA, GANGGUAN KESEHATAN DAN
ATAU PENYAKIT AKIBAT KERJA

PAK
KESEHATAN
APD
APM

TENAGA
KERJA

Kec. Kerja
KESELAMATAN

PROSES

BAHAN

ALAT
POLUSI
LINGKUNGAN
NAB

28

drs./ Kebij K3

RUANG LINGKUP
UU NO.1 TAHUN 1970
Ruang lingkup pelaksanaan UU No. 1 Tahun 1970,
DITENTUKAN OLEH 3 (TIGA) UNSUR :
1. TEMPAT KERJA
DIGUNAKAN UNTUK SUATU USAHA

2. TENAGA KERJA
MELAKUKAN PEKERJAAN
3. SUMBER BAHAYA
BERPOTENSI SEBAGAI PENYEBAB KECELAKAAN

SUMBER BAHAYA
DI TEMPAT KERJA

Menurut UU 1 th. 1970 :


1.
2.
3.
4.
5.

KONDISI MESIN/PESAWAT/ALAT KERJA/BAHAN


LINGKUNGAN KERJA
SIFAT PEKERJAAN
CARA KERJA
PROSES PRODUKSI

SYARAT-SYARAT K3

Mencegah dan mengurangi kecelakaan


Mencegah, mengurangi dan memadamkan kebakaran
Mencegah dan mengurangi bahaya peledakan
Menyelamatkan diri pada waktu kebakaran dan kejadian
lain yang berbahaya
Memberikan P3K
Menyediakan APD
Mencegah dan mengendalikan timbulnya PAK

SYARAT-SYARAT K3 (lanjutan)
Mencegah dan mengendalikan timbul dan
menyebarluasnya suhu,kelembaban,debu,asap,uap,
gas,radiasi, suara dan getaran
Penerangan yang memenuhi syarat
Iklim kerja
Ventilasi Ruangan Kerja
Kebersihan ruangan kerja
Ergonomi
Listrik
Penyimpanan dan penanganan bahan berbahaya
Pemeliharaan Bangunan

Kewajiban Pengurus Dalam K3


UU No. 1 / 1970 :

FORMAL

Memeriksa kesehatan badan, kondisi mental,


kemampuan fisik TK baru, berkala, khusus;
Menunjukan dan menjelaskan :
- sumber bahaya
- alat pengamanan dan APD
- cara dan sikap kerja yang aman
Mempekerjakan TK setelah paham
Pembinaan K3
Memenuhi dan mentaati syarat K3
Laporan kecelakaan
Memasang UUKK dan poster
Menyediakan APD
Membentuk P2K3
Menerapkan SMK3

KEWAJIBAN DAN HAK


TENAGA KERJA (I)
1.

2.

3.
4.

5.

MEMBERIKAN KETERANGAN YANG BENAR BILA


DIMINTA OLEH PEGAWAI PENGAWAS DAN AHLI
K3 (ps.12)
MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG
DIWAJIBKAN (ps.12)
MEMENUHI DAN MENTAATI SEMUA SYARAT K3
YANG DIWAJIBKAN (ps.12)
MEMINTA PENGURUS MENTAATI SEMUA SYARAT
K3 YANG DIWAJIBKAN (ps.12)
MENYATAKAN KEBERATAN KERJA APABILA
SYARAT K3 DAN APD YANG DIWAJIBKAN
DIRAGUKAN (ps.12)

KEWAJIBAN BILA MEMASUKI TEMPAT


KERJA
1.

MENTAATI SEMUA PETUNJUK K3 YANG


DIWAJIBKAN (ps.13)

2.

MEMAKAI ALAT PELINDUNG DIRI YANG


DIWAJIBKAN (ps.13)

SANKSI ADMINISTRASI ATAS


PELANGGARAN
a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

Teguran
Peringatan tertulis
Pembatasan kegiatan usaha
Pembekuan kegiatan usaha
Pembatalan persetujuan
Pembatalan pendaftaran
Penghentian sementara sebagian atau seluruh
alat produksi
h. Pencabutan ijin

Peraturan Perundangan K3
1. PERSONIL :

UU dan Per.Uap;
Per.Menaker No.01/1976;
Per.Menaker No.01/1979;
Per.Menaker No.02/1982;
Per.Menaker No.01/1988;
Per.Menaker No.01/1989;
Per.Menaker No.02/1992;
Kep.Menakertrans No.187/1999;

3. SISTEM :
Per.Menaker No.01/1980;
Per.Menaker No.02/1980;
Per.Menaker No.01/1981;
Per.Menaker No.03/1982;
Per.Menaker No.05/1996;
Per.Menaker No.03/1998.

2. ALAT / MESIN:
UU dan Per.Uap;
Per.Menaker No.01/1978;
Per.Menaker No.04/1980;
Per.Menaker No.01/1982;
Per.Menaker No.02/1983;
Per.Menaker No.03/1985;
Per.Menaker No.04/1985;
Per.Menaker No.05/1985;
Per.Menaker No.02/1989;
Per.Menaker No.04/1998;
Per.Menakertrans No.03/1999;
Kep.Menakertrans No.51/1999;
SE Menakertrans No.01/1997;
SE Menakertrans No.01/1979

4. KELEMBAGAAN K3
Kep.Menaker No.155/1984;
Per.Menaker No.04/1987;
Per.Menaker No.04/1995

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang


Kesehatan
Bagian Keenam : Kesehatan Kerja, Pasal 23 :
(1)
Kesehatan kerja diselenggarakan untuk mewujutkan
produktivitas kerja yang optimal
(2)
Kesehatan Kerja meliputi pelayanan kesehatan kerja,
pencegahan penyakit akibat kerja dan syarat kesehatan
kerja
(3)
Setiap tempat kerja wajib menyelenggarakan kesehatan
kerja
(4)
Ketentuan mengenai kesehatan kerja sebagaimana
dimaksud dalam ayat (2) dan (3) diteteapkan dengan
Peraturan Pemerintah

drs./ Kebij K3

38

IV. KEBIJAKAN PENGELOLAAN K3 KIMIA DI


TEMPAT KERJA

39

Peraturan
Per-UU yang terkait
1. Pasal 3 huruf a, b, c, g dan h UU No.: 1 Tahun
1970;
2. PP No. No. 7 Thn 1973 ttg Pengawasan Atas
Peredaran, Penyimpanan dan Penggunaan
Pestisida;
3. Konvensi ILO No. 174 ttg Pengendalian
Bahaya Besar (Major Hazard Control);
4. Permenaker No. Per. 03/Men/1985 ttg K3
Pemakaian Asbes;

5. Permenaker No. Per. 03/Men/1986 ttg Syarat-2


K3 di Tempat Kerja Yang Mengelola Pestisida;

6.

Kepmenaker No. Kep. 187/Men/1999


ttg Pengendalian BKB di Tempat Kerja;

7.

SE. Mennakertrans No. SE. 140/Men/PPK-KK/II/2004

8.

SE MEenakertrans No. SE. 01/Men/1997

ttg
Pemenuhan Kewajiban Syarat-2 K3 di Industri Kimia dgn P.B.B (Major
Hazard Instalation)
ttg NAB Faktor

Kimia di Udara Lingkungan Kerja;

9.

Kep.Pres No 22 Thn 1993 ttg Penyakit Akibat Hubungan Kerja


(Asbestosis, Kanker Paru, Mesotelioma, dsb);

10. Peraturan-peraturan di sektor terkait mengenai bahan berbahaya (KLH,


Kemen Perindustrian, dsb).

PELAYANAN KESEHATAN KERJA


PERMENAKERTRANS NO. 03 /1982
TUGAS POKOK PELAYANAN KESEHATAN KERJA :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.

43

Pemeriksaan kesehatan tenaga kerja


Penyesuaian pekerjaan thd tenaga kerja
Pembinaan & pengawasan Lingkungan Kerja
Pembinaan & pengawasan sanitair
Pembinaan & pengawasan perlengkapan kesehatan tenaga kerja
Pencegahan terhadap penyakit umum & PAK
P3K
Pelatihan Petugas P3K
Perencanaan perlindungan tempat kerja, APD, gizi, &
penyelenggaraan makan di tempat kerja
Rehabilitasi akibat Kecelakaan atau PAK
Pembinaan terhadap tenaga kerja yg punya kelainan.
Laporan berkala

drs./ Kebij K3

PENYAKIT AKIBAT KERJA


Penyakit yang disebabkan oleh pekerjaan atau
lingkungan kerja
Keppres 22 th 1993:
terdapat
31 kelompok PAK
26 kel akibat faktor kimia
4 kel akibat faktor fisik
1 kel akibat faktor biologik
44

drs./ Kebij K3

Terima Kasih
45

Anda mungkin juga menyukai