HUKUM PERBANKAN
Laporan Kelompok
Disusun Oleh:
Wahyu Fatriansah
(12/328522/HK/19003)
Tursina F
(12/334302/HK/19190)
Normala Sinta
(12/334339/HK/19208)
Lailia Saras
(12/334425/HK/19264)
Vivi Yanty G
(12/338329/HK/19315)
(13/358063/HK/19776)
SKENARIO 1
Sekitar tahun 2010 yang lalu terdapat kejadian yang cukup mengagetkan
para pihak yang concern terhadap industry perbankan. Pasalnya, berbekal
adanya
Anggota
Panitia
Khusus
(Pansus) DPR
melakukan investigasi dadakan ke Bank BC, yang saat itu menjadi sorotan
masyarakat banyak. Dengan berbekal masukan dari PPATK, adanya indikasi
tindak pidana perbankan, para anggota Pansus DPPR menyebar ke beberapa
cabang Bank BC untuk meminta data-data bank tersebut. Di salah satu
cabang BC tersebut, Kepala Bank BC menolak permintaan anggota Pansus
DPR untuk membuka rekening nasabah bank tersebut. Alasan penolakan
tersebut bahwa Bank haruslah merahasiakan data nasabahnya. Sehubungan
dengan penolakan tersebut, Pansus DPR RI meminta bantuan Pengadilan
Negeri setempat untuk melaksanakan penyitaan dan pembukaan rekening
nasabah.
I. Terminologi
Perbankan
Perbankan
(banking)
pada
umumnya
kegiatan-kegiatan
dalam
dapat
diperdagangkan.
Penerimaan
deposito,
untuk
Hermansyah, Hukum Perbankan Nasional Indonesia, (Jakarta : Kencana, 2005), hlm. 18.
PPATK
PPATK adalah lembaga independen yang dibentuk dalam rangka
mencegah dan memberantas tindak pidana pencucian uang.
Tindak Pidana Perbankan
Tindak pidana perbanka adalah suatu jenis perbuatan yang secara
melawan hukum dilakukan, baik dengan sengaja ataupun dengan tidak
sengaja yang ada hubungannya dengan lembaga, perangkat dan
produk perbankan, sehingga menimbulkan kerugian materiil dan atau
immaterial bagi perbankan itu sendiri maupun bagi nasabah atau
alat
untuk
mencatat
transaksi-transaksi
Munir Fuady, Bisnis Kotor, Anatomi Kejahatan Kerah Putih, (Bandung: Citra Aditia Bakti,
2004), hlm. 74.
rakyat
banyak.
Sebuah
bank
mampu
bertahan
untuk
tetap
kembali ke
masyarakat tak
lepas
dari
kepercayaan
dengan
keterangan
mengenai
nasabah
penyimpan
dan
perkecualian
berdasarkan
prosedur
dan
peraturan
penilaian
Bank
Indonesia
turut
serta
SKENARIO 2
Sejak diundangkannya UU No. 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan, maka pada sector pebankan muncullah lembaga independen baru
I. Terminologi
Fungsi Pengawasan
Bank Sentral
Bank sentral adalah lembaga negara yang mempunyai wewenang
untuk mengeluarkan alat pembayaran yang sah dari suatu negara,
merumuskan dan melaksanakan kebijakan moneter, mengatur dan
menjaga kelancaran sistem pembayaran, mengatur dan mengawasi
perbankan, serta menjalankan fungsi sebagai lender of the last resort.
II.
III.Hipotesis
Tidak saling tumpang tindih karena sudah diatur dalam regulasi yang
mengaturnya masing-masing, baik BI maupun OJK. Jadi kewenangan BI
dalam
hal
pengawasan
berbeda
dengan
kewenangan
OJK,
dimana
IV.
Pembahasan
Pembentukan lembaga baru dalam bidang pengawasan tentu akan
berdampak
bagi
Bank
Indonesia
dan
juga
Otoritas
Jasa
Keuangan,
dapat
kemampuan
mempengaruhi
untuk
efektivitasnya.
merumuskan
dan
Bank
Indonesia
melaksanakan
memiliki
kebijakan
guna
Rusli Simanjuntak, Implikasi Pemisahan Fungsi Pengawasan dari Bank Indonesia, Bank
Indonesia, Jakarta, 2000, hlm. 22.
tindakan-tindakan
perbaikan.
Juga
berupa
pengawasan
tidak
Muhammad Djumhana. 2002. Hukum Perbankan di Indonesia. Citra Aditya Bakti. Bandung.
Hal. 129-130.
7
Penjelasan pasal 39 Undang-Undang Nomor 21 Tahun 2011 tentang Otoritas Jasa
Keuangan.
lain
yang
dikecualikan
dari
ketentuan
tentang
kerahasiaan informasi.
Ditambah dengan penjelasan isi dari Pasal 40 Undang-Undang nomor
21 tahun 2011 tentang Otoritas Jasa Keuangan yang menjelaskan bahwa:
(1) Dalam hal Bank Indonesia untuk melaksanakan fungsi, tugas, dan
wewenangnya memerlukan pemeriksaan khusus terhadap bank tertentu,
Bank Indonesia dapat melakukan pemeriksaan langsung terhadap bank
tersebut dengan menyampaikan pemberitahuan secara tertulis terlebih
dahulu
kepada
sebagaimana
OJK;
dimaksud
(2)
Dalam
pada
ayat
melakukan
kegiatan
pemeriksaan
(1),
Indonesia
tidak
Bank
dapat
serta
badan-badan lain
yang
Ibid.
diperlukan,
pemeriksaan
dimaksud
di
atas
dapat
dan
atas
nama
Bank
Indonesia
melaksanakan
lain
yang
melaksanakan
pemeriksaan
sebagaimana
Menghentikan
sementara
sebagian
atau
seluruh
kegiatan
Mengatur:
Keuangan
membahayakan
kelangsungan
usaha
bank
yang
Desember
2012,
fungsi,
tugas,
dan
wewenang
pengaturan
dan
pembentukan
otoritas
jasa
keuangan.
Otoritas
jasa
tingkat
kesehatan.
Sementara
itu,
aspek
macro-prudential
pengaturan
yang
berkaitan
dengan
pelaksanaan
pembinaan
dan
pembinaan
dan
pengawasan
bank,
antara
lain
masa
transisi,
yakni
saat
Otoritas
Jasa
Keuangan
Sila Saktiana, Analisis Yuridis Mengenai Dampak Pembentukan Otoritas Jasa Keuangan,
Terhadap Pengawasan Perbankan Syariah, Depok, 2004, hlm. 77-78.
11
Ibid. hlm.78.
bertahap
setalah
dipenuhinya
syarat-syarat
yang
meliputi
harus
membutuhkan
memiliki
akses
atas
reputasi
baik.
informasi
Kedua,
pengawasan
bank
sentral
bank
agar
tetap
mampu
ada bentuk kerja sama formal yang mengatur masalah koordinasi dan
sebaiknya bentuk kerja sama itu diatur dalam undang-undang.12
Lembaga pengawas otoritas jasa keuangan harus proaktif menjalin
kerja sama dengan Bank Indonesia, Lembaga Penjamin Simpanan (LPS), dan
Menteri Keuangan. Otoritas jasa keuangan harus senantiasa melaksanakan
kewajiban-kewajiban sebagai berikut:13
1)
2)
3)
4)
12
tertinggi
dari
masing-masing
institusi
tersebut.
Dalam
hal
atau
hambatan
dalam
melakukan
koordinasi
dengan
Bank
tujuannya,
Bank
Indonesia
diberikan
tugas,
antara
lain
menetapkan
dan
melaksanakan
kebijaksanaan
moneter
dilakukan dengan pengendalian jumlah uang yang beredar dan suku bunga.
dengan
terbentuknya
lembaga
otoritas
jasa
keuangan
Appie Yudana Antono, Pembinaaan dan Pengawasan Lembaga Perbankan Suatu Kajian
Terhadap Rancangan Undang-undang Otoritas Jasa Keuangan, Depok, 2004. hlm. 101-103.
15
Ibid, hlm. 104-105.
V. Kesimpulan:
Kesimpulan dari pembahasan permasalahan dalam bab-bab sebelumnya
adalah :
1) Peran Bank Indonesia pasca lahirnya undang-undang nomor 21
tahun 2011 tentang Otoritas jasa keuangan adalah sebagai badan
pembuat kebijakan moneter, sebagai pengontrol kredit kepada
bank-bank, bertindak sebagai penerbit mata uang rupiah, bertindak
sebagai lender of the last resort, yaitu pemberi pinjaman kepada
16
Indonesia
adalah
dilakukan
dengan
pendekatan
melalui
pengawasan
Perbankan
pasca
lahirnya
undang-
Internet:
Zulkarnain Sitompul, Menyambut Kehadiran Otoritas Jasa
Keuangan
(OJK),
Pilars
Zulkarnain+Sitompul
%2C+Menyambut+Kehadiran+Otoritas+Jasa+Keuangan+%28OJK
%29%2C+Pilars+No.+02%2FTh.VII, Diakses tanggal 30 November 2014.
Gatot Dwi Purwanto, Penasihat Hukum YuniorPada Direktorat
Hukum
Bank
Indonesia,http//www.google.com/search=gatot+dwi+purwanto
%2C+penaihat+hukum+yunior+pada+direktorat+hukum+Bank+Indone
sia&utf-8&oe, Diakses pada tanggal 30 November 2014.