05-Pak Seno 256-263 8 Hal
05-Pak Seno 256-263 8 Hal
Vol. 13, No.4 Desember 2007, ISSN 0854-4549 Akreditasi No. 23a/DIKTI/KEP/2004
TEKNIK
KEAIRAN
ABSTRACT
Low Impact Development (LID) is a technique for managing local strorm water that can
be utilized as a regional flood control system. As a storm management technique, LID
technique is used to maintain the existing hydrology condition of the development area
by maintaining infiltration rate, filtering, detaining storm water and also increasing
surface roughness. Negatif impact of regional development can be minimized by
utilizing natural drainage system, maximizing storm water detention and maintaining or
increasing time of concentration. LID is a tool for managing negative impact of storm
water on a regional development, therfore the regional of economic growth can be
increased.
Keywords: Storm water management, Urban Drainage, Low Impact Development .
PENDAHULUAN
Pengelolaan air hujan secara lokal yang
ramah lingkungan dikenal dengan teknik
Low Impact Development (LID).
Konsep pengelolaan air hujan dengan
teknik ini adalah pengelolaan air hujan
dengan skala mikro yang dilakukan
dilokasi atau di sekitar daerah
tangkapan air hujan. Pengembangan
prinsip
LID
dimulai
dengan
pengembangan teknik bioretensi di
Prince Gorges County, Maryland pada
pertengahan
tahun
1980.
LID
dikembangkan untuk mempertahankan
kondisi lingkungan dari dampak negatip
yang terjadi akibat perkembangan
ekonomi dan keterbatasan praktek
*)
256
Suseno Darsono
Sistem Pengelolaan Air Hujan Lokal yang Ramah Lingkungan
Kontrol dengan
Skala Kecil
KONSERVASI
Pengawetan Pohon,
Tumbuhan dan Tanah
Meniru Proses
Kondisi Hidrologi Awal
Memelihara Sistim
Drainasi Alam
Elemen
Kunci
dari LID
Rancangan
Sesuai Lokasi
Pastikan Rancangan
LID Bermanfaat bagi
seluruh DTA
Mengalirkan
Air Hujan Ke
Badan Air
Mengatur Infiltrasi
Wetland dan akifer
Pemeliharaan
dan
Pendidikan
Pendidikan dan
Partisipasi
Masyarakat
hidrologi
suatu
daerah
yang
dikembangkan sama dengan kondisi
257
258
Punjak banjir
Makin tinggi dan
kejadiannya makin awal
Hujan Deras
Sebelum Dikembangkan
Setelah dikembangkan
Hujan kecil
Waktu
Suseno Darsono
Sistem Pengelolaan Air Hujan Lokal yang Ramah Lingkungan
tampung
lingkungan
hidup
dan
merupakan
usaha
untuk
mempertahankan ruang terbuka yang
sesuai dengan UU No. 26 Tahun 2007.
Bioretention (Rain Garden)
Sistim Bioretention yang dibangun
dapat menjadi bagian ruang terbuka
hijau dan dirancang berdasarkan jenis
tanahnya, kondisi lokasi dan tata ruang
rencana
wilayah
pengembangan.
Penggunaan Bioretention sebagai ruang
terbuka hijau di daerah real estate dapat
meningkatkan nilai estitika daerah yang
dikembangkan
(Cofman,
2000;
Winogradoff,
2001).
Bioretention
mengintegrasikan fungsi pengurangan
polusi dan tampungan aliran permukaan
akibat dari penyaringan/pembersihan
sampah dan sedimentasi. Pemberian
compost dan pemeliharaaan serta
penggantian tanaman merupakan usaha
pemeliharaan
dan
pengoperasian
Bioretention yang perlu dilaksanakan.
Untuk
memelihara
tanaman
di
Bioretention sebaiknya tidak perlu atau
tidak boleh menggunakan pupuk
buatan. Tumbuhan yang ditanam pada
Bioretention seyogyanya menggunakan
259
260
Suseno Darsono
Sistem Pengelolaan Air Hujan Lokal yang Ramah Lingkungan
Saluran Rumput
Saluran rumput dapat dimanfaatkan
sebagai saluran pembawa air hujan
Pretreatment Forbay
Optional Checkdam
RIPRAP
INFLOW
Bahu Jalan
Jalan Raya
MA 10 tahunan
MA 2 tahunan
261
Pasir dipadatkan
Concrete Paver
Agregat yang dipadatkan
Sub-Grade yang dipadatkan
Geotekstil jika diperlukan
Gambar 6. Perkerasan yang lulus air
Perkerasan yang Lulus Air
Perkerasan permukaan jalan adalah
penyebab
meningkatnya
volume
limpasan permukaan dari suatu wilayah
yang dikembangkan. Selain volume air
hujan
yang
menjadi
limpasan
permukaan, jalan dan lapangan parker
yang dibangun akan menyebabkan
peningkatan
polusi.
Penggunaan
perkerasan yang lulus air adalah salah
satu teknik LID yang efektif untuk
mengurangi persentase daerah yang
kedap
air.
Berbagai
studi
menyimpulkan bahwa kualitas air
sungai, danau dan rawa menurun
drastis akibat daerah kedap air dari
daerah tangkapan airnya lebih dari 10%.
Perkerasan yang lulus air sangat cocok
sebagai
perkerasan
jalan
yang
lalulintasnya rendah seperti lapangan
parkir atau jalan setapak. Penggunaan
perkerasan lulus air yang paling berhasil
262
Suseno Darsono
Sistem Pengelolaan Air Hujan Lokal yang Ramah Lingkungan
DAFTAR PUSTAKA
1. Anonim,
2004, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 7 Tahun
2004 Tentang Sumber Daya air
2. Anonim,
2007, Undang-undang
Republik Indonesia Nomor 26
Tahun 2007 Tentang Penataan
Ruang.
3. Anonim,
1995,
Stormwater
Management for Maine: Best
management
practices,
www.
State.me.us/dep/blwq/training/npspu
bl.htm
5. EPA,
2000,
Low
Impact
Development (LID) A Literature
Review,
EPA-841-B-00-005,
Washington, DC 20460 October
2000
263