69manggis - Agung Baru - 6 PDF
69manggis - Agung Baru - 6 PDF
ABSTRAK
Manggis (Garcinia mangostana L.) merupakan pohon buah yang beasal dari daerah asial tenggara meliputi
Indonesia, Malaysia, Thailand dan Myanmar. Secara umum, orang hanya mengkonsumsi buannya saja dan
cenderung membuang kulit buah manggis tersebut. Bagian tanaman yang secara tradisional sering dipakai
dalam pengobatan tradisional (diare, disentri, eksim dan penyakit kulit lainnya) adalah kulit buah. Kulit
buah manggis ternyata dilaporkan mengandung kaya senyawa golongan xanton. Dari percobaan isolasi
yang dipandu uji aktivitas diketahui senyawa paling aktifnya adalah alfa-mangostin, gamma-mangostin dan
garsinon-E. Penelitian lebih lanjut menunjukkan bahwa ekstrak kulit buah manggis dan senyawa aktifnya
memiliki aktivitas farmakologi yaitu anti-alergi, anti-inflamasi, anti-oksidan, anti-kanker, antimikroorganisme, anti-aterosklerosis, dan bahkan anti-HIV. Pada uji toksistas, ekstrak etanol buah manggis
yang mengandung senyawa aktif xanton tidak menunjukkan toksisitas baik secara akut maupun sub-kronis.
Kata kunci : manggis , farmakologi , mangostin , xanton
ABSTRACT
Mangosteen (Garcinia mangostana L.) is a fruit tree originated from south-east Asia including Indonesia,
Thailand, Malaysia and Myanmar. Generally, people use only the fruit and discard its hull or rind.
Traditionally, part of the tree used for medicinal purpose is the rind or hull as herbal remedies such as
diarrhea, dysentery, eczema and other skin disorders. The fruit hulls of mangosteen are well known to be
rich in xanthone compounds. From bioassay-guided isolation study, the most active xanthones are alphamangstin, gamma-mangostin and garcinone-E. Extensive research has shown that extracts of mangosteen
hulls and the xanthones exhibit a wide range of pharmacological activities such as anti-allergy, antiinflammatory, anti-oxidant, anti-carcinogenic, anti-microorganism, anti-atherosclerosis and anti-HIV. The
ethanolic extract of the hull containing major active xanthone was reported to be non-toxic in both acute
and sub-chronic toxicity studies.
Key words : mangosteen , pharmacology , mangostin , xanthone
PENDAHULUAN
Sampai saat ini, telah banyak
pemanfaatan tanaman obat tradisional oleh
masyarakat Indonesia untuk menanggulangi
beberapa penyakit. Manfaat penggunaan obat
tradisional tersebut secara luas telah dirasakan
oleh masyarakat. Hal ini juga tercermin
dengan semakin meningkatnya penggunaan
obat tradisional, atau meningkatnya produksi
obat dari industri-industri obat tradisional.
Seiring dengan ada slogan back to nature,
maupun krisis ekonomi yang berkepanjangan
sehingga mengakibatkan daya beli masyarakt
terutama masyarakat golongan menengah ke
bawah, penggunaan obat tradisional menjadi
alternatif pengobatan disamping obat modern.
Pemanfaatan tanaman obat tersebut meliputi
pencegahan,
pengobatan
maupun
pemeliharaan kesehatan. Banyak tanaman obat
tradisional yang telah dipasarkan antara lain
sebagai pencegahan ataupun pengobatan suatu
penyakit. Meskipun demikian, bukti ilmiah
keberkhasiatan berbagai tanaman obat terkait,
belum dilaporkan.
Indonesia merupakan negara terbesar
kedua di dunia setelah Brazil yang mempunyai
biodiversitas
(keanekaragaman
hayati).
Biodiversitas tersebut meliputi : ekosistem,
jenis maupun genetik. Hal ini jelas merupakan
suatu anugerah besar bagi masyarakat
Indonesia apabila dimanfaatkan secara
optimal. Termasuk dalam biodiversitas jenis
adalah keanekaragaman tanaman di Indonesia
yang sangat besar, termasuk tanaman yang
berpotensi sebagai obat. Mengingat fakta
tersebut mestinya upaya pemanfaatan tanaman
sebagai sumber suatu obat menjadi pilihan
utama saat ini bagi para peneliti obat di
Indonesia. Proses penemuan suatu obat dari
suatu tanaman merupakan sesuatu yang tidak
mudah dan membutuhkan waktu yang lama.
Proses
tersebut
meliputi
:
studi
etnofarmakologi, kemotaksonomi, skrining
senyawa bioaktif, kemungkinan upaya sintesis
senyawa tunggal, studi pre-klinik maupun
klinik, hingga produksi skala besar untuk
tujuan medik. Salah satu tanaman Indonesia
yang bisa dimanfaatkan untuk tujuan tersebut
adalah buah manggis (G. mangostana L.),
terutama pemanfaatan kulit buahnya. Manggis
merupakan salah satu buah favorit yang
adalah 1,3,6-trihidroksi-7-metoksi-2,8-bis(3metil-2-butenil)- 9H-xanten-9-on and 1,3,6,7tetrahidroksi-2,8-bis(3-metil-2-butenil)- 9Hxanten-9-on. Keduanya lebih dikenal dengan
nama alfa mangostin dan gamma-mangostin
(Jinsart, 1992). Ho et al (2002) melaporkan
senyawa xanton yang diisolasi dari kulit buah
manggis, ternyata juga menunjukkan aktivitas
farmakologi yaitu garcinon E. Lebih lanjut,
Jung et al (2006) berhasil mengidentifikasi
kandungan xanton dari ekstrak larut dalam
diklorometana, yaitu 2 xanton terprenilasi
teroksigenasi dan 12 xanton lainnya. Dua
senyawa xanton terprenilasi teroksigenasi
adalah 8-hidroksikudraksanton G, dan
mangostingon
[7-metoksi-2-(3-metil-2butenil)-8-(3-metil-2-okso-3-butenil)-1,3,6trihidroksiksanton. Sedangkan keduabelas
xanton lainnya adalah : kudraksanton G, 8deoksigartanin, garsimangoson B, garsinon D,
garsinon E, gartanin, 1-isomangostin, alfamangostin, gamma-mangostin, mangostinon,
smeathxanthon A, dan tovofillin A. Struktur
kimia senyawa-senyawa tersebut disajikan
pada Gambar 1 dan 2.
OH
CH2
H3C
O
OCH3
OH
H3CO
OH
HO
OH
(a)
(b)
OH
O
OH
O
O
OR
OH
H3CO
(c) R = CH3
(d) R = H
(e)
OH
O
O
OH
HO
OH
H3CO
HO
HO
(f)
OH
OH
(g)
Gambar 1. Struktur kimia dari 8-hidroksikudraksanton G (a), mangostingon (b), kudraksanton G (c), 8deoksigartanin (d), garsimangoson B (e), garsinon D (f), dan garsinon E (g).
OH
OH
O
O
OH
H3CO
OH
HO
(h)
OH
RO
HO
OH
(i)
OH
O
O
OH
HO
OH
( j ) R = CH3
(k)R =H
(l)
OH
OH
OH
(m )R=H
( n ) R = OH
Gambar 2. Struktur kimia dari gartanin (h), 1-isomangostin (i), alfa-mangostin (j), gamma-mangostin (k), tovofillin
A (l), mangostinon (m), dan smeathxanthon A (n).
PENUTUP
Kajian di atas telah membuka tabir
rahasia mengenai keberkhasiatan kulit buah
manggis yang selama ini hanya dibuang saja.
Indonesia merupakan salah satu produsen
terbesar buah manggis disamping Thailand,
Malaysia, Myanmar dan Sri Lanka. Sehingga
sangat disayangkan apabila kulit buah
manggis tersebut tidak dimanfaatkan karena
sudah terbukti berkhasiat. Di beberapa negara
maju, kulit buah manggis bahkan sudah dibuat
preparat obat tradisional siap pakai misalnya
Mangosteen RX, Amigo Health Juice,
AmerMed Mangosteen Pericarp yang
kesemuanya mengandung ekstrak kulit buah
manggis. Fakta dan kenyataan di atas mestinya
menjadi pemacu Masyarakat Indonesia (salah
satu produsen terbesar buah manggis) untuk
memanfaatkan lebih lanjut kulit buah manggis
yang selama ini kita buang saja. Dari uraian di
atas dapat diambil kesimpulan bahwa kulit
buah
manggis
mempunyai
aktivitas
farmakologi antara lain : anti-alergi, antiinflamasi, anti-mikroorganisme, anti-oksidan,
anti-kanker, anti-aterosklerosis maupun antiHIV. Senyawa paling aktif dalam kulit buah
manggis adalah alfa-mangostin, gammamangostin dan garsinon-E.
DAFTAR PUSTAKA
Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1996a, Histaminergic and
serotonergic receptor blocking substances
from the medicinal plant Garcinia
mangostana, Planta Med., 62(5):471-472.
Chairungsrilerd N, Furukawa K, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1996b, Pharmacological
properties of alpha-mangostin, a novel
histamine H1 receptor antagonist, Eur J
Pharmacol., 314(3):351-356.
Chairungsrilerd N, Furukawa KI, Ohta T, Nozoe S,
Ohizumi Y., 1998, Gamma-mangostin, a
novel type of 5-hydroxytryptamine 2A
receptor
antagonist,
Naunyn
Schmiedebergs Arch Pharmacol., 357(1):
25-31.
Chen SX, Wan M, Loh BN., 1996, Active
constituents against HIV-1 protease from
Garcinia mangostana, Planta Med.,
62(4):381-2.
Gopalakrishnan G, Banumathi B, Suresh G., 1997,
Evaluation of the antifungal activity of
natural
xanthones
from
Garcinia
mangostana
and
their
synthetic
derivatives, J Nat Prod., 60(5):519-524.
Ho CK, Huang YL, Chen CC., 2002, Garcinone E,
a xanthone derivative, has potent
cytotoxic effect against hepatocellular
carcinoma cell lines, Planta Med.,
68(11):975-979.
ICUC, 2003, Fruit to the Future Mangosteen,
Factsheet, No 8, International Centre for
Underutilized Crops.
Jinsart W, Ternai B, Buddhasukh D, Polya GM.,
1992, Inhibition of wheat embryo
calcium-dependent protein kinase and
other kinases by mangostin and gammamangostin, Phytochemistry, 31(11):37113713.
Jujun, P., Taesotikul, W., Pootakham, K.,
Duangrat,
C.,
Tharavigitkul,
P.,
Pongpaibul, Y., 2006, Acut and repeated
Dose Toxicities of Garcinia Mangostana
Rind extract., Proceedings of 6th National
Symposium on Graduate Research,
Graduate School of Chulalongkorn
University, Thailand.
Jung HA, Su BN, Keller WJ, Mehta RG, Kinghorn
AD., 2006, Antioxidant xanthones from
the pericarp of Garcinia mangostana
(Mangosteen), J Agric Food Chem.,
54(6):2077-2082.