BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat
1. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Januari 2013.
2. Tempat Penelitian
Tempat penelitian dilakukan di Laboratorium Balai Riset Dan Standarisasi
Industri Bandar Lampung di Jl. Soekarna-Hatta Km 1, ByPass Rajabasa
Bandar Lampung.
B. Alat dan Bahan
1. Alat :
a. Tabung reaksi
b. Pipet tetes
c. Pipet ukur
d. Erlemenyer
e. Penangas air
f. Buret
g. Balp
h. Beaker glass
2. Bahan :
a. Natrium sulfit anhidrat P
b. Asam klorida P
c. Asam sulfat
d. Natrium hidroksida 1N
e. Resorsinol P
f. Hidrogen peroksida 3%
g. Biru brotimol
h. Kalium biftalat P
i. Fenolftalein Lp
j. Natrium karbonat anhidrat P
k. Merah metil Lp
C. Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi penelitian ini adalah sediaan cat kuku yang beredar di Pasar Tengah
Bandar Lampung.
11
2. Sampel yang digunakan adalah cat kuku diambil 5 macam sampel bermerk
dan tidak bermerk dengan warna bening (tidak berwarna) dan 1 sampel
berwarna yang bermerk. Sampel diperoleh dari beberapa pedagang kaki lima
dan ada dari toko kosmetik di Pasar Tengah Kota Bandar Lampung dengan
komposisi sebagai berikut:
a. Cat kuku merk A
1. Ethyl acetate
2. Toluene butyl acetate
3. Phthalic anhydride / trimellitic anhydride / glycols copolymer
4. Acylates copolymer
5. Cellulose acetate butyrate
b. Cat kuku merk B
1. Ethyl acetate
2. Butyl acetate
3. Nitrocellulose
4. Toluene sulfonamide formaldehyde resin
5. Acetyl tributyl citrate
6. Ethyl alcohol
c. Cat kuku merk C
d. Cat kuku merk D
e. Cat kuku merk E
f. Cat kuku merk F
D. Prosedur Penelitian
1. Pelaksanaan Secara Kualitatif
a. Larutan uji untuk reaksi dengan pereaksi Schiff (MA PPOM
1988/1989)
1. Sampel diencerkan dengan air sampai didapat kadar lebih kurang
5mg/ml.
12
2. Satu tetes larutan uji ditambah satu tetes pereaksi Schiff, terbentuk
warna merah yang tidak hilang dengan penambahan asam sulfat
pekat.
b. Larutan untuk reaksi dengan resorsinol (MA PPOM 1988/1989)
1. Sampel diencerkan dengan air sampai didapat kadar lebih kurang
5mg/ml.
2. Tambahkan sedikit resorsinol padat dimasukan dalam tabung reaksi
dan satu tetes larutan uji.
3. Campuran dikocok sampai resorsinol melarut.
4. kemudian melalui dinding tabung dialirkan asam sulfat pekat ke
dalam campuran pada batas kedua cairan akan terbentuk cincin merah
ungu.
2. Pelaksanaan Secara Kuantitatif
a. Pelaksanaan Standarisasi Natrium Hidroksida 1 N dengan Kalium
biftalat P (FI IV hal 1216)
1. Timbang seksama kurang lebih 500mg kalium biftalat P yang telah
diserbuk dan dikeringkan pada suhu 120 selama 1 jam.
2. Larutkan dalam 75ml air bebas karbon dioksida P.
3. Ditambahkan 2 tetes fenolftalein Lp.
4. Titrasi dengan larutan natrium hidroksida sampai warna merah jambu
mantap.
5. Hitung normalitas.
1 ml NaOH 1N setara dengan 204,2 mg Kalium biftalat P
b. Pelaksanaan Standarisasi Asam sulfat 1 N dengan Natrium karbonat
anhidrat P (FI hal 1212)
1. Timbamg seksama lebih kurang 3 gram Natrium Karbonat anhidrat P
baku primer yang telah dipanaskan pada suhu 270 selama 1 jam.
2. Larutkan dalam 100ml aquadest.
3. Tambahkan 2 tetes merah metil Lp.
13
250ml.
Ditambahkan 25ml hidrogen peroksida 3%.
Ditambahkan lebih kurang 3 gram cuplikan yang telah ditimbang.
Diatas labu erlemenyer diletakkan corong gelas.
Campuran dipanaskan di atas tangas air selama 15 menit sambil
sesekali dikocok.
6. Kemudian labu diangkat dari tangas air.
7. Corong dicuci dengan air, didinginkan.
8. Kelebihan natrium hidroksida dititrasi dengan asam sulfat 1 N
menggunakan biru brotimol sebagai indikator.
1ml Natrium Hidroksida 1 N setara dengan 30,03mg HCHO
E. Analisa Data
Data yang diperoleh dari hasil persentasi penetapan kadar yang mengandung
farmaldehida. Cara perhitungan persentasi penetapan kadar farmaldehida :
Kadar formaldehida (%) = (25.N1-V2N2) x
Keterangan
1 x 30,03 x 100%
Bu
14
x 100%