DISUSUN OLEH :
Yosi Lerian
Rizki Rachmawati
Sovia N Putri
AldryVerdiano
Geri Tri
Dita Rahmayanti
2012 23 00 43
2012230009
2013230112
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kerjasama Antar Bangsa, terutama organisasi
kerjasamaantarpemerintah atau bisa disebut dengan IGO (International
GovernmentOrganization) telah menjadi bagian yang sangat penting bagi
hubungan internasional saat ini. Organisasi-organisasi tersebut pada
umumnya memiliki jaringan yang luas, yang berfungsi sebagai saluran
kerja sama pada tingkat yang berbeda-beda. Munculnya organisasi
organisasi ini dan khususnya penyebaran mereka sangat dimungkinkan
oleh adanya berbagai fasilitas sebagai dampak terjadinya revolusi
komunikasi dan transportasi jaringan-jaringan di dalam dan berbagai
Negara.
Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di dunia,
mulai dari organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai
ke lingkup yang lebih luas yaitu antar negara yang berada dalam satu
kawasan. Salah satunya adalah League of Arab States atau Liga Arab.
Semenjak maraknya aksi terorisme di tahun 2001 dan melambungnya
harga minyak dunia, fungsi dan ekistensi Liga Arab juga semakin besar.
Liga Arab bukan saja berperan sebagai media bersatunya negara-negara
Arab namun sekarang juga dapat berperan sebagai organisasi advokasi
yang membela kepentingan negara-negara Timur Tengah dalam himpitan
hegemoni negara Barat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa Liga Arab kini
adalah salah satu organisasi internasional yang kembali bersinar setelah
sekian lama dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan terhadap
kemajuan kawasan Timur Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
sebelumnya, maka terdapat beberapa permasalahan pokok dalam
penulisan makalah ini, yaitu:
1.
2.
3.
4.
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah singkat awal mula berdirinya LIGA ARAB
Sejarah Liga Arab dimulai ketika Kerajaan Inggris Raya
menyadari pentingnya persatuan diantara negara-negara Arab (Pan
Arabia) di awal abad ke 20. Kerajaan Inggris jugalah yang mendorong dan
negara-negara
Timur
Tengah.
Melihat
kenyataan
itu,
geografis
Iamerupakanwilayah
danAfrika.
yg
berdekatan
yang
dan
termasuk
unik,
terletakpadapertemuanEropa,
Asia
dengandemikianiamenguasaijalan-jalanstrategis
yang
menujuketigabenuatersebut.
Jalan-jalanstrategistersebutantaralain;
perdagangankuno
via
darat
yang
untuk mengembangkan
1.
Keanggotaan
Ketika pertama kali didirikan, yaitu pada waktu penandatangan Pact of The
League of Arab States 1945 keanggotaan organisasi ini hanya terdiri dari 7
negara saja yakni, Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordania dan
Yaman. Kemudian berturut-turut negara yang bergabung adalah
1. Algeria (1962)
2. Bahrain (1971)
3. Comoros (1993)
4. Djibouti (1977)
5. Kuwait (1961)
6. Libya (1953)
7. Mauritania (1973)
8. Maroko (1958)
9. Oman (1971)
10. Qatar (1971)
11. Somalia (1974)
12. Yaman Selatan (1967)
13. Sudan (1956)
14. Tunisia (1958)
15. Uni Emirate Arab (1971)
Salah satu pengecualian adalah ketika pada tahun 1976, organisasi
Pembebasan Palestina atau PLO (Palestine Liberation Organisation)
diterima menjadi anggota Liga Arab yang ke-16, padahal PLO bukan
sebuah negara yang berdaulat akan tetapi merupakan sebuah bentuk
organisasi internal Palestina. Penunjukan ini didasarkan atas semangat
2.
Pemberhentian Keanggotaan
organisasi ini kurang lebih sama dengan Uni Afrika (African Union),
yang
juga
memperjuangkan
persatuan
nasionalisme
dalam
Departemen
Sekretaris
Jenderal
(General
Secretariat
Departments)
Sub
Departemen
Sekretaris
Jenderal
(General
Secretariat
Sub
Departments)
A. Sekretaris Jenderal
Mengenai peranan, fungsi dan tugas dari Sekretaris Jenderal Liga Arab
tertuang dalam Internal Regulation of the Secretary General of the
League tanggal 10 Mei 1953. Berdasarkan Pasal I, II, III, dan IV
Internal Regulation, Sekretaris Jenderal, atas nama Liga, menjalankan
namun
dibantu
oleh
Departemen-Departemen
yang
bernama
public
atau
masyarakat,
menyelenggarakan
pertemuan-
Departemen
Keuangan
dan
Administrasi
(Finance
and
Administrative Departement)
Tugas Departemen ini adalah melaksanakan semua urusan keuangan
Liga, termasuk persiapan dan pengawasan anggaran, tatabuku Liga,
Dana Cadangan, dan juga segala hal yang berkaitan dengan pekerja Liga
baik secara financial maupun secara administrative.
3. Departemen Politik (Political Departement)
Tugasnya adalah memajukan hubungan politik dengan negara-negara
Arab, mengakomodasi urusan-urusan internasional mereka demi
kepentingan Liga Arab dan mempersiapkan laporan, penelitian yang
berhubungan dengan hal-hal diatas.
3. Departemen Urusan Ekonomi dan Komunikasi (Economic
and Communication Affairs Departement)
Tugas dari Departemen ini adalah
a. Mempersiapkan,
secara
umum,
penelitian-penelitian
yang
4.
Departemen
Hukum (Legal
Departemen)
Departemen
laporan
kewarganegaraan,
yang
passport,
visa,
berhubungan
pelaksanaan
dengan
hukuman,
Undang-Undang,
dan
mendukung
kerjasama
masalah-masalah
hukum
yang
sedang
berkembang di dunia.
c. Bertindak sebagai Departemen penasehat bagi seluruh urusan
Sekretaris Jenderal.
d. Mempunyai hak untuk membela dan mendukung segala perkara
yang ditujukan oleh Liga atau oleh pihak lain kepada Liga.
Departemen
Informasi
dan
Publikasi
(Information
and
Publication Departement)
Berperan sebagai media untuk membuat propaganda bagi negara-negara
Arab, menyediakan berbagai macam informasi dan dokumen kepada
suratkabar, dan mengendalikan informasi tersebut sehingga tepat sasaran
dan independent.
8. Departemen Urusan Budaya (Cultural Affairs Departement)
Departemen Urusan Budaya berperan sebagai pelaksana study budaya,
seni dunia Arab dan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan
diantara negara-negara anggota.
9. Council of The League (Dewan Liga)
Council merupakan organ tertinggi dalam organisasi Liga Arab. Council
berfungsi sebagai sarana atau wadah bagi negara-negara anggota untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap keputusan yang diambil liga. Oleh
sebab itu, setiap negara anggota harus memilih dan mendelegasikan
warga-warga negaranya untuk menjadi perwakilan dalam Council
(biasanya Menteri Luar Negeri), kemudian wakil-wakil negara tersebut
harus juga menyertakan surat kepercayaan (Credentials) kepada
Council. Dan nama-nama wakil itu harus dikomunikasikan kepada
Sekretaris Jenderal. Selanjutnya Sekretaris Jenderal memeriksanya dan
membawa daftar nama-nama tersebut ke dalam sidang Council yang
biasanya dilangsungkan pada bulan Maret dan September. Namun jika
ada suatu keperluan mendadak maka dapat dilangsungkan sidang yang
sebelumnya harus diajukan oleh setidaknya dua negara. Wewenang dan
tata laksana Council sendiri diatur dalam sebuah peraturan The Internal
untuk
mengamandemen
Charter
(Konstitusi
Liga),
mengenai Konferensi ini, akan tetapi para anggota Liga melihat hal ini
sebagai sebuah proses kemajuan dari organisasi dan perlu dilakukan .
A. Komite Teknis ( Technical Committes)
berdiri
tiga
komite
teknis
yakni:
1. PengadilanAdministrasi(AdministrativeCourt)
2. Badan Arbitrase Investasi (Investment Arbitration Board)
3. Badan Tinggi Audit (Higher Auditing Board)
4.Dewan-Dewan Kementrian Khusus (Specialized Ministerial Councils)
Dewan-dewan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kebijakankebijakan diantara negara Arab. Masing-masing Dewan Kementrian
tersebut harus bertemu/bersidang secara reguler dan mengajukan hasil
keputusannya (common policies) kepada Sekretariat dan Council. Telah
ada dua belas Dewan-dewan yang dibentuk yang cakupannya antara lain
dalam bidang informasi, interior, hukum, perumahan, transportasi,
urusan-urusan sosial, pemuda dan olahraga, kesehatan, urusan
lingkungan, telekomunikasi, energi dan listrik, terakhir adalah turisme
atau budaya. Berikut ini adalah organisasi atau agensi yang berada di
bawah Dewan-Dewan Kementrian Khusus yang masing-masing
Institutions:
Arab
Fund
for
Economic
and
Social
Development, Arab Bank for Economic Development in Africa, InterArab Investment Guarantee Corporation, Arab Monetary Fund, and
Arab Authority for Agricultural Investment and Development (AAAID)
2.7 Perkembangan Liga Arab
Pada masa awal pembentukan Liga Arab, masalah Palestina menjadi
pokok pembahasan yang utama. Dalam hal ini palestina dapat dikatakan
sebagai buah simalakama. Sepanjang liga berbuat yang tidak diharapkan
lebih daripada sekedar resolusi dan membuat perwakilan diplomatic,
masalah palestina tidak mendatangkan apa pun. Namun, ketika liga
dihimbau untuk bertindak, palestina ternyata merupakan batu sandungan
yang hampir menghancurkan Liga. Dalam penyelesaian masalah pelestina
ini menimbulkan konflik antara Hashimiyah dan Mesir. Kendati Liga
Arab menunjukkan lemahnya persatuan dan kekuatan militer bersama
dalam menghadapi Israel, namun pada tahun 1970-an dan 1980-an
keanggotaan liga kian meningkat, tumbuhnya kekuatan ekonomi, serta
timbulnya ikatan kepentingan bersama yang tercermin dari kehendak
BAB III
PENUTUP
3.7
KESIMPULAN
DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Nuraeni, S, dkk. 2010 Regionalisme : Dalam Studi Hubungan
Internasional. Jakarta : Pustaka Pelajar
Jurnal :