Anda di halaman 1dari 27

ORGANISASI INTERNASIONAL : LIGA ARAB

Disusun sebagai tugas kelompok matakuliah Organisasi Dan Administrasi


Internasional

DISUSUN OLEH :
Yosi Lerian
Rizki Rachmawati
Sovia N Putri
AldryVerdiano
Geri Tri
Dita Rahmayanti

2012 23 00 43
2012230009
2013230112

FAKULTAS ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK


PROGRAM STUDI ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL
INSTITUT ILMU SOSIAL DAN ILMU POLITIK (IISIP) JAKARTA
2014

BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Organisasi Kerjasama Antar Bangsa, terutama organisasi
kerjasamaantarpemerintah atau bisa disebut dengan IGO (International
GovernmentOrganization) telah menjadi bagian yang sangat penting bagi
hubungan internasional saat ini. Organisasi-organisasi tersebut pada
umumnya memiliki jaringan yang luas, yang berfungsi sebagai saluran
kerja sama pada tingkat yang berbeda-beda. Munculnya organisasi
organisasi ini dan khususnya penyebaran mereka sangat dimungkinkan
oleh adanya berbagai fasilitas sebagai dampak terjadinya revolusi
komunikasi dan transportasi jaringan-jaringan di dalam dan berbagai
Negara.
Terdapat banyak organisasi yang tumbuh dan berkembang di dunia,
mulai dari organisasi antar keluarga, antar daerah, antar propinsi sampai
ke lingkup yang lebih luas yaitu antar negara yang berada dalam satu
kawasan. Salah satunya adalah League of Arab States atau Liga Arab.
Semenjak maraknya aksi terorisme di tahun 2001 dan melambungnya
harga minyak dunia, fungsi dan ekistensi Liga Arab juga semakin besar.
Liga Arab bukan saja berperan sebagai media bersatunya negara-negara
Arab namun sekarang juga dapat berperan sebagai organisasi advokasi
yang membela kepentingan negara-negara Timur Tengah dalam himpitan
hegemoni negara Barat. Tidak dapat dipungkiri juga bahwa Liga Arab kini
adalah salah satu organisasi internasional yang kembali bersinar setelah
sekian lama dianggap tidak mempunyai peran yang signifikan terhadap
kemajuan kawasan Timur Tengah.
1.2 Rumusan Masalah
Perumusan Masalah Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan
sebelumnya, maka terdapat beberapa permasalahan pokok dalam
penulisan makalah ini, yaitu:

1.
2.
3.
4.

Sejarah singkat awal mula berdirinya Liga Arab ?


Bagaimana Faktor-Faktor Berdirinya Liga Arab ?
Bagaimana Peranan dan Tujuan berdirinya Liga Arab ?
Bagaimana Administrasi dan struktur Hirarki dalam Liga Arab ?

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Sejarah singkat awal mula berdirinya LIGA ARAB
Sejarah Liga Arab dimulai ketika Kerajaan Inggris Raya
menyadari pentingnya persatuan diantara negara-negara Arab (Pan
Arabia) di awal abad ke 20. Kerajaan Inggris jugalah yang mendorong dan

menjamin kerjasama diantara negara-negara Arab, yang sebenarnya tujuan


utamanya ialah untuk memimpin pemberontakan mereka melawan
Kekaisaraan Ottoman Turki selama Perang Dunia I. Inggris menjanjikan
untuk membantu Arab membangun sebuah persatuan Kerajaan Arab
dibawah kekuasaan Sherif Hussein di Mekah yang kekuasaannya akan
menjangkau seluruh dunia Arab (sekarang lebih dikenal sebagai Jazirah
Arab, Irak, Suriah, Libanon, Palestina, Israel dan Yordania). Setelah
memenangkan peperangan, Inggris mengkhianati Sharif Hussein dan
selanjutnya membagi wilayah Arab menjadi negara-negara bagian kecil
dan menerapkan kebijakan Devide and Rule. Ketika meletus Perang
Dunia II, Inggris sekali lagi membutuhkan bantuan Arab dan
menyebarkan paham Arabisme dengan janji akan membentuk formasi
awal Liga Arab. Akan tetapi, kebanyakan intelektual Arab percaya bahwa
sebenarnya Inggris tidak ingin membentuk Liga Arab demi persatuan
Arab, sebaliknya ingin menggunakan organisasi tersebut untuk mencegah
persatuan

negara-negara

Timur

Tengah.

Melihat

kenyataan

itu,

pemerintah Mesir mengajukan sebuah proposal untuk pembentukan


sebuah organisasi yang nyata pada tahun 1943. Mesir dan beberapa negara
Arab lainnya sebenarnya ingin sebuah kerjasama yang lebih erat tanpa
kehilangan kedaulatan negaranya. Perjanjian asli dari Liga Arab adalah
membentuk sebuah organisasi regional yang terdiri dari negara-negara
yang berdaulat, tanpa memperdulikan bentuk negara tersebut yaitu negara
persatuan atau negara federal. Diantara tujuan-tujuan Liga Arab adalah
memperjuangkan kemerdekaan penuh untuk semua negara-negara Arab
dan untuk mencegah kaum Yahudi di Palestina. kemudian terbentuklah
Liga Arab yang dikenal saat ini, yang dibentuk didasarkan atas Pact of
The League of Arab States (Pakta Liga Arab), dan menjadi sebuah
konstitusi dasar bagi organisasi Liga Arab.

Selama perjalanannya, Liga Arab telah melaksanakan Konferensi Tingkat


Tinggi Liga (Summit Conference) paling tidak sebanyak 31 kali. Dimana
konferensi pertama dilakukan di Kairo, Mesir pada tanggal 13-17 Januari
1964. dan konferensi terakhir dilakukan di Doha, pada tanggal 28-30
Maret 2009. kemudian merencanakan konferensi selanjutnya pada tanggal
30 Maret-1 April 2010. konferensi ini dilaksanakan jika ada suatu masalah
yang timbul dan perlu dibahas secra lebih lanjut. Seiring perkembangan
zaman, Liga Arab dijadikan media bagi penyusunan hampir semua
dokumen-dokumen penting Arab yang mendukung integritas ekonomi
diantara Negara anggota, yaitu pembentukan Perjanjian Pelaksanaan
Kerjasama Ekonomi Arab (Joint Arab Economic Action Charter). Liga
Arab telah menjalani banyak kemajuan dan kemunduran dalam
menjalankan fungsi dan tujuannya. Semua itu tidak terlepas dari gejolak
yang terjadi di kawasan Arab dan Timur Tengah. Seperti misalnya
Amerika Serikat yang menginvasi Palestina kemudian dilanjutkan dengan
Irak.Liga Arab sebagai organisasi regional telah terbukti gagal
mengakomodasi masalah tersebut. Liga tidak dapat menghentikan invansi
Amerika, meredam gejolak antar negara anggota dan mempersatukan
semua negara di kawasan Timur Tengah. Perbedaan orientasi politik dan
kepentingan anggota bisa jadi merupakan salah satu penyebab gagalnya
Liga Arab. Keberadaan sebuah negara Israel juga telah menjadi batu
sandungan bagi perdamaian negara anggota. Sampai sekarang konflik
Israel-Palestina belum menemui jalan terang. Amerika Serikat yang konon
menjadi musuh kedua bagi negara anggota, justru adalah pihak yang
banyak berperan aktif dalam mendamaikan kedua negara tersebut. Selain
mengalami kegagalan, Liga Arab juga menuai banyak kemajuan dan
keberhasilan. Diantaranya Liga Arab dikenal berhasil dan efektif dalam
menjalin dan memelihara kerjasama dibidang ekonomi, sosial dan

kebudayaan diantara negara anggota. Dalam bidang pendidikan, Liga


berperan besar dalam menyusun kurikulum sekolah negara-negara Arab,
melestarikan dokumen-dokumen dan hasil kebudayaan kuno dan berhasil
juga menerapkan teknologi modern dalam berbagai bidang. Dan
menciptakan persatuan telekomunikasi regional.Dalam bidang ekonomi,
negara angoota Liga Arab memiliki sumber daya alam yang amat besar,
diantaranya Minyak dan Gas Alam, terutama di kawasan Teluk. Beberapa
negara anggota Liga Arab memiliki tanah yang subur, terutama di bagian
Sudan. Beberapa kawasan, seperti daerah Mesir, Lebanon, Libya, Tunisia,
dan Yordania juga merupakan negara anggota Liga Arab yang memiliki
kawasan industri, tetapi saat ini ekonomi Liga Arab dikuasai oleh Libya
sebagai Negara dengan penyumbang Devisa tertinggi Dunia. Liga Arab
juga mendirikan lembaga bantuan Arab Economic League, untuk
membantu ekonomi beberapa negara berkembang anggota Liga Arab,
seperti Sudan.

2.1.2 Faktor-Faktor yg mendorong Berdirinya organisasi Liga Arab


ini adalah :
1. Posisi

geografis

Iamerupakanwilayah
danAfrika.

yg

berdekatan

yang

dan

termasuk

unik,

terletakpadapertemuanEropa,

Asia

dengandemikianiamenguasaijalan-jalanstrategis

yang

menujuketigabenuatersebut.

Jalan-jalanstrategistersebutantaralain;

SelatBosphorus yang menghubungkan Laut Mideterania (Laut


Tengah) dengan Laut Hitam, Terusan Suez yang menghubungkan
Laut Mideterania dengan Laut Merah. Selain itu juga terdapat ruterute

perdagangankuno

via

darat

yang

melewatikawasanini.Dipandangsebagaibagiandari Asia (Asia Barat

Daya), Timur Tengah terletak di dalam zone tengah yang


membentang di sepanjangbenuaraksasaini, kira-kira antara garis
lintang 20o-40o LU yang berdampak kepada keringnya udara dan
rendahnya curah hujan. Disebelah utara zone tengah ini terletak
daratan Rusia yang luas. Di sebelah selatannya terdapat ujung-ujung
semenanjung Asia, yang sebagian besar berada dalam kontrol Barat.
2.

Social : Timur Tengah terdiri dari banyak negara, sehingga kehidupan


sosial masyarakatnya pun dapat dikatakan berbeda namun juga
terdapat beberapa kesamaan. Timur Tengah identik dengan kehidupan
masyarakat yang hidup dalam peradaban Islam. Dan mayoritas
memang beragama Islam. Untuk mengetahui kehidupan sosial
masyarakat timur tengah dapat dilihat melalui kehidupan beberapa
suku yang termasuk di sini antara lain suku Iran, suku Arab, suku
Yunani, suku Yahudi, suku Berber, suku Assyria, suku Kurdi dan
suku Turki. Dua etnis yang cukup dominan adalah Etnis Arab dan
juga etnis Turki. Etnis Arab adalah etnis yang dominan di Timur
Tengah. Dari segi etnisitas, sebenarnya memiliki akar yang sama
yaitu ras Kaukasia Asia Barat atau semitik. Etnis arab menggunakan
bahasa Arab sebagai induk bahasa selain ada beberapa variasi-variasi
bahasa lainnya, seperti ; bahasa Arab Selatan Modern, bahasa Turki,
dan lain sebagainya. Dari segi Sistem Religi, orang-orang arab
mayoritas dan bahkan hampir seluruhnya beragama Islam, baik yang
beragama Islam Sunni maupun Islam Syiah. Sedangkan etnis Turki
atau yang biasa disebut sebagai Turkis adalah etnis dominan
mendiami wilayah Negara Turki dan beberapa Negara yang pernah
dikuasai oleh Ottoman. Timur tengah tergolong dalam ras kaukaosid
yaitu ras manusia yang sebagian besa rmenetap di Eropa, Afrika
Utara, Pakistan, India Utara dan Timur tengah itu sendiri. Beberapa

keturunan mereka juga menetap di Australia, Amerika Utara,


sebagian dari Amerika Selatan, Afrika Selatan dan Selandia Baru.
3. Kultur : Timur Tengah tidak hanya berupa suatu kawasan yang
luas yang membentang di tiga benua, tetapi juga terdiri dari
beragam etnis yang mendiami anekaragam wilayah. Masingmasing kelompok masyarakat Timur Tengah tersebut memiliki
karakteristik yang membedakannya dengan etnis lainnya di
kawasan ini, meskipun terdapat juga beberapa persamaannya.
Perlu diketahui bahwa Timur Tengah memiliki banyak bangsa,
namun dari berbagai bangsa tersebut memiliki persamaan budaya
beserta perbedaannya. Kebudayaan yang di emban di pengaruhi
oleh peradaban Islam, seperti yang terlihat dari seni musiknya,
yang menggunakan bahasa Al-Quran atau Arab, rebana serta aliran
lagu yang bersifat mengajak manusia menuju kebaikan seperti
yang telah diajarkan oleh agama Islam. Dalam budaya berpakaian,
masyarakat timur tengah yang sebagian besar beragama Islam
sehingga dalam budaya pakaian mereka menerapkan seperti apa
yang dikatakan Islam yakni menutup itubuhnya. Mengenai budaya
hukum yang berkembang di Timur Tengah, tergolongh ukum yang
keras karena banyak Negara Timur Tengah yang tidak menolelir
kesalahan berupa apa pun, terlebih pada kriminal yang berat maka
sudah pasti hukumannya ialah hukuman mati. Budaya Islam
yang telah mengakar di Timur Tengah menjadikan Timur tengah
memiliki cirri khas tersendiri, dan pengaruh budaya luar sangat
ditimbang atau bahkan diabaikan, karena seperti dalam hukum
diaatas meskipun telah banyak hukum internasional yang di
berlakukan mengenai hukuman bagi warga Asing. Namun Negara
Timur tengah seperti Arab tidak mengindahannya karena paradigm
merekaialah yang salah harus di hukum.

2.2 Fungsi dan Tujuan


Berdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan tujuan
utama Liga Arab

Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab dan


mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan politik negara anggota,
melindungi kemerdekaan dan kedaulatan negara, dan menyelaraskan
kepentingan-kepentingan Arab.

Disamping itu Liga Arab terlibat didalam politik, ekonomi, kebudayaan


dan bidang-bidang sosial dengan tujuan

untuk mengembangkan

kesejahteraan negara-negara anggota. Liga Arab juga telah berperan ganda


sebagai sebuah forum bagi negara-negara anggota untuk menyeimbangkan
kedudukan kebijakan-kebijakan yang telah dibuat negara-negara dan
tempat penyelesaian perselisihan internal anggota seperti Perang Saudara
di Lebanon tahun 1958.Seiring perkembangan zaman Liga Arab dijadikan
media bagi penyusunan hampir semua dokumen-dokumen penting Arab
yang mendukung integritas ekonomi diantara negara anggota, yaitu
pembentukan Perjanjian Pelaksanaan Kerjasama Ekonomi Arab (Joint
Arab Economic Action Charter). Salah satu hal yang agak unik dan
berbeda dibandingakan dengan organisasi internasional sejenis adalah
Liga Arab juga mempunyai peranan dalam pembuatan kurikulum sekolah
dan pelestarian sejarah kebudayaan Arab.

Di dalam Bidang hukum tujuan dan fungsi Liga Arab adalah :


a. Pelaksanaan keputusan pengadilan di antara negara-negara
anggota
b. Masalah ekstradisi
c. Masalah nasionalitas warga negara

2.3 Negara-Negara Anggota Liga Arab


A. Negara Pendiri
Negara pendiri Liga Arab adalah negara-negara yang menandatangani
Pakta Liga Arab di Kairo pada 22 Maret 1945, yaitu Mesir sebagai tuan
rumah, Jordania, Arab Saudi, Irak, Suriah, Libanon, dan Yaman. Mereka
sadar bahwa persatuan dapat memperingan beban untuk mengatasi semua
permsalahan yang ada. Liga Arab memiliki tujuh anggota pada awal
pembentukan tahun 1945, dan seiring dengan kemunculan Negara
Negara Islam ataupun Arab. Jumlah keanggotaan dari Liga Arab kian
bertambah, seperti Libya (1953), Sudan (1956), Tunisia (1958), Marocco
(1958), Kuwait (1961), Bahrain (1971), Oman (1971), Qatar (1971), Uni
Emirat Arab (1971), Mauritania (1971), Somalia (1974), Djibouti (1977),
serta Comoros (1993). The Palestine Liberation Organization (PLO)
diakui dan masuk sebagai anggota liga pada tahun 1976. Dan kegiatan
rutin yang diselenggarakan Liga merupakan pertemuan yang membahas
masalah masalah yang dihadapi para anggota. Liga juga sebagai lembaga
perumusan perdamaian konflik di wilayah kekuasaanya. Jika dilihat, liga
merupakan orang tua yang akan siap membantu anaknya melangkah
menuju masa depan yang lebih baik.

2.4 KEANGGOTAN ORGANISASI

1.

Keanggotaan

Ketika pertama kali didirikan, yaitu pada waktu penandatangan Pact of The
League of Arab States 1945 keanggotaan organisasi ini hanya terdiri dari 7
negara saja yakni, Mesir, Irak, Lebanon, Arab Saudi, Suriah, Yordania dan
Yaman. Kemudian berturut-turut negara yang bergabung adalah

1. Algeria (1962)
2. Bahrain (1971)
3. Comoros (1993)
4. Djibouti (1977)
5. Kuwait (1961)
6. Libya (1953)
7. Mauritania (1973)
8. Maroko (1958)
9. Oman (1971)
10. Qatar (1971)
11. Somalia (1974)
12. Yaman Selatan (1967)
13. Sudan (1956)
14. Tunisia (1958)
15. Uni Emirate Arab (1971)
Salah satu pengecualian adalah ketika pada tahun 1976, organisasi
Pembebasan Palestina atau PLO (Palestine Liberation Organisation)
diterima menjadi anggota Liga Arab yang ke-16, padahal PLO bukan
sebuah negara yang berdaulat akan tetapi merupakan sebuah bentuk
organisasi internal Palestina. Penunjukan ini didasarkan atas semangat

kebersamaan negara-negara Arab terhadap agresi militer Israel ke tanah


Palestina, namun sekarang posisi PLO telah digantikan oleh Palestina.
Kemudian pada tahun 1979, keanggotaan Mesir dalam Liga Arab
dicabut karena Mesir terbukti menandatangani Perjanjian Damai dengan
Israel. Dan kantor pusat Liga Arab yang sebelumnya berkedudukan di
Kairo, Mesir dipindahkan ke Tunis, Tunisia. Akhirnya delapan tahun
kemudian, yakni tahun 1987 para pemimpin dunia Arab memutuskan
untuk memperbaharui kembali hubungan diplomatik dengan Mesir dan
tahun 1989 Mesir diterima kembali menjadi anggota Liga, disamping itu
juga kantor pusat Liga dikembalikan kembali ke Kairo.
Selain itu, Liga Arab juga memiliki negara pengamat (observer
country). Observer country ini berperan sebagai pihak pengamat atau
pemerhati terhadap semua kegiatan Liga dengan tujuan untuk menjaga
independensi Liga. Sebuah observer country tidak memiliki hak dan
kewajiban sebagaimana yang dimiliki oleh negara anggota. Sejauh ini
telah ada 3 negara yang sekarang menjadi negara pengamat yaitu Eritrea
(sejak 2003), Venezuela (2006) dan India (2007).
Proses penerimaan anggota Liga tertuang pada Pasal I dan terbuka bagi
negara-negara Arab yang merdeka yang kemudian akan mempunyai
hak untuk memasuki Liga. Namun demikian, keanggotaan dari negaranegara Libya, Sudan, Maroko, Tunisia, Bahrain, Qatar, Oman,
Mauritania, dan Uni Emirat Arab dilakukan dengan permohonan, dan
penerimaan atas permohonan itu di lakukan oleh Council, sehingga
dalam prakteknya keanggotaan itu tidak lagi dipandang sebagai suatu
hak.

2.

Pemberhentian Keanggotaan

Mengenai pengunduran atau pemberhentian diri anggota diatur dalam


Pasal XVIII,

1. If a member state contemplates withdrawal from the League. Shall


inform the Council of its intention one year before such withdrawal is to
go into effect.
2. The Council of the League may consider any state which fails to
fulfill its obligations under the Charter as separated from the League,
this to go into effect upon a unanimous decision of the states, not
counting the state concerned.
Dengan demikian, jika suatu negara bermaksud untuk mengundurkan
diri dari Liga, harus memberitahukan kepada Council satu tahun
sebelum pengunduran diri tersebut diambil. Dan Council mempunyai
wewenang untuk memberhentikan suatu negara anggota jika dianggap
bahwa negara tersebut gagal menjalankan kewajiban-kewajibannya yang
dinyatakan dalam Pakta Liga. Menurut Pasal VI tiap anggota memiliki
hak untuk meminta sidang Council dengen segera dalam peristiwa
agresi, baik agresi yang dilakukan oleh anggota Liga lain atau oleh
negara luar. Council, dengan suara bulat (kecuali negara aggressor)
selanjutnya dapat memutuskan tentang tindakan-tindakan untuk
memeriksa agresi itu. Fungsi pertahanan keamanan kolektif ini lebih
lanjut dirinci dalam pakta keamanan kolektif sendiri, berdasarkan Pasal
51 Charter PBB dan dengan pandangan bahwa suatu tindakan agresi
terhadap satu anggota Liga dianggap sebagai agresi terhadap semua
anggota. Pakta ini berlaku mulai tanggal 23 Agustus 1952, dan dibentuk
Permanent Joint Defence Council serta Permanent Military Commision.
Dalam peristiwa agresi Inggris-Perancis terhadap Mesir tahun 1956,
yang melibatkan pendaratan pasukan-pasukan di Terusan Suez,

perangkat kerjasama keamanan kolektif ini tidak berhasil menggalang


bantuan kepada Mesir.
2.4.A STRUKTUR KELEMBAGAAN
Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai tata kelembagaan Liga
Arab, baiknya kita memperbandingkan terlebih dahulu Liga Arab
dengan organisasi internasional lainnya.
Liga Arab pada dasarnya menyerupai Organisasi Negara-Negara
Amerika (Organization of American States), Dewan Eropa (Council of
Europe) dan Uni Africa (African Union), yang tujuan pokoknya adalah
politik, namun banyak pengamat politik internasional yang meragukan
bahwa organisasi-organisasi tersebut sebagai sebuah versi regional dari
Perserikatan Bangsa-Bangsa. Bagaimanapun, keanggotaan organisasi
tersebut lebih banyak berdasarkan persamaan budaya daripada
persamaan letak geografis. Dalam hal ini Liga Arab hampir banyak
kesamaan dengan Uni Latin (Latin Union). Contohnya ialah ketika
Mesir, Algeria, Djibouti, Libya, Maroko, Somalia, Sudan, Tunisia
bergabung dalam Liga yang secara geografis negara tersebut tidak
terletak di daratan Arab namun di benua Afrika. Bergabungnya negaranegara tersebut didasarkan pada persamaan budaya dan agama, yakni
Islam. Liga Arab sangat berbeda terutama bila dibandingkan dengan
organisasi seperti Uni Eropa, karena Liga Arab belum berhasil mencapai
suatu derajat peningkatan intergrasi (penyatuan) regional dan Liga
sendiri juga tidak memiliki hubungan langsung dengan warga negara
dari negara-negara anggotanya. Yang menariknya semua anggota Liga
Arab juga termasuk anggota Organisasi Konferensi Islam (Organization
of the Islamic Conference). Organisasi Liga Arab dilandasi oleh prinsip
pendukungan dan memajukan nasionalisme persatuan Arab dan menjaga
keseimbangan negara-negara Arab dalam berbagai hal. Oleh sebab itu,

organisasi ini kurang lebih sama dengan Uni Afrika (African Union),
yang

juga

memperjuangkan

persatuan

nasionalisme

dalam

keanekaragaman nasional anggota-anggotanya.


Hirarki Organisasi Secara garis besar, tata susunan Organisasi Liga Arab
adalah sebagai berikut:
SekretarisJenderal
Deputy Secretaris Jenderal
Dewan Liga Arab (Council)
Arab Fund for Economic and Social Development (AFESD)
Komite Teknis (Technical Committees)
Arab Air Carriers Organization
Dewan Kementrian Khusus (Specialized Ministerial Councils)
Organisasi Khusus Arab (Arab Specialized Organizations)
Uni Arab (Arab Unions) Kamar Dagang Kerjasama Arab (Joint ArabForeign Chambers Of Commerce)
Missions

Departemen

Sekretaris

Jenderal

(General

Secretariat

Departments)
Sub

Departemen

Sekretaris

Jenderal

(General

Secretariat

Sub

Departments)

A. Sekretaris Jenderal
Mengenai peranan, fungsi dan tugas dari Sekretaris Jenderal Liga Arab
tertuang dalam Internal Regulation of the Secretary General of the
League tanggal 10 Mei 1953. Berdasarkan Pasal I, II, III, dan IV
Internal Regulation, Sekretaris Jenderal, atas nama Liga, menjalankan

dan melaksanakan resolusi-resolusi yang dibuat oleh Council dan dapat


bertindak sebagai pengamat atau pengukur terhadap dana anggaran Liga
yang dibuat oleh Council, sehingga dia dapat menolak atau menyetujui
anggaran yang tidak sesuai dengan peruntukan Liga. Dan dia juga dalam
kapasitasnya sebagai Sekretaris Jenderal Liga, harus menghadiri setiap
pertemuan-pertemuan Council Liga dan Komite-Komite. Disamping itu
dia harus bertanggung jawab kepada Council Liga untuk semua
tindakan-tindakan yang dilakukannya dan pelaksanaan dari peraturanperaturan internal Departemen Sekretaris Jenderal. Jabatan Sekretaris
Jenderal dipilih oleh anggota Council Liga dengan suara mayoritas 2/3
dari negara anggota Liga. Masa jabatan dari Sekretaris Jenderal adalah 5
tahun dan dapat diperpanjang kembali. Dalam menjalankan tugasnya
Sekretaris Jenderal dibantu oleh Asisten Sekretaris-Asisten Sekretaris.
Jabatan Asisten Sekretaris ini merupakan jabatan yang dinominasikan
oleh masing-masing negara anggota, yang berasal dari warganegaranya
sendiri dan pengangkatannya harus dengan persetujuan dari Council.
Masing-masing Asisten Sekretaris ini nantinya akan ditempatkan di
setiap Departemen Sekretaris Jenderal. Apabila ada sesuatu hal yang
membuat Sekretaris Jenderal tidak dapat melaksanakan tugasnya
sebagaimana dimaksud dalam Internal Regulations, maka Asisten
Sekretaris-lah yang akan menggantikan posisinya. Sekretaris Jenderal
telah mengembangkan suatu peranan politik yang mirip dengan
Sekretaris Jendral PBB dan sifat peranan itu lebih luas daripada sekerdar
kepala administrative belaka. Sekretariat Liga juga memegang control
atas League Boycott Office, dengan arahan dari Council Liga dan dari
Economic Council. Jabatan Sekretaris Jenderal menurut Charter Pasal
XII, harus disetarakan dengan Duta Besar sedangkan Asisten Sekretaris
Jenderal mempunyai kedudukan setara dengan Menteri Berkuasa Penuh
(Ministers Plenipotentiary). Sekretaris Jenderal tidak berdiri sendiri

namun

dibantu

oleh

Departemen-Departemen

yang

bernama

Departemen Sekretaris Jendral. Adapun Departemen tersebut adalah,


1. Sekretariat Konferensi (Converency Secretariat)
Sekretariat ini berfungsi sebagai media Liga Arab untuk berhubungan
dengan

public

atau

masyarakat,

menyelenggarakan

pertemuan-

pertemuan Sekretariat Council dan juga sebagai pelaksana kegiatan


protokoler Liga. Disamping itu segala urusan surat-menyurat, pengawas
dokumen-dokumen antar departemen dan menata arsip-arsip Liga.
2.

Departemen

Keuangan

dan

Administrasi

(Finance

and

Administrative Departement)
Tugas Departemen ini adalah melaksanakan semua urusan keuangan
Liga, termasuk persiapan dan pengawasan anggaran, tatabuku Liga,
Dana Cadangan, dan juga segala hal yang berkaitan dengan pekerja Liga
baik secara financial maupun secara administrative.
3. Departemen Politik (Political Departement)
Tugasnya adalah memajukan hubungan politik dengan negara-negara
Arab, mengakomodasi urusan-urusan internasional mereka demi
kepentingan Liga Arab dan mempersiapkan laporan, penelitian yang
berhubungan dengan hal-hal diatas.
3. Departemen Urusan Ekonomi dan Komunikasi (Economic
and Communication Affairs Departement)
Tugas dari Departemen ini adalah
a. Mempersiapkan,

secara

umum,

penelitian-penelitian

dibutuhkan oleh Komite Ekonomi dan Komunikasi.

yang

b. Mempersiapkan laporan dan statistik yang berkaitan dengan


ekonomi negara anggota dan juga laporan kemajuan dari
penerapan perjanjian komersial diantara negara anggota.
c. Memberikan saran dan usul kepada mengenai kondisi ekonomi
atau stabilitas ekonomi negara anggota.
d. Menyusun laporan ekonomi di segala jurnal dan majalah dunia.

4.

Departemen Urusan Sosial dan Kesehatan (Social and

Health Affairs Departement)


Melaksanakan tugas-tugas yang berhubungan dengan migrasi, tenaga
kerja, perlindungan anak dan pelayanan kesehatan diantara negaranegara Arab.
5.

Departemen

Hukum (Legal

Departemen)

Departemen

Hukum mempunyai tugas antara lain:


a. Membuat laporan-laporan hukum secara umum dan harus
mempersiapkan

laporan

kewarganegaraan,

yang

passport,

visa,

berhubungan
pelaksanaan

dengan
hukuman,

ekstradisi para criminal, dan mempersiapkan segala macam


penyusunan

Undang-Undang,

dan

mendukung

kerjasama

diantara negara-negara anggota.


b. Mendiskusikan

masalah-masalah

hukum

yang

sedang

berkembang di dunia.
c. Bertindak sebagai Departemen penasehat bagi seluruh urusan
Sekretaris Jenderal.
d. Mempunyai hak untuk membela dan mendukung segala perkara
yang ditujukan oleh Liga atau oleh pihak lain kepada Liga.

e. Mengusahakan atau mencabut penyusunan perjanjian-perjanjian


yang dipersiapkan oleh Liga.
7.

Departemen

Informasi

dan

Publikasi

(Information

and

Publication Departement)
Berperan sebagai media untuk membuat propaganda bagi negara-negara
Arab, menyediakan berbagai macam informasi dan dokumen kepada
suratkabar, dan mengendalikan informasi tersebut sehingga tepat sasaran
dan independent.
8. Departemen Urusan Budaya (Cultural Affairs Departement)
Departemen Urusan Budaya berperan sebagai pelaksana study budaya,
seni dunia Arab dan hal-hal yang berhubungan dengan pendidikan
diantara negara-negara anggota.
9. Council of The League (Dewan Liga)
Council merupakan organ tertinggi dalam organisasi Liga Arab. Council
berfungsi sebagai sarana atau wadah bagi negara-negara anggota untuk
berpartisipasi aktif dalam setiap keputusan yang diambil liga. Oleh
sebab itu, setiap negara anggota harus memilih dan mendelegasikan
warga-warga negaranya untuk menjadi perwakilan dalam Council
(biasanya Menteri Luar Negeri), kemudian wakil-wakil negara tersebut
harus juga menyertakan surat kepercayaan (Credentials) kepada
Council. Dan nama-nama wakil itu harus dikomunikasikan kepada
Sekretaris Jenderal. Selanjutnya Sekretaris Jenderal memeriksanya dan
membawa daftar nama-nama tersebut ke dalam sidang Council yang
biasanya dilangsungkan pada bulan Maret dan September. Namun jika
ada suatu keperluan mendadak maka dapat dilangsungkan sidang yang
sebelumnya harus diajukan oleh setidaknya dua negara. Wewenang dan
tata laksana Council sendiri diatur dalam sebuah peraturan The Internal

Regulations of The Council of The League of Arab States tanggal 13


Oktober 1951. Berdasarkan Pasal XI Internal Regulations, sidang
Council dapat dianggap sah jika dihadiri oleh sebagian besar perwakilan
negara-negara anggota. Untuk menghasilkan Resolusi, harus disetujui
oleh mayoritas suara negara anggota Liga atau oleh 2/3 suara sepakat
anggota. Salah satu hal yang unik adalah sidang Council haruslah
bersifat rahasia kecuali dalam beberapa kasus Council dengan suara
mayoritas menginginkan sidang tersebut terbuka untuk public. Sidang
itu harus dihadiri oleh Sekretaris Jenderal atau oleh salah satu
Asistennya. Peranan Sekretaris Jenderal sangat besar dalam memimpin
sidang Council, semua urusan administrasi dan protokoler sidang berada
di tangan Sekretaris Jenderal. Disamping hal itu, Council mempunyai
wewenang

untuk

mengamandemen

Charter

(Konstitusi

Liga),

menengahi perselisihan diantara anggota, mengambil keputusan


terhadap keanggotaan dan menerima pengunduran diri negara anggota
dari Liga.
2.5 Konferensi Tingkat Tinggi Liga (Summit Conference)

Konferensi Tingkat Tinggi dilaksanakan jika ada suatu masalah yang


timbul dan perlu dibahas secara lebih lanjut. Konferensi pertama
berlangsung pada 13 Januari 1964 di Kairo, Mesir. Konferensi ini terdiri
dari berbagai macam siding-sidang (sessions). Kepala negara atau
kepala pemerintahan harus hadir dalam setiap sidang-sidang tersebut
untuk mendiskusikan segala macam hal-hal yang menyangkut dunia
Arab. Hasil sidang dalam Konferensi Tingkat Tinggi disebut
communiqu, yaitu sebuah resolusi yang berisi pernyataan sikap atau
posisi para pemimpin dunia Arab terhadap masalah tertentu. Dalam
kenyataannya, Charter (Konstitusi Liga) tidak mengatur secara khusus

mengenai Konferensi ini, akan tetapi para anggota Liga melihat hal ini
sebagai sebuah proses kemajuan dari organisasi dan perlu dilakukan .
A. Komite Teknis ( Technical Committes)

Charter atau konstitusi mengarahkan dibentuknya sebuah komite teknis


dan khusus yang bertujuan untuk membantu (assist) negara anggota
dalam mendiskusikan hal-hal teknis yang berhubungan dengan
kerjasama Arab. Sejak dibentuknya komite ini, beban kerjanya semakin
lama semakin meningkat dan akhirnya dibentuk sebuah Specialized
Ministerial Council (Dewan Kementrian Khusus) yang bertujuan untuk
mendiskusikan secara tetap masalah-masalah khusus tersebut. Saat ini
telah

berdiri

tiga

komite

teknis

yakni:

1. PengadilanAdministrasi(AdministrativeCourt)
2. Badan Arbitrase Investasi (Investment Arbitration Board)
3. Badan Tinggi Audit (Higher Auditing Board)
4.Dewan-Dewan Kementrian Khusus (Specialized Ministerial Councils)

Dewan-dewan ini bertujuan untuk mengkoordinasikan kebijakankebijakan diantara negara Arab. Masing-masing Dewan Kementrian
tersebut harus bertemu/bersidang secara reguler dan mengajukan hasil
keputusannya (common policies) kepada Sekretariat dan Council. Telah
ada dua belas Dewan-dewan yang dibentuk yang cakupannya antara lain
dalam bidang informasi, interior, hukum, perumahan, transportasi,
urusan-urusan sosial, pemuda dan olahraga, kesehatan, urusan
lingkungan, telekomunikasi, energi dan listrik, terakhir adalah turisme
atau budaya. Berikut ini adalah organisasi atau agensi yang berada di
bawah Dewan-Dewan Kementrian Khusus yang masing-masing

menangani masalah tersebut diatas, Council of Arab Economic Unity,


Unity, Organization of Arab Petroleum Exporting Countries (OAPEC),
Arab Administrative Development Organization (ARADO), Arab States
Broadcasting Union (ABSU), Arab Educational, Cultural, and Scientific
Organization (ALECSO), Arab Center for the Studies of Arid Zones and
Dry Lands (ACSAD), Arab Academy for Science and Technology
(AAST), Arab Labor Organization (ALO), Arab Organization for
Agricultural Development (AOAD), Arab Satellite Communications
Organization (ARBSAT), Arab Interior Ministers Council, Arab Atomic
Energy Board (AAEA), Arab Industrial Development and Mining
Organization (AIDMO), and Arab Civil Aviation Association, Arab
Financial

Institutions:

Arab

Fund

for

Economic

and

Social

Development, Arab Bank for Economic Development in Africa, InterArab Investment Guarantee Corporation, Arab Monetary Fund, and
Arab Authority for Agricultural Investment and Development (AAAID)
2.7 Perkembangan Liga Arab
Pada masa awal pembentukan Liga Arab, masalah Palestina menjadi
pokok pembahasan yang utama. Dalam hal ini palestina dapat dikatakan
sebagai buah simalakama. Sepanjang liga berbuat yang tidak diharapkan
lebih daripada sekedar resolusi dan membuat perwakilan diplomatic,
masalah palestina tidak mendatangkan apa pun. Namun, ketika liga
dihimbau untuk bertindak, palestina ternyata merupakan batu sandungan
yang hampir menghancurkan Liga. Dalam penyelesaian masalah pelestina
ini menimbulkan konflik antara Hashimiyah dan Mesir. Kendati Liga
Arab menunjukkan lemahnya persatuan dan kekuatan militer bersama
dalam menghadapi Israel, namun pada tahun 1970-an dan 1980-an
keanggotaan liga kian meningkat, tumbuhnya kekuatan ekonomi, serta
timbulnya ikatan kepentingan bersama yang tercermin dari kehendak

untuk memperluas kerjasama di antara sesame Negara anggota.


Berkembangnya keselarasan diantara Negara anggota terlihat dalam
program liga yang telah mendirikan pasar bersama Arab serta mendirikan
Bank Pembangunan Arab, beberapa lembaga pendidikan tinggi, biro anti
narkotik, dan Arab pres . Namun perkembangan ini belum dapat
mengatasi persaingan tradisional di antara sesama Negara arab serta
pertikaian bagi kepemimpinan di dalam blok Negara Arab. Pada tahun
1979 Mesir menandatangani perjanjian damai dengan Israel, yang
membuat Mesir diasingkan dari pergaulan Negara Negara Arab dan
berakibat pada dipindahkannya markas Liga Arab dari Kairo, Mesir ke
Tunisia. Pada tahun 1987 para pemimpin Arab memutuskan untuk
memperbaiki hubungan diplomatik dengan Mesir. Mesir diizinkan
kembali ke Liga tahun 1989 dan markas besar Liga Arab dikembalikan
seperti semula, di Kairo.

BAB III
PENUTUP
3.7

KESIMPULAN

Liga Arab adalah organisasi regional negara-negara Arab yang dibentuk


pada tanggal 22 Maret 1945 oleh Negara Mesir, Irak, Yordania,
Libanon, Arab Saudi, dan Suriah, kemudian diikuti oleh Yaman yang
bergabung pada tanggal 5 Mei 1945. Tujuan utama dari liga Arab ini
adalah untuk mendekatkan hubungan antara Negara-negara anggota dan
koordinasi kerjasama di antara mereka, untuk menjaga kemerdekaan dan
kedaulatan mereka, dan mempertimbangkan secara umum urusan dan
kepentingan Negara-negara Arab.
Berdasarkan Pasal 2 Pact of The League of Arab States, fungsi dan tujuan
utama Liga Arab:Menjaga hubungan baik diantara negara-negara Arab
dan mengkoordinasikan kegiatan-kegiatan politik negara anggota,
melindungi kemerdekaan dan kedaulatan negara, dan menyelaraskan
kepentingan-kepentingan Arab.
Kendati Liga Arab menunjukkan lemahnya persatuan dan kekuatan militer
bersama dalam menghadapi Israel, namun pada tahun 1970-an dan 1980an keanggotaan liga kian meningkat, tumbuhnya kekuatan ekonomi, serta
timbulnya ikatan kepentingan bersama yang tercermin dari kehendak
untuk memperluas kerjasama di antara sesame Negara anggota.
Berkembangnya keselarasan diantara Negara anggota terlihat dalam
program liga yang telah mendirikan pasar bersama Arab serta mendirikan
Bank Pembangunan Arab, beberapa lembaga pendidikan tinggi, biro anti
narkotik, dan Arab pres. Liga Arab hanyalah sebuah organisasi yang
memberikan bantuan baik berupa kebutuhan ekonomi maupn mediator

dalam penyelesaian konflik. Liga Arab tidak akan bisa memberikan


tekanan yang begitu mengikat kepada para anggotanya.

DAFTAR PUSTAKA
BUKU :
Nuraeni, S, dkk. 2010 Regionalisme : Dalam Studi Hubungan
Internasional. Jakarta : Pustaka Pelajar
Jurnal :

Jurnal Kajian Wilayah, Vol. 3, No. 2, 2012, Hal. 189-205 Prospek


Regionalisme Timur-Tengah Pasca-Arab Spring: Telaah terhadap
Identitas Kolektif Liga Arab . PSDR LIPI
WEBSITE :
WWW.ARABLEAGU.COM
http://poltimteng.blogspot.com/2009/11/liga-arab.html
http://ekaayu-wulandari.blogspot.com/2013/05/organisasi-regionalliga-arab.html
http://www.kaskus.co.id/thread/521711513f42b2d93a000002/sejar
ah-dan-luas-geografis-negara-negara-timur-tengah

Anda mungkin juga menyukai