234APBN
234APBN
kemudian melaksanakan fungsi pembebanan kepada masingmasing Banggar serta fungsi pembayaran kepada yang berhak
melalui jalur penyaluran dana yang ditetapkan dengan mekanisme
giralisasi.
Dokumen-dokumen penting dalam pelaksanaan APBN
adalah Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran (DIPA), Surat
Permintaan Pembayaran (SPP), Surat Perintah Membayar (SPM),
dan Surat Perintah Pencairan Dana (SPPD).
Dalam Pelaksanaan APBN tahun anggaran berjalan,
pemerintah pusat menyusun laporan realisasi semester pertama
APBN dan prognosis untuk enam bulan berikutnya, kemudian
disampaikan kepada DPR selambat-lambatnya pada akhir Juli
tahun anggaran ybs, untuk dibahas bersama antara DPR dan
Pemerintah pusat.
Mengenai penyesuaian APBN dengan perkembangan dan
atau perubahan keadaan dibahas bersama DPR dengan
pemerintah pusat dalam rangka penyusunan prakiraan perubahan
atas APBN tahun anggaran yang besangkutan, apablia terjadi :
a. Perkembangan ekonomi makro yang tidak sesuai dengan
asumsi yang digunakan dalam APBN;
b. Perubahan pokok-pokok kebijakan fiskal;
c. Keadaan yang menyebabkan harus dilakukan pergeseran
anggaran antar unit organisasi, antar kegiatan, dan antar
jenis belanja;
d. Keadaan yang menyebabkan saldo anggaran lebih tahun
sebelumnya harus digunakan untuk pembiayaan anggaran
yang berjalan.
Berdasarkan perubahan-perubahan tersebut, pemerintah pusat
mengajukan rancangan UU tentang perubahan APBN tahun
anggaran ybs, untuk mendapatkan persetujuan DPR sebelum
tahun anggaran ybs berakhir. Demikian juga, dalam keadaan
darurat pemerintah pusat dapat melakukan pengeluaran yang
belum tersedia anggarannya, yang selanjutnya diusulkan dalam
rancangan perubahan APBN dan atau disampaikan dalam laporan
realisasi anggaran.
Tahap pengawasan pelaksanaan APBN ini memang tidak
diungkap secara nyata dalam UU 17/2003, namun dalam
Keputusan Presiden Nomor 42/2002 jo. Keppres 72/2004 tentang
Pedoman Pelaksanaan APBN terdapat di Bab IX yang mengatur
pengawasan pelaksanaan APBN. Pada tahap ini pengawasan
terhadap pelaksanaan APBN dilakukan oleh :
1) Atasan kepala kantor/satuan kerja kementerian negara/
lembaga menyelenggarakan pengawasan terhadap pelaksanaan
3
Fungsi APBN
Fungsi Alokasi
penerimaan
hal ini pinjaman luar negeri, masih cukup besar. Namun demikian
mulai tahun terakhir PELITA I, prosentase tabungan pemerintah
sudah mulai besar dibanding pinjaman luar negeri. Hal ini tidak
terlepas dari peranan sektor migas yang saat itu sangat dominan,
serta dengan dukungan beberapa kebijaksanaan pemerintah
dalam masalah perpajakan dan upaya peningkatan penerimaan
negara lainnya.
Untuk menghindari terjadimya defisit anggaran
pembangunan, Indonesia masih mengupayakan sumber daya dari
luar negeri, dan meskipun IGGI (Inter Govermmental Group On
Indonesia ) bukan lagi menjadi forum internasional yang secara
formal membantu pembiayaan pembangunan di Indonesia, namun
dengan lahirnya CGI (Consoltative Group On Indonesia) kebutuhan
pinjaman luar negeri sebagai dana pembangunan masih dapat
diharapkan.
B. PROSES PENYUSUNAN ANGGARAN
Secara garis besar proses penyusunan anggaran pembangunan
di Indonesia sebagai berikut :
1. Penyusunan anggaran biasanya menggunakan tahun fiskal
dan bukan tahun masehi sehingga proses pembangunan
oleh Departemen atau Lembaga pemerintah Non
Departemen sudah dimulai pada tanggal 1 April tahun yang
brsangkutan. Usulan rencana anggaran diajukan dalam
bentuk Daftar Usulan Kegiatan (DUK) bagi anggaran rutin
dan dalam bentuk Daftar Usulan Proyek (DUP) untuk
anggaran pembangunan.
2. Selanjutnya DUK dan DUP tersebut, antara bulan Agustus
dan September akan diajukan dan disampaikan ke
BAPPENAS dan Ditjen Anggaran Departemen Keuangan.
Selanjutnya DUK dan DUP tersebut akan di proses oleh
BAPPENAS antara bulan Oktober hingga Nopember.
3. Pada proses tersebut BAPPENAS akan menyesuaikan isi
DUK dan DUP dengan perkiraan penerimaan dalam negeri
dalam tahun anggaran yang bersangkutan. Selanjutnya
dalam bulan Desember akan ditentukan batas atas (plafon)
anggaran untuk tahun anggaran yang bersangkutan dalam
bentuk RAPBN (Rencana Anggaran Pendapatan dan
Belanja Negara).
4. Pada
bulan
Januari,
setelah
RAPBN
tersebut
dilampiri/disertai keterangan dari pemerintah dengan NotaKeuangan, akan disampaikan oleh Presiden dihadapan
10
5.
6.
7.
2. Penerimaan Pembangunan
Meskipun telah ditempuh berbagai upaya untuk
meningkatkan tabungan pemerintah, namun karena laju
pembangunan yang demikian cepat, maka dana tersebut masih
perlu dilengkapi dengan dan ditunjang dengan dana yang berasal
dari luar negeri (hutang bagi Indonesia) tersbut makin meningkat
jumlahnya, namun selalu diupayakan suatu mekanisme
pemanfaatan dengan perioritas sektor sektor yang lebih
produktif. Dengan demikian bantuan luar negeri tersebut dapat
dikelola dengan baik (terutama dalam hal pengembalian cicilan
pokok dan bunganya).
D. PERKIRAAN PENGELUARAN NEGARA
Secara garis besar, pengeluaran negara dikelompokkan menjadi 2 yakni :
Pengeluaran Rutin
Pengeluaran rutin negara, adalah pengeluaran yang dapat dikatakan selalu
adalah dan telah terencana sebelumnya secara rutin, diantaranya :
1. Pengeluaran untuk belanja pegawai
2. Pengeluaran untuk belanja barang
3. Pengeluaran subsidi daerah otonom
4. Pengeluaran untuk membayar bunga dan cicilan hutang
5. Pengeluaran lainnya
Pengeluaran pembangunan
Secara garis besar, yang termasuk dalam pengeluaran pembangunan
diantaranya adalah :
1. Pengeluaran pembangunan untuk berbagai departemen / lembaga
negara, diantaranya untuk membiayai proyek proyek pembangunan
sektoral yang menjadi tanggung jawab masing masing departemen /
negara bersangkutan.
2. Pengeluaran pembangunan untuk anggaran pembangunan daerah
(Dati I dan II)
3. Pengeluaran pembangunan lainnya.
14
REVISI DIPA
Ruang Lingkup Revisi (DIPA) meliputi:
1. Revisi DIPA berdasarkan perubahan SP-RKAKL
15
16
17