Belajar
IPS
Materi
Meningkatkan
Peta
dan
NIM
: 822147767
: harumpkp06@yahoo.co.id
ABSTRAK
Judul
Kata Kunci
BAB I
PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Terkait dengan dunia pendidikan, untuk menciptakan manusia yang
berkualitas dan berprestasi tinggi maka siswa harus memiliki hasil belajar
yang baik. hasil belajar itu merupakan tolok ukur maksimal yang telah
dicapai siswa setelah melakukan perbuatan belajar selama waktu yang telah
ditentukan bersama. Dalam suatu lembaga pendidikan, hasil belajar
merupakan indikator yang penting untuk mengukur keberhasilan proses
belajar mengajar. Akan tetapi tidak bisa dipungkiri bahwa tinggi rendahnya
prestasi siswa banyak dipengaruhi oleh faktor-faktor lain disamping proses
pengajaran itu sendiri.
IPS merupakan salah satu mata pelajaran di sekolah yang
mendapatkan porsi perhatian terbesar baik dari kalangan pendidik, orang tua
maupun anak. Tidak sedikit orangtua yang mempunyai persepsi bahwa IPS
adalah pengetahuan terpenting yang harus dikuasai anak. Karena adanya
tuntutan belajar IPS yang dipaksakan sehingga banyak anak-anak yang
mengalami kegagalan dan frustasi yang dampaknya dapat kita rasakan
terhadap kepribadian anak seperti enggan belajar, benci terhadap pelajaran,
merasa terpaksa ke sekolah, rasa rendah diri, dan berbagai efek negatif yang
lain. Hal ini membawa dampak pada hasil belajar siswa.
Salah satu metode pembelajaran yang telah terbukti mampu
mengoptimalkan hasil belajar adalah metode peta konsep atau disebut peta
pikiran (mind mapping). Menurut (Edward dalam Sulistiyaningsih, 2010) peta
pikiran (mind mapping) adalah cara paling efektif dan efisien untuk
memasukkan, menyimpan dan mengeluarkan data dari atau ke otak. Peta
pikiran (Mind mapping) merupakan salah satu cara mencatat materi pelajaran
yang memudahkan siswa untuk belajar. Lebih lanjut (Edward dalam
Sulistiyaningsih, 2010) mengatakan bahwa, sistem mind mapping mempunyai
banyak keunggulan yang di antarnya: proses pembuatan mind mapping
serta meningkatkan
profesionalisme dalam
pembelajaran.
3. Sebagai sumbangan kepada pihak sekolah dalam rangka perbaikan proses
pembelajaran.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Pengertian Belajar
Belajar adalah suatu bentuk pertumbuhan atau perubahan dalam diri
seseorang yang dinyatakan dalam cara-cara bertingkah laku yang baru berkat
pengalaman dan latihan. Tingkah laku yang baru itu misalnya tahu, timbulnya
pengertian-pengertian baru, perubahan dalam sikap, kebiasaan-kebiasaan,
keterampilan, kesanggupan menghargai, perkembangan sifat-sifat sosial,
emosional dan pertumbuhan jasmaniah (Hamalik, 2003)
Dimiyati (2006) jika hakikat belajar adalah perubahan tingkah laku,
maka beberapa perubahan tertentu yang dimaksudkan kedalam ciri-ciri
belajar:
1. Perubahan yang terjadi secara sadar
Individu yang belajar akan menyadari terjadinya perubahan itu atau
sekurang-kurangnya individu merasakan telah terjadi adanya suatu
perubahan dalam dirinya. Misalnya ia menyadari bahwa pengetahuannya
bertambah, kecakapannya bertambah dll.
2. Perubahan dalam belajar bersifat fungsional
Sebagai hasil belajar, perubahan yang terjadi dalam diri individu
berlangsung terus-menerus dan tidak statis. Suatu perubahan yang terjadi
akan menyebabkan perubahan berikutnya dan akan berguna bagi
kehidupan ataupun proses belajar berikutnya.
3. Perubahan belajar bersifat positif dan aktif
Dalam perbuatan belajar, perubahan-perubahan itu selalu bertambah
dan tertuju untuk memperoleh suatu yang lebih baik dari sebelumya.
Perubahan itu tidak terjadi dengan sendirinya, melainkan karena usaha
individu itu sendirinya.
4. Perubahan dalam belajar bukan sifat sementara
Perubahan yang bersifat sementara (temporer) yang terjadi hanya
untuk beberapa saat saja, seperti keluar air mata dan sebagainya tidak
belajar
Menurut
Sudjana
(2009)
adalah
kemampuan-
pikiran
untuk
menghubungkan
konsep-konsep
tentang
dikemukakan dalam bukunya Pintar Mind Map Mind Mapping adalah cara
mengembangkan kegiatan berpikir ke segala arah, menangkap berbagai
pikiran dalam berbagai sudut. Mind Mapping mengembangkan cara berpikir
divergen, berpikir kreatif. Mind Mapping adalah alat berpikir organisasional
yang sangat hebat. Mind Mapping dapat diistilahkan sebagai Pisau tentera
Swiss Otak. Mind Mapping adalah cara termudah untuk menempatkan
informasi ke dalam otak dan mengambil informasi itu ketika dibutuhkan.
(Tony Buzan, 2008).
Hal itu juga dibenarkan oleh Eric Jensen yang menyatakan,
Mind Mapping merupakan teknik visualisasi verbal ke dalam gambar. Mind
Mapping sangat bermanfaat untuk memahami materi, terutama materi yang
diberikan secara verbal. Mind Mapping bertujuan membuat materi pelajaran
terpola secara visual dan grafis yang akhirnya dapat membantu merekam,
memperkuat, dan mengingat kembali informasi yang telah dipelajari. (R. Teti
Rostikawati, 2008)
Hasil dari Mind Mapping akan menggambarkan pola pikir seseorang
secara teratur, penuh dengan warna, garis lengkung, simbol, kata dan gambar
yang sesuai dengan satu rangkaian yang sederhana, mendasar, alami, dan
sesuai dengan cara kerja otak. Mind Mapping buka hal yang sukar dilakukan
dan berharga mahal, hanya membutuhkan kemauan untuk mengerti suatu
materi. Karena menurut Tony Buzan (2008), orang yang memperkenalkan
Mind Mapping untuk membuatnya hanya diperlukan bahan-bahan berikut:
kertas kosong tak bergaris, pena dan pensil warna, otak dan maginasi.
Sedangkan untuk Mind Mapping ada beberapa komponen yang harus
diperhatikan yaitu konsep utama, isu utama, sub isu (dari setiap isu utama),
sub-sub-isu (dari setiap isu), dan proposisi. Sehingga langkah-langkah dasar
Mind Mapping menurut Tony Buzan (2008) adalah:
1. Mulailah dari tengah kertas kosong
2. Gunakan gambar (simbol) untuk ide utama
3. Hubungkan cabang-cabang utama ke gambar pusat.
4. Buatlah ranting-ranting yang berhubungan ke cabang dan seterusnya
yang dapat mengubah cara mencatat siswa dari linear panjang menjadi Mind
Map sintaksnya adalah sebagai berikut:
Informasi kompetensi, sajian permasalahan terbuka, siswa berkelompok
untuk menanggapi dan membuat berbagai alternatif jawaban, presentasi hasil
diskusi kelompok, siswa membuat kesimpulan dari hasil setiap kelompok,
evaluasi dan refleksi. (Herdian,2009)
Kelebihan pembelajaran model Mind Mapping :
1. Dapat mengemukakan pendapat secara bebas.
2. Dapat bekerjasama dengan teman lainnya
3. Catatan lebih padat dan jelas
4. Lebih mudah mencari catatan jika diperlukan.
5. Catatan lebih terfokus pada inti materi
6. Mudah melihat gambaran keseluruhan
7. Membantu Otak untuk : mengatur, mengingat, membandingkan dan
membuat hubungan
8. Memudahkan penambahan informasi baru
9. Pengkajian ulang bisa lebih cepat
10. Setiap peta bersifat unik
Kekurangan pembelajaran model Mind Mapping :
1. Hanya siswa yang aktif yang terlibat.
2. Tidak sepenuhnya murid yang belajar
3. Mind map siswa bervariasi sehingga guru akan kewalahan memeriksa
mind map siswa. (Herdian.2009)
D. Kerangka Berpikir
Mata pelajaran IPS perlu diberikan kepada semua siswa mulai dari
sekolah dasar untuk membekali siswa dengan kemampuan berpikir logis,
analitis, sistematis, kritis, dan kreatif, serta kemampuan bekerjasama.
Kompetensi tersebut diperlukan agar siswa dapat memiliki kemampuan
memperoleh, mengelola, dan memanfaatkan informasi untuk bertahan hidup
pada keadaan yang selalu berubah, tidak pasti, dan kompetitif.
materi pokok
sebelumnya. Pihak siswa atau anak didik tidak boleh disalahkan begitu saja
jika hasil belajarnya kurang atau jauh dari yang diharapkan bersama. Karena
banyak
faktor
yang
mempengaruhi dalam
proses
pembelajaran,
E. Hipotesis Tindakan
Berdasarkan kajian pustaka dan kerangka berfikir dapat dirumuskan
hipotesis tindakan
BAB III
PELAKSANAAN PENELITIAN PERBAIKAN PEMBELAJARAN
Kelas
: VI (Enam)
Alamat
: Jl. KH. Dewantara No.95 RT. 12, Kr. Balik, Kota Tarakan
3. Waktu Pelaksanaan
a. Siklus I dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 07 Oktober 2014.
b. Siklus II dilaksanakan pada hari Selasa, tanggal 14 Oktober 2014.
C. Desain Prosedur Perbaikan Pembelajaran
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian
tindakan kelas. Penelitian Tindakan Kelas adalah suatu bentuk penelitian
dengan melakukan tindakan-tindakan tertentu yaitu pembelajaran menerapkan
penggunaan Peta Pikiran kepada siswa agar dapat memperbaiki atau
meningkatkan kualitas pembelajaran serta dapat meningkatkan hasil belajar
siswa.
Prosedur pelaksanaan tindakan dalam penelitian ini terdiri dari siklussiklus yang dilaksanakan berulang dan berkelanjutan dengan harapan adanya
perubahan kearah peningkatan hasil yang diinginkan dari siklus pertama ke
siklus selanjutnya. Tiap siklus dilaksanakan sesuai dengan perubahan yang
ingin dicapai.
Tahapan-tahapan
pelaksanaan
penelitian
tindakan
kelas
dapat
hasil belajar dan hasil observasi pada setiap siklus yang digunakan
sebagai revisi dan acuan untuk merencanakan siklus berikutnya.
C. Teknik Analisis Data
Teknik analisis data perbaikan pembelajaran ini secara deskriptif
yang artinya hanya memaparkan data yang diperoleh melalui observasi dan
tes hasil belajar. Data yang diperoleh kemudian disusun, dijelaskan dan
dianalisis dengan cara menggambarkan atau mendeskripsikan data tersebut ke
dalam bentuk yang sederhana. Secara rinci analisis dilakukan dalam dua
tahap, yaitu:
1. Reduksi data
Pada tahap reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan
perhatian pada penyederhanaan, pengabstrakan, dan transformasi data
kasar yang muncul dari catatan-catatan yang diperoleh di lapangan.
2. Penyajian data
Untuk menghitung persentase ketuntasan hasil belajar keseluruhan
siswa yang diperoleh skor tes akhir siklus dihitung dengan menggunakan
rumus:
Keterangan :
E = Persentase ketuntasan belajar siswa
n = Jumlah siswa yang mencapai nilai 70 dari skor maksimal
N = Jumlah seluruh siswa
(Sudjana, 2009)
BAB IV
HASIL PERBAIKAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Hasil Penelitian Perbaikan Pembelajaran
Perbaikan ini dilaksanakan dalam dua siklus, yang tiap siklus terdiri dari
satu pertemuan. Setiap pembelajaran dalam siklus, aktivitas guru dan siswa
akan dinilai oleh supervisor 2 dengan menggunakan lembar observasi dan pada
akhir siklus akan diberikan tes untuk mengetahui kemampuan siswa. Kemudian
hasil tes dan observasi tersebut dianalisis untuk mengetahui seberapa besar
peningkatan hasil belajar dan proses pembelajaran IPS dengan menerapkan
peta pikiran siswa persiklus sebagai bahan refleksi. Apabila permasalahan
tersebut belum terselesaikan, maka akan dipecahkan pada siklus berikutnya.
Sebelum menerapkan metode eksperimen maka terdapat permasalahanpermasalahan dari hasil pengamatan peneliti diantaranya rendahnya hasil
ulangan harian IPA siswa pada pokok bahasan sebelumnya. Lebih dari 50%
dari keseluruhan siswa kelas VI dinyatakan belum tuntas dengan nilai rata-rata
60,36. Nilai IPA siswa di katakan tuntas apabila lebih dari atau sama dengan
80% siswa mencapai nilai KKM yaitu 65. Selain itu, Siswa kurang aktif dalam
proses pembelajaran sehingga kurangnya siswa dalam memahami konsep
materi
pembelajaran
serta
selama
proses
pembelajaran
guru
masih
Nilai rata-rata hasil belajar IPS siswa pada siklus I setelah diterapkan
penerapan peta pikiran adalah 75,50. Ini berarti, terjadi peningkatan hasil
belajar dari rata-rata nilai pra siklus 66,36 menjadi 70,45 pada siklus I.
Berdasarkan data diperoleh bahwa dari 22 orang siswa yang
belum tuntas ada 7 orang dengan persentase 32% dan 15 orang yang
dinyatakan sudah tuntas dengan persentase 68%
b. Hasil Observasi
Berdasarkan hasil observasi oleh supervisor 2 diperoleh bahwa
pembelajaran keseluruhan dilinai cukup, dengan melihat hasil observasi
modus kriteria yang sering muncul pada setiap karakteristik adalah
cukup, sehingga kegiatan pembelajaran dinilai baik.
c. Hasil Refleksi
Berdasarkan hasil refleksi, maka pada perbaikan pembelajaran
siklus
terdapat
kekurangan-kekurangan
yang
menyebabkan
SD Negeri 016 Tarakan yang menyebabkan hasil belajar IPS tergolong rendah,
permsalahan-permasalahan tersebut antara lain:
1. Kurang aktifnya siswa dalam mengikuti proses pembelajaran, baik aktif
dalam menjawab pertanyaan guru maupun aktif bertanya jika belum
memahami materi.
2. Kurangnya pemahaman siswa dalam penguasaan mata pelajaran IPS.
3. Komunukasi antara siswa juga kurang lancar, sehingga menyebabkan
siswa malu bertanya dengan temannya jika belum memahami materi.
Berdasarkan
pengamatan
peneliti
yang
juga
sebagai
guru,
ketuntasan
individual.
Dengan
demikian
proses
perbaikan
d) Guru membimbing dan memotivasi setiap siswa agar aktip dalam proses
belajar mengajar, baik aktif dalam bekerjasama maupun aktip dalam
presentasi hasil kerja.
2. Aktivitas siswa
a) Siswa mulai paham dengan metode yang diterapkan, hal ini dapat dilihat
siswa dapat menentukan ide-ide utama dan ide-ide sekunder pada materi.
b) Siswa lebih aktip dalam pembelajaran, hal ini karena semua siswa
bekerjasama dengan kelompoknya untuk membuat peta pikiran dan
banyaknya siswa bertanya atau memberi tanggapan pada saat diskusi
hasil kerja.
c) Siswa lebih mudah memahami materi dengan menggunakan peta pikiran.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil perbaikan dan pembahasan dapat disimpulkan bahwa
hasil belajar IPS siswa kelas VI SD Negeri 016 tahun pembelajaran 2014/2015
pada materi peta dan komponennya setelah diterapkan pembelajaran dengan
menerapkan peta pikiran mengalami peningkatan hasil belajar setiap siklusnya
dan rencana pembelajaran yang direncanakan terlaksana sesuai yang
direncanakan. Hal ini dapat dilihat pada peningkatan ketuntasan hasil belajar
setiap siklusnya dan hasil observasi. Pada siklus I dari 22 orang siswa terdapat
15 siswa dinyatakan tuntas dengan persentase ketuntasan hanya 68% serta
proses pembelajaran dinilai cukup. Sedangkan pada siklus II meningkat dari
22 orang siswa nilai terdapat 18 siswa dinyatakan tuntas dengan persentase
ketuntasan 82% serta proses pembelajaran dinilai baik.
B. Saran
Adapun saran-saran yang dapat peneliti berikan setelah melaksanakan
perbaikan, anatara lain:
1. Bagi siswa, agar dapat lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran IPS di
kelas, dengan selalu bekerjasama dengan siswa lain melalui kerja kelompok
guna mencapai hasil yang maksimal.
2. Bagi guru, bila menggunakan teknik mind mapping dalam meningkatkan
hasil belajar diharapkan dapat lebih memperhatikan pengelolaan kelas
dengan baik dan membimbing siswa dengan merata.
3. Bagi penulis, agar dapat mengkaji penelitian ini untuk menambah
pengetahuan guna meningkatkan kualitas pembelajaran khususnya pelajaran
IPS.
DAFTAR PUSTAKA