Bab 5pra Tubes
Bab 5pra Tubes
6
Rencana Fasilitas IPAL
5.6.1 Rencana Pembangunan IPAL
Pada prinsipnya sistem oxidation ditch adalah extended aeration yang semula
dikembangkan berdasarkan saluran sirkular dengan kedalaman 1-1,5 m yang dibangun
dengan pasangan batu. Air diputar mengikuti saluran sirkular yang cukup panjang untuk
tujuan aerasi dengan alat mekanik rotor seperti sikat baja yang berbentuk silinder. Rotor
diputar melalui as (axis) horizontal dipermukaan air. Alat aerasi ini disebut juga cage rotor.
Belanda mengembangkan saluran sirkular yang lebih dalam (2,5-4 m) untuk mengurangi luas
lahan yang diperlukan. Hanya sistem rotor horizontal diganti dengan aerator dengan as (axis)
vertikal. Sistem ini dikenal dengan carroussel ditch. Umumnya sistem ini dilengkapi
dengan bak pengendap (clarifier) dan sludge drying bed (unit pengering lumpur). Resirkulasi
lumpur ke dalam reaktor untuk mendapatkan konsentrasi lumpur antara 0,8-1,2% sehingga
rasio resirkulasi lumpur dilakukan antara 50-100%. Kebutuhan luas sludge drying bed antara
0,05-0,33 m2 capita. Besaran ini bergantung pada efektivitas digester yang digunakan. Makin
efektif digester maka kebutuhan lahan akan semakin kecil.
Prinsip pengolahan dengan RBC adalah pengolahan zat-zat organik yang ada pada air
limbah dengan mengunakan bakteri yang melekat pada media berbeda dengan trickling filter
yang menggunakan filter media yang diam sebagai tempat koloni bakteri berkembang. Air
limbah dicurahkan ke atas filter media tersebut secara intermittent untuk mendapatkan
kondisi aerob. Sebagaimana umumnya koloni bakteri tersebut menghasikan lendir (film) dari
proses sintesa. Lendir-lendir ini berkembang menutupi celah (void) diantara media sehingga
terjadi penumbatan yang akan menghambat aliran. Oleh karena itu, secara periodik perlu
adanya pembilasan. Bertentangan dengan kondisi penyumbatan tersebut, maka RBC
menggunakan media berupa piringan fiber/HDPE yang berada 40% did alam air dan disusun
secara vertikal pada as (axis ) rotor horizontal. Piringan diputar dengan kecepatan (3-6) rpm
yang memberikan kesempatan secara bergantian bagian-bagian dari luas permukaan piringan
menerima oksigen dari udara luar. Pemutaran ini selain untuk tujuan pemberian oksigen pada
bakteri yang melekat pada piring juga dimaksudkan untuk membilas secara otomatis lendir
yang terbentuk berlebihan pada piring. Dengan menggunakan RBC, tidak akan terjadi
penyumbatan.
Kriteria desain:
Beban organik untuk piringan 20 gr BOD/ m2 luas piringan.hari
Jarak antar piringan (3-5) cm
Diameter Piringan (1,5-3) m
Waktu detensi dalam bak (2-4) jam
Kedalaman bak piringan bergantung tinggi bagian piringan yang terbenam dalam air,
misal untuk piringan diameter 3m maka kedalam air dalam bak 2 m
Kebutuhan listrik untuk rotor 8-10 Kw.jam/(orang.tahun)
Produksi lumpur (0,4-0,5) kg / kg penyisihan BOD
Pengolahan air limbah dengan RBC terdiri dari:
Saringan sampah,
Bak pengendap pendahuluan.
Bak kontak media (piringan)
Bak pengendap kedua
Peralatan utk pembubuhan zat disnfektan
Bak pengeram lumpur
Bak pengering lumpur
Sebagai catatan RBC pada umumnya digunakan untuk skala modul 1.000 s/d 10.000
jiwa
kolam oksidasi dan kolam pengendapan. Itulah sebabnya IPAL yang akan dirancang
membutuhkan lahan luas.
Proses pengolahannya adalah dengan menumbuhkan bakteri aerobik dalam keadaan
terdispersi, yaitu dengan memberikan oksigen ke dalam air limbah, kemudian bak tersebut
akan menguraikan zat organik yang berada dalam air limbah. Biasanya kolam aerasi tersebut
berupa kolam-kolam besar yang dilengkapi dengan aerator permukaan (surface aerator) atau
aerator mekanis yang dapat mengapung atau tercelup. tanpa resirkulasi lumpur. Unit
ini sangat baik dalam mendegradasi senyawa organic. Namun membutuhkan waktu detensi
yang lama.
Skema pengolahan air buangan domestik yang akan dibangun dapat digambarkan
pada Gambar berikut ini:
2. Grit Chamber
Grit chamber bertujuan untuk menghilangkan kerikil, pasir, dan partikel partikel lain
yang dapat mengendap didalam saluran dan pipa-pipa serta untuk melindungi pompapompa dan peralatan lain dari penyumbatan, abrasi, dan overloading. Grit removal
digunakan untuk mengambil padatan-padatan yang memiliki ukuran partikel lebih kecil
dari 0,2 mm
3. Equalisasi
Adalah suatu cara/ teknik untuk meningkatkan efektivitas dari proses pengolahan
selanjutnya. Keluaran dari bak equalisasi (tangki aliran rata-rata) adalah parameter
operasional bagi unit pengolahan selanjutnya seperti flow, level/ derajat kandungan polutan,
temperatur, padatan, dsb.
Equalisasi adalah peredaman (pengurangan) aliran yang tidak continue menjadi aliran
yang mendekati konstan. Cara ini dapat diterapkan pada situasi yang berbeda, tergantung
pada karakteristik sistem penampungan. Penerapan yang penting pada equalisasi adalah
sebagai berikut :
a. Debit cuaca kering (debit saluran kering selam 24 jam)
b. Debit cuaca basah (hujan) dari sistem drainase terpisah
c. Kombinasi debit air hujan dan debit air buangan saluran sanitasi
4. Bak Pengendap
Dari bak pemisah/pengendap pasir, air limbah dialirkan ke bak pengedap awal. Di dalam
bak pengendap awal ini lumpur atau padatan tersuspensi sebagian besar mengendap. Waktu
tinggal di dalam bak pengedap awal adalah 2 - 4 jam, dan lumpur yang telah mengendap
dikumpulkan dan dipompa ke bak pemekat lumpur.
5. Aerasi
Yang dimaksud dengan aerasi yaitu mengontakkan udara dengan air baku agar kandungan
zat besi dan mangan yang ada dalam air baku bereaksi dengan oksigen yang ada dalam udara
membentuk senyawa besi dan senyawa mangan yang dapat diendapkan. Disamping itu proses
aerasi juga berfungsi untuk menghilangkan gas-gas beracun yang tak diinginkan misalnya gas
H2S, CH4, CO2 dan gas-gas racun lainnya.
6. Sedimentasi
Adalah pemisahan partikel-partikel yang lebih berat dari air, dengan prinsip gravitasi.
Sedimentasi merupakan satu unit yang banyak dipakai pada pengolahan limbah cair. Tujuan
utama dari penggunaan unit ini adalah untuk menghasilkan cairan clarified dan juga
mendapatkan konsentrasi padatan yang mudah dikelola.
7. Bak Desinfektan
Didefinisikan sebagai bak penampung dimana dimasukkannya bahan kimia atau pengaruh
fisika yang digunakan untuk mencegah terjadinya infeksi atau pencemaran jasad renik seperti
bakteri dan virus, juga untuk membunuh atau menurunkan jumlah mikroorganisme atau
kuman penyakit lainnya.
Terdapat dua jenis dasar dari kolam aerasi, yaitu:
1. Kolam Aerobik
Kolam ini dirancang dengan level daya yang cukup tinggi untuk mempertahankan semua
padatan dalam kolam tetap tersuspensi dan juga untuk membagikan oksigen terlarut diseluruh
volume cairan. Kolam aerobik biasanya dirancang untuk beroperasi pada rasio F/M yang
tinggi atau waktu detensi lumpur yang pendek.sistem ini mencapai stabilisasi organic yang
kecil karena lebih menekankan konversi material organik terlarut manjadi materi organic
seluler.
2. Kolam Fakultatif
Kolam fakultatif dirancang dengan level daya yang hanya cukup untuk
mempertahankan oksigen terlarut di seluruh volume cairan. Dalam hal ini, sebagian besar
padatan (solid) dalam kolam tidak dipertahankan dalam keadaan tersuspensi, tetapi
mengendap pada dasar kolam yang akan didekomposisikan secara anaerobic. Kolam
fakultatif dirancang untuk waktu detensi lumpur yang lebih lama (sistem kecepatan rendah)
dan stabilisasi organik.
Karena semua padatan (solid) dipertahankan dalam keadaan tersuspensi, waktu
detensi dalam kolam aerobik yang diperlukan untuk pemisahan BOD terlarut akan lebih kecil
daripada waktu detensi yang diperlukan untuk kolam fakultatif (Kormanik, 1972). Akan
tetapi kebutuhan energi untuk pengadukan dalam kolam aerobik akan jauh lebih besar
daripada kebutuhan daya dalam kolam fakultatif. Lebih lanjut karena semua padatan tetap
tertahan dalam suspensi, efluen dari suatu kolam aerobik akan mempunyai konsentrasi
padatan yang jauh lebih tinggi daripada efluen dari kolam fakultatif, sehingga dibutuhkan
suatu tahap pemisahan padatan-cairan setelah proses aerobik, jika ingin mencapai efluen
kualitas yang baik. Kolam aerobik sesungguhnya adalah suatu sistem lumpur aktif tanpa
resirkulasi.
Keuntungan dari aerated lagoon antara lain adalah prosesnya yang lebih sederhana
daripada lumpur aktif, sehingga mudah dan lebih murah dalam pengoperasian dan