Jelajahi eBook
Kategori
Jelajahi Buku audio
Kategori
Jelajahi Majalah
Kategori
Jelajahi Dokumen
Kategori
MAKALAH
ILMU PENYAKIT GIGI DAN MULUT
Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
Anatomi Gigi
OLEH
Nama : THAUFAN M FATWA
Npm: 07310276
DAFTAR ISI
hal
Bab I Ilmu Penyakit Gigi dan Mulut
1.1 pengertian....................................................................................
2.1. Definisi..................................................................................................
5
2.2. Fungsi....................................................................................................
6
2.3 Bagian-bagian gigi..................................................................................
6
A Definisi
Penyakit gigi dan mulut adalah ilmu yang mempelajari penyakit-penyakit dan kelainan
yang terjadi pada rongga mulut,yanda-tanda atau gejalanya,penyebabnya serta
perawatannya.
B Oral diagnosis, Prognosis,dan Gejala
Pengertian oral diagnosis
Penetapan suatu keadaan yang menyimpang atau keadaan normal
melalui dasar pemikiran dan pertimbangan ilmu pengetuahuan.
Menurut Salzmann (1950) ; diagnosis dibedakan atas :
Prognosis
3. Pemeriksaan Lengkap
Prosedur yang dianjurkan pada pemeriksaan lengkap dilakukan pada kunjungan pertama
(jika mungkin), meliputi :
- Pencatatan Riwayat
a. Sosial
b. Gigi
5
c. Medis
- Pemeriksaan anak
a. Ekstra Oral
b. Intra Oral
Anamnesis
Identitas Pasien :
1. Jenis Kelamin. Wanita pada umumnya cenderung lebih memperhatikan faktor
estetik dibanding pria.
2. Usia. Proses menua mempengaruhi toleransi jaringan, kesehatan mulut,
koordinasi otot,mengalirnya saliva, ukuran pulpa igi, serta panjang mahkota klinis.
Usia jugamenentukan bentuk, warna, serta ukuran gigi seseorang.
3. Pencabutan Terakhir Gigi. Waktu dan gigi dibagian mana yang dicabut terakhir
perludiketahui. Apakah gigi tesebut sengaja dicabut atau tanggal sendiri. Bila
tanggal sendirimungkin ada sisa akar yang tertinggal. Lama jangka waktu anatara
pencabutan terakhir dengan saat dimulainya pembuatan geligi tiruan akan
mempengaruhi hasil perawatan.
Aloanamnesis
Ialah apabila pasien tidak dapat pertanyaan yang di ajukan oleh dokter, di karenakan alas an
alasan tertentu
E macam-macam pemeriksaan objektif
6
E.1 Macamnya
Ekstra oral : Bentuk muka, bentuk kepala, keadaan bibir, tinggi muka, posisi dan
hubungan rahang .
Intra oral : Relasi molar dinyatakan dengan klasifikasi Angle. Malrelasi gigi lainnya
seperti: openbite, crossbite, deep overbite, scissor bite Overjet berlebihan dll.
Malposisi gigi seperti: mesioversi, bukoversi, aksiversi, torsiversi, supraversi,
6ransverse dll.
BAB 2
ANATOMI DAN STRUKTUR GIGI DAN MULUT
Gigi adalah salah satu aksesoris dalam mulut yang mempunyai lima peranan yang sangat penting
yaitu sebagai fungsi mengunyah, fungsi fonasi, fungsi estatika, fungsi kejiwaan, fungsi identifikasi (
forensik). Setiap gigi terdiri daripada tiga bagian iaitu mahkota gigi ( corona dentis), leher gigi ( cervix ),
akar gigi ( radix).
A. PERKEMBANGAN OKLUSI
Oklusi adalah perubahan hubungan permukaan gigi geligi pada Maksila dan mandibula, yang
terjadi selama pergerakan Mandibula dan berakhir dengan kontak penuh dari gigi geligi pada kedua
rahang. Oklusi terjadi karena adanya interaksi antara Dental system, Skeletal systemdan iluscular system.
Oklusi gigi geligi bukanlah merupakan keadaan yang statis selama mandibula bergerak, sehingga ada
bermacam-macam bentuk oklusi, misalnya : centrik, excentrik, habitual, supra-infra, mesial, distal,lingual
dsb.
Dikenal dua macam istilah oklusi yaitu :
Oklusi ideal : Adalah merupakan suatu konsep teoritis oklusi yang sukar atau bahkan
Oklusi normal : Adalah suatu hubungan yang dapat diterima oleh gigi geligi pada rahang
yang sama dan rahang yang berlawanan, apabila gigi geligi dikontakkan dan condylus berada
dalam fossa glenoidea.
7
Selain itu astilah maloklusi, yaitu yang menyangkut hal hal diluar oklusi normal. Pada oklusi normal masih
memungkinkan adanya beberap variasi dari oklusi ideal yang secara fungsi maupun estetik masih dapat
diterima/ memuaskan.
Ada dua tahap oklusi pada manusia :
1.
2.
primate space. Primate space ini diperlukan pada early mesial shift.
Adanya celah celah ini memberi kemungkinan gigi-gigi permanen yang akan erupsi mempunyai cukup
tempat, sebaiknya bila tidak ada memberi indikasi kemungkinan terjadi gigi berjejal ( crowding ).
Hubungan molar kedua dalam arah sagital dapat :
1.
Berakhir pada satu garis terminal ( flush terminal plane ), yang merupakan garis vertikal
Molar kedua mandibula letaknya lebih kedistal dari molar kedua maksila (distal step ) .
3.
Molar kedua mandibula lebih kearah mesial molar kedua maksila ( mesial step ) .
Perkembangan Oklusi gigi- geligi permanen. Foster ( 1982 ) membagi dalam tiga tahap
perkembangan :
1. Tahap erupsi molar pertama dan incisivi permanen.
TAHAP 1 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 6 8 TAHUN )
8
Terjadi penggantian gigi inncisivi dan penambahan molar pertama permanen . Pada umur 6,5 tahun ketika
incisivus sentral atas erupsi akan terlihat space pada garis median prosesus alveolaris sehingga dapat
menyebabkan kesalahan diagnosis sebagai suatu keadaan frenulum yang abnormal, keadaan ini disebut
dengan istilah Ugly duckling stage .
Kadang kadang incisivi permanen terlihat croding pada saat erupsi dan incisivi
Lateral berhimpitan ( overlap ) dengan gigi caninus susu. Keadaan ini bisa diatasi bila terdapat leeway
space. Leeway space adalah perbedaan ruangan antara lebar mesiodistal gigi caninus, molar pertama dan
kedua susu dengan caninus premolar pertama dan kedua permanen.
Hubungan distal molar kedua susu atas dan bawah mempengaruhi hubungan molar pertama permanen,
molar pertama permanen penting peranannya pada tinggi vertikal rahang selama periode penggantian gigi
susu menjadi gigi permanen . Pada umur 8 tahun incisivi dan molar pertama permanen telah erupsi.
Apabila incivisi atas lebih dulu erupsi dari yang bawah, dapat menyebabkan terjadinya gigitan dalam
( deep overbite ). Dengan adanya pertumbuhan gigitan dalam yang terjadi dapat terkoreksi dengan
occlusal adjustment yang terjadi kemudian.
2. Tahap erupsi caninus, premolar dan molar kedua.
TAHAP 2 ( TERJADI PADA UMUR ANTARA 10 13 TAHUN )
Pada tahap ini bila molar susu bawah sudah diganti oleh premolar permanen, sedangkan molar susu atas
belum, maka akan terdapat penambahan besar overbite dan bila sebaiknya maka kontak gigi terlihat edge.
3. Tahap erupsi molar ketiga.
TAHAP 3 ( TAHAP ERUPSINYA MOLAR KETIGA )
Penyesuaian oklusi ( occusal adjustment )
Menurut Salzmann ( 1966 ) terdapat 3 mekanisme yang berbeda pada penyesuaian oklusi normal gigi
susu keperiode gigi bercampur sampai tercapai stabilisasi pada periode gigi permanen :
Jika bidang vertikal dari permukaan distal molar kedua susu atas terletak distal molar
kedua susu bawah maka molar prtama permanen akan menempati sesuai dengan oklusi pada gigi
susu.
Jika terdapat primate space dan bidang vertikal molar kedua susu segaris, maka terjadi
oklusi normal pada molar pertama permanen, karena adanya pergeseran molar susu kemesial
sehingga ruangan tersebut tertutup.
Jika bidang vertikal sama dan molar pertama permanen hubungannya cusp, maka oklusi
normal terjadi karena adanya pergeseran kemesial yang terjadi kemudian setelah molar kedua
susu tanggal.
Periode diantara periode gigi susu dan gigi gigi permanen disebut periode gigi gigi bercampur. Menurut
Moyers ( 1974 ) adalah merupakan periode dimana gigi susu dan permanen berada bersama-sama
didalam mulut .
Gigi- geligi tetap yang adan dibagi atas dua kelompok :
Accesssional Teeth, gigi tetap yang erupsi diposterior dari gigi susu.
B. SRTUKTUR/BAGIAN GIGI
10
Mahkota gigi atau corona, merupakan bagian yang tampak di atas gusi. Terdiri atas:
Leher gigi atau kolum, merupakan bagian yang berada di dalam gusi.
Akar gigi atau radiks, merupakan bagian yang tertanam pada tulang rahang. Akar gigi melekat pada tulang
rahang dengan perantaraan semen gigi.
Semen gigi melapisi akar gigi dan membantu menahan gigi agar tetap melekat pada gusi. Terdiri atas:
o
11
Email merupakan lapisan terluar pada mahkota gigi. Berasal dari jaringan ectoderm (jaringan terluar).
Email merupakan bagian yang paling keras dan kuat daripada lapisan gigi lainnya, karena memiliki
kandungan anoarganik 96%. Karena itu, email merupakan pelindung gigi dari sensitivitas panas atau
dingin dan nyeri saat mengunyah. Akan tetapi email tidak memiliki kemampuan regenerasi untuk
mengganti bagian-bagian yang rusak. Sehingga bila terjadi kerusakan perlu dirawat dengan cara
penambalan.
2. Dentin:
Dentin berasal dari jaringan mesoderm(jaringan dibawah ektoderm) yaitu susunan dan asal yang
sama dengan jaringan tulang. Dentin memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi bila
dihubungkan dengan jaringan pendukung gigi. Dentin lebih keras karena banyak mengandung bahan
kimia anorganik 69%. Dentin terletak terselubung dibawah email, dan dibawah sementum pada akar
gigi. Di dalam dentin terdapat pembuluh-pembuluh yang sangat halus. Pembuluh ini berjalan
menyebar ke seluruh permukaan dentin yang disebut tubula dentin (bagian dentin yang berupa tube
kecil/pori-pori berisi pembuluh darah dan pembuluh saraf) mulai dari batas rongga pulpa sampai ke
batas email dan semen. Pembuluh ini juga mengandung serabut yang merupakan kelanjutan sel
odontoblas (sel pembentuk struktur gigi) pada perbatasan rongga pulpa. Sel-sel ini berfungsi
menyalurkan rangsangan dari dentin ke
sel-sel saraf. Seperti rangsangan thermis (panas/dingin), rangsangan khemis (asam/manis) dan
rangsangan mekanis (benda keras). Rangsangan ini mula-mula diterima oleh email, kemudian
diteruskan ke dentin. Melalui tubula dentin dengan serabut-serabutnya, diteruskan keke sel-sel
sarafdalam rongga pulpa. Bila terjadi kerusakan email, maka akan terbentuk dentin sekunder.
Pembentukan dentin sekunder ini dapat terjadi sepanjang hidup dengan arah pertumbuhan kearah
rongga pulpa. Karena itu, semakin tua usia seseorang semakin sempit rongga pulpanya.
4.
Cementum
Sementum berasal dari jaringan mesoderm, yaitu susunan dan asal yang sama dengan jaringan
tulang. Sementum memiliki kemampuan untuk melakukan regenerasi bila dihubungkan dengan
jaringan pendukung gigi, sama halnya dengan dentin. Tetapi perbedaan antara dentin dan sementum
12
secara
kimia,
dentin
lebih
banyak
mengandung
bahan
kimia
anorganik
69%.
Sementum merupakan lapisan terluar pada akar gigi yang membatasi gigi dengan jaringan
pendukungnya. Bahan anorganik pada sementum sama dengan tulang yaitu 40%. Bila terjadi
rangsangan yang kuat pada gigi maka akan terjadi resorbsi/penyerapan sel sementum pada sisi yang
terkena
rangsangan,
dan
pada
sisi
yang
berlawanan
terbentuk
sementum
baru.
Karena itu, semakin tua usia seseorang makin tebal lapisan sementumnya. Menurut Gottlieb,
pengendapam sementum terjadi terus-menerus selama hidup dan ini berhubungan dengan
pertumbuhan
gigi.
Sebagian besar pengendapan sementum terjadi di daerah ujung akar dan percabangan
akar(bifurkasi).
Jadi
sementum
gigi
dapat
dikelompokkan
menjadi:
C. JARINGAN LUNAK/PULPA
Pulpa adalah struktur gigi terdalam (di bawah dentin) berupa rongga yang berisi jaringan pulpa. Jaringan pulpa
penuh dengan sel saraf yang sensitif terhadap rangsangan mekanis-termis-kimia, jaringan limfa (cairan getah
bening), jaringan ikat, pembuluh darah arteri, dan vena.
Pulpa terdiri dari:
1. Tanduk pulpa (pulp horn)
2. Ruang pulpa (pulp chamber), yang berada di bagian tengah mahkota gigi
3. Saluran pulpa (pulp canal) yang berada di bagian akarnya
4. foramen apical yang merupakan tempat masuknya jaringan pulpa ke rongga pulpa berupa lubang di daerah ujung
akar/apeks gigi
13
5. Supplementary canal yaitu percabangan saluran pulpa berjumlah dua atau lebih yang berada dekat apikal (ujung
akar).
6. Orifice yaitu pintu masuk yang menghubungkan ruang pulpa dengan salurannya. Umumnya, garis luar pulpa
mengikuti garis luar bentuk gigi. Pulpa berasal dari jaringan mesenkim yang berfungsi sebagai pemberi nutrisi gigi
yang mengandung sel-sel saraf. Sistem sensorisnya berfungsi mengontrol peredaran darah dan sensasi nyeri.
Ukuran pulpa dipengaruhi oleh:
1. Usia gigi: semakin tua gigi semakin kecil rongga pulpanya. Pada periode perkembangan akar, diameter saluran
akar terbesar di ujung akar sehingga terbentuk seperti corong. Saat proses perkembangan akar hampir selesai,
bentuk corongnya menyempit dan membentuk lubang yang disebut foramen apical.
2. rangsangan saat berfungsi, misalnya: Thermal shock (trauma secara mendadak karena suhu yang tinggi), trauma
oklusi, abrasi,atrisi,dan erosi.