Anda di halaman 1dari 18

REFERAT

LETAK SUNGSANG

Oleh :
Lambertus Y F Buga ( 04700125 )

Pembimbing:
dr. Zainal Alim, Sp. OG

Fakultas Kedokteran Universitas Wijaya Kusuma Surabaya


SMF Ilmu Obstetri dan Ginekologi RS TK. II dr. Soepraoen Malang
2014

Latar Belakang

Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar
antara 3,3 % sampai 3,9 % bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetap
mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20 % sampai 30 % . Pertolongan
persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan letak sungsang mellui jalan vaginal, maka
sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan sectio caesaria.
Bedah sesar merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
abdomen dan dinding uterus dan erupakan prosedur untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi
ini memberikan jaan keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginam
tidak mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 1999). Sectio Caesaria menempati urutan kedua
setelah ekstraksi vakumdengan frekuensi yag dilaporkan 6% sampai 15 % (Gehard Martius,
1997). Sedangkan menurut statistik tentang 3509 kasus Sectio Caesariayang disusun oleh Peel
dan Chamberlein, indikasi untuk Sectio Caesaria adalah disporporsi janin panggul 21 %, gawat
janin 14%, plasenta previa 11 %, pernah Sectio Caesaria 11%, kelainan letak janin 10%, pre
eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka kematian ibu sebelum dikoreksi 0,5 %, sedangkan
kematian janin 14, 5 % (Winkjosastro, 1999).
Ibu hamil yang menjalani bedah Caesar akibat letak sungsang harus diberikan perawatan
dan pengawasan yang intensif. Di sinilah peran perawat sangat diperlukan, perawat harus mampu
memberikan perawatan yang komprehensif, berkesinambungan , teliti dan penuh kesabaran.

Letak Sungsang
A. Pengertian
Letak Sungsang adalah bokong janin memasuki pelvis lebih dulu sebelum kepalanya.
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di dibagian
bawah kavum uteri.
B. Klasifikasi

a. Presentasi bokong murni (frank breech) (50-70%). Pada presentasi bokong


akibat ekstensi kedua sendi lutut, kedua kaki terangkat ke atas sehingga
ujungnya terdapat setinggi bahu atau kepala janin. Dengan demikian pada
pemeriksaan dalam hanya dapat diraba bokong.
b. Presentasi bokong kaki sempurna ( complete breech ) ( 5-10%). Pada presentasi bokong
kaki sempurna disamping bokong dapat diraba kaki.
c. Presentasi bokong kaki tidak sempurna dan presentasi kaki ( incomplete or footling ) (
10-30%). Pada presentasi bokong kaki tidak sempurna hanya terdapat satu kaki di
samping bokong, sedangkan kaki yang lain terangkat ke atas. Pada presentasi kaki bagian
paling rendah adalah satu atau dua kaki.

C. Penyebab

a. Hydramnion
b. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
c. air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
d. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
e. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
f. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor tumor pelvis dan lain lain.
g. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara.
h. Gemeli .
i.

Kelainan uterus, seperti uterus arkuatus ; bikornis, mioma uteri.

j.

Janin sudah lama mati.

k. Kepala relatif besar.


D. Diagnosis
a.

Palpasi :

Leopold I: teraba kepala janin yang bulat, keras dan balotemen positif di fundus
uteri.

Leopold II: teraba punggung disalah satu sisi abdomen dan bagian kecil pada
sisi lain

Leopold III: bokong dapat digerakkan di atas PAP jika belum engage

Leopold IV: jika sudah engage, menunjukkan bokong terfiksasi didalam


simfisis.

b.

Auskultasi: DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih
tinggi dari pusat.

c.

Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar -X : bayangan kepala di fundus

d.

Pemeriksaan Vagina (VT) :

Jika pembukaan sudah besar dapat teraba tiga tonjolan tulang, yaitu kedua tubera
ossis ischii dan ujung os sacrum, sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang
yang meruncing dengan deretan prosesus spinosus ditengah-tengah tulang tersebut.
Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak.

E. Macam Persalinan

Spontan :

atau manipulasi selain dorongan bayi.

selanjutnya diekstraksi atau dilahirkan dgn traksi operator dan dibantu oleh
manuver-manuver dengan atau tanpa usaha ekspulsif dari ibu.
3. Ekstraksi bokong total seluruh tubuh janin diekstraksi oleh dokter.

Sectio Caesarea

F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operator berpengalaman dapat menentukan:

Presentasi janin

Ukuran

Jumlah kehamilan

Lokasi plasenta

Jumlah cairan amnion

Malformasi jaringan lunak atau tulang janin

G. Syarat Partus Pervaginam Letak Sungsang

Janin tidak terlalu besar

Tidak ada suspek CPD

Tidak ada kelainan jalan lahir

H. Pertolongan Persalinan Sungsang


Pertolongan Persalinan Spontan (Spontaneous Breech)
1. Tahap pertama : fase lambat pertama, lahirnya bokong sampai umbilicus
tujuannya hanya untuk melahirkan bokong.
2. Tahap kedua : fase cepat, lahirnya umbilikus sampai mulut, bayi harus dilahirkan
cepat karena kemungkinan tali pusat terjepit oleh kepala bayi di PAP (batas waktu
8 menit). Bila mulut sudah lahir, bayi dapat bernafas lewat mulut.
3. Tahap ketiga : fase lambat, lahirnya mulut sampai seluruh kepala. Kepala harus
dilahirkan secara perlahan-lahan.
o Tujuannya untuk menghindari terjadinya perdarahan intrakranial (ruptura
tentorium cerebelli) akibat dekompresi yang mendadak.
Teknik : Gerakan Hiperlordosis bayi dipegang secara Bracht

Partial Breech Extraction


o Indikasi :
1. Bila pertolongan secara Bracht gagal
2. Rintangan bahu
o Tahapan :
1. Tahap pertama: lahirnya bokong sampai umbilikus
2. Tahap kedua: lahirnya bahu dan lengan memakai tenaga penolong
secara klasik (Deventer), Mueller atau Lovset.
3. Tahap ketiga: lahirnya kepala, dengan cara Mauriceau-Veit-Smellie,
Najouk, Wigand Martin-Winckel, Prague terbalik, atau dengan forceps
Piper.

Melahirkan Bahu dan Lengan


Teknik Cara Klasik
Melahirkan bahu dan lengan belakang lebih dahulu, karena lengan
belakang berada di ruangan yang lebih luas (sakrum), baru kemudian
melahirkan lengan depan yang berada di bawah simfisis. Bila lengan
depan sukar, maka lengan depan diputar menjadi lengan belakang, yaitu
dengan memutar gelang bahu ke arah belakang dan kemudian lengan
belakang ini dilahirkan.

Teknik Cara Mueller


1. Melahirkan bahu dan lengan depan lebih dahulu dibawah simfisis
melalui ekstraksi ,disusul melahirkan lengan belakang di belakang (
depan sacrum )
2.
diletakkan sejajar spina sakralis media dan jari telunjuk pada krista
iliaka dan jari2 yang lain mencengkam paha bagian depan, lalu badan
janin ditarik curam ke bawah sampai bahu depan tampak di bawah
simfisis lengan depan dilahirkan dengan mengait lengan bawahnya.
3. Setelah bahu depan dan lengan depan lahir, badan janin ditarik ke atas
sampai bahu belakang lahir.
Keuntungan : tangan penolong tidak ma
bahaya infeksi minimal.

Teknik Cara Lovset


Memutar badan janin setengah lingkaran (1800) searah dan berlawanan arah
jarum jam sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu yang semula
dibelakang akan lahir didepan (di bawah simfisis).

Keuntungan :
1. Teknik sederhana dan kegagalan jarang
2. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko infeksi
minimal.
3. Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan
posisi lengan.

Tubuh janin dipegang dengan pegangan femuropelvik, kemudian dilakukan


pemutaran 1800 sambil melakukan traksi curam kebawah sehingga bahu belakang
menjadi bahu depan dibawah arcus pubis dan dapat dilahirkan.

Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan.

Cara Lovset dianjurkan dalam memimpin persalinan letak sungsang pada


keadaan- keadaan dimana akan terjadi kesulitan, misalnya :
1. Primigravida
2. Janin yang besar
3. Panggul yang relatif sempit.

Melahirkan Kepala
Teknik Mauriceau
Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan
dalam mulut, jari telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina,
sedangkan jari lain mencekam leher. Badan anak diletakkan di atas lengan
bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan
jari ke 3 penolong mencengkam leher janin dari arah punggung.

Kedua tangan penolong menarik kepala janin curam ke bawah. Tenaga


tarikan terutama dilakukan olehtangan penolong yang mencengkam leher
janin dari arah punggung. Bila suboksiput tampak di bawah simfisis,

kepala janin dielevasi ke atas sehingga berturut-turut lahir dagu, mulut,


hidung, mata, dahi, ubun-ubun besar dan akhirnya lahir seluruh kepala
janin.

Teknik Prague Terbalik

1. Dilakukan bila oksiput dibelakang (dekat dengan sacrum) dan


muka janin menghadap simfisis.
2. Satu tangan mencekap leher dari sebelah belakang dan punggung
anak diletakkan diatas telapak tangan tersebut.
3. Tangan penolong lain memegang pergelangan kaki dan kemudian
di elevasi keatas sambil melakukan traksi pada bahu janin
sedemikian rupa sehingga perut anak mendekati perut ibu.
4. Dengan larynx sebagai hypomochlion kepala anak dilahirkan.

Cara Prague Terbalik

Ekstraksi Total
Ekstraksi pada Bokong
Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan
lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha
dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap
pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi ke bawah.

Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis,
jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara sere
ntakmelakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong.

Setelah bokong lahir, bokong dipegang dengan pegangan femuropelvik dan


janin dilahirkan.

Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong pangkal paha
sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi
paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.

Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas.

Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina.

a.

b.

Komplikasi ibu

Perdarahan

Trauma jalan lahir

Infeksi
Komplikasi anak

1) Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus
yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan
terjadinya aspirasi.

2) Asfiksia :
Anoksia disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat

3) Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
o Panggul sempit
o Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
o Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4) Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
o Fraktura tulang kepala
o Fraktura humerus
o Fraktura klavikula
o Fraktura femur
o Dislokasi bahu

5) Paralisa nervus brachialis yang menyebabkan paralisa lengan terjadi akibat


tekanan pada pleksus brachialis oleh jari-jari penolong saat melakukan traksi
dan juga akibat regangan pada leher saat membebaskan lengan.

I. Persalinan Perabdominal: Sectio Caesar


Indikasi :
a.

Janin besar

b.

Janin viable dengan gawat janin

c.

Nilai anak sangat tinggi ( high social value baby )

d.

Keadaan umum ibu buruk

e.

Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak memuaskan ( partus lama,

secondary arrest dsbnya)


f.

Panggul sempit atau kelainan bentuk panggul

g. Hiperekstensi kepala

h. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu
(beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
i.

Disfungsi uterus (beberapa ahli mencoba untuk dengan oksitosin drip)

j.

Presentasi bokong tidak sempurna atau presentasi kaki

k. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk segera
mengakhiri kehamilan atau persalinan.
l.

Gangguan pertumbuhan intrauterine berat

m. Riwayat obstetri buruk


n.

Operator tidak berpengalaman dalam melakukan pertolongan persalinan sungsang

spontan pervaginam
o. Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.

J. Prognosis
Persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala, morbiditas dan mortalitas ibu
dan atau anak pada persalinan sungsang pervaginam lebih besar.

Anda mungkin juga menyukai