LETAK SUNGSANG
Oleh :
Lambertus Y F Buga ( 04700125 )
Pembimbing:
dr. Zainal Alim, Sp. OG
Latar Belakang
Letak sungsang adalah keadaan dimana janin terletak memanjang dengan kepala di
fundus uteri dan bokong berada di bagian bawah kavum uteri. Kejadian letak sungsang berkisar
antara 3,3 % sampai 3,9 % bervariasi di berbagai tempat. Sekalipun kejadiannya kecil tetap
mempunyai penyulit yang besar dengan angka kematian sekitar 20 % sampai 30 % . Pertolongan
persalinan letak sungsang melalui jalan vaginal memerlukan perhatian karena dapat
menimbulkan komplikasi kesakitan, cacat permanen sampai dengan kematian bayi.
Memperhatikan komplikasi pertolongan persalinan letak sungsang mellui jalan vaginal, maka
sebagian besar pertolongan persalinan letak sungsang dilakukan dengan sectio caesaria.
Bedah sesar merupakan pembedahan untuk melahirkan janin dengan membuka dinding
abdomen dan dinding uterus dan erupakan prosedur untuk menyelamatkan kehidupan. Operasi
ini memberikan jaan keluar bagi kebanyakan kesulitan yang timbul bila persalinan pervaginam
tidak mungkin atau berbahaya (Winkjosastro, 1999). Sectio Caesaria menempati urutan kedua
setelah ekstraksi vakumdengan frekuensi yag dilaporkan 6% sampai 15 % (Gehard Martius,
1997). Sedangkan menurut statistik tentang 3509 kasus Sectio Caesariayang disusun oleh Peel
dan Chamberlein, indikasi untuk Sectio Caesaria adalah disporporsi janin panggul 21 %, gawat
janin 14%, plasenta previa 11 %, pernah Sectio Caesaria 11%, kelainan letak janin 10%, pre
eklamsi dan hipertensi 7% dengan angka kematian ibu sebelum dikoreksi 0,5 %, sedangkan
kematian janin 14, 5 % (Winkjosastro, 1999).
Ibu hamil yang menjalani bedah Caesar akibat letak sungsang harus diberikan perawatan
dan pengawasan yang intensif. Di sinilah peran perawat sangat diperlukan, perawat harus mampu
memberikan perawatan yang komprehensif, berkesinambungan , teliti dan penuh kesabaran.
Letak Sungsang
A. Pengertian
Letak Sungsang adalah bokong janin memasuki pelvis lebih dulu sebelum kepalanya.
Janin terletak memanjang dengan kepala di fundus uteri dan bokong berada di dibagian
bawah kavum uteri.
B. Klasifikasi
C. Penyebab
a. Hydramnion
b. Prematuritas karena bentuk rahim relatif kurang lonjong,
c. air ketuban masih banyak dan kepala anak relatif besar
d. Plasenta previa karena menghalangi turunnya kepala ke dalam pintu atas panggul.
e. Kelainan bentuk kepala: hidrocephalus, anencephalus, karena kepala kurang sesuai
dengan bentuk pintu atas panggul.
f. Fiksasi kepala pada pintu atas panggul tidak baik atau tidak ada, misalnya pada
panggulsempit, hidrosefalus, plasenta previa, tumor tumor pelvis dan lain lain.
g. Janin mudah bergerak,seperti pada hidramnion, multipara.
h. Gemeli .
i.
j.
Palpasi :
Leopold I: teraba kepala janin yang bulat, keras dan balotemen positif di fundus
uteri.
Leopold II: teraba punggung disalah satu sisi abdomen dan bagian kecil pada
sisi lain
Leopold III: bokong dapat digerakkan di atas PAP jika belum engage
b.
Auskultasi: DJJ (denyut jantung janin) paling jelas terdengar pada tempat yang lebih
tinggi dari pusat.
c.
Pemeriksaan foto rontgen, USG, dan Foto Sinar -X : bayangan kepala di fundus
d.
Jika pembukaan sudah besar dapat teraba tiga tonjolan tulang, yaitu kedua tubera
ossis ischii dan ujung os sacrum, sedangkan os sacrum dapat dikenal sebagai tulang
yang meruncing dengan deretan prosesus spinosus ditengah-tengah tulang tersebut.
Antara tiga tonjolan tulang tadi dapat diraba anus dan genitalia anak.
E. Macam Persalinan
Spontan :
selanjutnya diekstraksi atau dilahirkan dgn traksi operator dan dibantu oleh
manuver-manuver dengan atau tanpa usaha ekspulsif dari ibu.
3. Ekstraksi bokong total seluruh tubuh janin diekstraksi oleh dokter.
Sectio Caesarea
F. Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan USG yang dilakukan oleh operator berpengalaman dapat menentukan:
Presentasi janin
Ukuran
Jumlah kehamilan
Lokasi plasenta
Keuntungan :
1. Teknik sederhana dan kegagalan jarang
2. Tangan penolong tidak masuk ke dalam jalan lahir, sehingga risiko infeksi
minimal.
3. Dapat dilakukan pada segala macam letak sungsang tanpa memperhatikan
posisi lengan.
Sambil dilakukan traksi curam bawah, tubuh janin diputar 1800 kearah yang
berlawanan sehingga bahu depan menjadi bahu depan dibawah arcus pubis
dan dapat dilahirkan.
Melahirkan Kepala
Teknik Mauriceau
Tangan penolong dimasukkan dalam jalan lahir, jari tengah dimasukkan
dalam mulut, jari telunjuk dan jari manis mencekam fossa kanina,
sedangkan jari lain mencekam leher. Badan anak diletakkan di atas lengan
bawah penolong, seolah-olah janin menunggang kuda. Jari telunjuk dan
jari ke 3 penolong mencengkam leher janin dari arah punggung.
Ekstraksi Total
Ekstraksi pada Bokong
Jari telunjuk penolong yang sesuai dengan bagian kecil anak dimasukkan jalan
lahir dan diletakkan pada lipat paha depan anak. Dengan jari tersebut, lipat paha
dikait. Untuk memperkuat kaitan tersebut, tangan lain penolong mencekap
pergelangan tangan yang melakukan kaitan dan ikut melakukan traksi ke bawah.
Bila dengan traksi tersebut trochanter depan sudah terlihat dibawah arcus pubis,
jari telunjuk tangan lain segera mengait lipat paha belakang dan secara sere
ntakmelakukan traksi lebih lanjut untuk melahirkan bokong.
Tangan yang didalam mencari kaki dengan menyelusuri bokong pangkal paha
sampai belakang lutut (fosa poplitea) dan kemudian melakukan fleksi dan abduksi
paha janin sehingga sendi lutut menjadi fleksi.
Tangan yang diluar (dekat dibagian fundus uteri) mendekatkan kaki janin untuk
mempermudah tindakan mencari kaki janin tersebut diatas.
Setelah lutut fleksi, pergelangan kaki anak dipegang diantara jari ke II dan III dan
dituntun keluar dari vagina.
a.
b.
Komplikasi ibu
Perdarahan
Infeksi
Komplikasi anak
1) Sufokasi / aspirasi :
Bila sebagian besar tubuh janin sudah lahir, terjadi pengecilan rongga uterus
yang menyebabkan gangguan sirkulasi dan menimbulkan anoksia. Keadaan ini
merangsang janin untuk bernafas dalam jalan lahir sehingga menyebabkan
terjadinya aspirasi.
2) Asfiksia :
Anoksia disebabkan oleh terjepitnya talipusat pada fase cepat
3) Trauma intrakranial:
Terjadi sebagai akibat :
o Panggul sempit
o Dilatasi servik belum maksimal (after coming head)
o Persalinan kepala terlalu cepat (fase lambat kedua terlalu cepat)
4) Fraktura / dislokasi:
Terjadi akibat persalinan sungsang secara operatif
o Fraktura tulang kepala
o Fraktura humerus
o Fraktura klavikula
o Fraktura femur
o Dislokasi bahu
Janin besar
b.
c.
d.
e.
Inpartu tapi dengan kemajuan persalinan yang tidak memuaskan ( partus lama,
g. Hiperekstensi kepala
h. Bila sudah terdapat indikasi pengakhiran kehamilan dan pasien masih belum inpartu
(beberapa ahli mencoba untuk mengakhiri kehamilan dengan oksitosin drip)
i.
j.
k. Janin sehat preterm pada pasien inpartu dan atau terdapat indikasi untuk segera
mengakhiri kehamilan atau persalinan.
l.
spontan pervaginam
o. Pasien menghendaki untuk dilakukan sterilisasi setelah persalinan ini.
J. Prognosis
Persalinan pervaginam pada presentasi belakang kepala, morbiditas dan mortalitas ibu
dan atau anak pada persalinan sungsang pervaginam lebih besar.