Anda di halaman 1dari 50

LAPORAN KASUS

PIELONEFRITIS
Oleh:
Nabilla
102011101088
Pembimbing:
dr. Hudoyo Sp. PD

LAB/SMF ILMU PENYAKIT DALAM


RSD dr. SOEBANDI JEMBER
FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS JEMBER
2014

IDENTITAS PASIEN

Nama
Usia
Alamat
Pekerjaan
Status Marital
Pendidikan
Suku
Agama
No. RM
Tanggal MRS
Tanggal Pemeriksaan

Tanggal KRS

: Nn. A
: 22 tahun
: Dusun Krajan, Garahan
: Pegawai Pabrik
: Belum Menikah
: SMA
: Jawa
: Islam
: 01.92.14
: 13 Juni 2014
: 16 Juni 2014
(H4 MRS)
: 20 Juni 2014

ANAMNESIS

(Autoanamnesis dilakukan kepada


pasien pada tanggal 16 Juni 2014 di Ruang Alamanda RSD
dr. Soebandi Jember)

Keluhan Utama
Nyeri pinggang bagian kanan dan nyeri
perut bagian bawah.

RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG


H1-MRS
Pasien mengeluhkan nyeri pinggang bagian kanan
dan nyeri perut bagian bawah sejak 3 hari yang lalu. Nyeri
dirasakan pasien hilang timbul. Selain itu perut terasa
kembung, mual, muntah dan badan terasa panas disertai
menggigil sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku sudah
lebih dari seminggu yang lalu mengeluhkan nyeri saat
kencing, sering kencing dengan jumlah yang sedikitsedikit dan berwarna kuning kemerahan. Karena kondisi
umum pasien yang semakin memburuk, pasien
memutuskan untuk berobat ke RSD dr. Soebandi.

Riwayat Penyakit Dahulu


disangkal.
Riwayat Penyakit Keluarga
disangkal.
Riwayat Pengobatan
pasien belum pernah berobat sebelumnya.

Riwayat Sosial Ekonomi dan Lingkungan


Sosial Ekonomi
Pendidikan terakhir pasien adalah SMA, sehari-hari
pasien bekerja di pabrik.
Lingkungan
Pasien tinggal bersama orang tua dan kakaknya.
Pasien tinggal di sebuah rumah yang terdiri dari 3 kamar
dan 1 kamar mandi. Rumah beratapkan genteng,
beralaskan keramik, tembok dari batu bata, ventilasi dan
pencahayaan baik. Air minum sehari-hari yang berasal dari
sumur selalu dimasak hingga mendidih sebelum
dikonsumsi.
Kesan : keadaan sosial, ekonomi dan lingkungan cukup.

Riwayat Gizi

Pasien makan 3 kali dalam sehari. Menu yang sering


dikonsumsi berupa nasi, lauk pauk beragam dan sayursayuran.
Kesan : kebutuhan gizi cukup.
Riwayat Kebiasaan
- Pasien bukan peminum alkohol
- Pasien tidak mengkonsumsi obat-obatan jangka panjang

ANAMNESIS SISTEM
Sistem Serebrospinal
Tidak ada keluhan.
Sistem Kardiovaskuler
Tidak ada keluhan.
Sistem Pernapasan
Tidak ada keluhan.
Sistem Gastrointestinal
nyeri pinggang bagian kanan dan nyeri perut bagian
bawah, kembung, nafsu makan berkurang, mual,
muntah.

Sistem Urogenital
BAK tidak lancar, nyeri saat BAK, urin berwarna kuning
kemerahan.
Sistem Integumentum
Tidak ada keluhan.
Sistem Muskuloskeletal
Tidak ada keluhan.
Kesan : terdapat masalah pada sistem gastrointestinal
dan urogenital.

PEMERIKSAAN FISIK
Pemeriksaan Fisik Umum
Keadaan umum : lemah
Kesadaran
: compos mentis
Tanda-tanda vital
Tekanan darah
: 110/70 mmHg
Nadi
: 84 x/menit
Pernafasan
: 20 x/menit
Suhu tubuh
: 38,5 0 C
Status Gizi :
BB = 50 kg; TB = 155 cm
IMB = 20,8
Kesan : pada pemeriksaan umum didapatkan peningkatan
suhu tubuh.

Pemeriksaan Fisik Khusus


1. Kepala
Bentuk
: normosefal
Rambut
: lurus, tidak mudah dicabut
Mata
: konjungtiva anemis (-/-)
sklera ikterik (-/-)
edema palpebra (-/-)
refleks cahaya (+/+) d= 3/3, pupil isokor
Hidung
: sekret (-), pernafasan cuping hidung (-),
darah (-)
Telinga
: serumen (-), darah (-)

Pemeriksaan Fisik Khusus


Mulut
Bibir

: pendarahan gusi (-)


: sianosis (-), pucat (-), mukosa bibir
basah (-)
Lidah
: candidiasis (-)
Tenggorokan: faring hiperemis (-), hipertrofi tonsil (-)

2. Leher
KGB
Tiroid
JVP
Massa

: tidak ada pembesaran


: tidak ada pembesaran
: tidak meningkat
: (-)

Pemeriksaan Fisik Khusus


3. Dada
Gerak dada simetris, tidak ada ketinggalan gerak .
a. Jantung
Inspeksi
: iktus kordis tak tampak
Palpasi
: iktus kordis tak teraba
Perkusi
: redup
Batas kanan atas
: sela iga II garis parasternal kanan
Batas kanan bawah
: sela iga IV garis parasternal kanan
Batas kiri atas
: sela iga II garis parasternal kiri
Batas kiri bawah
: sela iga IV garis midklavikula kiri
Auskultasi
: suara I dan II tunggal, reguler,
suara tambahan (-)

Pemeriksaan Fisik Khusus


b. Paru-paru
Anterior

Posterior

Simetris, retraksi -/-,


ketinggalan gerak -/-

Simetris, retraksi -/Ketinggalan gerak -/-

Fremitus raba +/+ normal

Fremitus raba +/+ normal

Sonor +/+

Sonor +/+

Vesikuler, Rh-/-, Wh -/-

Vesikuler, Rh-/-,Wh -/-

Kesan : tidak ditemukan kelainan pada organ jantung


dan paru-paru.

Pemeriksaan Fisik Khusus


4. Perut
Inspeksi : cembung
Auskultasi : bising usus (+) N
Perkusi
: timpani
Palpasi
: soepel, nyeri ketok ginjal kanan (+), nyeri tekan
suprapubis (+), hepatosplenomegali (-)
Kesan: ditemukan adanya nyeri ketok ginjal kanan dan nyeri
tekan suprapubis.
5. Anus dan Alat Kelamin
Anus
: dalam batas normal
Genital
: dalam batas normal
Kesan : tidak ditemukan kelainan.

Pemeriksaan Fisik Khusus


6. Anggota gerak
Superior : akral hangat +/+, edema -/-,
Inferior : akral hangat +/+, edema -/-,
Kesan: tidak ditemukan kelainan.
7. Kulit
Ptekiae (-), ikterik (-), purpura (-), area hipopigmentasi dan
hiperpigmentasi (-)
Kesan: tidak ditemukan kelainan.

Hasil Pemeriksaan Radiologi


(13 Juni 2014)

Kesan : cor / pulmo dalam batas normal

Follow up hari 1 MRS (13 Juni 2014)


S) Nyeri pinggang dan nyeri perut, nggreges,
mual, muntah, nyeri saat kencing.
O) KU : lemah
TD : 110/70 mmHg
N : 84x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat

Kes : compos mentis


RR : 20x/mnt
Tax : 38,5C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+

P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri ketok ginjal kanan, nyeri tekan regio
suprapubis

Edema

A) Kolik Abdomen + Sistitis


P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1
Rencana cek lab DL, LFT, RFT, Elektrolit dan UL

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


14 Juni 2014
HEMATOLOGI

HASIL
PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

SATUAN

HB

12,5

12,0 16,0

gr/dL

LEUKOSIT

15,0

4,5 11.0

109/L

HEMATOKRIT

42,5

36 - 46

TROMBOSIT

350

150 - 450

109/L

BIL. DIREK

0,33

0,2 0,4

mg/dL

BIL. TOTAL

1,0

<1,2

mg/dL

SGOT

28

10 - 31

U/L (370C)

SGPT

26

9 - 36

U/L (370C)

115

< 200

mg/dL

FAAL HATI

GULA DARAH
GLUKOSA SEWAKTU

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


14 Juni 2014
ELEKTROLIT

HASIL
PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

SATUAN

NATRIUM

142,0

135 - 155

mmol/L

KALIUM

4,00

3,5 5,0

mmol/L

CHLORIDA

108,7

90 110

mmol/L

CALSIUM

2,20

2,15 2,57

mmol/L

KREATIN SERUM

0,7

0,5 1,1

mg/dL

BUN

14

6 20

mg/dL

UREA

30

26 43

g/24 h

ASAM URAT

4,8

2,0 5,7

mg/dL

FAAL GINJAL

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


14 Juni 2014
URIN LENGKAP

HASIL PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

WARNA

KUNING KEMERAHAN

KUNING JERNIH

PH

7,0

4,8 7,5

BJ

1,015

1,015 1,025

PROTEIN

NEGATIF

NEGATIF

GLUKOSA

NORMAL

NORMAL

UROBILIN

NORMAL

NORMAL

BILIRUBIN

NEGATIF

NEGATIF

NITRIT

NEGATIF

NEGATIF

KETON

NEGATIF

NEGATIF

Hasil Pemeriksaan Laboratorium


14 Juni 2014
URIN LENGKAP

HASIL PEMERIKSAAN

NILAI NORMAL

LEUKOSIT MAKROS

NEGATIF

NEGATIF

BLOOD MAKROS

+1

NEGATIF

ERITROSIT

5 - 10

02

LEUKOSIT

2-5

02

EPITEL SQUAMOUS

02

02

EPITEL RENAL

NEGATIF

NEGATIF

KRISTAL

NEGATIF

NEGATIF

SILINDER

NEGATIF

NEGATIF

BAKTERI

POSITIF

NEGATIF

YEAST

NEGATIF

NEGATIF

TRICOMONAST

NEGATIF

NEGATIF

Follow up hari 2 MRS (14 Juni 2014)


S) Nyeri pinggang dan nyeri perut, nggreges,
mual, tidak bisa tidur, kencing sedikit-sedikit.
O) KU : lemah
TD : 110/60 mmHg
N : 86x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat

Kes : compos mentis


RR : 20x/mnt
Tax : 38,4C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+

P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri ketok ginjal kanan, nyeri tekan regio
suprapubis

Edema

A) Kolik Abdomen + Sistitis


P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1
Rencana cek USG Abdomen

Hasil Pemeriksaan USG


(15 Juni 2014)

Kesan : edema ren dextra akibat proses inflamasi.

Follow up hari 3 MRS (15 Juni 2014)

S) Nyeri perut, mual.


O) KU : lemah
TD : 110/70 mmHg
N : 88x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat
Kes : compos mentis
RR : 18x/mnt
Tax : 38,3C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+

A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:


I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri ketok ginjal kanan, nyeri tekan regio
suprapubis

Edema

A) Pielonefritis Dekstra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1
Rencana foto BOF

Hasil Pemeriksaan BOF


(16 Juni 2014)

Kesan : dalam batas normal

Follow up hari 4 MRS (16 Juni 2014)


S) Nyeri pinggang dan nyeri perut, mual,
pusing.
O) KU : lemah
TD : 110/60 mmHg
N : 86x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat

Kes : compos mentis


RR : 20x/mnt
Tax : 38,4C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+

P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri ketok ginjal kanan, nyeri tekan regio
suprapubis

Edema

A) Pielonefritis Dextra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1

Follow up hari 5 MRS (17 Juni 2014)


S) Mual, tidak nafsu makan.
O) KU : lemah
TD : 120/80 mmHg
N : 90x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat

Kes : compos mentis


RR : 22x/mnt
Tax : 37,3C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan regio suprapubis

Edema

A) Pielonefritis Dextra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1

Follow up hari 6 MRS (18 Juni 2014)


S) Nyeri perut.
O) KU : lemah
TD : 110/60 mmHg
N : 86x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat
Kes : compos mentis
RR : 20x/mnt
Tax : 37,5C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel, nyeri tekan regio suprapubis

Edema

A) Pielonefritis Dextra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
P/O Paracetamol 3 x 1

Follow up hari 7 MRS (19 Juni 2014)


S) O) KU : cukup
TD : 110/60 mmHg
N : 86x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat
Kes : compos mentis
RR : 20x/mnt
Tax : 36,6C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel

Edema

A) Pielonefritis Dextra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Rencana KRS

Follow up hari 8 MRS (20 Juni 2014)


S) O) KU : cukup
TD : 110/70 mmHg
N : 82x/mnt
K/L : a/i/c/d = -/-/-/Thorax :COR

Extremitas
Akral hangat
Kes : compos mentis
RR : 18x/mnt
Tax : 36,3C

I: ictus cordis tidak tampak


P: ictus cordis tidak teraba
P:redup
A: S1S2 tunggal, reguler, e/g/m : -/-/-

Pulmo :
I : simetris, retraksi -/P: fremitus raba +/+
P: sonor +/+
A: Ves +/+, Rh -/-, Wh -/Abdomen:
I : flat
A: BU(+) N
P: timpani
P: soepel

Edema

A) Pielonefritis Dextra
P) Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul

RESUME
Anamnesis
Seorang wanita berusia 22 tahun mengeluhkan
nyeri pinggang bagian kanan dan nyeri perut bagian
bawah sejak 3 hari yang lalu. Nyeri dirasakan pasien
hilang timbul. Selain itu perut terasa kembung, mual,
muntah dan badan terasa panas disertai menggigil
sejak 3 hari yang lalu. Pasien mengaku sudah lebih
dari seminggu yang lalu mengeluhkan nyeri saat
kencing, sering kencing dengan jumlah yang sedikitsedikit dan berwarna kuning kemerahan.

Pemeriksaan Fisik
Keadaan umum pasien lemah, kesadaran compos
mentis, suhu tubuh meningkat, status gizi cukup, thoraks
dalam batas normal, abdomen nyeri ketok ginjal kanan dan
nyeri tekan regio suprapubis.
Pemeriksaan Penunjang
Lab DL
: leukositosis
Lab UL
: blood macros +1, eritrosit 5 - 10,
leukosit 2 - 5, bakteri (+)
Foto Thoraks
: dalam batas normal
USG Abdomen : edema ren dextra e.c. inflamasi
Foto BOF
: dalam batas normal

Diagnosis Kerja
Pielonefritis dextra.

Penatalaksanaan
Inf RL 20 tpm
Inj Cefotaxime 3 x 1 gram
Inj Ranitidin 3 x 1 ampul
Inj Ondansetron 2 x 1 ampul
Inj Buscopan 3 x 1 ampul
Paracetamol 3 x 1

Monitoring
Observasi keadaan umum
Tanda-tanda vital
Respon terapi

Edukasi
Menjelaskan tentang penyakit yang diderita pasien: penyebab, perjalanan penyakit,
pengobatan, prognosis, komplikasi.

PROGNOSIS
Dubia ad bonam.

PERBANDINGAN
Parameter

Teori

Kasus

Gejala
Nyeri pinggang dan nyeri perut bagian bawah
Tanda-tanda ISK
Tanda-tanda infeksi (demam menggigil)
Mual, muntah
Malaise

+
+
+
+
+

+
+
+
+
+

Faktor Resiko
Jenis kelamin
Kehamilan
Diabetes
Sumbatan
Disfungsi neurogenik kandung kemih
Penurunan sistem imun

+
+
+
+
+
+

+
-

Pemeriksaan Fisik
Nyeri ketok ginjal
Nyeri tekan abdomen regio suprapubis

+
+

+
+

Parameter

Teori

Kasus

Pemeriksaan Darah Lengkap


Leukositosis
LED meningkat
Peningkatan kadar C-Reaktif Protein

+
+
+

+
-

Urinalisis
Hematuria
Leukosuria
Bakteri

+
+
+

+
+
+

Pemeriksaan Penunjang
USG Abdomen untuk melihat adanya
kelainan pada ginjal
PIV untuk menilai besar ginjal, adanya parut
ginjal (renal scar) dan keadaan dari sistem
pelviokalises
Kultur urin

PEMBAHASAN
Pielonefritis adalah inflamasi pada pelvis ginjal
dan parenkim ginjal yang disebabkan karena
adanya infeksi oleh mikroorganisme. Infeksi ini
paling sering akibat infeksi ascenden dari
traktus urinarius bagian bawah.
Angka kejadian pielonefritis yaitu 280 kasus
per 100.000 perempuan dengan rentang umur
18 sampai 49 tahun. Sebanyak 7% pasien
memerlukan perawatan di rumah sakit.

Klasifikasi pielonefritis dipandang dari segi penatalaksanaan:


1. Pielonefritis uncomplicated (sederhana)
Merupakan pielonefritis sederhana yang terjadi pada
penderita dengan pyelum dan parenkim ginjal baik anatomik
maupun fungsi dalam keadaan normal. Pielonefritis sederhana
ini terutama mengenai penderita wanita dan infeksi hanya
mengenai mukosa superfisial. Penyebab kuman tersering (90%)
adalah E. coli.
2. Pielonefritis complicated
Merupakan pielonefritis yang sering menimbulkan masalah
karena kuman penyebab sulit diberantas, kuman penyebab
sering resisten terhadap beberapa macam antibiotika, sering
terjadi bakterimia, sepsis dan syok dan sering menyebabkan
insufisiensi ginjal kronik yang berakhir dengan gagal ginjal
terminal.

Etiologi
Bakteri

% Uncomplicated

% Complicated

70-95

21-54

Proteus mirabilis

1-2

1-10

Klebsiella spp

1-2

2-17

Citrobacter spp

<1

Enterobacter spp

<1

2-10

Psedomonas aeruginosa

<1

2-19

Lain-lain

<1

6-20

Staphylococcus

5-10

1-4

Enterococcus

1-2

1-23

Group B streptococcus

<1

1-4

Lain-lain

<1

Gram negatif

Escherichia coli

Gram positif

Patogenesis

Faktor Resiko
1. Jenis kelamin dan aktivitas seksual
2. Kehamilan
3. Sumbatan
4. Disfungsi neurogenik kandung kemih
5. Refluks vesikoureteral
6. Faktor virulensi bakteri
7. Faktor genetik

Gejala

Demam jarang melebihi 39,4oC


Nyeri pinggang
Mual dan/atau muntah
Terjadi bersamaan dan mungkin disertai dengan gejala sistitis
termasuk frequency, hesistancy, lower abdominal pain and
urgency
Gross hematuria (hemorrhagic cystitis) hadir dalam 30-40%
kasus pielonefritis
Nyeri bisa ringan, sedang atau berat
Malaise

Pemeriksaan Fisik
Nyeri sudut kostovertebral, biasanya unilateral,
tergantung pada ginjal yang terinfeksi
Nyeri tekan suprapubis, ringan sampai sedang
Suara usus aktif (normal)
Pada wanita, seharusnya tidak didapatkan nyeri
tekan pada serviks, uterus maupun adnexa

Pemeriksaan Laboratorium
1. Pada urinalisis, didapatkan:
Hematuria
Leukosuria
Bakteri
2. Pada analisa darah, didapatkan:
Leukositosis
Laju Endap Darah (LED) meningkat
Peningkatan kadar C-reactive protein

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan
untuk penegakkan diagnosis dan rencana terapi
antara lain:
Foto Polos Abdomen
Ultrasonografi
Pielografi Intra Vena (PIV)

Penatalaksanaan
1.
2.
3.
4.
5.

Bed rest
Antibiotik spektrum luas kuman gram +/Antispasmodik
Antiemetik
Antipiretik

Komplikasi
Pielonefritis berulang dapat mengakibatkan parut
ginjal, gagal ginjal kronik dan sepsis.
Komplikasi abses ginjal atau perirenal atau dengan
infeksi saluran kemih yang tersumbat memerlukan
tindakan bedah atau drainase perkutan disamping
pengobatan dengan antibiotik dan tindakan
pendukung lainnya.

Prognosis
Prognosis pielonefritis baik (penyembuhan 100%)
bila memperlihatkan penyembuhan klinik maupun
bakteriologi terhadap antibiotika. Bila faktor-faktor
predisposisi tidak diketahui atau berat dan sulit
dikoreksi, kira-kira 40% dari pasien menjadi kronik.

TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai