Anda di halaman 1dari 45

Konteks Pembangunan

Daerah
Visi Kota Medan 2015
Kota Medan menjadi Kota
Metropolitan
Yang berdaya saing, nyaman,
peduli dan
sejahtera

VISI Kota Medan 2025


Kota Medan yang maju,
sejahtera,
religius dan berwawasan
lingkungan
Perda Nomor 8 Tahun 2009

Di Indonesia saat ini


ada 70 juta perokok aktif.
PERKIRAAN BIAYA:
70.000.000 x Rp 10.000.= Rp.700.000.000.000,Perhari !!

Rokok mengandungBahan/Zat
Adiktif
yaitu: semua bahan, tetapi bukan obat,
yang dapat menggangu pertumbuhan
dan perkembangan otot, saraf dan organ
tubuh lainnya. Misal:
Alkohol
Nikotin
Inhalansia: lem uhu, tinner, aseton, aica
aibon
Zat desainer yang dibuat oleh ahli obat
jalanan: speed ball, peace pills, kristal,
angel dust

DATA PENYAKIT KRONIS DARI RUMAH SAKIT


DI KOTA MEDAN TAHUN 2008-2012
No.

Penyakit

Kasus

Kematian

1.

JANTUNG ISKHEMIK

38.051

582

2.

STROKE

8970

1313

3.

PARU OBSTRUKTIF KRONIS

27.891

451

4.

HIPERTENSI

51.354

442

5.

DIABETES MELITUS

35.152

508

6.

KANKER PARU

2100

229

7.

KANKER PAYUDARA

15.909

118

8.

KANKER SERVIKS

1865

175

Faktor Resiko Penyakit


Merokok
Hipertensi
Dislipidemia
Diabetes melitus
Obesitas
Kurang berolahraga
Usia
Jenis kelamin
Faktor genetik

Lingkup dan Konteks Pembahasan


MPOWER: Perlindungan terhadap asap rokok

Monitor Penggunaan
Tembakau dan
Pencegahannya
Perlunya monitoring data
Sistem monitoring yang
efektif

Perlindungan thd Asap


Rokok
Perlunya KTR
Syarat KTR yg efektif
Menangkal oposisi
industri rokok

Optimalkan Dukungan
Berhenti Merokok
Pelayanan kesehatan
dasar
Quit lines
Terapi farmakologi

Waspadakan masy akan


bahaya
tembakau
Ubah pencitraan tentang
rokok
Peringatan Kesehatan
bentuk Gambar di Kemasan
Rokok

Eliminasi Iklan, Promosi,


Sponsor terkait tembakau
Larangan menyeluruh
Iklan/Promosi/Sponsorship
Implementasi larangan dan
penegakan hukum

Raih Kenaikan Cukai


Tembakau
Cukai tinggi menaikkan
penerimaan pemerintah
Mencegah remaja dan masy
miskin merokok
Tidak berakibat naiknya
penyelundupan

Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009


tentang Kesehatan
Pasal 113
1) pengamanan penggunaan bahan yang mengandung zat
aditif diarahkan agar tidak mengganggu dan
membahayakan
kesehatan perorangan, keluarga,
masyarakat, dan lingkungan.
2)Zat adiktif meliputi tembakau, produk yang
mengandung tembakau padat, cair dan gas yang
bersifat
adiktif
yang
penggunaannya
dapat
menimbulkan kerugian bagi dirinya dan/atau
masyarakat sekelilingnya.

Pasal 115
1) Kawasan tanpa rokok (KTR) antara lain :
a) Fasilitas pelayanan kesehatan

b)
c)
d)
e)
f)
g)

Tempat proses belajar mengajar


Tempat Anak bermain
Tempat Ibadah
Angkutan umum
Tempat kerja
Tempat umum dan tempat
ditetapkan

lain

yang

Prinsip-Prinsip (1)

2) Pemerintah daerah wajib menetapkan


kawasan tanpa merokok di wilayahnya

Tugas Pemerintah untuk melindungi warga


negaranya.
Tidak ada alasan apapun untuk
pengecualian (alasan ekonomi atau alasan
hukum)
Pemisahan antara ruang merokok dan
ruang dilarang merokok tidak akan efektif
Perlindungan untuk semua orang di seluruh
tempat kerja tertutup dan tempat umum
tertutup.
Legislasi sangat dibutuhkan.

Definisi Kunci (2)


Tempat Umum
Adalah semua tempat
tertutup Yang dapat
diakses oleh
Masyarakat umum
dan/atau tempat yang
dimanfaatkan
bersama-sama untuk
kegiatan masyarakat,
yang dikelola oleh
negara, swasta,
dan/atau masyarakat.

Definisi Kunci (3)

Tempat Kerja
adalah setiap
ruangan
tertutup,bergerak
atau tidak
bergerak, dimana
tenaga kerja
bekerja.

Definisi Kunci (4)


Angkutan Umum
Adalah
Alat angkutan bagi
masyarakat yang
dapat berupa
kenderaan darat,
air dan udara
biasanya dengan
dipungut bayaran.

Definisi Kunci (5)


Tempat tertutup
adalah tempat atau
ruang yang ditutup
oleh atap dan dibatasi
oleh satu dinding atau
lebih Tanpa
mempertimbangkan
bahan baku yang
digunakan, permanen
atau tidak permanen.

Definisi Kunci (6)


Merokok adalah
kegiatan
membakar
dan/atau
menghisap rokok

Kronologi RanPERDA KTR Kota Medan


1. Draft disusun tahun 2010
2. Didukung oleh hampir 90% masyarakat kota
Medan

3. Kemauan Politis Pimpinan Daerah

Pernyataan Walikota Medan 18/3/2013 Nota Pengantar dari Ranperda


Tujuan:Perlindungan dari bahaya asap rokok dan lingkungan
bersih&sehat

4. Keteladanan Pimpinan Baleg DPRD Kota Medan

Ketua Baleg 18/3/2013: beri contoh merokok di luar Perokok tidak


boleh egois. Sulit berhenti merokok - Beleid ini bukan melarang orang
merokok.

5. Kearifan - kehati-hatian

Anggota DPRD Kota Medan 3/5/2013 - Pertanyakan kesiapan Pemko


Medan . Kesiapan itu adalah untuk melaksanakan tugas pengawasan
untuk tegaknya Perda tersebut

6. Komitmen Kota Medan

Ketua Pansus PERDA KTR 9/9/2013: Amanah - minta masukan


masyarakat agar KTR bisa diimplementasikan Diproyeksikan selesai
dalam 3 bulan

7. PRO-KONTRA PERDA KTR

TELAAH ISINYA SAMAKAN PERSEPSI

Perda Kota Medan No 3 Tahun 2014

Kawasan Tanpa Rokok (KTR)


adalah
Ruangan atau area yang
dinyatakan dilarang
untuk kegiatan merokok
Atau kegiatan memproduksi
menjual, mengiklankan,
dan/atau mempromosikan,
produk tembakau.

Setiap orang berhak atas:


a) Udara yang bersih dan sehat bebas dari asap rokok
b) Informasi dan edukasi yang benarmengenai bahaya
asap rokok bagi kesehatan
c) Informasi mengenai KTR; dan
d) Peran serta aktif dalam proses penetapan,
pemanfaatan dan pengendalian pemanfaatan KTR
2. Kewajiban:
a) Setiap orang dan/ atau badan wajib mematuhi
ketentuan larangan di tempat atau area yang
dinyatakan sebagai KTR
1.

TEMPAT PELAYANAN KESEHATAN


Rumah Sakit, Rumah bersalin, poliklinik
Puskesmas, Balai Pengobatan, Laboratorium,
Posyandu, Tempat praktek kesehatan swasta,
Apotik dan Tempat pelayanan kesehatan
lainnya..

TEMPAT PROSES BELAJAR MENGAJAR


Sekolah, Perguruan tinggi, balai pendidikan dan
pelatihan, balai latihan kerja, bimbingan belajar,
tempat kursus dan tempat proses belajar
mengajar lainnya.

TEMPAT IBADAH
Mesjid / mushola, gereja, pura, wihara
kelenteng dan tempat ibadah lainnya.

TEMPAT ANAK BERMAIN


Kelompok bermain, penitipan anak, Pendidikan
Anak Usia Dini (PAUD), Taman Kanak-kanak,
Tempat hiburan Anak dan tempat anak bermain
lainnya.

ANGKUTAN UMUM
Bus, taxi, angkutan kota termasuk kenderaan
wisata, bus angkutan anak sekolah dan bus
angkutan karyawan, angkutan antar kota ,
kereta api, dan angkutan umum lainnya.,

TEMPAT KERJA
Perkantoran pemerintah sipil/TNI/POLRI,
perkantoran swata, industri, bengkel, SPBU dan
tempat kerja lainnya.

TEMPAT UMUM
Pasar tradisional, pasara modern, tempat wisata, tempat hiburan, hotel, restoran,
rumah makan, tempat rekreasi, tempat Olah Raga, halte, terminal angkutan umum,
terminal angkutan barang, pelabuhan laut, bandara, dan tempat umum lainnya

BAB V. PENGENDALIAN IKLAN PRODUK ROKOK DI MEDIA LUAR


RUANG

Pemerintah
daerah
berwenang
melakukan
pengendalian iklan produk rokok di media luar ruang.
Pengendalian iklan produk rokok sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), antara lain dilakukan sebagai
berikut:
mencantumkan peringatan kesehatan dalam bentuk
gambar dan tulisan sebesar paling sedikit 15% (lima
belas persen) dari total luas iklan;
mencantumkan penandaan/tulisan 18+ dalam iklan
produk rokok;
tidak
memperagakan,
menggunakan,
dan/atau
menampilkan wujud atau bentuk rokok;

tidak
mencantumkan
nama
produk
yang
bersangkutan adalah rokok;
tidak menggambarkan atau menyarankan bahwa
merokok memberikan manfaat bagi kesehatan;
tidak menampilkan anak, remaja, dan/atau wanita
hamil dalam bentuk gambar dan/atau tulisan;
tidak ditujukan terhadap anak, remaja, dan/atau
wanita hamil;
tidak menggunakan tokoh kartun sebagai model
iklan; dan
tidak bertentangan dengan norma yang berlaku
dalam masyarakat.

BAB VI. SPONSOR UNTUK PRODUK ROKOK


Setiap orang atau badan yang mensponsori
suatu kegiatan lembaga dan/atau perorangan
hanya dapat dilakukan dengan ketentuan
sebagai berikut:
tidak menggunakan nama merek dagang dan
logo produk rokok termasuk brand image
produk rokok; dan
tidak bertujuan untuk mempromosikan produk
rokok.
.

Untuk kegiatan sponsor sebagaimana


dimaksud pada ayat (1) dilarang
dilakukan upaya khusus yang diliput
media.
Upaya khusus sebagaimana dimaksud
pada ayat (2), antara lain:
melaksanakan konferensi pers;
mengundang media untuk hadir saat
kegiatan; dan
menyebarkan siaran pers

BAB VII. TANGGUNG JAWAB SOSIAL


PERUSAHAAN UNTUK PRODUK ROKOK
Setiap orang atau badan yang menjadi
sponsor dalam bentuk tanggung jawab
sosial perusahaan hanya dapat dilakukan
dengan ketentuan sebagai berikut:
tidak menggunakan nama merek dagang
dan logo produk rokok termasuk brand
image produk rokok; dan
tidak bertujuan untuk mempromosikan
produk rokok.

a. Melakukan pengawasan internal pada tempat


dan/atau lokasi yang menjadi tanggung jawabnya;
b.Melarang semua orang merokok di KTR yang
menjadi tanggung jawabnya.;
c.Tidak menyediakan asbak atau sejenisnya pada
tempat dan/ atau lokasi yang menjadi tanggung
jawabnya;
d. Memasang tanda tanda dan pengumuman
KAWASAN
DILARANG
MEROKOK
sesuai
persyaratan disemua pintu masuk utama dan
tempat-tempat yang dipandang perlu dan mudah
terbaca dan/atau didengar dengan baik
e. Menyediakan Tempat khusus merokok bagi
kawasan tempat umum dan tempat kerja.

1.Setiap orang dilarang merokok di KTR.


2.Setiap orang atau badan dilarang mempromosikan,
mengiklankan,menjual,dan/at membeli rokok di KTR.
kecuali di tempat khusus merokok yang disediakan
oleh pengelola, pimpinan, dan/atau penanggung jawab
5.Larangan mempromosikan, mengiklankan, menjual,
dan/atau membeli rokok sebagaimana dimaksud pada
ayat (2) diberlakukan pada tempat-tempat sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 7 huruf a, huruf b, huruf c, dan
huruf d, tempat-tempat sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 7 huruf f dan huruf g, lebih lanjut diatur dalam
Peraturan Walikota.

1.Pembinaan KTR dilaksanakan oleh SKPD yang mempunyai tugas pokok


dan fungsi sesuai dengan tempat yang dinyatakan sebagai KTR
2.SKPD sebagaimana dimaksud pada ayat (1) terdiri atas:
a.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang kesehatan melakukan
pembinaan
terhadap KTR fasilitas pelayanan kesehatan;
b.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pendidikan melakukan
pembinaan
KTR tempat proses belajar mengajar dan tempat anak bermain dan/atau
berkumpulnya
anak-anak;
c.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang sosial melakukan
pembinaan
terhadap KTR tempat ibadah;
d.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang perhubungan melakukan
pembinaan
terhadap KTR angkutan umum;

e.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang olahraga


melakukan pembinaan
terhadap KTR fasilitas olahraga;
f. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang
ketenagakerjaan melakukan
pembinaan KTR tempat kerja;
g.SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang pariwisata
dan bidang perhubungan
melakukan pembinaan KTR tempat umum; dan
h. SKPD yang tugas pokok dan fungsinya di bidang ketertiban
umum melakukan
pembinaan seluruh KTR.
i. SKPD yang tugas pokok fungsinya di bidang pertamanan
melakukan pembinaan
KTR dikawasan pertamanan atau tempat lain yang menjadi
tanggung jawabnya.

Pasal 33
3.Pembinaan sebagaimana dimaksud pada
ayat 1. dikordinasikan oleh Sekretaris
Daerah
Pasal 34
Pembinaan pelaksanaan KTR dilaksanakan
oleh SKPD sebagaimana dimaksud dalam
Pasal 33 ayat (2) sesuai bidang tugasnya
dan/atau wewenangnya di bawah koordinasi
Dinas Kesehatan.

Pasal 35
Pembinaan pelaksanaan KTR, berupa:
bimbingan dan/atau penyuluhan;
pemberdayaan masyarakat; dan
menyiapkan petunjuk teknis.
Pasal 36
Pembinaan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 33
dapat dilakukan oleh:
masing-masing SKPD dengan melaksanakan berbagai
kegiatan pembinaan dalam rangka pembinaan pelaksanaa
KTR; dan bekerja sama dengan masyarakat, badan atau
lembaga dan/atau organisasi kemasyarakatan.

Pasal 41
Setiap orang yang melanggar ketentuan Pasal 22
ayat (1) dan ayat (3) dikenakan sanksi berupa
teguran untuk mematuhi larangan;

Pasal 42
Setiap orang yang merokok di tempat atau area yang
dinyatakan sebagai KTR sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 7, Pasal 22 ayat (1) dan ayat (3), dan
Pasal 41, diancam pidana kurungan paling lama 3
(tiga) hari dan/atau denda paling banyak
Rp 50.000,00 (lima puluh ribu rupiah).

Setiap
orang
atau
badan
yang
mempromosikan, mengiklankan, menjual,
dan/atau membeli rokok di tempat atau
area yang dinyatakan sebagai KTR
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 22
ayat (2) dan ayat (5) huruf a dan huruf b
dan Pasal 42, diancam pidana kurungan
paling lama 7 (tujuh) hari dan/atau denda
paling banyak Rp 5.000.000,00 (lima juta
rupiah).

Setiap
pengelola,
pimpinan
dan/atau
penanggung jawab KTR yang tidak melakukan
pengawasan
internal,
membiarkan
orang
merokok, tidak menyingkirkan asbak atau
sejenisnya, dan tidak memasang tanda-tanda
dilarang merokok di tempat atau area yang
dinyatakan sebagai KTR sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 21 dan Pasal 43, diancam pidana
kurungan paling lama 15 (lima belas) hari
dan/atau denda paling banyak
Rp 10.000.000,00 (sepuluh juta rupiah).

Sebagai orang yang


mampu membuat
perubahan, apa yang
harus kita lakukan ?

@ Memahami permasalahan.
@ Mengupayakan keberpihakan.

@ Menolak aneka mitos.


@ Mengikuti aturan Dunia.

KESIMPULAN
PERDA KTR Kota Medan
Prestisius
Bermartabat
Tidak melarang orang merokok sejauh tidak
merugikan hak bukan perokok
Tidak mematikan pedagang rokok, kedai,
petani dan buruh rokok
Bisa dilaksanakan

Apapun Jenis dan


Merknya
Semua rokok
berbahaya!
Jauhi Konsumsi
Rokok

Anda mungkin juga menyukai