Anda di halaman 1dari 110

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI

PEMANFAATAN WAKTU LUANG SISWA


DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005)

SARTIKA YULIANI SIREGAR


SK. 04. 0645

JURUSAN

: STATISTIKA

PEMINATAN: SOSIAL DAN KEPENDUDUKAN

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


JAKARTA
2005

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMANFAATAN WAKTU LUANG SISWA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005)

SKRIPSI
Diajukan sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar
Sarjana Sains Terapan pada Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

Oleh:
SARTIKA YULIANI SIREGAR
SK. 04. 0645

SEKOLAH TINGGI ILMU STATISTIK


JAKARTA
2005

FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI


PEMANFAATAN WAKTU LUANG SISWA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005)

Oleh:
SARTIKA YULIANI SIREGAR
SK. 04. 0645

Mengetahui/Menyetujui,
Ketua Jurusan Statistika

Ir. Ekaria, M.Si.


NIP. 340010878

Pembimbing

MA. Yulianto, M.Sc.


NIP. 340011235

Tim Penguji Ujian Negara


Penguji I

Penguji II

Sri Budianti, M.S.


NIP. 340000714

Hj. Siti Haiyinah W, S.E.


NIP. 340010718

PERNYATAAN

Skripsi dengan Judul


FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI
PEMANFAATAN WAKTU LUANG SISWA
DAN PENGARUHNYA TERHADAP
PRESTASI BELAJAR SISWA
(Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005)

Oleh:
SARTIKA YULIANI SIREGAR
SK. 04. 0645

adalah benar-benar hasil penelitian sendiri dan bukan hasil plagiat atau hasil karya
orang lain. Jika di kemudian hari diketahui ternyata skripsi ini hasil plagiat atau
hasil karya orang lain, penulis bersedia skripsi ini dinyatakan tidak sah dan gelar
Sarjana Sains Terapan dicabut atau dibatalkan.

Jakarta, 29 Agustus 2005

Sartika Yuliani Siregar

PRAKATA
Segala puji hanyalah milik Allah SWT yang segala sesuatu ada pada
kuasa-NYA, tiada daya upaya kecuali pertolonganNYA, dan hanya atas rahmat,
kehendak, dan karuniaNYA penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu Luang Siswa dan
Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan
II SMA Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik 2004/2005).
Penyusunan skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan banyak
pihak. Oleh karena itu, dengan segala kerendahan hati penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak DR. Satwiko Darmesto, selaku ketua Sekolah Tinggi Ilmu Statistik,
2. Bapak MA.Yulianto, M.Sc., selaku dosen pembimbing atas kesediaan dan
kesabarannya dalam memberikan bimbingan dan arahan kepada penulis,
3. Kedua orang tuaku, papa dan mama tercinta atas doa dan cinta untuk
ananda dan kedua saudaraku (Abang Putra dan Adikku Devi),
4. Ibu Sri Budianti, M.S dan Ibu Hj. Siti Haiyinah W, S.E selaku tim penguji,
5. Ibu Kepala Sekolah SMA Negeri 54 Jakarta, seluruh guru, dan adik-adik
SMA Negeri 54 Jakarta atas kesediaannya membantu penulis,
6. Tim pembuat program kuesioner (Syahril dan Dedi) dan tim survei (Yuli,
Putri, Tasmilah, Wati, Anita, Titis, Momon, Dwi, dan lainnya)
7. Dan saudara seperjuangan dalam menggapai ridho-NYA, terima kasih atas
nasihat dan motivasi dari kalian serta seluruh penghuni puri Al-Hanan atas
semua keceriaan yang diberikan kepada penulis selama ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih mempunyai kekurangan baik
isi maupun susunannya. Oleh karena itu, saran dan kritik yang membangun sangat
penulis harapkan demi perbaikan penulisan skripsi ini.
Akhirnya, semoga skripsi ini bermanfaat bagi banyak pihak.
Jakarta, Agustus 2005
Sartika Yuliani Siregar

ABSTRAK
SARTIKA YULIANI SIREGAR, Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Waktu Luang Siswa dan Pengaruhnya terhadap Prestasi Belajar
Siswa (Studi Kasus pada Siswa Kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta Tahun
Akademik 2004/2005).Dibimbing oleh MA.YULIANTO.
Pencapaian tujuan pendidikan
formal yang diselenggarakan di
sekolah yaitu menghasilkan siswa
yang berkualitas sangat ditentukan
oleh banyak faktor. Salah satunya
adalah faktor pemanfaatan waktu
luang di luar jam sekolah.
Pemanfaatan waktu luang di luar jam
sekolah ini secara umum diisi dengan
kegiatan yang berpengaruh positif
maupun negatif bagi prestasi siswa.
Pemanfaatan waktu luang
oleh siswa baik yang berpengaruh
positif maupun negatif, khususnya
siswa SMA dipengaruhi oleh
berbagai faktor, diantaranya faktor
keluarga.
Faktor
keluarga
berpengaruh terhadap pemanfaatan
waktu luang siswa karena siswa
SMA yang dikategorikan pada usia
remaja biasanya cenderung merasa
dewasa dan mencoba melepaskan
ketergantungan pada keluarganya.
Hal inilah yang menyebabkan
biasanya pada usia ini siswa sulit
untuk diatur oleh keluarganya.
Tujuan dari penelitian ini
adalah mengidentifikasi pemanfaatan
waktu luang yang dimiliki oleh
siswa, mengetahui faktor-faktor yang
mempengaruhi pemanfaatan waktu
luang siswa, mengetahui pengaruh
pemanfaatan waktu luang terhadap
prestasi belajar siswa SMA Negeri
54 Jakarta.
Variabel yang digunakan
adalah jenis kelamin, pendidikan
ayah, pendidikan ibu, pendapatan
orang tua, jumlah saudara kandung,
fasilitas tempat belajar, tuntutan

berprestasi dari orang tua, dorongan


belajar dari orang tua, pembatasan
jam bermain, dan pemberian uang
saku berlebih dari orang tua, serta
prestasi
akademik.
Hipotesis
penelitian yang digunakan ada dua,
yaitu menduga adanya pengaruh
faktor internal dan eksternal terhadap
pemanfaatan waktu luang siswa dan
menduga
adanya
pengaruh
pemanfaatan waktu luang dengan
prestasi belajar siswa.
Objek penelitian ini adalah
siswa kelas satu dan dua SMA
Negeri 54 Jakarta. Pengumpulan data
diperoleh melalui survei yang
diambil secara systematic sampling.
Dari populasi sebanyak 776 siswa
diambil 264 siswa sebagai sampel.
Sumber data adalah data
primer dan sekunder. Data primer
diperoleh dengan menggunakan
kuesioner untuk mengumpulkan data
tentang pemanfaatan waktu luang
siswa dan variabel-variabel yang
diduga mempengaruhinya. Data
sekunder berupa nilai rata-rata pada
ujian akhir semester ganjil pada
tahun akademik 2004/2005. Metode
analisis yang digunakan adalah
analisis
deskriptif
untuk
mengidentifikasi pemanfaatan waktu
luang siswa dan analisis regresi
logistik untuk mengetahui faktorfaktor
yang
mempengaruhi
pemanfaatan waktu luang siswa dan
pengaruh pemanfaatan waktu luang
terhadap prestasi belajar siswa.
Hasil analisis menunjukkan
bahwa
persentase
pemanfaatan

waktu luang siswa yang telah


digunakan dengan baik hanya sekitar
34,1 persen, sedangkan siswa yang
masih belum memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik ada sekitar
65,9 persen. Hasil analisis regresi
logistik pada taraf nyata 0,10
menghasilkan
variabel
yang
mempengaruhi pemanfaatan waktu
luang siswa meliputi pendidikan ibu,
jumlah saudara kandung, fasilitas
tempat belajar, dorongan belajar dari
orang tua, pembatasan jam bermain
dari orang tua, dan pemberian uang
saku berlebih dari orang tua.
Berdasarkan hasil analisis regresi
logistik juga diperoleh bahwa data
pada penelitian ini belum mampu
untuk mengatakan bahwa ada
pengaruh secara statistik antara
pemanfaatan waktu luang dengan
prestasi belajar siswa.
Dari hasil yang diperoleh
dapat disarankan kepada para orang
tua siswa, hendaknya orang tua tetap
mendorong
siswa
untuk
memanfaatkan
waktu
luangnya
dengan
kegiatan-kegiatan
yang
bermanfaat bagi peningkatan prestasi
siswa.

Siswa perlu diarahkan dalam


memilih kegiatan untuk mengisi
waktu luangnya sehingga waktu
luang
tersebut
berguna
bagi
peningkatan prestasi belajar siswa.
Bagi pihak sekolah sebaiknya
memperhatikan kebutuhan siswa
dalam
memanfaatkan
waktu
luangnya,
misalnya
dengan
memberikan les mata pelajaran dari
sekolah, penyediaan sarana belajar
dan kegiatan ekstrakurikuler yang
memadai.
Bagi
para
peneliti
selanjutnya, jika ingin meneliti
tentang prestasi belajar siswa
disarankan menggunakan pendekatan
dari faktor-faktor lain, seperti
pendapat guru tentang sistem
penilaian yang berlaku di sekolah
dan menambah variabel-variabel lain
yang dianggap berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.

DAFTAR ISI

PRAKATA .....................................................................................................

ABSTRAK .....................................................................................................

ii

DAFTAR ISI ..................................................................................................

iv

DAFTAR TABEL ..........................................................................................

vii

DAFTAR GAMBAR .....................................................................................

ix

DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................

BAB I

PENDAHULUAN .......................................................................

1.1 Latar Belakang .......................................................................

1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah ..........................................

1.3 Tujuan Penelitian ...................................................................

1.4 Sistematika Penulisan ............................................................

LANDASAN TEORI ..................................................................

2.1 Tinjauan Pustaka ....................................................................

2.2 Kajian Teori ...........................................................................

10

2.2.1 Pemanfaatan Waktu Luang ...........................................

10

2.2.2 Prestasi Belajar ..............................................................

20

2.3 Kerangka Pikir .......................................................................

24

2.3.1 Model Penelitian ............................................................

24

2.3.2 Definisi Peubah Operasional ..........................................

25

2.4 Hipotesis .................................................................................

26

METODOLOGI ...........................................................................

27

3.1 Prosedur Pengumpulan Data ..................................................

27

3.1.1 Sumber Data...................................................................

27

3.1.2 Populasi..........................................................................

28

3.1.3 Sampel............................................................................

29

3.1.4 Instrumen Penelitian......................................................

31

BAB II

BAB III

3.1.5 Pengukuran Variabel Pemanfaatan Waktu Luang

BAB IV

Siswa...........................................................................

32

3.1.6 Pengujian Instrumen Penelitian....................................

34

3.2 Metode Analisis......................................................................

37

3.2.1 Analisis Deskriptif.........................................................

37

3.2.2 Analisis Regresi Logistik...............................................

37

HASIL DAN PEMBAHASAN ...................................................

45

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas .................................................

45

4.1.1 Uji Validitas ..................................................................

45

4.1.2 Uji Reliabilitas ..............................................................

46

4.2 Gambaran Umum SMA Negeri 54 Jakarta..............................

47

4.3 Karakteristik Siswa Berdasarkan Pemanfaatan Waktu


Luang......................................................................................

49

4.3.1 Jenis Kelamin.................................................................

50

4.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi Siswa......................................

51

4.3.3 Penyediaan Tempat Belajar di Rumah...........................

55

4.3.4 Tuntutan Berprestasi dari Orang Tua.............................

56

4.3.5 Pembatasan Jam Bermain dari Orang Tua.....................

57

4.3.6 Dorongan Belajar dari Orang Tua..................................

58

4.4 Prestasi Belajar Siswa.............................................................

59

4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu


Luang Siswa............................................................................

60

4.5.1 Likelihood Ratio Test atau Uji Simultan........................

62

4.5.2 Uji Statistik Wald atau Uji Parameter Model................

63

4.5.3 Odds Ratio (Rasio Kecenderungan)...............................

69

4.6 Pengaruh Pemanfaatan Waktu Luang Terhadap Prestasi

BAB V

Belajar Siswa ..........................................................................

73

4.6.1 Likelihood Ratio Test atau Uji Simultan.......................

73

KESIMPULAN DAN SARAN ....................................................

76

5.1 Kesimpulan ............................................................................

76

5.2 Saran ......................................................................................

77

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................

79

LAMPIRAN ..................................................................................................

82

RIWAYAT HIDUP .......................................................................................

96

DAFTAR TABEL
No. Tabel
1.

Judul Tabel

Halaman

Jumlah siswa menurut tingkatan kelas dan jenis kelamin di


SMA
Negeri
54
Jakarta
tahun
akademik
2004/2005................ ...............................................................

28

Distribusi sampel menurut tingkatan kelas dan jenis kelamin


di SMA Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005.... .....

31

Kategorisasi pemanfaatan waktu luang siswa kelas I dan II


SMA Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005..............

33

Variabel-variabel penelitian pada model faktor-faktor yang


mempengaruhi pemanfaatan waktu luang siswa.................

42

Variabel-variabel penelitian pada model pengaruh


pemanfaatan waktu luang terhadap prestasi belajar
siswa.......................................................................................

43

6.

Validitas variabel pemanfaatan waktu luang siswa.................

46

7.

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan pendidikan ibu di SMA Negeri 54 Jakarta
tahun akademik 2004/2005.....................................................

52

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan pemberian uang saku berlebih dari orang
tua di SMA Negeri 54 Jakarta tahun akademik
2004/2005................................................................................

54

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan jumlah saudara yang dimiliki di SMA
Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005........................

55

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan tuntutan berprestasi dari orang tua di SMA
Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005........................

56

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan pembatasan jam bermain dari orang tua di
SMA Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005..............

57

2.
3.
4.
5.

8.

9.

10.

11.

12.

13.

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan dorongan belajar dari orang tua di SMA
Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005........................

58

Model, nilai G, dan signifikansi model pertama berdasarkan


output Omnibus Test of Model Coefficients............................

62

14.

Penduga parameter, statistik uji wald, nilai signifikansi dari


variabel penjelas......................................................................

15.

Nilai Odds Ratio dari faktor-faktor yang mempengaruhi


pemanfaatan waktu luang siswa...........................................

69

Model, nilai G, dan signifikansi model kedua berdasarkan


output Omnibus Test of Model Coefficients............................

74

Persentase dan banyaknya siswa menurut pemanfaatan


waktu luang dan prestasi belajar di SMA Negeri 54 Jakarta
tahun akademik 2004/2005.....................................................

75

16.
17.

DAFTAR GAMBAR
No. Gambar

Judul Gambar

Halaman

1.

Model penelitian ...............................................................

25

2.

Persentase siswa menurut pemanfaatan waktu luang


tahun akademik 2004/2005................................................

49

Persentase siswa menurut pemanfaatan waktu luang dan


jenis kelamin tahun akademik 2004/2005.........................

50

Persentase siswa menurut pekerjaan ayah di SMA Negeri


54 Jakarta tahun akademik 2004/2005...............................

51

Persentase siswa menurut pekerjaan ibu di SMA Negeri


54 Jakarta tahun akademik 2004/2005...............................

53

Persentase siswa menurut pendapatan orang tua di SMA


Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005...................

53

Persentase siswa menurut nilai rata-rata prestasi belajar


siswa semester ganjil di SMA Negeri 54 Jakarta tahun
akademik 2004/2005..........................................................

59

3.
4.
5.
6.
7.

DAFTAR LAMPIRAN
No. Lampiran

Judul Lampiran

Halaman

1.

Kuesioner penelitian............................................................

82

2.

Hasil uji validitas dan reliabilitas uji coba I dan II..............

86

3.

Hasil analisis regresi logistik faktor-faktor yang


mempengaruhi pemanfaatan waktu luang siswa.................

88

Hasil analisis regresi logistik pengaruh pemanfaatan


waktu luang terhadap prestasi belajar siswa........................

92

Hasil korelasi antara pemanfaatan waktu luang dan


prestasi belajar siswa SMA Negeri 54 Jakarta.....................

94

Daftar prestasi akademik dan nonakademik siswa SMA


Negeri 54 Jakarta tahun akademik 2004/2005....................

95

4.
5.
6.

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Peningkatan kualitas sumber daya manusia Indonesia dapat dicapai dengan
berbagai usaha, salah satunya adalah melalui jalur pendidikan. Dalam hal ini
pendidikan merupakan suatu yang harus dipenuhi demi kemajuan bangsa serta
terciptanya manusia Indonesia yang berkualitas. Tujuan pendidikan nasional
adalah mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan Manusia Indonesia
Seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertakwa terhadap Tuhan Yang
Maha Esa dan berbudi pekerti luhur, memiliki pengetahuan dan keterampilan,
kesehatan jasmani dan rohani, kepribadian yang mantap dan mandiri serta rasa
tanggung jawab kemasyarakatan dan kebangsaan.
Pencapaian tujuan pendidikan formal yang diselenggarakan di sekolah
sangat ditentukan oleh banyak faktor yang saling terkait. Salah satunya adalah
faktor pemanfaatan waktu luang di luar jam sekolah. Menurut Syahra (1997),
pemanfaatan waktu luang di luar jam sekolah ini secara umum diisi dengan
kegiatan yang dapat memberikan manfaat besar atau tidak bermanfaat sama sekali
terhadap pengembangan diri siswa. Besarnya manfaat ini tergantung pada jenis
kegiatan yang dilakukan oleh siswa tersebut. Ada kegiatan yang menghasilkan
nilai tambah yang tinggi bagi pengembangan diri, sementara itu ada pula kegiatan
yang sebaliknya yaitu tidak memberikan manfaat apa-apa, bahkan merugikan bagi
pengembangan diri siswa.

The Liang Gie (1988) dalam Sanger (2002) mengemukakan bahwa


sesungguhnya siswa memiliki keteraturan dan disiplin untuk mempergunakan
waktunya secara efisien. Manusia adalah makhluk hidup yang mempunyai
kebiasaan. Sebagian besar dari kita menghabiskan waktu dengan kebiasaan rutin.
Sebagian besar orang tidak memikirkan dengan sadar bagaimana mereka
menggunakan waktu. Dengan demikian efisiensi waktu turut menentukan kualitas
proses belajar siswa yang sekaligus mempengaruhi prestasi belajarnya.
Keberhasilan siswa dalam belajar tergantung dari bagaimana sikap siswa
dalam memanfaatkan waktu luangnya untuk belajar. Namun kegiatan yang
dilakukan oleh siswa di waktu luang tidak hanya untuk belajar, melainkan
digunakan juga untuk kegiatan lain, seperti menonton televisi, bermain bersama
teman, mengikuti organisasi, dan lain-lain. Di antara kegiatan tersebut tentunya
ada yang lebih dominan yang mereka lakukan, yang akhirnya dapat
mempengaruhi prestasi belajarnya di sekolah.
Menurut penelitian yang dilakukan oleh Nurhayati (2004) pada siswa
kelas II MAN Cigugur Kuningan Jawa Barat memberikan hasil ada hubungan
antara pemanfaatan waktu luang dengan prestasi belajar siswa. Namun, gejala
yang ada sekarang menunjukkan bahwa para siswa cenderung belajar giat di luar
jam sekolah pada saat mendekati ujian. Gejala tersebut diakibatkan oleh kebiasaan
siswa yang seringkali menggunakan waktu luangnya untuk hal-hal yang kurang
bermanfaat, misalnya waktu luang yang diisi dengan bermain dan menonton
televisi saja tanpa belajar. Kegiatan ini dapat menurunkan prestasi belajar
seseorang. Pemanfaatan waktu luang seperti tersebut di atas dapat berpengaruh

negatif bagi siswa. Hal tersebut akan mendatangkan penyakit malas dan bosan
yang akan mengakibatkan lemahnya semangat serta daya produktif siswa.
Sebenarnya banyak aktivitas bermanfaat yang dapat dilakukan oleh siswa
di luar jam sekolah tersebut. Aktivitas pada waktu luang yang dapat mendukung
prestasi belajar di sekolah, yaitu belajar di rumah (mengulang pelajaran dari
sekolah), mengerjakan PR, mengikuti bimbingan belajar, mengikuti kursus
bahasa, dan lain-lain. Pemanfaatan waktu luang seperti tersebut di atas jika
dilaksanakan oleh siswa akan memberikan pengaruh positif bagi pengembangan
diri siswa (Nurhayati, 2004).
Pemanfaatan waktu luang oleh siswa baik yang berpengaruh positif
maupun negatif, khususnya siswa SMA dipengaruhi oleh berbagai faktor,
diantaranya faktor keluarga. Namun, siswa SMA yang dikategorikan pada usia
remaja ini biasanya cenderung merasa dewasa dan mencoba melepaskan
ketergantungan pada keluarganya. Hal inilah yang menyebabkan pada usia ini
siswa sulit untuk diatur oleh keluarganya.
Fenomena yang sering terlihat saat ini adalah ketika bel pulang sekolah
berbunyi sebagian besar siswa tidak langsung pulang ke rumah, melainkan
langsung mengikuti bimbingan belajar atau kursus-kursus, menghabiskan
waktunya di mall untuk sekedar jalan-jalan, di pusat permainan play station, atau
sekedar ngobrol di rumah teman. Salah satu faktor yang berpengaruh dalam
pemilihan kegiatan untuk mengisi waktu luang adalah penghasilan orang tua
yaitu, dengan tingginya penghasilan orang tua maka kemungkinan tersedianya
fasilitas belajar misalnya buku-buku, alat tulis, komputer, dan lain-lain dapat
terpenuhi. Namun, tingginya penghasilan orang tua juga dapat berpengaruh buruk

jika tidak dimanfaatkan dengan baik. Misalnya, dengan tingginya penghasilan


orang tua maka siswa tersebut bisa mendapat uang saku yang berlebihan dan akan
banyak menggunakan waktunya untuk berbelanja di mall atau menghabiskannya
dengan berkumpul bersama teman-temannya.
Penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (PMBLIPI) tentang orang muda dan kegiatan senggangnya menyatakan bahwa remaja
di Jakarta memperoleh uang saku cukup besar karena penghasilan orang tuanya
menduduki posisi teratas dibanding penghasilan orang tua dari kota lainnya.
Penelitian ini menyatakan bahwa 57 persen responden menyatakan uang saku
yang diberikan orang tua mencukupi kebutuhan mereka, bahkan 29,6 persen
menyatakan uang saku mereka lebih dari cukup untuk memenuhi kebutuhan
mereka. Penggunaan uang saku yang diberikan orang tua mereka selain untuk
transport, juga untuk makan-makan di sekolah maupun di luar sekolah bersama
teman-teman, untuk membeli peralatan sekolah, untuk nonton film bersama
teman-teman, maupun untuk membeli asesoris (bagi responden perempuan), dan
kalau ada sisa baru ditabung.
Pemanfaatan waktu luang ini semua tergantung dari dorongan individu
siswa itu sendiri dan juga dorongan dari orang tua mereka. Siswa yang menyadari
pentingnya waktu luang akan memanfaatkan secara sungguh-sungguh melalui
kegiatan yang berguna bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitarnya, misalnya
siswa terlibat aktif dalam organisasi kepemudaan, mengikuti klub olah raga,
mengikuti kegiatan kesenian, dan lain-lain. Hal tersebut perlu dilakukan untuk

mengembangkan kemampuan bersosialisasi bagi siswa

karena kemampuan

bersosialisasi sangat dibutuhkan untuk memperluas pergaulan mereka.


Waktu luang yang dimiliki oleh siswa merupakan sumber daya yang
terbatas. Sama halnya seperti sumber daya terbatas lainnya, maka waktu luang
tersebut harus dikelola secara efektif. Skinner (1958) dalam Hadi (1997)
mengemukakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi perbedaan prestasi
belajar siswa dengan latar belakang kemampuan yang hampir sama adalah
kemampuan siswa tersebut dalam mengorganisasikan tugas dan pekerjaannya
serta mengatur waktu belajar secara efektif.
Berdasarkan uraian diatas, penulis bermaksud melakukan penelitian untuk
menganalisis faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan waktu luang siswa
SMA dan pengaruhnya terhadap prestasi belajar siswa dengan melakukan studi
kasus pada siswa kelas I dan II SMA Negeri 54 Jakarta.
1.2 Identifikasi dan Batasan Masalah
Pemanfaatan waktu luang siswa adalah seluruh aktivitas siswa SMA
Negeri 54 Jakarta kelas satu dan dua dalam mengisi waktu luangnya di luar jam
sekolah. Jam sekolah dibatasi pada pukul 07.00-14.00 wib. Pemanfaatan waktu
luang dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor internal dipengaruhi
oleh pembawaan dan kematangan dari diri pribadi siswa. Pada penelitian ini
faktor internal dibatasi pada faktor jenis kelamin. Sedangkan faktor eksternal
dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama faktor keluarga dan teman. Namun
pada penelitian ini faktor eksternal hanya dibatasi pada faktor keluarga yang
meliputi pendidikan orang tua, pendapatan orang tua, jumlah saudara kandung,

fasilitas tempat belajar, tuntutan berprestasi dari orang tua, dorongan belajar dari
orang tua, pembatasan jam bermain, dan pemberian uang saku berlebih dari orang
tua. Jika waktu luang yang dimiliki oleh siswa dikelola dengan efektif untuk
belajar dan mengembangkan diri maka akan berpengaruh positif terhadap prestasi
belajar siswa. Prestasi belajar siswa adalah hasil belajar yang telah dicapai
seorang siswa dalam kegiatan belajar di sekolah dan dicatat pada buku laporan
(rapor), dalam hal ini adalah nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada rapor
semester ganjil tahun ajaran 2004/2005
Hal inilah yang menarik penulis untuk mengkaji lebih lanjut tentang
pemanfaatan waktu luang siswa SMA, dengan rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimana pemanfaatan waktu luang yang dimiliki oleh siswa SMA
Negeri 54 Jakarta?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi pemanfaatan waktu luang
siswa SMA Negeri 54 Jakarta?
3. Apakah ada pengaruh pemanfaatan waktu luang terhadap prestasi belajar
siswa SMA Negeri 54 Jakarta?
Siswa yang dijadikan sebagai objek penelitian dibatasi pada siswa kelas satu dan
dua tahun akademik 2004/2005. Siswa kelas tiga tidak dicakup dalam penelitian
ini karena saat penelitian dilakukan siswa kelas tiga sedang menjalani serangkaian
ujian kelulusan.

1.3 Tujuan Penelitian


Tujuan dari penulisan skripsi ini adalah:
1. Mengidentifikasi pemanfaatan waktu luang yang dimiliki oleh siswa SMA
Negeri 54 Jakarta.
2. Mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi pemanfaatan waktu luang
siswa SMA Negeri 54 Jakarta.
3. Mengetahui pengaruh pemanfaatan waktu luang terhadap prestasi belajar
siswa SMA Negeri 54 Jakarta
1.4 Sistematika Penulisan
Secara garis besar skripsi ini dibagi ke dalam lima bab sebagai berikut:
BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini dibahas mengenai latar belakang, identifikasi dan batasan
masalah, tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Pada bab ini dibahas mengenai tinjauan pustaka, kajian teori, kerangka
penelitian yang terdiri dari model penelitian, definisi peubah operasional, dan
hipotesis penelitian.
BAB III METODOLOGI
Pada bab ini dibahas mengenai prosedur pengumpulan data, populasi dan
sampel, metode pengujian instrumen penelitian, dan metode analisis yang
digunakan.

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN


Pada bab ini dibahas kajian dari data yang diperoleh berdasarkan analisis
statistik, baik secara deskriptif maupun inferensia.
BAB V PENUTUP
Pada bab ini disimpulkan hasil analisis dan saran yang dapat diberikan
berdasarkan hasil penelitian.

BAB II
LANDASAN TEORI

2.1 Tinjauan Pustaka


Pemanfaatan waktu luang diisi dengan kegiatan-kegiatan di luar jam resmi
sekolah. Kegiatan di luar jam resmi sekolah ini bisa memberikan manfaat atau
tidak sama sekali bagi pengembangan diri siswa. Ada kegiatan yang dapat
menghasilkan nilai tambah yang tinggi bagi pengembangan diri sementara itu ada
pula kegiatan yang sebaliknya yaitu tidak memberi manfaat apa-apa bahkan
merugikan bagi pengembangan diri siswa (Syahra, 1997).
Salah satu pemanfaatan waktu luang yang berpengaruh secara langsung
terhadap prestasi belajar siswa adalah waktu luang yang digunakan untuk belajar.
Gawronski dan Mathis menyebutkan bahwa kebiasaan belajar mempunyai
peranan yang penting dalam menentukan prestasi belajar siswa (Hadi, 1997).
Pemanfaatan waktu luang merupakan salah satu faktor yang dapat
mempengaruhi prestasi belajar siswa. Pernyataan ini didukung oleh hasil
penelitian yang dilakukan oleh Macan et.al. (1990), Britton dan Tesser (1991),
dan Rukmi, A.S. (1992) menunjukkan adanya korelasi positif antara pemanfaatan
waktu luang dengan prestasi belajar (Hadi, 1997).
Penelitian yang dilakukan oleh Sanger (2002) pada siswa Sekolah Dasar
Negeri Kenari 07-12 Pagi Jakarta Pusat tentang hubungan pemanfaatan waktu
luang dengan prestasi belajar siswa menyatakan bahwa ada hubungan yang positif
antara pemanfaatan waktu luang dengan prestasi belajar siswa. Penelitian yang

sama juga dilakukan oleh Pujiatiningsih (2003) pada siswa kelas V di Sekolah
Dasar Negeri Cipinang Muara 01 Pagi. Penelitian ini juga menyatakan bahwa
terdapat hubungan yang positif antara pemanfaatan waktu luang dengan prestasi
belajar siswa. Nurhayati (2004) juga melakukan penelitian yang sama pada siswa
kelas II MAN Cigugur Kuningan Jawa Barat. Hasilnya memberikan kesimpulan
yang sama dengan penelitian-penelitian sebelumnya yaitu ada hubungan antara
pemanfaatan waktu luang dengan prestasi belajar siswa. Namun, penelitian yang
dilakukan oleh Amalia (2002) pada siswa kelas II SMA Negeri 68 Jakarta Pusat
memberikan hasil yang berbeda. Penelitian ini memberikan hasil bahwa tidak ada
hubungan yang signifikan antara pemanfaatan waktu luang dengan prestasi belajar
siswa.
Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh Mana (1997) menjelaskan
bahwa kondisi keluarga yang meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis
pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua mempunyai keterkaitan terhadap
pemanfaatan waktu luang siswa. Di samping faktor kondisi keluarga, berdasarkan
penelitian Noor (1984), pemanfaatan waktu luang siswa juga dipengaruhi oleh
faktor lingkungan sekolah dan masyarakat, dalam hal ini adalah faktor teman
bermain.
2.2 Kajian Teori
2.2.1 Pemanfaatan Waktu Luang
2.2.1.1 Konsep Waktu
Waktu adalah momentum masa. Waktu adalah pintu menuju kesuksesan.
Siapa saja yang mampu mengisi dan mengambil momentum yang tepat diantara

penggalan masa, maka ia telah meraih kunci kesuksesan. Salah satu penggunaan
waktu yang efektif dan produktif adalah dengan menghargai prinsip pokok
sebagaimana dikemukakan oleh Robert Fritz, penulis The Path of Least
Resistance, yakni, melakukan sesuatu pada saat itu juga merupakan saat yang
paling penting dalam hidup anda.Maksud dari pernyataan ini adalah jika kita
sadar bahwa melakukan sesuatu pada saat itu juga adalah hal yang paling penting,
kemudian saat berikutnya merupakan hal paling penting berikutnya, demikian
juga yang berikutnya dan seterusnya, maka kita akan bijaksana dalam penggunaan
waktu (Lubis, 2002).
Menurut Taylor (1990), waktu adalah suatu komoditas yang paling
bernilai. Waktu merupakan suatu jenis sumber daya yang tidak dapat
diperbaharui. Sehingga jelaslah bahwa waktu harus dimanfaatkan dengan sebaikbaiknya karena waktu yang sudah dibiarkan begitu saja tidak akan dapat kembali
lagi. Menurut Lubis (2002), sifat-sifat waktu ada tiga, yaitu:
1. Waktu tidak dapat diganti.
Waktu akan terus berjalan, tanpa ada yang dapat menghentikannya.
Jika waktu dibiarkan berjalan tanpa aktivitas yang sesuai dengan tujuan
hidup berarti telah menyia-nyiakan waktu
2. Waktu dapat melenakan
Waktu berlalu tanpa terasa. Waktu membuat orang lupa bahwa
waktu terus berjalan menuju batasnya, dan ketika batas itu tiba tak dapat
seorang pun yang dapat mengundurkannya walau sedetik.

3. Waktu adalah momen


Waktu merupakan kesempatan yang tidak akan terulang untuk
kedua kalinya. Orang yang mampu mengatur waktunya akan jeli
memanfaatkan setiap momen dalam hidupnya.
Konsep mengenai waktu telah lama menjadi bahan perenungan para ahli
filsafat maupun ahli ilmu sosial. Walaupun belum diperoleh suatu definisi yang
universal mengenai waktu, tapi tampaknya ada kesepakatan diantara para ahli
untuk mengkategorikan waktu ke dalam dua kategori, yaitu waktu luang dan
bukan waktu luang (Depdikbud, 1997).
2.2.1.2 Konsep Waktu Luang
Menurut Roberts (1970), kesulitan dalam mendefinisikan waktu luang
berangkat dari kenyataan bahwa konsep tersebut mempunyai arti berbeda bagi
orang yang berbeda. Roberts mendefinisikan waktu luang sebagai waktu yang
tidak diwajibkan, dan kegiatan waktu luang diartikan sebagai kegiatan yang bukan
merupakan kewajiban. Sedangkan Willis (1981) mendefinisikan waktu luang
sebagai sisa waktu yang kosong setelah habis belajar dan bekerja (Depdikbud,
1997).
Siswa pelajar khususnya siswa SMA menghabiskan kira-kira 7-9 jam di
sekolah. Setelah belajar di sekolah dan jika siswa tidak bekerja, maka siswa itu
bebas dari kewajiban dan hal itulah yang disebut dengan waktu luang (Depdikbud,
1997).

Menurut Irianto (1990) dalam Amalia (2002), waktu yang dimiliki


manusia ada tiga jenis, yaitu:
1. Waktu bekerja, yaitu waktu yang dibutuhkan individu untuk bekerja.
Dalam hal ini waktu bekerja sama halnya dengan waktu belajar di sekolah.
2. Waktu pemeliharaan diri, yaitu waktu yang diperlukan untuk merawat diri
sendiri, seperti makan, minum, istirahat, tidur, mandi, dan lain-lain.
3. Waktu luang, yaitu waktu di luar aktivitas bekerja dan pemeliharaan diri.
Menurut Sukadji (2000), waktu luang adalah waktu yang tersisa setelah
digunakan untuk kegiatan-kegiatan mencari nafkah, melakukan kewajibankewajiban, mempertahankan hidup atau mempertahankan eksistensi, seperti
makan, tidur, mandi, dan sebagainya. Jadi, waktu luang adalah waktu yang tidak
digunakan untuk bekerja. Menurut Spillane (2003), yang dimaksud dengan waktu
luang adalah waktu yang diisi dengan aktivitas di mana kita sungguh-sungguh
berfikir dalam dunia yang berbeda sama sekali dengan dunia pekerjaan. Definisi
lain dikemukakan oleh Gist dan Sylvia F. Fava (1974), waktu luang adalah waktu
dimana seseorang individu bebas dari pekerjaan ataupun tugas-tugas lain dan di
mana waktu tersebut dapat dipergunakan untuk tujuan relaksasi, memperluas
pengetahuan ataupun dengan pengembangan diri (Depdikbud, 1997).
Ahli lainnya, Derlega dan Louis H. Janda (1981) mencoba merangkum
semua definisi yang ada mengenai waktu luang ke dalam tiga perspektif utama.
Pertama, perspektif pemisahan waktu (discretionary time). Dalam perspektif ini
waktu luang dipandang sebagai waktu yang tersisa apabila waktu untuk bekerja
dan memenuhi kebutuhan dasar hidup terpenuhi. Perspektif yang kedua adalah
perspektif filosofis, di mana waktu luang dipandang sebagai waktu untuk kegiatan

kontemplatif. Pendekatan ini berakar pada falsafah Yunani di mana waktu luang
dipandang sebagai waktu untuk belajar intelektual (intellectual learning) dan juga
untuk melakukan introspeksi. Dalam pengertian klasik, waktu luang melibatkan
usaha untuk mencapai pemahaman diri (self understanding). Perspektif yang
ketiga adalah perspektif perenungan diri (self fulfillment). Dalam perspektif ini
waktu luang merupakan waktu untuk menikmati permainan dan aktivitas
rekresional. Pendekatan ini memandang waktu luang sebagai tujuan akhir, jadi
tidak sekedar alat untuk mencapai tujuan lain. Pendekatan ini juga menolak
pandangan yang beranggapan bahwa hanya waktu kerja saja yang harus
digunakan secara baik ataupun bahwa setiap aktivitas harus memiliki nilai
ekonomi (Depdikbud, 1997).
Dari beberapa istilah waktu luang di atas, maka dapat dilihat bahwa waktu
luang mempunyai banyak arti, tergantung pada tinjauannya, yaitu:
1. Ditinjau dari dimensi waktu
Waktu luang diinterpretasikan sebagai waktu yang tersisa setelah
digunakan untuk kegiatan-kegiatan mencari nafkah, melakukan kewajibankewajiban, mempertahankan hidup atau mempertahankan eksistensi, seperti
makan, tidur, mandi, dan sebagainya. Jadi, waktu luang adalah waktu yang tidak
digunakan untuk bekerja
2. Ditinjau dari cara pengisiannya
Waktu luang adalah waktu yang dapat diisi dengan kegiatan pilihan
sendiri, atau waktu yang cara penggunaannya dan pemanfaatannya bebas
sesukanya sendiri. Seseorang dapat memilih kegiatan rekreasi, meneruskan

pekerjaan atau meneruskan tugas lain, meneruskan tidur yang terputus karena
harus berangkat kerja atau memilih tidak melakukan apa-apa.
3. Ditinjau dari fungsi atau pemanfaatannya
Waktu luang adalah waktu yang dimanfaatkan sebagai sarana untuk
mewujudkan potensi (aktualisasi diri), sebagai sarana meningkatkan mutu
pribadi (mengikuti kursus-kursus, latihan pengembangan pribadi), kegiatan
terapeutik bagi orang-orang yang mengalami gangguan emosi (misalnya orang
depresi), sebagai selingan, hiburan, rekreasi, atau penyegaran kembali.
2.2.1.3 Pemanfaatan Waktu Luang
Menurut Spillane (2003), ada dua pola atau gaya pemanfaatan waktu
luang, yaitu:
1. Melarikan diri ke dalam kegiatan yang menimbulkan keasyikan (thrill
seekers)
2. Meminimalkan kegiatan dan mengalami penghiburan secara pasif
(weekend sluggards)
Ada banyak alternatif dalam pemilihan kegiatan selama waktu luang,
misalnya dengan berolah raga, melanjutkan pendidikan, pelayanan sosial, serta
kegiatan seni dan kebudayaan. Waktu luang juga dapat dimanfaatkan untuk
mencapai tujuan atau cita-cita yang selama ini belum tercapai, yang mungkin
dapat diwujudkan melalui pendidikan lanjutan dalam bentuk kursus-kursus atau
membaca secara intensif.
Menurut Sukadji (2000), pengisian waktu luang tidak hanya bermanfaat
bagi pelakunya sendiri tetapi juga mempunyai fungsi dari segi pemenuhan

kebutuhan sosial, yaitu meningkatkan kembali daya kerja sehingga dapat


meningkatkan prestasi. Roberts dalam dua bukunya Leisure (1970) dan Youth and
Leisure (1983) lebih cenderung mendefinisikan konsep luang dengan makna
rekreasi sebagai antonim dari kerja (Syahra, 1997).
2.2.1.4 Jenis Pemanfaatan Waktu Luang
Menurut Evans dan Poole (1991) dalam Syahra (1997), ada dua jenis
pemanfaatan waktu luang, yaitu:
1. Pemanfaatan waktu luang yang menuntut usaha aktif, seperti keikutsertaan
dalam tim olah raga, kelompok musik dan seni, atau melakukan kegiatan,
menyalurkan hobi yang bersifat kreatif. Pemanfaatan waktu luang
semacam ini memberi kemungkinan lebih besar pada siswa untuk dapat
mengekspresikan diri, mengaktualisasikan diri, dan mengembangkan diri.
2. Pemanfaatan waktu luang yang bersifat pasif atau rileks, seperti
socializing

(bermain

bersama

teman-teman),

menonton

televisi,

mendengarkan musik, membaca bacaan ringan, dan yang bersifat


maintenance atau pemeliharaan seperti makan dan istirahat. Pemanfaatan
waktu luang yang bersifat santai ini memberikan kenikmatan tanpa
menuntut banyak tenaga, tetapi tidak berdampak pada pengembangan diri,
dalam arti kata tidak menghasilkan suatu kemahiran tertentu serta
peningkatan pengetahuan dan keterampilan baru.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh Pusat Penelitian dan
Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan

Indonesia diperoleh 11 variabel pemanfaatan waktu luang yang terbagi atas tiga
variabel utama, yaitu:
1. Pemanfaatan waktu luang yang menghasilkan nilai
a. Mengikuti kursus atau belajar
b. Membaca buku-buku ilmu pengetahuan
c. Melakukan kegiatan di rumah
2. Pemanfaatan waktu luang berupa socializing dan memberikan nilai tambah
yang tidak begitu jelas
a. Mengikuti kegiatan klub/organisasi
b. Pergi ke diskotik
c. Pergi shopping center/mal
d. Ke salon
3. Pemanfaatan waktu luang yang dilakukan sendiri dan tidak memberikan
nilai tambah yang jelas
a. Mendengarkan berita/musik dari radio
b. Mendengarkan musik dari sound system
c. Menonton acara televisi
d.

Istirahat/santai.

2.2.1.5 Aspek-aspek Pemanfaatan Waktu Luang


Menurut Sukadji (2000), ada tiga aspek yang dapat diklasifikasikan dari
pemanfaatan waktu luang, yaitu:

1. Relaksasi
Relaksasi merupakan usaha untuk mencapai ketenangan dan
mengurangi ketegangan yang ditandai dengan penurunan kegiatan sistem
syaraf. Relaksasi dapat dilakukan secara aktif maupun pasif. Relaksasi
secara aktif, misalnya membantu pekerjaan di rumah, berkebun, dan lainlain. Relaksasi aktif semacam ini cenderung lebih positif, sebab sifatnya
produktif dan meningkatkan keterampilan pelaku. Sedangkan relaksasi
secara pasif, misalnya menonton TV, mendengarkan musik, membaca
bacaan ringan, dan lain-lain. Relaksasi pasif semacam ini bila terlalu
banyak dilakukan dianggap kurang baik sebab akan menyita waktu bagi
kegiatan yang lebih produktif.
2. Rekreasi
Rekreasi adalah sesuatu yang dikerjakan hanya untuk kesenangan,
meyegarkan kembali, menghidupkan kembali untuk mengembalikan
semangat kerjanya. Peran rekreasi bagi manusia itu berbeda-beda dan cara
pengisiannya juga berbeda-beda. Ada yang berpendapat bahwa rekreasi itu
tidak terlalu penting, tapi ada juga yang menganggap bahwa rekreasi
merupakan salah satu kebutuhan primer manusia. Jadi, yang termasuk ke
dalam rekreasi ini diantaranya istirahat, olah raga ataupun mengikuti
kegiatan kesenian, serta pelaksanaan hobi lainnya.
3. Pengembangan diri
Banyak remaja yang menggunakan waktu luangnya untuk
mempersiapkan diri ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi, ingin
meningkatkan kualitas diri sendiri, seperti mengikuti kursus bahasa asing,

kursus komputer, bimbingan mata pelajaran baik secara privat maupun


melalui lembaga bimbingan, serta menambah wawasan melalui media
massa seperti televisi, koran, majalah, dan radio. Kegiatan-kegiatan aktif
dalam bidang kreatif juga membantu perkembangn diri siswa. Kegiatan
yang membuat siswa aktif berperan ini memberikan kepuasan dan
menimbulkan rasa sukses mengerjakan sesuatu, misalnya aktif di
organisasi sekolah maupun organisasi di luar sekolah
2.2.1.6 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu Luang
Pemanfaatan waktu luang oleh para siswa dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal maupun faktor eksternal siswa. Adapun kedua faktor tersebut
adalah:
1. Faktor internal dipengaruhi oleh pembawaan dan kematangan dari diri
pribadi siswa, yang dapat dilihat dari jenis kelamin siswa, umur, dan lainlain.
2. Faktor eksternal dipengaruhi oleh faktor lingkungan terutama keluarga dan
teman. Faktor keluarga meliputi tingkat pendidikan orang tua, jenis
pekerjaan orang tua, besar pendapatan orang tua, jumlah saudara kandung,
fasilitas belajar yang disediakan orang tua, serta perhatian orang tua.
Sedangkan faktor teman meliputi tempat biasanya bermain dan status
pendidikan teman bermain.

2.2.2 Prestasi Belajar Siswa


2.2.2.1 Konsep Prestasi Belajar
Sebelum membicarakan prestasi belajar, terlebih dahulu akan diutarakan
sedikit gambaran tentang apa yang dimaksud dengan belajar. Menurut Syah
(1995), belajar adalah kegiatan berproses dan merupakan unsur yang sangat
fundamental dalam setiap penyelenggaraan jenis dan jenjang pendidikan. Ini
berarti bahwa berhasil atau gagalnya pencapaian tujuan pendidikan itu amat
bergantung pada proses belajar yang dialami siswa, baik ketika ia berada di
sekolah maupun di lingkunan rumah atau keluarganya sendiri.
Skinner, seperti yang dikutip Barlow (1985) dalam bukunya Educational
Psychology: The Teaching-Learning Process, berpendapat bahwa belajar adalah
suatu proses adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progressif. Pendapat ini diungkapkan dalam pernyataan ringkasnya bahwa belajar
adalah a process of progressive behaviour adaptation (Syah, 1995).
Morgan, King, dan Robinson (1984) mendefinisikan belajar sebagai
perubahan tingkah laku yang relatif permanen sebagai hasil dari adanya latihan
atau pengalaman (Hadi, 1997).
Hintzman dalam bukunya The Psychology of Learning and Memory
berpendapat Learning is a change in organism due to experience which can effect
the organism behaviour. Artinya, belajar adalah suatu perubahan yang terjadi
dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh pengalaman yang
dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut (Syah, 1995)
Menurut Bahri D (1994) dalam Amalia (2002), prestasi pada dasarnya
adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, baik secara

individual maupun kelompok. Jadi, prestasi tidak akan pernah dihasilkan selama
seseorang tidak melakukan kegiatan. Sedangkan definisi prestasi belajar adalah
hasil penilaian pendidikan tentang kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas
belajar. Hal ini berarti prestasi belajar hanya dapat diketahui jika telah dilakukan
penilaian terhadap hasil belajar siswa.
Prestasi belajar bermakna penguasaan pengetahuan atau ketrampilan yang
dikembangkan oleh mata pelajaran, lazimnya, ditunjukkan dengan nilai tes atau
angka yang diberikan oleh guru. Berdasarkan penjelasan di atas, maka pengertian
prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai seorang siswa dalam
kegiatan belajar bidang akademik di sekolah dan dicatat pada setiap semester di
dalam buku laporan yang disebut rapor.
2.2.2.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar
Prestasi belajar yang ditunjukkan oleh siswa di sekolah berbeda antara satu
dengan yang lain. Perbedaan ini disebabkan oleh adanya faktor-faktor yang
mempengaruhi prestasi belajar seorang siswa. Faktor-faktor tersebut dapat berupa
intelegensi, motivasi belajar, sikap, bakat, minat, keadaan fisik dan psikis,
keadaan sosial ekonomi keluarga, dan pengelolaan waktu (Hadi, 1997).
Menurut Slameto (1998), prestasi belajar atau prestasi akademik secara
umum dipengaruhi oleh dua faktor, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. Faktor
intern adalah faktor yang berasal dari dalam diri individu yang terdiri dari
kesehatan, cacat tubuh, intelegensia, minat, bakat, motif kematangan, kesiapan,
dan kelelahan fisik. Faktor ekstern adalah faktor yang berasal dari luar diri

individu yang terdiri dari keluarga dalam mendidik anak, relasi antarkerabat,
lembaga pendidikan, dan lain-lain.
2.2.2.3 Pengukuran Prestasi Belajar
Prestasi belajar diukur melalui evaluasi. Menurut Syah (1995), evaluasi
artinya penilaian terhadap tingkat keberhasilan siswa untuk mencapai tujuan yang
telah ditetapkan dalam sebuah program. Padanan kata evaluasi adalah assessment
yang menurut Tardif (1989) berarti proses penilaian untuk menggambarkan
prestasi yang dicapai oleh seorang siswa sesuai dengan kriteria yang telah
ditetapkan. Dalam dunia pendidikan, kata evaluasi lebih sering disebut tes, ujian,
ataupun ulangan.
Hasil evaluasi prestasi belajar bidang akademik di sekolah-sekolah dicatat
dalam sebuah buku laporan yang disebut rapor. Rapor bermanfaat untuk
mengetahui sejauh mana prestasi belajar seorang siswa, apakah siswa tersebut
berhasil atau gagal dalam suatu mata pelajaran. Menurut Suryadibrata (1998),
rapor merupakan perumusan terakhir yang diberikan oleh guru mengenai
kemajuan atau hasil belajar murid-muridnya selama masa tertentu.
Menurut Syah (1995), tujuan evaluasi belajar adalah:
1. Untuk mengetahui tingkat kemajuan yang telah dicapai oleh siswa dalam
suatu kurun waktu proses belajar tertentu
2. Untuk mengetahui posisi atau kedudukan seorang siswa dalam kelompok
kelasnya
3. Untuk mengetahui tingkat usaha yang dilakukan siswa dalam belajar

4. Untuk mengetahui sejauh mana siswa telah menggunakan kemampuan


kecerdasan yang dimilikinya untuk keperluan belajar
5. Untuk mengetahui tingkat daya guna dan hasil guna metode mengajar
yang telah digunakan guru dalam proses belajar mengajar
Selain memiliki tujuan, menurut Syah (1995) evaluasi belajar juga
memiliki fungsi-fungsi sebagai berikut:
1.

Fungsi administratif, untuk penyusunan daftar nilai dan pengisian buku


rapor

2.

Fungsi promosi, untuk menetapkan kenaikan atau kelulusan

3.

Fungsi diagnostik, untuk mengidentifikasi kesulitan belajar siswa dan


merencanakan program remedial teaching

4.

Sumber data dari guru Bimbingan dan Penyuluhan (BP), untuk


memasok data siswa yang memerlukan bimbingan dan penyuluhan

5.

Bahan pertimbangan pengembangan pendidikan pada masa yang akan


datang.

2.2.2.4 Batas Minimal Prestasi Belajar


Menurut Syah (1995), menetapkan batas minimal keberhasilan belajar
selalu berkaitan dengan upaya pengungkapan hasil belajar. Ada beberapa
alternatif norma pengukuran tingkat keberhasilan siswa setelah mengikuti proses
belajar mengajar, diantaranya adalah:
1. Norma skala angka dari 0 sampai 10
2. Norma skala angka dari 0 sampai 100

Angka terendah yang menyatakan kelulusan/keberhasilan belajar (passing


grade) skala 0-10 adalah 5,5 atau 6, sedangkan untuk skala 0-100 adalah 55 atau
60. Jika seorang siswa dapat menyelesaikan lebih dari setengah instrumen
evaluasi dengan benar maka dianggap telah memenuhi target minimal
keberhasilan belajar.
2.3 Kerangka Pikir
2.3.1 Model Penelitian
Secara umum, pemanfaatan waktu luang dipengaruhi oleh dua faktor,
yaitu faktor internal dan faktor eksternal. Dalam penelitian ini, penulis membatasi
faktor internal hanya meliputi jenis kelamin siswa. Faktor umur tidak dimasukkan
ke dalam penelitian ini karena umur siswa kelas satu dan dua relatif sama.
Sedangkan faktor eksternal meliputi faktor keluarga. Faktor teman bermain tidak
dimasukkan ke dalam penelitian ini karena sulit untuk memperoleh data tentang
pengaruh teman bermain terhadap pemanfaatan waktu luang siswa.
Model penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai
berikut:

Faktor Internal
Jenis Kelamin

Pemanfaatan
waktu luang

Prestasi belajar

Faktor Eksternal
Keluarga
-Pendidikan orang tua
-Pendapatan orang tua
-Jumlah saudara kandung
-Fasilitas tempat belajar
-Tuntutan berprestasi dari orang tua
-Dorongan belajar dari orang tua
-Pembatasan jam bermain
-Pemberian uang saku berlebih

Gambar 1. Model Penelitian


2.3.2 Definisi Peubah Operasional
Definisi peubah operasional yang digunakan dalam penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Jenis kelamin adalah jenis kelamin dari siswa yang menjadi objek penelitian
Tingkat pendidikan orang tua adalah tingkat pendidikan tertinggi yang
ditamatkan oleh ayah dan ibu siswa yang bersangkutan
Pendapatan orang tua adalah pembayaran atau penghasilan yang diperoleh dari
pekerjaan pokok maupun sampingan dari orang tua siswa yang bersangkutan
Jumlah saudara kandung adalah jumlah saudara sekandung yang dimiliki oleh
siswa yang bersangkutan
Fasilitas tempat belajar yang disediakan orang tua adalah penyediaan tempat
untuk belajar bagi siswa, baik di ruang khusus, bersatu dengan kamar, bersatu
dengan ruang tamu, atau bahkan tidak tentu

Tuntutan berprestasi dari orang tua adalah adanya desakan atau harapan yang
besar dari keluarga terhadap prestasi siswa
Dorongan belajar dari orang tua adalah dorongan orang tua kepada anak untuk
belajar, mengikuti les maupun kegiatan bermanfaat lainnya.
Pembatasan jam bermain dan menonton TV adalah pembatasan jam bermain
dan menonton TV dari orang tua agar anak tidak terbiasa membuang waktu
dengan percuma.
Pemberian uang saku berlebih, adalah uang saku yang diberikan oleh orang tua
untuk keperluan transport, makan, maupun untuk bermain bersama teman-teman.
Pemanfaatan waktu luang adalah seluruh aktivitas siswa dalam mengisi waktu
luangnya di luar jam sekolah. Jam sekolah dibatasi pada pukul 07.00-14.00 WIB
Prestasi belajar adalah hasil belajar yang telah dicapai seorang siswa dalam
kegiatan belajar di sekolah dan dicatat pada buku laporan (rapor), dalam hal ini
adalah nilai rata-rata yang diperoleh siswa pada rapor semester ganjil tahun ajaran
2004/2005
2.4 Hipotesis Penelitian
Sesuai dengan permasalahan penelitian, maka hipotesis yang ingin diuji
adalah:
1. Ada pengaruh antara faktor internal (jenis kelamin) dan faktor eksternal
( keluarga) terhadap pemanfaatan waktu luang siswa
2. Ada pengaruh antara pemanfaatan waktu luang terhadap prestasi belajar
siswa

BAB III
METODOLOGI

3.1 Prosedur Pengumpulan Data


Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 54 Jakarta. Penelitian ini
menggunakan metode penelitian survei dan studi pustaka. Metode penelitian
survei adalah penelitian yang mengambil sampel dari suatu populasi dan
menggunakan

kuesioner

sebagai

alat

pengumpulan

data

yang

pokok

(Singarimbun, 1995). Metode penelitian survei digunakan untuk mengumpulkan


data primer pemanfaatan waktu luang siswa dan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan waktu luang siswa. Sedangkan metode studi pustaka digunakan
untuk mengumpulkan data sekunder prestasi belajar siswa.
3.1.1 Sumber Data
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu data primer dan data
sekunder. Data sekunder berasal dari nilai rata-rata pada ujian akhir semester
ganjil pada tahun akademik 2004/2005. Data primer yang digunakan dalam
penelitian ini dikumpulkan dengan melakukan survei, yaitu melalui penelitian
pendahuluan dan penelitian sebenarnya dengan menggunakan suatu instrumen
penelitian.
1. Penelitian pendahuluan (uji coba kuesioner)
Penelitian pendahuluan dilakukan sebelum penelitian sebenarnya
yang bertujuan untuk menguji validitas dan reliabilitas dari instrumen

penelitian yang akan digunakan pada saat penelitian yang sebenarnya.


Penelitian pendahuluan ini dilaksanakan pada hari Rabu tanggal 9 Maret
2005 dan hari Selasa tanggal 22 Maret 2005
2. Penelitian sebenarnya
Penelitian sebenarnya dilakukan untuk memperoleh informasi
tentang identitas responden, pemanfaatan waktu luang responden, dan
faktor keluarga responden. Penelitian sebenarnya ini dilaksanakan selama
bulan April 2005.
3.1.2 Populasi
Penelitian ini dilakukan di SMA Negeri 54 Jakarta tahun akademik
2004/2005. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas satu dan dua
SMA Negeri 54 Jakarta yang memiliki aktivitas waktu luang di luar jam sekolah.
Jam sekolah dibatasi pada pukul 07.00-14.00 wib. Penelitian ini tidak mencakup
siswa kelas tiga dikarenakan saat penelitian dilakukan siswa kelas tiga sedang
mengikuti serangkaian ujian kelulusan. Berdasarkan data yang diperoleh dari
pihak sekolah, jumlah populasi adalah sebanyak 776 siswa yang tersebar ke dalam
20 kelas, yaitu terdiri dari 10 kelas pada jenjang kelas satu dan 10 kelas pada
jenjang kelas dua.
Tabel.1 Jumlah Siswa Menurut Tingkatan Kelas dan Jenis Kelamin di SMA
Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Kelas

Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
I
170
220
II
176
210
Total
346
430
Sumber: data akademik SMAN 54 Jakarta

Total
(4)
390
386
776

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah total populasi sebanyak 776
orang dengan jumlah siswa laki-laki sebanyak 346 orang dan jumlah siswa
perempuan sebanyak 430 siswa. Penulis memilih SMA Negeri 54 Jakarta sebagai
tempat penelitian dikarenakan SMA ini merupakan SMA dengan kategori sekolah
dengan peringkat sedang. Data peringkat ini diperoleh berdasarkan data dari
Departemen Pendidikan Nasional sehingga berdasarkan peringkat tersebut siswa
SMA ini dianggap memiliki prestasi belajar yang cukup bervariasi.
3.1.3 Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil dari populasi yang diteliti. Populasi
siswa berjumlah 776 siswa. Karena ukuran populasi diketahui maka dalam
penentuan minimum sampel dapat digunakan teorema Slovin (Umar, 2002)
dengan rumus sebagai berikut:

n=

N
1 + Ne 2

(1)

dimana: n = jumlah sampel


N= total populasi
e= kelonggaran ketidaktelitian terhadap standar deviasi yang dapat
ditolerir (pada penelitian ini digunakan e sebesar 5%)
Sehingga berdasarkan rumus di atas, diperoleh jumlah minimum sampel sekitar
264 siswa.
Teknik pengambilan sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah
penarikan sampel secara sistematik

(systematic sampling). Penarikan sampel

secara sistematik akan mempermudah penarikan sampel, dengan hanya


menggunakan satu angka random, sedangkan angka random berikutnya akan

mengikuti dengan menghitung intervalnya (Purwanto, 2003). Interval sampel


didapat dengan rumus berikut:
I=

N
n

(2)

dimana: N = jumlah populasi


n = jumlah sampel
Penarikan sampel dilakukan dengan cara sistematik sirkuler. Langkahlangkah penarikan sampel secara sistematik sirkuler adalah sebagai berikut:
1. Hitung interval sesuai rumus di atas. Berdasarkan perhitungan, diperoleh
interval sebesar 3.
2. Tentukan 1 angka random pertama (R1) yang lebih kecil atau sama
dengan N. Angka random selanjutnya adalah:
R2 = R1+ I
R3 = R1+ 2I
Rk = R1+ (k-1)I
Rn = R1+ (n-1)I
Rk adalah penghitungan angka random terakhir sebelum nomor urut
terakhir. Apabila Rk melebihi N, maka Rk menjadi Rk= Rk-N
Distribusi sampel berdasarkan tingkatan kelas dan jenis kelamin dapat dilihat pada
tabel berikut:

Tabel 2 Distribusi Sampel Menurut Tingkatan Kelas dan Jenis Kelamin di SMA
Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Jenis Kelamin
Laki-laki
Perempuan
(1)
(2)
(3)
I
58
76
II
54
76
Total
112
152
Sumber: pengolahan data primer, April 2005
Kelas

Total
(4)
134
130
264

Dari tabel di atas dapat dilihat bahwa jumlah sampel kelas satu sebanyak
134 siswa dengan jumlah sampel laki-laki sebanyak 58 siswa dan jumlah sampel
perempuan sebanyak 76 siswa. Sedangkan jumlah sampel kelas dua sebanyak 130
siswa dengan jumlah sampel laki-laki sebanyak 54 orang dan jumlah sampel
perempuan sebanyak 76 siswa.
3.1.4 Instrumen Penelitian

Data primer dalam penelitian ini merupakan hasil dari kuesioner/angket


yang diisi secara langsung oleh responden (self enumeration). Kuesioner yang
juga sering dikenal sebagai angket, pada dasarnya merupakan sebuah daftar
pertanyaan yang harus diisi oleh orang yang akan diukur (responden), dengan
demikian dapat diketahui tentang keadaan/data diri, pengalaman, pengetahuan
sikap atau pendapatnya dan lain-lain (Arikunto, 2002). Kuesioner yang diberikan
pada siswa dalam penelitian ini berupa daftar pertanyaan yang tercakup dalam
empat blok pertanyaan sebagai berikut:
1.

Blok I, yaitu blok identitas responden yang berisi pertanyaan tentang


kelas, jenis kelamin, dan urutan anak dalam keluarga.

2.

Blok II, yaitu blok pemanfaatan waktu luang yang berisi 16 item
pernyataan tentang sikap siswa dalam memanfaatkan waktu luangnya.

3.

Blok III, yaitu blok keterangan keluarga yang berisi pertanyaan tentang
pendidikan orang tua, pekerjaan orang tua, pendapatan orang tua, fasilitas
tempat belajar, tuntutan berprestasi dari orang tua, dorongan belajar dari
orang tua, batasan jam bermain dari orang tua, pemberian uang saku
untuk berbagai keperluan dari orang tua, dan keterangan keluarga lainnya.

4.

Blok IV, yaitu blok keterangan teman yang berisi pertanyaan tentang
lokasi bermain dengan teman-teman dan status pendidikan teman
bermain.
Pernyataan tentang pemanfaatan waktu luang siswa dalam penelitian ini

diberikan secara tertutup dengan pilihan jawaban berjenjang/bertingkat sesuai


dengan intensitas sikap responden dalam memanfaatkan waktu luangnya.
Jawaban-jawaban dari pertanyaan tersebut disusun dengan menggunakan skala
Likert.
3.1.5 Pengukuran Variabel Pemanfaatan Waktu Luang Siswa

Dalam kuesioner pemanfaatan waktu luang siswa dipergunakan skala


Likert yang berisi pernyataan tentang sikap dari responden dalam memanfaatkan
waktu luangnya. Alternatif jawaban yang dipergunakan ada lima, yaitu sering
sekali, sering, kadang-kadang, jarang, jarang sekali. Kelima jawaban ini masingmasing mempunyai skor yang berbeda-beda sesuai dengan jenis pernyataannya,
apakah pernyataan positif atau negatif. Skor yang ada pada tiap pernyataan akan
dijumlahkan sehingga akan menghasilkan skor kumulatif dari tiap-tiap responden
yang akan digunakan sebagai indikator pemanfaatan waktu luang siswa. Skor
yang dapat dicapai seorang responden menggambarkan sikapnya terhadap

pemanfaatan waktu luangnya. Corak skala Likert adalah bahwa makin tinggi skor
yang diperoleh seorang responden memberikan indikasi bahwa responden tersebut
makin positif sikapnya dalam memanfaatkan waktu luangnya, demikian pula
sebaliknya.
Masing-masing jawaban untuk pernyataan positif diberikan skor sebagai
berikut:
Sering sekali

(SS)

diberi skor

Sering

(SR)

diberi skor

Kadang-kadang

(KD) diberi skor

Jarang

(J)

diberi skor

Jarang sekali

(JS)

diberi skor

Sedangkan untuk pernyataan negatif diberikan skor sebagai berikut:


Sering sekali

(SS)

diberi skor

Sering

(SR)

diberi skor

Kadang-kadang

(KD) diberi skor

Jarang

(J)

diberi skor

Jarang sekali

(JS)

diberi skor

Berdasarkan skor yang diperoleh, maka pemanfaatan waktu luang siswa dibagi
menjadi dua kategori. Batasan skor pemanfaatan waktu luang dapat dilihat pada
tabel berikut:
Tabel 3. Kategorisasi Pemanfaatan Waktu Luang Siswa kelas I dan II SMA
Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Peubah
Baik
(1)
(2)
Pemanfaatan Waktu
48
Luang
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Kurang Baik
(3)
< 48

Batasan skor pemanfaatan waktu luang pada tabel di atas menggunakan


cut of point 3 (skor untuk jawaban kadang-kadang) dengan jumlah item
pernyataan sebanyak 16 item. Sehingga, batasan yang digunakan dalam
pengkategorian pemanfaatan waktu luang siswa adalah jumlah item pernyataan
dikalikan cut of point yaitu sebesar 48.
3.1.6 Pengujian Instrumen Penelitian

Ketepatan pengujian suatu hipotesis tentang hubungan variabel penelitian


sangat tergantung pada kualitas data yang dipakai dalam pengujian tersebut
(Singarimbun, 1995). Dengan demikian maka instrumen penelitian, dalam hal ini
adalah kuesioner, haruslah memiliki tingkat validitas dan reliabilitas yang tinggi.
Pengujian hipotesis penelitian tidak akan mengenai sasarannya jika data yang
dipakai untuk menguji hipotesis tersebut adalah data yang tidak reliabel dan tidak
menggambarkan secara tepat variabel yang diukur.
3.1.6.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur itu mengukur apa
yang ingin diukur (Singarimbun, 1995). Instrumen yang valid adalah alat ukur
yang digunakan untuk mendapatkan data yang valid dan dapat digunakan untuk
mengukur apa yang hendak diukur. Adapun langkah-langkah dalam pengujian
validitas adalah sebagai berikut:
1.

Mendefinisikan secara operasional konsep yang akan diukur

2.

Melakukan uji coba skala pengukur tersebut pada sejumlah responden.


Sangat disarankan agar jumlah responden untuk uji coba minimal 30

orang, dengan jumlah ini maka distribusi skor akan lebih mendekati kurva
normal.
3.

Mempersiapkan tabel tabulasi jawaban

4.

Menghitung korelasi antara skor masing-masing pernyataan dengan skor


total dengan menggunakan rumus teknik korelasi product moment, yang
rumusnya adalah sebagai berikut:
ruji =

dimana:

[N X

N ( XY ) ( X Y )
2

( X )

] [N Y

( Y )

(3)

ruji = koefisien korelasi product moment


N = jumlah sampel
X = skor butir tiap responden
Y = total skor butir tiap responden

5. Dasar pengambilan keputusan adalah


a. Bila nilai ruji > rtabel dengan derajat bebas (n-2) , maka item tersebut
valid dan dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Item-item pertanyaan
yang signifikan/valid berarti bahwa pertanyaan-pertanyaan tersebut
memiliki validitas konstrak atau dalam bahasa statistik berarti terdapat
konsistensi internal dalam pernyataan-pernyataan tersebut.
b. Bila nilai ruji < rtabel dengan derajat bebas (n-2), maka item tersebut
tidak valid dan tidak dapat dimasukkan ke dalam kuesioner. Bila nilai r
negatif maka berarti pernyataan tersebut bertentangan dengan
pernyataan lainnya, artinya pernyataan tersebut tidak konsisten dengan
pernyataan lainnya (Singarimbun, 1995).

3.1.6.2 Uji Reliabilitas

Reliabilitas adalah indeks yang menunjukkan sejauh mana suatu alat


pengukur (kuesioner) dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Artinya, suatu alat
pengukur jika dipakai dua kali untuk mengukur gejala yang sama dan hasil
pengukuran yamg diperoleh relatif konsisten, maka alat pengukur tersebut dapat
dikatakan reliabel (Singarimbun, 1995). Ada berbagai metode yang dapat
digunakan untuk menghitung indeks reliabilitas, diantaranya metode pengukuran
ulang (re-test), metode belah dua (split half), dan metode konsistensi internal.
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk menghitung indeks
reliabilitas adalah metode konsistensi internal. Indeks reliabilitas dapat
ditunjukkan melalui besarnya nilai Cronbach Alpha ( ).
Formulasi untuk menghitung adalah sebagai berikut:
2
k b
=
1

t 2
k 1

dimana:

= reliabilitas instrumen (Cronbach Alpha)

= banyaknya butir pertanyaan

(4)

b2 = jumlah varians butir


t2 = varians total
Menurut Arikunto (2002), koefisien korelasi reliabilitas ditentukan
berdasarkan kriteria sebagai berikut:
a. Antara 0,800 sampai dengan 1,000 = sangat tinggi
b. Antara 0,600 sampai dengan 0,800 = tinggi
c. Antara 0,400 sampai dengan 0,600 = cukup tinggi
d. Antara 0,200 sampai dengan 0,400 = rendah

e. Antara 0,000 sampai dengan 0,200 = sangat rendah (tidak berkorelasi).


3.2 Metode Analisis
3.2.1 Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif memaparkan data hasil pengamatan tanpa diadakan


pengujian hipotesis. Analisis ini bertujuan untuk menggambarkan karakteristik
pemanfaatan waktu luang dan faktor-faktor yang mempengaruhinya pada siswa
kelas satu dan dua di SMA Negeri 54 Jakarta. Disamping itu, analisis ini juga
digunakan untuk menjelaskan keterkaitan antara peubah tak bebas dengan peubah
bebas dengan menggunakan tabulasi silang. Dalam penelitian ini, karakteristik
yang akan diamati adalah variabel jenis kelamin, pendidikan orang tua, pekerjaan
orang tua, pendapatan orang tua, jumlah saudara, fasilitas tempat belajar, tuntutan
berprestasi, dorongan dari orang tua, pembatasan jam bermain, pemberian uang
saku berlebih dari orang tua, dan prestasi belajar siswa.
3.2.2 Analisis Regresi Logistik

Model regresi logistik digunakan untuk menganalisis data kategorik atau


data dengan variabel respon berskala biner dengan satu atau lebih faktor berskala
kontiniu (kategori) atau digunakan untuk menganalisis data dikotomus untuk
variabel respon dan data kontiniu untuk variable penjelasnya.
Variabel respon berskala biner adalah variabel respon y yang
menghasilkan dua kategori yang dinotasikan sebagai y=1 menyatakan kejadian
sukses atau y=0 menyatakan kejadian gagal, dimana variabel y ini mengikuti
sebaran Bernoulli.

Bentuk umum model peluang regresi logistik dengan p faktor


diformulasikan sebagai berikut:

( x) =

exp( 0 + 1 x1 + ... + p x p )
1 + exp( 0 + 1 x1 + ... + p x p )

(5)

Nilai (x) adalah peluang terjadinya kejadian yang sukses yaitu y=1
sedangkan p adalah nilai parameter. Model regresi logistik ini merupakan model
nonlinier sehingga perlu ditransformasi. Transformasi untuk melinierkan model
ini dikenal dengan nama transformasi logit, yaitu:

(x)
g ( x ) = ln
= 0 + 1 x1 + 2 x 2 + ... + p x p

1
(
)

(6)

Formulasi di atas merupakan fungsi linier dalam parameter-parameternya


atau g(x) telah linier dalam parameternya. Jika dari beberapa variabel penjelas ada
yang bersifat diskrit dan berskala nominal, maka variabel tersebut hanya sebagai
identifikasi saja dan tidak mempunyai nilai numerik sehingga diperlukan dummy
variable dan untuk satu variabel penjelas yang berskala nominal dengan k
kategori, maka diperlukan dummy variable sebanyak k-1, dengan dummy variable
kj-1 dinamakan Dju dengan koefisien ju, u = 1,2,,kj-1.
Sehingga model transformasi logit
kj 1

g ( x ) = 0 + 1 x1 + ... + ju D ju + p x p

(7)

u =1

Dalam model regresi logistik, variabel respon diekspresikan sebagai berikut:


yi = (x) + i

i = 1,2,3,,n

Dimana i mempunyai salah satu dari kemungkinan dua nilai, yaitu:


i = 1- (x), jika y=1 dengan peluang (x) dan

(8)

i = - (x), jika y=0 dengan peluang [1- (x)]


Dalam hal ini error (i) mengikuti distribusi Binomial dengan rata-rata nol dan
varians (x) [1- (x)].
3.2.2.1 Likelihood Ratio Test atau Uji Simultan

Untuk menguji kecocokan model secara bersama-sama digunakan


Likelihood Ratio Test atau uji simultan variabel penjelas. Model hipotesis yang
digunakan adalah
H0 : 1 = 2 = = p = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel penjelas
dengan variabel respon
H1 : minimal ada satu j 0, artinya ada pengaruh antara variabel penjelas dengan
variabel respon
Statistik ujinya adalah
L
G = 2 ln 0
L1

(9)

dimana: L0 = Likelihood tanpa variabel penjelas/independen


L1 = Likelihood dengan variabel penjelas
Statistik G mengikuti sebaran Chi-Square dengan derajat bebas p,
sehingga tolak H0 jika G > 2(p;) atau p-value < yang berarti dapat disimpulkan
bahwa variabel penjelas secara keseluruhan mempengaruhi variabel respon atau
dapat juga dikatakan bahwa
mempengaruhi variabel respon

paling sedikit ada satu variabel penjelas yang

3.2.2.2 Uji Statistik Wald

Uji yang digunakan untuk melihat j mana yang nol (tidak signifikan) atau
untuk menguji keberartian koefisien parameter secara parsial dapat digunakan
Uji Wald dengan hipotesis:
H0 : j = 0, artinya tidak ada pengaruh antara variabel penjelas ke-j dengan
variabel respon
H1 : j 0, ada pengaruh antara variabel penjelas ke-j dengan variabel respon
Statistik ujinya adalah

j

W =

se
j

dimana: j

(10)

= penduga j

se( j ) = penduga galat baku dari j


W diasumsikan mengikuti sebaran Chi-Square dengan derajat bebas 1. H0
ditolak jika W > 2(1;) atau p-value < , berarti j signifikan dan dapat
disimpulkan bahwa variabel penjelas secara parsial

berpengaruh terhadap

variabel respon.
3.2.2.3 Odds Ratio

Odds ratio merupakan ukuran untuk mengetahui risiko kecenderungan

untuk mengalami suatu kejadian tertentu antara kategori yang satu dengan
kategori yang lain dalam suatu peubah yang dinotasikan dengan , yang

didefinisikan sebagai rasio dari odds untuk x = 1 terhadap x = 0. Dengan kata lain,
risiko kecenderungan pengaruh observasi x = 1 adalah n kali lipat risiko
dibandingkan dengan observasi x = 0.
Dalam

penelitian

ini,

odds

ratio

digunakan

untuk

mengetahui

kecendrungan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap pemanfaatan waktu luang


siswa dan mengetahui kecenderungan variabel pemanfaatan waktu luang terhadap
prestasi belajar siswa. Pendugaan odds ratio untuk setiap kenaikan satu-satuan xj
dengan anggapan x yang lain tetap, yaitu:
j = exp (j)
maka ln (j) = j
3.2.2.4 Terapan

Analisis regresi logistik pada penelitian ini diterapkan pada dua model,
yaitu:
1. Model pertama menggambarkan faktor-faktor yang mempengaruhi
pemanfaatan waktu luang siswa.
Variabel yang digunakan dalam model ini terdiri atas:
a. Variabel respon adalah pemanfaatan waktu luang siswa
b. Variabel penjelas yang akan diuji apakah berpengaruh terhadap
pemanfaatan waktu luang siswa adalah jenis kelamin, pendidikan
ayah, pendidikan ibu, pendapatan orang tua, jumlah saudara,
kandung, fasilitas tempat belajar, dorongan belajar dari orang tua,
tuntutan berprestasi dari orang tua, pembatasan jam bermain,
pemberian uang saku berlebih

2. Model kedua menggambarkan pengaruh variabel pemanfaatan waktu


luang siswa terhadap prestasi belajar
a. Variabel respon adalah prestasi belajar siswa semester ganjil tahun
akademik 2004/2005
b. Variabel penjelas yang akan diuji apakah berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa semester ganjil adalah variabel pemanfaatan
waktu luang siswa.
Pengkategorian variabel respon dan variabel penjelas yang digunakan pada
model pertama adalah:
Tabel

4.

Peubah
(1)

Variabel-variabel Penelitian pada Model Faktor-Faktor


Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu Luang Siswa
Nama Peubah

(2)
Pemanfaatan waktu
luang siswa

X1

Jenis kelamin

X2

Pendidikan ayah

X3

X4

X5
X6

Pendidikan ibu

Pendapatan orang tua

Jumlah saudara
kandung
Fasilitas tempat belajar

Kategori
(3)
1.Baik (skor 48)
2.Kurang baik
(skor < 48)
1.Laki-laki
2.Perempuan
1.SLTA
2.< SLTA
1.Akademi/PT
2.< SLTA
1.SLTA
2.< SLTA
1.Akademi/PT
2.< SLTA
1.1 juta-3 juta
2.< 1 juta
1.>3 juta
2.< 1 juta
1.>2 orang
2.0-2 orang
1.Ruang belajar
khusus
2.Tidak tentu

yang

Variabel
Dummy
(4)
-

Dummy

D1

1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
1
0
0
1
1

D21
D22
D31
D32
D41
D42
D5
D61

(5)
1
0

X7

Tuntutan berprestasi
dari orang tua
Dorongan belajar dari
orang tua

X8

X9

Pembatasan jam
bermain

X10

Pemberian uang saku


berlebih

1.Bersatu dengan
kamar tidur
2.Tidak tentu
1.Bersatu dengan
ruang tamu
2. Tidak tentu
1.Ya
2.Tidak
1.Didorong dan
dipatuhi
2.Tidak didorong
1.Didorong tapi
sering tidak
dipatuhi
2.Tidak didorong
1.Dibatasi dan
dipatuhi
2.Tidak dibatasi
1.Dibatasi tapi
sering tidak
dipatuhi
2.Tidak dibatasi
1.Ya, selalu
diberikan
2.Tidak diberikan
1.Kadang-kadang
diberikan
2.Tidak diberikan

D62

D63

0
1

D81

0
1
0
1

D82

0
1

D91

0
1

D92

0
1

D101

0
1

D7

D102

0
1
0

Pengkategorian variabel respon dan variabel penjelas yang digunakan pada


model kedua adalah:
Tabel 5 Variabel-variabel Penelitian pada Model Pengaruh Pemanfaatan Waktu
Luang Terhadap Prestasi Belajar Siswa
Peubah
(1)
Y

Nama Peubah
(2)
Prestasi belajar siswa
sem.ganjil
Pemanfaatan waktu
luang siswa

Kategori
(3)
1.Di atas rata-rata
( 6,77)
2.Di bawah ratarata (< 6,77)
1.Baik (skor 48)
2.Kurang baik
(skor < 48)

Variabel
Dummy
(4)

Dummy
(5)
1
0

D1

1
0

Model peluang persamaan regresi logistik untuk model yang pertama


adalah sebagai berikut:

(x ) =

exp( 0 + 1 D1 + 21 D21 + 22 D22 + ... + 102 D102 )


1 + exp( 0 + 1 D1 + 21 D21 + 22 D22 + ... + 102 D102 )

(12)

dan model transformasi logit untuk model yang pertama menjadi:


( x)
g ( x ) = ln
= 0 + 1 D1 + 21 D21 + 22 D22 + ... + 102 D102
1 ( x )

(13)

Model peluang persamaan regresi logistik untuk model yang kedua adalah
sebagai berikut:

(x ) =

exp( 0 + 1 D1 )
1 + exp( 0 + 1 D1 )

(14)

dan model transformasi logit untuk model yang kedua menjadi:


(x )
g ( x ) = ln
= 0 + 1 D1
1 ( x )

(15)

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Uji Validitas dan Reliabilitas


4.1.1 Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana suatu alat pengukur mampu


mengukur apa yang ingin diukur. Pengujian validitas suatu instrumen dapat
diperoleh melalui hasil dari penelitian pendahuluan (uji coba kuesioner). Karena
ada beberapa kendala yang dihadapi di lapangan maka dalam penelitian ini
dilakukan penelitian pendahuluan sebanyak dua kali, yaitu:
1. Penelitian pendahuluan I (uji coba kuesioner I)
Uji coba ini dilakukan pada 30 siswa SMA Negeri 54 Jakarta yang
menggunakan item pertanyaan variabel pemanfaatan waktu luang yang
berjumlah 50 item. Setelah dilakukan pengujian secara statistik dengan
menghitung nilai korelasi product-moment dengan signifikansi sebesar
0,05

maka dihasilkan item yang valid hanya 10 item. Kemudian

dilakukan

perbaikan

kuesioner

kembali

sehingga

akhirnya

menghasilkan 18 item pertanyaan untuk dilakukan uji coba kuesioner


kembali.
2. Penelitian pendahuluan II (uji coba kuesioner II)
Dengan menggunakan 18 item pertanyaan yang sudah diperbaiki,
dilakukan uji coba kuesioner kembali pada 50 siswa SMA Negeri 54
Jakarta.

Setelah

dilakukan

pengujian

secara

statistik

dengan

menghitung nilai korelasi product-moment dengan signifikansi sebesar


0,05, ternyata dari 18 item pertanyaan gugur sebanyak 2 item
pertanyaan. Sehingga item yang valid untuk digunakan dalam
penelitian selanjutnya ada sebanyak 16 item pertanyaan variabel
pemanfaatan waktu luang.
Untuk lebih jelasnya, dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 6 Validitas Variabel Pemanfaatan Waktu Luang Siswa

Peubah

Uji Coba I
Jumlah Item
Sebelum
Sesudah
Validitas
Validitas
(2)
(3)
50
10

(1)
Pemanfaatan
Waktu Luang
Sumber: pengolahan data survei pendahuluan

Uji Coba II
Jumlah Item
Sebelum
Sesudah
Validitas
Validitas
(4)
(5)
18
16

4.1.2 Uji Reliabilitas

Instrumen yang tepat bukan hanya instrumen yang mampu mengukur apa
yang ingin diukur, akan tetapi juga harus konsisten apabila digunakan untuk
mengukur hal yang sama untuk waktu yang berbeda. Reliabilitas menunjukkan
konsistensi suatu alat pengukur dalam mengukur gejala yang sama.
Berdasarkan hasil pengujian reliabilitas pada 16 item pertanyaan yang
valid maka didapatkan indeks reliabilitas croanbach alpha sebesar 0,6917. Bila
dibandingkan dengan rtabel sebesar 0,279, maka dapat disimpulkan butir-butir
pernyataan tersebut reliabel untuk digunakan pada penelitian selanjutnya.

4.2 Gambaran Umum SMA Negeri 54 Jakarta

SMA Negeri 54 Jakarta terletak di daerah Rawa Bunga Jakarta Timur.


SMA ini termasuk ke dalam sekolah dengan klasifikasi sedang, artinya bahwa
sekolah ini berdasarkan nilai akhir yang diperoleh lulusannya, serta sarana dan
prasarana sekolah memiliki kualitas yang menengah. Berdasarkan informasi yang
diperoleh dari pihak sekolah dikatakan bahwa sekolah ini merupakan sekolah
pendamping bagi sekolah unggulan yang ada di Jakarta Timur. Oleh karena itu,
sekolah ini terus mengadakan perbaikan-perbaikan demi peningkatan kualitas
sekolah serta bagi siswanya sehingga nantinya diharapkan sekolah ini dapat
menjadi salah satu sekolah unggulan di Jakarta Timur.
Salah satu cara yang dilakukan adalah pemantauan yang dilakukan dari
pihak sekolah dalam hal ini adalah guru bimbingan dan penyuluhan. Pemantauan
ini sangat bermanfaat untuk melihat perkembangan prestasi dan kelakuan siswa.
Pihak sekolah tentu saja mengharapkan siswa yang pintar sekaligus memiliki
kelakuan yang baik. Pihak sekolah juga tidak melupakan keinginan siswa untuk
mengembangkan bakat dan kreativitasnya. Oleh karena itu, pihak sekolah
menyediakan sarana untuk mengembangkan bakat dan kreativitas mereka, antara
lain:
1. Organisasi Siswa Intra Sekolah (OSIS), melakukan berbagai kegiatan
siswa, antara lain mengadakan pertandingan kegiatan ekstrakurikuler,
menyelenggarakan pembuatan majalah dinding, dan sebagainya
2. Pasukan pengibar bendera (Paskibra), melakukan latihan setiap minggunya
dan

mempersiapkan anggotanya untuk bertugas mengibarkan bendera

setiap akan diadakan upacara bendera

3. Latihan olahraga, meliputi latihan beladiri, pencak silat, latihan basket,


dan latihan sepakbola
4. Agama, meliputi dua organisasi keagamaan di sekolah yaitu Rohani Islam
dan Rohani Kristen
5. Palang Merah Remaja (PMR), melakukan kegiatan rutin berupa donor
darah dan kegiatan latihan P3K
6. Kelompok Ilmiah Remaja (KIR), melakukan kegiatan penelitian ilmiah
7. Bahasa asing, meliputi Bahasa Jepang, Bahasa Inggris, dan Bahasa Jerman
8. Kelompok pecinta alam, melakukan kegiatan pendakian ke gunung dan
kegiatan bersih sekolah
9. Kesenian, meliputi seni suara, seni musik, teater, dan gambang kromong
10. Pramuka, melakukan kegiatan latihan rutin dan perkemahan
Program kegiatan yang dilaksanakan di sekolah tersebut semakin lancar
dengan tersedianya sarana penunjang yang lengkap. Sarana prasarana yang sudah
dimiliki sekolah ini antara lain, laboratorium fisika, biologi, dan kimia,
laboratorium komputer, perpustakaan, mesjid, kantin dan koperasi, ruang UKS,
ruang OSIS, serta lapangan olahraga. Dengan tersedianya berbagai sarana dan
prasarana ini, pihak sekolah mengharapkan kualitas siswa dapat terus
ditingkatkan. Hal ini dapat dibuktikan dengan berbagai prestasi yang mampu
diraih oleh para siswanya pada tahun akademik 2004/2005, baik prestasi secara
akademik maupun nonakademik (daftar prestasi siswa dapat dilihat di lampiran 6)

4.3 Karakteristik Siswa Berdasarkan Pemanfaatan Waktu Luang

Pada penelitian ini pemanfaatan waktu luang siswa dibagi atas dua
kategori, yaitu pemanfaatan waktu luang yang baik dan pemanfaatan waktu luang
yang kurang baik. Pemanfaatan waktu luang dikatakan baik jika total skor item
jawaban pemanfaatan waktu luang

siswa berada di atas skor 48, sedangkan

dikatakan kurang baik jika total skor item jawaban pemanfaatan waktu luang
siswa berada di bawah skor 48. Berikut ditampilkan persentase siswa berdasarkan
pemanfaatan waktu luangnya:

65.9
70
60
50
40
30
20
10
0

34.1
Baik
Kurang Baik

Pemanfaatan Waktu Luang Siswa

Gambar 2. Persentase Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang Tahun


Akademik 2004/2005
Berdasarkan gambar di atas diketahui bahwa siswa yang telah
memanfaatkan waktu luang dengan baik sekitar 34,1 persen sedangkan siswa
yang belum memanfaatkan waktu luang dengan baik sekitar 65,9 persen. Hal ini
berarti bahwa sebagian besar siswa belum memanfaatkan waktu luangnya dengan
baik. Hal ini terjadi karena sebagian besar siswa SMA sering memanfaatkan
waktu luangnya hanya untuk bermain, baik di rumah temannya, di pusat
perbelanjaan, atau hanya bermain games di rumahnya sendiri. Berdasarkan data
penelitian diperoleh bahwa sebagian besar siswa yaitu sekitar 53,0 persen

memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain di rumah temannya, sekitar 32,6


persen memanfaatkan waktu luangnya dengan bermain di mall atau pusat
perbelanjaan, sedangkan sisanya yaitu sekitar 14,4 persen memanfaatkan waktu
luangnya dengan bermain di rumahnya sendiri, di sekretariat mesjid, di lapangan,
ataupun hanya sekedar jalan-jalan yang tidak ada tujuannya.
4.3.1 Jenis Kelamin

Berdasarkan

hasil

penelitian

dapat

diketahui

karakteristik

siswa

berdasarkan jenis kelaminnya. Berikut ditampilkan persentase siswa berdasarkan


pemanfaatan waktu luang dan jenis kelaminnya:

100

68.4

62.5
50

37.5

31.6

baik
kurang baik

0
laki-laki

perempuan

Gambar 3. Persentase Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang dan Jenis


Kelamin Tahun Akademik 2004/2005
Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa siswa laki-laki
yang telah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik hanya sekitar 37,5 persen,
sedangkan siswa laki-laki belum memanfaatkan waktu luangnya dengan baik ada
sekitar 62,5 persen. Untuk siswa perempuan terdapat siswa yang telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik yaitu hanya sekitar 31,6 persen,
sedangkan siswa yang belum memanfaatkan waktu luangnya dengan baik ada
sekitar 68,4 persen. Berdasarkan informasi di atas dapat dikatakan bahwa baik

laki-laki maupun perempuan sama-sama belum memanfaatkan waktu luangnya


dengan baik.
4.3.2 Kondisi Sosial Ekonomi Siswa

Pemanfaatan waktu luang siswa juga dipengaruhi oleh kondisi sosial


ekonomi keluarga, antara lain pendidikan ayah, pendidikan ibu, pekerjaan ayah,
pekerjaan ibu, pendapatan orang tua, dan jumlah saudara. Berdasarkan data
penelitian, diperoleh informasi bahwa sekitar 1,9 persen yang pendidikan terakhir
ayahnya hanya SMP ke bawah, sekitar 37,5 persen yang menamatkan
pendidikannya sampai SLTA, dan sekitar 60,6 persen yang menamatkan
pendidikannya sampai ke jenjang akademi dan perguruan tinggi. Hal ini tentu saja
memberikan gambaran yang baik tentang kondisi keluarga bahwa sebagian besar
kepala keluarga sudah memiliki pendidikan yang relatif tinggi. Tingginya tingkat
pendidikan ayah siswa ini dapat dibandingkan dengan jenis pekerjaan yang
mereka tekuni. Berikut akan ditampilkan persentase siswa menurut jenis
pekerjaan ayahnya, yaitu:

30.30 32.20

28.41

2.65
Pe ke rjaan Ayah

6.44

Tidak bekerja
PNS
Peg. Swasta
Wiraswasta
Lainnya

Gambar 4 Persentase Siswa Menurut Pekerjaan Ayah di SMA Negeri 54 Jakarta


Tahun Akademik 2004/2005

Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa mayoritas


pekerjaan ayah siswa adalah pegawai swasta (32,20%) dan pegawai negeri sipil
(30,30%). Pekerjaan ayah siswa sebagai wiraswasta juga cukup banyak yaitu
sekitar 28,41 persen, sedangkan sisanya tidak bekerja dan atau sudah meninggal.
Selain ayah, peran ibu juga tidak dapat diabaikan dalam proses pendidikan
bagi anak. Berdasarkan data penelitian diperoleh informasi bahwa jenjang
pendidikan yang paling banyak ditamatkan oleh ibu adalah SLTA yaitu sekitar 50
persen.
Tabel 7 Persentase dan Banyaknya Siswa menurut Pemanfaatan Waktu Luang dan
Pendidikan Ibu di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Pendidikan Ibu

Pemanfaatan Waktu Luang


Baik
Kurang Baik
(1)
(2)
(3)
SMP ke bawah
4 (15,38%)
22 (84,62%)
SLTA
46 (34,85%)
86 (65,15%)
Akademi/PT
40 (37,74%)
66 (62,26%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
26 (100%)
132 (100%)
106 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang


pendidikan ibunya SLTA yang telah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik
sekitar

34,85

persen.

Sedangkan

siswa

yang

pendidikan

ibunya

akademi/perguruan tinggi yang telah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik


sekitar 37,74 persen. Berdasarkan hasil di atas dapat diduga bahwa semakin tinggi
pendidikan ibu maka pemanfaatan waktu luang siswa semakin baik.
Berdasarkan penelitian ini juga diperoleh persentase siswa menurut
pekerjaan yang ditekuni oleh ibu siswa:

54.55

Ibu rumah
tangga
PNS
21.21

15.53

8.71

Peg.Swasta
Wiraswasta

Pekerjaan Ibu

Gambar 5. Persentase Siswa Menurut Pekerjaan Ibu di SMA Negeri 54 Jakarta


Tahun Akademik 2004/2005
Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa sebagian besar ibu
siswa yaitu sekitar 54,55 persen adalah ibu rumah tangga biasa, sekitar 21,21
persen pegawai negeri sipil, sekitar 15,53 persen wiraswasta, dan sekitar 8,71
persen pegawai swasta.
Dalam

memanfaatkan

waktu

luangnya

baik

digunakan

untuk

mengembangkan diri ataupun hanya sekedar untuk bermain, siswa membutuhkan


dana dari orang tuanya. Besarnya dana yang diberikan orang tuanya tentunya
bergantung pada pendapatan yang diperoleh orang tuanya. Berikut ditampilkan
persentase siswa menurut penghasilan orang tuanya:

23.50%

9.50%
<1 juta
1 juta-3 juta
>3 juta
67.00%

Gambar 6 Persentase Siswa Menurut Pendapatan Orang Tua di SMA Negeri 54


Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Berdasarkan gambar di atas, diketahui bahwa sebagian besar siswa yaitu
sekitar 67 persen siswa berasal dari keluarga yang berpendapatan antara satu juta

sampai dengan tiga juta. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar remaja
memiliki tingkat kesejahteraan keluarga yang relatif tinggi. Pendapatan orang tua
sebagai faktor yang penting dalam keluarga tentu saja memberikan dampak bagi
siswa. Semakin besar pendapatan orang tua maka kemungkinan terpenuhinya
kebutuhan siswa juga semakin besar, termasuk kebutuhan akan uang saku bagi
siswa, bahkan pemberian uang saku ini terkadang sampai berlebihan.
Tabel 8 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang
dan Pemberian Uang Saku Berlebih dari Orang Tua di SMA Negeri 54
Jakarta Tahun Akademik 2004/2005
Pemberian Uang
Pemanfaatan Waktu Luang
Saku Berlebih
Baik
Kurang Baik
(1)
(2)
(3)
Ya
22 (30,56%)
50 (69,44%)
Kadang-kadang
51 (32,69%)
105 (67,31%)
Tidak
17 (47,22%)
19 (52,73%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
72 (100%)
156 (100%)
36 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang selalu


diberikan uang saku berlebih dari orang tuanya dan telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 30,56 persen. Siswa yang hanya kadang-kadang
diberikan uang saku berlebih dari orang tuanya dan sudah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 32,69 persen. Sedangkan siswa yang tidak pernah
diberikan uang saku berlebih dari orang tuanya dan telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 47,22 persen. Berdasarkan hasil ini dapat diduga
bahwa semakin tidak pernah diberikan uang saku berlebih dari orang tuanya maka
pemanfaatan waktu luang siswa semakin baik.
Banyak sedikitnya uang saku yang diberikan oleh orang tua juga
tergantung pada banyaknya anak yang dimiliki. Semakin banyak jumlah anak
maka diduga semakin kecil kemungkinan seorang anak diberikan uang saku yang

berlebih. Begitu juga sebaliknya, semakin sedikit jumlah anaknya maka semakin
besar kemungkinan seorang anak diberikan uang saku yang berlebih.
Tabel 9 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang
dan Jumlah Saudara yang Dimiliki di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun
Akademik 2004/2005
Jumlah Saudara

Pemanfaatan Waktu Luang


Baik
Kurang Baik
(1)
(2)
(3)
Lebih besar dari 2
30 (40,54%)
44 (59,46%)
0 sampai 2
60 (31,58%)
130 (68,42%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
74 (100%)
190 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang


mempunyai saudara kurang dari atau sama dengan dua orang dan telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 31,58 persen. Sedangkan
siswa yang memiliki jumlah saudara lebih dari dua orang dan telah memanfaatkan
waktu luangnya dengan baik sekitar 40,54 persen. Berdasarkan hasil ini dapat
diduga bahwa semakin banyak jumlah saudara yang dimiliki maka kemungkinan
pemanfaatan waktu luangnya semakin baik.
4.3.3 Penyediaan Tempat Belajar di Rumah

Suasana belajar di rumah juga berpengaruh terhadap pemanfaatan waktu


luang siswa. Suasana belajar yang dimaksudkan adalah tempat siswa belajar di
rumah yang meliputi ruang belajar khusus, ruang belajar yang bersatu dengan
kamar tidur, dan ruang belajar yang bersatu dengan ruang tamu. Berdasarkan data
penelitian, diperoleh informasi bahwa sebagian besar siswa atau sekitar 61,7
persen menggunakan kamar tidur sebagai ruang belajarnya, sekitar 28,1 persen
siswa yang tempat belajarnya tidak menentu yaitu kadang-kadang di kamar tidur,

kadang-kadang di ruang tamu, ataupun kadang-kadang di rumah teman. Dari data


yang diperoleh, hanya sekitar 4,9 persen siswa yang belajar di ruang belajar
khusus. Hal ini memang wajar terjadi mengingat biasanya luas areal rumah di
Jakarta tidak terlalu besar sehingga tidak memungkinkan untuk menambah ruang
belajar khusus. Sedangkan sisanya yaitu sekitar 5,3 persen siswa menggunakan
ruang tamu sebagai tempat belajarnya.
4.3.4 Tuntutan Berprestasi dari Orang Tua

Keluarga terutama orang tua biasanya menginginkan sesuatu yang terbaik


bagi anaknya. Karena itu, biasanya orang tua menuntut anaknya untuk selalu
dapat berprestasi baik di sekolah maupun di luar sekolah.
Tabel 10 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang
dan Tuntutan Berprestasi dari Orang Tua di SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005
Tuntutan
Pemanfaatan Waktu Luang
Berprestasi dari
Baik
Kurang Baik
Orang Tua
(1)
(2)
(3)
Ya
69 (35,03%)
128 (64,97%)
Tidak
21 (31,34%)
46 (68,66%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
197 (100%)
67 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang selalu


dituntut untuk berprestasi oleh orang tua dan sudah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 35,03 persen. Sedangkan siswa yang tidak pernah
dituntut untuk berprestasi oleh orang tuanya namun telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 31,34 persen. Berdasarkan hasil ini dapat dikatakan
bahwa siswa yang dituntut maupun tidak dituntut orang tuanya untuk berprestasi
sama-sama relatif belum mampu memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.

4.3.5 Pembatasan Jam Bermain dari Orang Tua

Orang tua biasanya tetap melakukan pengawasan terhadap kegiatan yang


dilakukan anaknya dalam mengisi waktu luangnya. Karena itu orang tua perlu
melakukan pembatasan waktu untuk bermain bagi anak-anaknya.
Tabel 11 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang
dan Pembatasan Jam Bermain di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun
Akademik 2004/2005
Pemanfaatan Waktu Luang
Pembatasan Jam
Bermain
Baik
Kurang Baik
(1)
(2)
(3)
Dibatasi dan
36 (51,43%)
34 (48,57%)
dipatuhi
29 (26,36%)
81 (73,64%)
Dibatasi tapi
sering tidak
dipatuhi
Tidak dibatasi
25 (29,76%)
59 (70,24%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
70 (100%)
110 (100%)
84 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang jam


bermainnya dibatasi dan dipatuhi oleh mereka dan sudah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 51,43 persen. Siswa yang jam bermainnya dibatasi
tapi sering tidak dipatuhi oleh mereka dan yang memanfaatkan waktu luangnya
dengan baik sekitar 26,36 persen. Sedangkan siswa yang jam bermainnya tidak
dibatasi tapi sudah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 29,76
persen.
Berdasarkan hasil di atas dapat diduga bahwa siswa cenderung lebih
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik jika jam bermainnya dibatasi oleh
orang tuanya dan pembatasan jam bermain itu dipatuhi oleh sang anak. Namun
jika pembatasan jam bermain itu tidak dipatuhi maka siswa lebih cenderung

kurang memanfaatkan waktu luangnya dengan baik. Begitu juga dengan orang tua
yang tidak melakukan pembatasan jam bermain, anak lebih cenderung kurang
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.
4.3.6 Dorongan Belajar dari Orang Tua

Adakalanya proses belajar pada anak perlu didorong oleh orang tua
mereka. Dorongan belajar ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi mereka
untuk memberikan prestasi yang terbaik tanpa ada tuntutan atau paksaan agar
selalu menjadi yang terbaik karena jika berupa tuntutan atau paksaan biasanya
anak cenderung memiliki beban dalam mengerjakan pekerjaan tersebut.
Tabel 12 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang
dan Dorongan Belajar dari Orang Tua di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun
Akademik 2004/2005
Dorongan Belajar
Pemanfaatan Waktu Luang
dari Orang Tua
Baik
Kurang Baik
(1)
(2)
(3)
Didorong dan
71 (44,1%)
90 (55,9%)
dipatuhi
15 (18,75%)
65 (81,25%)
Didorong tapi
sering tidak
dipatuhi
Tidak didorong
4 (17,39%)
19 (82,61%)
Total
90 (34,1%)
174 (65,9%)
Sumber: pengolahan data primer, April 2005

Total
(4)
161 (100%)
80 (100%)
23 (100%)
264 (100%)

Berdasarkan tabel di atas diperoleh informasi bahwa siswa yang selalu


didorong untuk belajar dan dorongan itu dipatuhi oleh mereka yang sudah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 44,1 persen. Siswa yang
didorong oleh orang tuanya untuk belajar namun sering tidak dipatuhi dan telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 18,75 persen. Sedangkan
siswa yang tidak pernah didorong untuk belajar dari orang tuanya namun sudah

memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 17,39 persen. Berdasarkan


hasil di atas dapat diduga bahwa siswa cenderung lebih memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik jika ada dorongan dari orang tuanya dan dorongan itu
dipatuhi oleh anak.
4.4 Prestasi Belajar Siswa

Prestasi belajar siswa merupakan hasil penilaian pendidikan tentang


kemajuan siswa setelah melakukan aktivitas belajar. Prestasi belajar siswa dapat
dilihat dari nilai rapornya. Pada penelitian ini prestasi belajar diukur dengan nilai
rata-rata semester ganjil tahun akademik 2004/2005. Prestasi belajar dibagi atas
dua kategori, yaitu prestasi belajar di atas rata-rata dan prestasi belajar di bawah
rata-rata. Prestasi belajar dikatakan di atas rata-rata jika nilai rata-rata siswa lebih
dari atau sama dengan nilai 6,77, sedangkan prestasi belajar dikatakan di bawah
rata-rata jika nilai rata-rata siswa kurang dari nilai 6,77. Berikut ditampilkan
persentase siswa berdasarkan prestasi belajar:
56.06
60
50

43.94

40
30

Di Bawah Rata-Rata

20

Di Atas Rata-Rata

10
0
Prestasi Belajar Siswa

Gambar 7. Persentase Siswa Menurut Nilai Rata-Rata Prestasi Belajar Siswa


Semester Ganjil di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik
2004/2005
Berdasarkan gambar di atas diperoleh informasi bahwa sekitar 56,06
persen siswa yang mampu mendapatkan prestasi belajar di atas rata-rata,

sedangkan sisanya yaitu sekitar 43,94 persen siswa memiliki prestasi di bawah
rata-rata.
4.5 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan Waktu Luang Siswa

Metode yang digunakan pada model ini adalah metode backward stepwise
(wald) dengan tujuan untuk mendapatkan variabel-variabel yang signifikan tanpa
mengabaikan variabel yang tidak signifikan. Hal ini berarti bahwa langkahlangkah dalam eliminasi variabel yang tidak signifikan masih dapat dilihat karena
prosedur pada metode ini adalah memasukkan semua variabel penjelas ke dalam
model, kemudian mengeliminasi secara bertahap variabel yang tidak signifikan.
Langkah atau step terakhir dari metode ini menunjukkan variabel yang signifikan
dan layak masuk ke dalam model regresi logistik. Variabel yang signifikan
dianggap berkaitan dan mempunyai pengaruh yang berarti terhadap peubah
responnya.
Tingkat signifikansi yang digunakan dalam uji signifikansi model maupun
signifikansi koefisien adalah sebesar 10 persen. Artinya pada uji signifikansi
model, jika nilai signifikansi model yang terbentuk kurang dari atau sama dengan
10 persen maka model tersebut dianggap sudah tepat. Selain itu, dapat pula
membandingkan nilai statistik G dengan nilai 2tabel. Jika nilai statistik G lebih
besar daripada nilai 2tabel maka model dapat dikatakan layak. Artinya bahwa
minimal ada satu variabel yang signifikan berpengaruh terhadap model. Demikian
juga pada uji signifikansi koefisien, jika tingkat signifikansi suatu variabel kurang
atau sama dengan 10 persen maka variabel tersebut berpengaruh secara nyata

terhadap model atau dapat dikatakan variabel tersebut layak untuk masuk ke
dalam model.
Model penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Y=0+1D1+21D21+ 22D22+ 31D31+ 32D32+ 41D41+42D42+ 5D5+ 61D61
+ 62D62+ 63D63+7D7+81D81+ 82D82+ 91D91+ 92D92+ 101D101+ 102D102
Dimana: Y = pemanfaatan waktu luang siswa
D1 = jenis kelamin
D21= pendidikan ayah (1)
D22= pendidikan ayah (2)
D31= pendidikan ibu (1)
D32= pendidikan ibu (2)
D41= pendapatan orang tua (1)
D42= pendapatan orang tua (2)
D5= jumlah saudara kandung
D61= tempat belajar (1)
D62= tempat belajar (2)
D63= tempat belajar (3)
D7 = tuntutan berprestasi dari orang tua
D81= dorongan belajar dari orang tua (1)
D82= dorongan belajar dari orang tua (2)
D91= pembatasan jam bermain (1)
D92= pembatasan jam bermain (2)
D101= pemberian uang saku berlebih (1)
D102= pemberian uang saku berlebih (2)

Analisis selanjutnya dapat digunakan odds ratio untuk melihat bagaimana


kecenderungan masing-masing variabel penjelas terhadap pemanfaatan waktu
luang siswa.
4.5.1 Likelihood Ratio Test atau Uji Simultan

Uji simultan digunakan untuk mengetahui pengaruh seluruh peubah


penjelas di dalam model secara bersama-sama (simultan). Pada paket program
SPSS for windows version 11.5 uji keberartian atau kelayakan model dapat dilihat
dari output Omnibus Test of Model Coefficients. Output ini menunjukkan apakah
model tersebut layak digunakan dan dapat dianalisis lebih lanjut. Hipotesis yang
digunakan pada uji signifikansi model ini adalah sebagai berikut:
H0: 1= 2 = 3 = ...= 18= 0
H1: minimal ada satu j 0
Hipotesis nol dapat diartikan bahwa tidak ada satu pun variabel dari semua
variabel penjelas yang dapat mempengaruhi pemanfaatan waktu luang siswa. Jika
hipotesis nol ditolak maka hipotesis alternatifnya diterima, artinya bahwa minimal
ada satu variabel penjelas yang berpengaruh terhadap pemanfaatan waktu luang
siswa.
Tabel 13. Model, Nilai G, dan Signifikansi Model Pertama Berdasarkan Output
Omnibus Test of Model Coefficients
Step
(1)
1

Model
(2)
Y= 0+1D1+21D21+ 22D22+ 31D31+ 32D32
+ 41D41+42D42+ 5D5+ 61D61+ 62D62
+63D63+7D7+81D81+82D82+91D91
+ 92D92+ 101D101+ 102D102
Y=0+1D1+31D31+32D32+41D41+42D42
+ 5D5+61D61+62D62+63D63+7D7+81D81

df

Sig.

Chisquare
(3)
51,926

(4)
(5)
18 0,000

51,537

16

0,000

3
4
5

+82D82+91D91+ 92D92+ 101D101+ 102D102


Y=0+1D1+31D31+32D32+41D41+42D42
+5D5+61D61+62D62+63D63+81D81
+82D82+91D91+ 92D92+ 101D101+ 102D102
Y=0+1D1+31D31+32D32+5D5+61D61+62D62
+63D63+ 81D81+82D82+91D91+ 92D92
+ 101D101+ 102D102
Y=0+31D31+32D32+5D5+61D61+62D62
+63D63+ 81D81+82D82+91D91+ 92D92
+ 101D101+ 102D102

51,110

15

0,000

49,572

13

0,000

49,123

12

0,000

Berdasarkan output yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai G pada


model terbaik, yaitu pada step ke-5 adalah 49,123 sedangkan nilai 2(0,10;12) adalah
18,549 maka nilai G > 2(0,10;12). Dengan demikian hipotesis nol ditolak, artinya
minimal ada satu variabel yang signifikan masuk ke dalam model.
4.5.2 Uji Statistik Wald atau Uji Parameter Model

Uji ini digunakan untuk melihat keberartian masing-masing variabel


penjelas dalam model secara parsial. Hipotesis nol yang digunakan adalah sebuah
variabel penjelas tidak berpengaruh atau tidak berarti di dalam model, sedangkan
hipotesis alternatif yang digunakan adalah variabel penjelas berpengaruh terhadap
pemanfaatan waktu luang siswa. Hipotesis di atas dapat disimbolkan sebagai
berikut:
H0 : j = 0
H1 : j 0, untuk j= 1,2,3,,10
Uji statistik wald ini dapat ditunjukkan dari output variables in the
equation. Nilai wald pada masing-masing variabel penjelas dalam output tersebut
menunjukkan bagaimana peran variabel penjelas tersebut dalam model.
Berdasarkan tabel output variables in the equation step ke-5 berikut dapat
diketahui bahwa variabel penjelas yang masuk ke dalam model regresi logistik

dan berpengaruh terhadap pemanfaatan waktu luang siswa pada tingkat


signifikansi 0,10 adalah:
Tabel 14 Penduga Parameter, Statistik Uji Wald, dan Nilai Signifikansi dari
Variabel Penjelas
Variabel
(1)
Pendidikan ibu (1)
Pendidikan ibu (2)
Jumlah saudara
Fasilitas tempat belajar (1)
Fasilitas tempat belajar (2)
Dorongan belajar dari orang tua
Pembatasan jam bermain
Pemberian uang saku berlebih (1)
Pemberian uang saku berlebih (2)
Konstanta

B
(2)
1,311
1,341
-0,750
2,022
0,570
1,286
0,726
-1,087
-0,721
-2,132

SE
(3)
0,619
0,633
0,328
0,741
0,343
0,620
0,371
0,483
0,427
0,872

Wald df
Sig
(4)
(5) (6)
4,487
1 0,034
4,485
1 0,034
5,241
1 0,022
7,444
1 0,006
2,770
1 0,096
4,306
1 0,038
3,834
1 0,050
5,070
1 0,024
2,844
1 0,092
5,983
1 0,014

Variabel penjelas yang signifikan masuk ke dalam model berdasarkan


tabel di atas adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan ibu
Nilai wald variabel pendidikan ibu (1)

sebesar 4,487 dan

pendidikan ibu (2) sebesar 4,485 sedangkan nilai 2(0,10;1) sebesar 2,706,
nilai wald lebih besar dari pada nilai 2(0,10;1) maka dapat disimpulkan
bahwa variabel pendidikan ibu (1) dan (2) masuk ke dalam model. Atau
dapat juga dilihat dari nilai signifikansinya yaitu masing-masing sebesar
0,034 yang lebih kecil dari nilai = 0,10. Hal ini juga menunjukkan
bahwa variabel pendidikan ibu (1) dan (2) masuk ke dalam model.
2. Jumlah saudara
Variabel jumlah saudara dapat dinyatakan masuk ke dalam model
karena nilai wald yang dihasilkan yaitu sebesar 5,241 lebih besar dari pada
nilai 2(0,10;1) yaitu sebesar 2,706. Atau dapat dilihat dari nilai

signifikansinya yaitu sebesar 0,022 yang lebih kecil dari nilai = 0,10.
Sehingga dapat dipastikan variabel jumlah saudara masuk ke dalam model.
3. Fasilitas tempat belajar
Nilai wald variabel fasilitas tempat belajar (1) sebesar 7,444 dan
fasilitas tempat belajar (2) sebesar 2,770 sedangkan nilai 2(0,10;1) sebesar
2,706, nilai wald lebih besar dari pada nilai 2(0,10;1) maka dapat
disimpulkan bahwa variabel fasilitas tempat belajar (1) dan (2) masuk ke
dalam model. Atau dapat juga dilihat dari nilai signifikansinya yaitu
masing-masing sebesar 0,006 dan 0,096 yang lebih kecil dari nilai =
0,10. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel fasilitas tempat belajar (1)
dan (2) masuk ke dalam model.
4. Dorongan belajar dari orang tua
Nilai wald variabel dorongan belajar dari orang tua sebesar 4,306
sedangkan nilai 2(0,10;1) sebesar 2,706, nilai wald lebih besar dari pada
nilai 2(0,10;1) maka dapat disimpulkan bahwa variabel dorongan belajar
dari orang tua masuk ke dalam model. Atau dapat juga dilihat dari nilai
signifikansinya yaitu sebesar 0,038 yang lebih kecil dari nilai = 0,10. Hal
ini juga menunjukkan bahwa variabel dorongan belajar dari orang tua
masuk ke dalam model.
5. Pembatasan jam bermain
Nilai wald variabel pembatasan jam bermain sebesar 3,834
sedangkan nilai 2(0,10;1) sebesar 2,706, nilai wald lebih besar dari pada
nilai 2(0,10;1) maka dapat disimpulkan bahwa variabel pembatasan jam
bermain dapat masuk ke dalam model. Atau dapat juga dilihat dari nilai

signifikansinya yaitu sebesar 0,050 yang lebih kecil dari nilai = 0,10. Hal
ini juga menunjukkan bahwa variabel pembatasan jam bermain masuk ke
dalam model.
6. Pemberian uang saku berlebih
Nilai wald variabel pemberian uang saku berlebih (1) sebesar 5,070
dan pemberian uang saku berlebih (2) sebesar 2,844 sedangkan nilai
2(0,10;1) sebesar 2,706, nilai wald lebih besar dari pada nilai 2(0,10;1) maka
dapat disimpulkan bahwa variabel pemberian uang saku berlebih (1) dan
(2) dapat masuk ke dalam model. Atau dapat juga dilihat dari nilai
signifikansinya yaitu masing-masing sebesar 0,024 dan 0,092 yang lebih
kecil dari nilai = 0,10. Hal ini juga menunjukkan bahwa variabel
pemberian uang saku berlebih (1) dan (2) masuk ke dalam model.
Pengujian parameter di atas mampu memberikan jawaban terhadap
hipotesis penelitian yang pertama yaitu ada pengaruh secara statistik antara
variabel pendidikan ibu, jumlah saudara, fasilitas tempat belajar, dorongan belajar
dari orang tua, pembatasan jam bermain, dan pemberian uang saku berlebih
terhadap pemanfaatan waktu luang siswa. Namun, data penelitian ini belum
mampu menjelaskan bahwa ada pengaruh secara statistik antara jenis kelamin,
pendidikan ayah, pendapatan orang tua, dan tuntutan berprestasi dari orang tua
terhadap pemanfaatan waktu luang siswa.
Model peluang regresi logistik yang diperoleh berdasarkan nilai koefisien
(pada tabel 14) dari masing-masing variabel yang masuk dalam model
adalah:

( x) =

exp(2,132 + 1,311D31 + 1,341D32 0,750D5 + 2,022D61 + 0,570D62 + 1,286D81 + 0,726D91 1,087D101 0,721D102 )
1 + exp(2,132 + 1,311D31 + 1,341D32 0,750D5 + 2,022D61 + 0,570D62 + 1,286D81 + 0,726D91 1,087D101 0,721D102 )

dengan model transformasi logitnya adalah

g(x) = 2,132+ 1,311D31 + 1,341D32 0,750D5 + 2,022D61 + 0,570D62 + 1,286D81 + 0,726D91 1,087D101 0,721D102

dimana: D31= pendidikan ibu (1)


D32= pendidikan ibu (2)
D5= jumlah saudara kandung
D61= tempat belajar (1)
D62= tempat belajar (2)
D81= dorongan belajar dari orang tua (1)
D91= pembatasan jam bermain (1)
D101= pemberian uang saku berlebih (1)
D102= pemberian uang saku berlebih (2)
Persamaan di atas menunjukkan bahwa:
1. Nilai intersep adalah -2,132; artinya bahwa jika semua variabel berharga
nol, yaitu pada saat responden mempunyai karakteristik sebagai berikut:
pendidikan ibu SMP ke bawah, jumlah saudara lebih besar dari dua,
tempat belajar tidak tentu, tidak didorong untuk belajar dari orang tua, jam
bermain tidak dibatasi oleh orang tua, dan tidak pernah diberikan uang
saku berlebih. Dengan demikian, nilai p = e 2 ,1 3 2 adalah 0,12.
1 p
Artinya bahwa peluang seorang siswa dengan karakteristik tersebut di atas
akan memiliki pemanfaatan waktu luang yang baik adalah sebesar 12
persen.

2. Slope untuk variabel pendidikan ibu mempunyai parameter sebesar 1,311


dan 1,341. Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik
yang pendidikan ibunya SLTA maupun yang akademi/perguruan tinggi
lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi siswa dengan pemanfaatan
waktu luang baik dengan pendidikan ibunya hanya SMP ke bawah
3. Slope untuk variabel jumlah saudara mempunyai parameter sebesar -0,750.
Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik yang jumlah
saudaranya 0 sampai dengan 2 lebih kecil bila dibandingkan dengan
proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik dengan jumlah
saudaranya lebih besar dari dua
4. Slope untuk variabel fasilitas tempat belajar mempunyai parameter sebesar
2,022 dan 0,570. Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang
baik yang tempat belajarnya ruang khusus dan yang tempat belajarnya
bersatu dengan kamar tidur lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi
siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik dengan tempat belajar yang
tidak tentu
5. Slope untuk variabel dorongan belajar mempunyai parameter sebesar
1,286. Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik yang
didorong oleh orang tuanya untuk belajar dan mereka mematuhinya lebih
besar bila dibandingkan dengan proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu
luang baik yang tidak pernah didorong untuk belajar dari orang tuanya
6. Slope untuk variabel pembatasan jam bermain mempunyai parameter
sebesar 0,726. Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang
baik yang jam bermainnya dibatasi oleh orang tuanya dan mereka

mematuhinya lebih besar bila dibandingkan dengan proporsi siswa dengan


pemanfaatan waktu luang baik yang jam bermainnya tidak dibatasi oleh
orang tuanya
7. Slope untuk variabel pemberian uang saku berlebih mempunyai parameter
sebesar -1,087 dan -0,721. Artinya proporsi siswa dengan pemanfaatan
waktu luang baik yang selalu diberikan uang saku berlebih dan yang
kadang-kadang diberikan uang saku berlebih lebih kecil bila dibandingkan
dengan proporsi siswa dengan pemanfaatan waktu luang baik yang tidak
pernah diberikan uang saku berlebih dari orang tuanya.
4.5.3 Odds Ratio (Rasio Kecenderungan)

Odds ratio disebut juga nilai kecenderungan yang disimbolkan dengan


exp(). Menurut Hosmer dan Lemeshow (1989) penarikan kesimpulan dari model
regresi logistik yang cocok adalah dengan menduga odds ratio dari variabel dalam
model dan nilai odds ratio dapat digunakan untuk melihat seberapa besar tingkat
peluang dari variabel yang berpengaruh dalam model yang terbentuk.
Tabel 15. Nilai Odds Ratio dari Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pemanfaatan
Waktu Luang Siswa
Variabel
(1)
Pendidikan ibu (1)
Pendidikan ibu (2)
Jumlah saudara (1)
Fasilitas tempat belajar (1)
Fasilitas tempat belajar (2)
Dorongan belajar dari orang tua (1)
Pembatasan jam bermain (1)
Pemberian uang saku berlebih (1)
Pemberian uang saku berlebih (2)
Konstanta

Exp ()
(2)
3,709
3,822
0,472
7,552
1,768
3,619
2,068
0,337
0,486
0,119

Interpretasi dari nilai odds ratio pada tabel di atas adalah:


1. Pendidikan ibu
Nilai odds ratio untuk variabel pendidikan ibu (1) sebesar 3,709.
Artinya bahwa seorang siswa yang ibunya berpendidikan SLTA
mempunyai kecenderungan telah memanfaatkan waktu luangnya dengan
baik 3,709 kali dibandingkan dengan siswa yang ibunya hanya
berpendidikan SMP ke bawah. Sama halnya dengan variabel pendidikan
ibu (2) yang memiliki nilai odds ratio sebesar 3,822. Artinya bahwa
seorang siswa yang ibunya berpendidikan akademi/perguruan tinggi
mempunyai kecenderungan telah memanfaatkan waktu luangnya dengan
baik 3,822 kali dibandingkan dengan siswa yang ibunya hanya
berpendidikan SMP ke bawah. Hal ini sejalan dengan hasil analisis
deskriptif pada tabel 7 bahwa semakin tinggi pendidikan ibu maka
semakin tinggi kecenderungan seorang siswa telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik.
2. Jumlah saudara
Nilai odds ratio untuk variabel jumlah saudara sebesar 0,472.
Artinya bahwa seorang siswa yang mempunyai saudara kandung lebih
besar dari dua mempunyai kecenderungan 2,119 kali untuk memanfaatkan
waktu luangnya dengan baik dibandingkan dengan siswa yang mempunyai
saudara kandung 0 sampai dengan 2 orang. Hal ini sejalan dengan hasil
analisis deskriptif pada tabel 9 bahwa semakin banyak jumlah saudara
yang dimiliki maka semakin tinggi kecenderungan seorang siswa telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.

3. Fasilitas tempat belajar


Nilai odds ratio untuk variabel fasilitas tempat belajar (1) sebesar
7,552. Artinya bahwa seorang siswa yang mempunyai tempat belajar
khusus di rumah mempunyai kecenderungan telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik 7,552 kali dibandingkan dengan siswa yang tempat
belajarnya tidak menentu (artinya tempat belajarnya berpindah-pindah).
Sedangkan nilai odds ratio untuk variabel fasilitas tempat belajar (2)
sebesar 1,768. Artinya bahwa seorang siswa yang mempunyai tempat
belajar yang bersatu dengan kamar tidur mempunyai kecenderungan telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik 1,768 kali dibandingkan
dengan siswa yang tempat belajarnya tidak menentu (artinya tempat
belajarnya berpindah-pindah).
Hal ini juga sejalan dengan hasil analisis deskriptif bahwa siswa yang
mempunyai tempat belajar khusus yang telah memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik sekitar 69,23 persen. Siswa yang tempat belajarnya
bersatu dengan kamar tidur yang telah memanfaatkan waktu luangnya
dengan baik sekitar 33,74 persen. Sedangkan siswa yang tempat
belajarnya tidak menentu namun telah memanfaatkan waktu luangnya
dengan baik sekitar 28,38 persen. Hal ini berarti semakin khusus dan tetap
tempat belajar siswa maka semakin tinggi kecenderungan siswa telah
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.
4. Dorongan belajar dari orang tua
Nilai odds ratio untuk variabel dorongan belajar dari orang tua
sebesar 3,619. Artinya bahwa kecenderungan seorang siswa yang

senantiasa didorong untuk belajar oleh orang tuanya dan dipatuhi oleh
siswa sudah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar 3,619 kali
bila dibandingkan dengan siswa yang tidak pernah didorong untuk belajar
dari orang tuanya. Hasil ini juga sejalan dengan hasil analisis deskriptif
pada tabel 12 bahwa siswa cenderung lebih memanfaatkan waktu
luangnya dengan baik jika ada dorongan dari orang tuanya dan dorongan
itu dipatuhi oleh anak.
5.

Pembatasan jam bermain


Nilai odds ratio untuk variabel pembatasan jam bermain sebesar 2,068.
Artinya bahwa siswa yang jam bermainnya dibatasi oleh orang tuanya dan
dipatuhi oleh mereka mempunyai kecenderungan telah memanfaatkan
waktu luangnya dengan baik 2,068 kali dibandingkan dengan siswa yang
jam bermainnya tidak dibatasi oleh orang tuanya. Hasil ini sejalan dengan
hasil analisis deskriptif pada tabel 11 bahwa siswa cenderung lebih
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik jika jam bermainnya dibatasi
oleh orang tuanya dan pembatasan jam bermain itu dipatuhi oleh sang
anak.

6. Pemberian uang saku berlebih


Nilai odds ratio untuk variabel pemberian uang saku berlebih (1)
sebesar 0,337. Artinya bahwa seorang siswa yang tidak pernah diberikan
uang saku berlebih oleh orang tuanya mempunyai kecenderungan sekitar
2,967

kali

untuk

memanfaatkan

waktu

luangnya

dengan

baik

dibandingkan dengan siswa yang selalu diberikan uang saku berlebih oleh
orang tuanya. Nilai odds ratio untuk variabel pemberian uang saku

berlebih (2) sebesar 0,486. Artinya bahwa seorang siswa yang tidak pernah
diberikan

uang

saku

berlebih

oleh

orang

tuanya

mempunyai

kecenderungan sekitar 2,058 kali untuk memanfaatkan waktu luangnya


dengan baik dibandingkan dengan siswa yang kadang-kadang diberikan
uang saku berlebih oleh orang tuanya. Hasil ini sejalan dengan hasil
analisis deskriptif pada tabel 8 bahwa siswa yang tidak pernah diberikan
uang saku berlebih dari orang tuanya maka semakin tinggi kecenderungan
siswa telah memanfaatkan waktu luangnya dengan baik.
4.6 Pengaruh Pemanfaatan Waktu Luang Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Metode yang digunakan pada model ini adalah metode enter. Hal ini
dilakukan karena analisis regresi logistik pada model ini adalah analisis regresi
logistik sederhana yaitu model dengan menggunakan satu variabel penjelas.
Model penelitian yang akan diuji adalah sebagai berikut:
Y = 0 + 1D1
dimana: Y = prestasi belajar siswa
D1= pemanfaatan waktu luang siswa
4.6.1 Likelihood Ratio Test atau Uji Simultan

Pada paket program SPSS for windows version 11.5 uji kecocokan atau
kelayakan model dapat dilihat dari output Omnibus Test of Model Coefficients.
Output ini menunjukkan apakah model dapat dianalisis lebih lanjut.
Hipotesis yang digunakan pada uji signifikansi model ini adalah sebagai
berikut:

H0: 1= 0
H1: 1 0
Hipotesis nol dapat diartikan bahwa pemanfaatan waktu luang siswa tidak
berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Jika hipotesis nol ditolak maka
hipotesis alternatifnya diterima, artinya bahwa ada pengaruh pemanfaatan waktu
luang siswa terhadap prestasi belajar siswa.
Tabel 16. Model, Nilai G, dan Signifikansi Model Kedua Berdasarkan Output
Omnibus Test of Model Coefficients
Step

Model

(1)
1

(2)
Y = 0+1D1

Chisquare
(3)
1,422

df

Sig.

(4)
(5)
1 0,233

Berdasarkan output yang diperoleh dapat diketahui bahwa nilai


signifikansi pada model adalah 0,233. Jika dibandingkan dengan nilai sebesar
0,10, berarti nilai signifikansi lebih besar dari pada nilai . Dengan demikian
hipotesis nol diterima, artinya bahwa data pada penelitian ini belum mencukupi
untuk mengatakan

ada pengaruh yang signifikan secara statistik antara

pemanfaatan waktu luang siswa dengan prestasi belajar siswa.


Hal ini juga dapat dibuktikan berdasarkan tabel 17. Berdasarkan tabel
tersebut terbukti bahwa siswa yang pemanfaatan waktu luangnya sudah baik
maupun yang belum baik sama-sama memiliki prestasi belajar di atas rata-rata.
Hal ini dapat terjadi karena pada umumnya siswa belajar giat pada saat mendekati
ujian sehingga dimungkinkan siswa mampu meraih prestasi di atas rata-rata
namun waktu luang yang dimilikinya belum dimanfaatkan dengan baik.

Tabel 17 Persentase dan Banyaknya Siswa Menurut Pemanfaatan Waktu Luang


dan Prestasi Belajar di SMA Negeri 54 Jakarta Tahun Akademik
2004/2005
Prestasi Belajar
Di bawah RataDi atas Rata-rata
rata
(1)
(2)
(3)
Baik
35 (38,89%)
55 (61,11%)
Kurang Baik
81 (46,55%)
93 (53,45%)
Total
116 (43,94%)
148 (56,06%)
Sumber: pengolahan data primer dan sekunder, April 2005
Pemanfaatan Waktu
Luang

Total
(4)
90 (100%)
174 (100%)
264 (100%)

Hasil analisis di atas juga dapat didukung dari hasil analisis korelasi
Spearman (pada lampiran 5). Hasil analisis korelasi Spearman menyatakan bahwa
ada hubungan yang bersifat positif antara pemanfaatan waktu luang dengan
prestasi belajar siswa namun secara statistik dinyatakan tidak signifikan karena
besarnya pengaruh tersebut hanya 7,3 persen.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan dengan menggunakan analisis deskriptif


maupun analisis regresi logistik, maka dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pemanfaatan waktu luang siswa kelas satu dan dua SMA Negeri 54
Jakarta relatif masih belum baik. Hal ini dibuktikan dari hasil penelitian
yang menyatakan bahwa persentase pemanfaatan waktu luang siswa yang
telah digunakan dengan baik hanya sekitar 34,1 persen, sedangkan siswa
yang masih belum memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sekitar
65,9 persen.
2. Pemanfaatan waktu luang secara signifikan dipengaruhi oleh beberapa
faktor yaitu pendidikan ibu, jumlah saudara, fasilitas tempat belajar,
dorongan belajar dari orang tua, pembatasan jam bermain, dan pemberian
uang saku berlebih dari orang tua.
3. Data penelitian belum mampu untuk mengatakan bahwa pemanfaatan
waktu luang siswa berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Hal ini
dapat terjadi karena pada umumnya siswa belajar giat pada saat mendekati
ujian sehingga dimungkinkan siswa mampu meraih prestasi di atas ratarata namun waktu luang yang dimilikinya belum dimanfaatkan dengan
baik.

Berdasarkan kesimpulan di atas, maka hal ini berarti kesadaran siswa


dalam memanfaatkan waktu luangnya sangat diperlukan. Selain itu, peran orang
tua serta pihak sekolah juga dibutuhkan untuk mendukung siswa agar dapat
memanfaatkan waktu luangnya dengan baik sehingga waktu luang yang dimiliki
siswa dapat digunakan untuk kegiatan-kegiatan yang bermanfaat demi
peningkatan prestasi siswa.
5.2 Saran

Berdasarkan hasil dan kesimpulan di atas maka penulis dapat memberikan


saran-saran sebagai berikut:
1. Orang tua siswa hendaknya tetap selektif dalam mendorong siswa untuk
memanfaatkan waktu luangnya dengan kegiatan-kegiatan yang dapat
meningkatkan prestasi belajarnya.
2. Siswa perlu diarahkan dalam memilih kegiatan untuk mengisi waktu
luangnya sehingga waktu luang tersebut berguna bagi peningkatan prestasi
belajar siswa.
3. Pihak sekolah sebaiknya perlu memperhatikan kebutuhan siswa dalam
memanfaatkan waktu luangnya. Misalnya dengan memberikan les mata
pelajaran dari sekolah, penyediaan sarana belajar dan kegiatan
ekstrakurikuler yang memadai sehingga dengan cara tersebut dapat
mengoptimalkan usaha peningkatan prestasi siswa.

4. Bagi para peneliti selanjutnya, jika ingin meneliti tentang prestasi belajar
siswa disarankan menggunakan pendekatan dari faktor-faktor lain, seperti
pendapat guru tentang sistem penilaian yang berlaku di sekolah dan
menambah variabel-variabel lain yang dianggap berpengaruh terhadap
prestasi belajar siswa.
5. Pada penelitian ini prestasi siswa hanya dilihat dari prestasi akademik
yang dicapai siswa. Pada penelitian selanjutnya dapat dilakukan penelitian
tentang hubungan pemanfaatan waktu luang terhadap pengembangan diri
siswa, karena cakupan pengembangan diri lebih luas bila dibandingkan
dengan prestasi akademik.

DAFTAR PUSTAKA

Amalia C. 2002. Hubungan Antara Pemanfaatan Waktu Luang dengan Prestasi


Belajar pada Siswa Kelas II SMAN 68 Jakarta Pusat [Skripsi]. Jakarta:
Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Arikunto S. 2002. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Yogyakarta:
PT. Rineka Cipta
Clara E. 2000. Status Sosial Ekonomi dan Sosialisasi di Keluarga dalam
Menunjang Prestasi Belajar Siswa (Studi Kasus di SMAN 81 Jakarta)
[Tesis]. Jakarta: Universitas Indonesia
Departemen Pendidikan dan Kebudayaan [Depdikbud]. 1997. Sikap Menghargai
Waktu di Kalangan Pelajar dan Mahasiswa di Kota Jakarta. Jakarta:
Depdikbud
Hadi C. 1997. Hubungan antara Pengelolaan Waktu dan Intelegensi dengan
Tingkat Sosialisasi dan Prestasi Akademik Mahasiswa di Jawa Timur
[Tesis]. Surabaya: Lembaga Penelitian Universitas Airlangga.
Hosmer DW, Lemeshow S. 1989. Applied Logistic Regression. Canada: John
Wiley and Sons, Inc
Lubis SH. 2002. Breaking The Time. Jakarta: Kreasi Cerdas Utama.
Lurisdjati D. 2004. Pengaruh Peubah Sosial Keluarga Terhadap Prestasi Belajar
Murid SD Tahun Ajaran 2003/2004 (Studi Kasus SDN 12 Kramatjati
dan SDN 02 Percontohan Cipinang Cempedak [Skripsi]. Jakarta:
Sekolah Tinggi Ilmu Statistik
Mana MA. 1997. Kegiatan Senggang dan Pola Sikap Prilaku dalam
Pengembangan Diri Orang Muda [Laporan Penelitian]. Jakarta: Pusat
Penelitian dan Pengembangan Kemasyarakatan dan Kebudayaan
Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia.
Mufti OS. 1990. Studi tentang Pemanfaatan Waktu Senggang oleh Remaja dalam
Rangka Mengatasi Kenakalan Remaja di Ibukota Kabupaten Dati II
Tasikmalaya [Tesis]. Bandung: Universitas Padjajaran
Nachrowi DN, Hardius U. 2002. Penggunaan Teknik Ekonometrika. Jakarta: PT.
Raja Grafindo Persada

Neter J, dkk. 1989. Applied Linear Regression Models. Boston: Richard D.


Irwin,Inc
Noor MH. 1984. Suatu Survei Pemanfaatan Waktu Luang Para Pelajar Sekolah
Laboratorium Kependidikan IKIP Jakarta [Skripsi]. Jakarta: Institut
Keguruan Ilmu Pendidikan
Nurhayati E. 2004. Hubungan Antara Penggunaan Waktu Luang dan Motivasi
Belajar dengan Prestasi Belajar pada Siswa Kelas II MAN Cigugur
[Skripsi]. Jakarta: Universitas Persada Indonesia Y.A.I
Pudjiatmini. 1990. Pengetahuan Rekreasi Pendidikan pada Siswa SPG tahun
1985. Jakarta: Departemen Pendidikan dan Kebudayaan
Pujiatiningsih. 2003. Hubungan Pemanfaatan Waktu Luang dengan Prestasi
Belajar Siswa di SD Negeri Cipinang Muara 01 Pagi Jakarta Timur
[Skripsi]. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta
Purnama H. 1991. Korelasi antara Penggunaan Waktu Luang dengan Prestasi
Belajar Siswa Kelas IIIA-1 SMAN 68 Jakarta Pusat [Skripsi]. Jakarta:
Institut Keguruan Ilmu Pendidikan
Purwanto J. 2003. Dasar-dasar Metode Penarikan Sampel. Jakarta: Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik
Sanger EA. 2002. Hubungan Pemanfaatan Waktu Luang dengan Hasil Belajar
Siswa SD Negeri di Gugus III Wilayah Binaan I Kecamatan Senen
Jakarta Pusat [Skripsi]. Jakarta: Universitas Negeri Jakarta.
Singarimbun M, Sofyan E. 1995. Metode Penelitian Survei. Cetakan Kedua.
Jakarta: LP3ES
Slameto. 1988. Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Bina Rupa Aksara
Soekanto S. 1990. Sosiologi Keluarga tentang Ikhwal Keluarga, Remaja, dan
Anak. Jakarta:Rineka Cipta
Spillane JJ. 2003. Time Management, Pedoman Praktis Pengelolaan Waktu.
Yogyakarta: Kanisius.
Sugiyono. 1999. Statistik untuk Penelitian. Cetakan Kedua. Bandung: CV.
Alfabeta
Sukadji S. 2000. Psikologi Pendidikan dan Psikologi Sekolah. Jakarta: Universitas
Indonesia
Suryabrata S. 1998. Psikologi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Press

Syah M. 1995. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung: Remaja


Rosdakarya.
Syahra R. 1997. Kegiatan Senggang dan Pengembangan Diri Orang Muda
[Laporan Penelitian]. Jakarta: Pusat Penelitian dan Pengembangan
Kemasyarakatan dan Kebudayaan Lembaga Ilmu Pengetahuan
Indonesia.
Taylor HL. 1990. Manajemen Waktu (Suatu Pedoman Pengelolaan Waktu yang
Efektif dan Produktif). Jakarta: Bina Rupa Aksara
Umar H. 2002. Metode Riset Bisnis. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka Utama
Widiatmoko. 2003. Hubungan Kemampuan Profesional Guru dan Motivasi
Belajar Siswa Terhadap Prestasi Belajar Siswa SD di Kecamatan
Wedarijaksa Kabupaten Pati Jawa Tengah Tahun Ajaran 2002/2003
[Skripsi]. Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.
Yulianto MA. 2004. Prestasi Akademik Mahasiswa Tingkat II dan III Sekolah
Tinggi Ilmu Statistik Tahun Akademik 2003/2004 Hubungannya dengan
Kegiatan Ekstrakurikuler dan Homogenitasnya [Laporan Penelitian].
Jakarta: Sekolah Tinggi Ilmu Statistik

Lampiran 1

SEKOLAH TINGGI ILM U STATISTIK


Jl. Otto Iskand ardinata No. 64 C, Jakarta 13330
Telpon: (021) 8197577, 8508812, 8191437, F aks .: 8197577
e-m ail: stis@jakarta.was antara.net.id

SURVEI HUBUNGAN PEMANFAATAN WAKTU LUANG DENGAN PRESTASI


BELAJAR SISWA
(STUDI KASUS PADA SISWA KELAS I DAN II SMAN 54 JAKARTA TAHUN
AKADEMIK 2004/2005)
PETUNJUK PENGISIAN SECARA UMUM
1.

Bacalah dengan teliti setiap pertanyaan yang terdapat di dalam kuesioner/angket ini

2.

Kuesioner/angket ini bukan suatu test, oleh karena itu tidak ada jawaban yang salah
maupun yang benar

3.

Jawablah sesuai dengan pemanfaatan waktu luangmu yang biasanya kamu gunakan

4.

Jawablah dengan sejujurnya karena hasil dari kuesioner/angket ini tidak akan
mempengaruhi prestasi belajar kamu.

5. Petunjuk pengisian BLOK II (PEMANFAATAN WAKTU LUANG)


Kategori jawaban yang digunakan pada BLOK II adalah sebagai berikut:
SS (sering sekali), artinya persentase pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan
tersebut sekitar 90-100% (kegiatan tersebut hampir selalu dilakukan atau bahkan
selalu dilakukan)
SR (sering), artinya persentase pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan
tersebut sekitar 70-90%
KD (kadang-kadang), artinya persentase pemanfaatan waktu luang untuk
kegiatan tersebut sekitar 50-70%
J (jarang), persentase pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan tersebut sekitar
30-50%
JS (jarang sekali), persentase pemanfaatan waktu luang untuk kegiatan tersebut
sekitar
0-30% (kegiatan tersebut hampir tidak pernah dilakukan atau bahkan memang
tidak pernah dilakukan)
Berilah tanda checklist ( ) di kotak jawaban yang sudah disediakan yang
sesuai dengan nomor
6.

soal

Petunjuk pengisian BLOK III dan BLOK IV


a.

Lingkarilah salah satu pilihan yang sesuai dengan kondisi anda (kotak kode
tidak perlu diisi)

-SELAMAT BEKERJA-

BLOK I. IDENTITAS RESPONDEN


1.

No. Absen

2.

Kelas

3.

Jenis Kelamin:

4.

Anak ke dari.bersaudara

No
1.
2.
3.
4.

5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.

15.
16.

1. laki-laki

2. perempuan

BLOK II. PEMANFAATAN WAKTU LUANG


Pernyataan
SS
Saya memanfaatkan waktu luang di rumah dengan membaca
majalah, komik, tabloid, ataupun bermain play station/video game
Saya memanfaatkan waktu luang di siang hari untuk tidur/istirahat
Saya memanfaatkan waktu luang dengan bermain (mis. jalan-jalan
ke mal, ke rumah teman, dll) baik sendirian maupun bersama temanteman yang lain
Saya memanfaatkan waktu luang dengan menonton acara di TV
yang tidak ada kaitannya dengan pelajaran (mis. musik, film,
sinetron, infotainment, olahraga, dll) baik sendirian maupun bersama
dengan anggota keluarga di rumah
Saya memanfaatkan waktu luang dengan menonton acara TV yang
ada kaitannya dengan pelajaran (mis. berita, kuis the battle of wits,
dll)
Saya memanfaatkan waktu luang dengan membaca buku-buku ilmu
pengetahuan (mis. buku pelajaran, pengetahuan umum, dll) untuk
menambah wawasan saya
Setiap ada PR dari sekolah, saya mengerjakannya
Di rumah saya mengulangi kembali pelajaran yang telah saya terima
di sekolah
Saya menyiapkan buku pelajaran untuk esok hari dan mempelajari
materi pelajaran tersebut
Setiap hari saya meluangkan waktu untuk belajar di rumah
Saya memanfaatkan waktu luang dengan mengikuti les/bimbingan
mata pelajaran di sekolah
Saya memanfaatkan waktu luang dengan mengikuti bimbingan
belajar di lembaga pendidikan tertentu (mis. primagama, nurul fikri,
dll)
Saya memanfaatkan waktu luang dengan mengikuti kursus bahasa di
lembaga pendidikan tertentu (mis. LBA LIA, IEC, dll)
Saya memanfaatkan waktu luang dengan aktif di organisasi sekolah
(mis. OSIS, PMR, Pramuka, dll) maupun organisasi di luar sekolah
(mis. karang taruna, remaja mesjid, muda-mudi gereja, dll)
Saya memanfaatkan waktu luang
olahraga di sekolah ataupun kegiatan
beladiri, basket, sepak bola, dll)
Saya memanfaatkan waktu luang
kesenian di sekolah ataupun kegiatan
paduan suara, seni lukis, dll)

dengan mengikuti kegiatan


olahraga di luar sekolah (mis.
dengan mengikuti kegiatan
kesenian di luar sekolah (mis.

SR

KD

JS

No
1.
2.
3.

4.

5.

BLOK III. KELUARGA


Pertanyaan
Apakah pendidikan tertinggi ayah anda?
1. SLTP
2. SLTA
3. Akademi/Perguruan Tinggi
Apakah pendidikan terakhir ibu anda?
1. SLTP
2. SLTA
3. Akademi/Perguruan Tinggi
Apakah pekerjaan ayah anda?
1. Tidak bekerja
4. Wiraswasta
2. PNS
5. Lainnya (Sebutkan ...)
3. Peg. Swasta
Apakah pekerjaan ibu anda?
1. Tidak bekerja
4. Wiraswasta
2. PNS
5. Lainnya (Sebutkan ...)
3. Peg. Swasta
Rata-rata pendapatan orang tua dalam satu bulan (rupiah)
1. < 1.000.000
2. 1.000.000-3.000.000
3.> 3.000.000

6.

Tingkat pendidikan yang sedang dijalani oleh saudara kandung anda saat
ini:
1. Belum bersekolah
5. Tamat SLTA
2. SD
6. Perguruan tinggi/akademi
3. SLTP
7. Tamat perguruan tinggi/akademi
4. SLTA/STM/SMK
Isikan pilihan jawaban di atas yang sesuai dengan tingkat pendidikan saudara
anda
Saudara kandung pertama :
Saudara kandung kedua :
Saudara kandung ketiga :
Saudara kandung keempat :
..

7.

Jumlah saudara kandung anda yang sudah bekerja


2. 2
1. 1

8.
9.

10.
11.

12.

13.

Apakah di rumah anda memiliki televisi?


1. Ya, ada satu
2. Ya, ada lebih dari satu

3. >2
3. Tidak

Tempat yang biasanya anda gunakan untuk belajar adalah


1. ruang belajar khusus
4. Tidak tentu
2. bersatu dengan kamar tidur
5. Rumah teman
3. bersatu dengan ruang tamu
Apakah anda dituntut untuk berprestasi tinggi oleh keluarga anda?
1. Ya
2. Tidak
Apakah orang tua anda mendorong anda untuk belajar, ikut les, dan kegiatan
yang bermanfaat lainnya?
1.Ya, saya mematuhinya
2. Ya, tapi saya sering tidak mematuhinya
3.Tidak
Apakah orang tua anda membatasi jam bermain dan menonton TV anda?
1.Ya,saya mematuhinya
2.Ya, tapi saya sering tidak mematuhinya
3.Tidak
Apakah orang tua anda selalu memberikan uang yang anda butuhkan untuk
keperluan les dan bahan pendukung belajar (mis. buku pelajaran, alat tulis,
dll)?
1. Ya
2. Kadang-kadang
3. Tidak

Kode

14.
15.

No
1.

2.
3.

Apakah orang tua anda selalu memberikan uang yang anda butuhkan untuk
keperluan mengikuti organisasi/ kegiatan kesenian/ klub olahraga?
1. Ya
2. Kadang-kadang
3. Tidak
Apakah orang tua anda selalu memberikan uang saku berlebih untuk
keperluan anda jalan-jalan/bermain bersama teman?
1. Ya
2. Kadang-kadang
3. Tidak
BLOK IV. TEMAN
Pertanyaan
Dimanakah anda biasanya bermain dengan teman-teman anda?
1. rumah teman
3. Lainnya (Sebutkan..)
2 pusat perbelanjaan/permainan
Apakah diantara teman bermain anda ada yang sudah tidak bersekolah lagi?
1. Ya, ada
2. Tidak ada
Intensitas anda bermain yang paling sering dengan:
1. Teman yang masih bersekolah
2. Teman yang sudah tidak bersekolah lagi
3. Intensitasnya sama antara teman yang masih bersekolah maupun yang
tidak bersekolah lagi

TERIMA KASIH ATAS BANTUAN DAN KERJA SAMANYA

Kode

Lampiran 2
Hasil Uji Validitas pada Uji Coba I

Item
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
37
38
39
40

Nilai r hitung
(2)
0,103
0,094
0,562
0,093
0,234
0,111
0,048
0,188
0,179
0,447
-0,163
0,346
-0,113
0,332
0,210
0,110
0,436
0,394
0,090
0,617
0,257
-0,184
0,194
0,498
0,594
-0,162
0,017
0,239
0,188
0,180
0,368
0,213
0,045
0,349
0,172
0,028
0,404
0,283
0,228
-0,211

Nilai r tabel
(3)
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361

Kevalidan
(4)
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid

41
42
43
44
45
46
47
48
49
50

0,073
0,141
0,075
0,231
-0,033
0,318
0,365
0,113
0,234
0,170

0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361
0,361

Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid
Valid
Tidak valid
Tidak valid
Tidak valid

Hasil Uji Reliabilitas pada Uji Coba I


R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
S C A L E
H A)
Reliability Coefficients
N of Cases =
30.0
N of Items = 10
Alpha =
.7271

(A L P

Hasil Uji Validitas pada Uji Coba II

Item
(1)
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18

Nilai r hitung
(2)
0,383
0,284
0,285
0,090
0,322
0,604
0,445
0,510
0,541
0,456
0,589
0,391
0,537
0,250
0,365
0,398
0,372
0,380

Nilai r tabel
(3)
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273
0,273

Kevalidan
(4)
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Valid
Tidak valid
Valid
Valid
Valid
Valid

Hasil Uji Reliabilitas pada Uji Coba II


R E L I A B I L I T Y
A N A L Y S I S
A)
Reliability Coefficients
N of Cases =
50.0
Alpha =
.6917

S C A L E

N of Items = 16

(A L P H

Lampiran 3
Hasil Analisis Regresi Logistik Faktor-Faktor yang Mempengaruhi
Pemanfaatan Waktu Luang Siswa

Logistic Regression
Case Processing Summary
a

Unweighted Cases
Selected Cases
Included in Analysis
Missing Cases
Total
Unselected Cases
Total

N
264
0
264
0
264

Percent
100.0
.0
100.0
.0
100.0

a. If weight is in effect, see classification table for the total


number of cases.

Dependent Variable Encoding


Original Value
kurang baik
baik

Internal Value
0
1

Categorical Variables Codings

tempat belajar

pemberian uang
saku berlebih
pembatasan jam
bermain

dorongan belajar
dari orangtua

pendidikan ayah

pendidikan ibu

pendapatan
orangtua
jumlah
saudara_categorik
tuntutan prestasi
dari keluarga
jenis kelamin

ruang belajar khusus


bersatu dgn kamar tidur
bersatu dgn ruang tamu
tidak tentu
ya
kadang-kadang
tidak
dibatasi dan dipatuhi
dibatasi tapi sering
tidak dipatuhi
tidak dibatasi
didorong dan dipatuhi
didorong tapi sering
tidak dipatuhi
tidak didorong
SMP ke bawah
SLTA
Akademi/PT
SMP ke bawah
SLTA
Akademi/PT
kurang dari 1 juta
1 juta sampai 3 juta
lebih besar dari 3 juta
lebih besar dari 2
0 sampai 2
ya
tidak
laki-laki
perempuan

Frequency
13
163
14
74
72
156
36
70

Parameter coding
(1)
(2)
1.000
.000
.000
1.000
.000
.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
.000

110

.000

1.000

84
161

.000
1.000

.000
.000

80

.000

1.000

23
5
99
160
26
132
106
25
177
62
74
190
197
67
112
152

.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
1.000
.000
1.000
.000

.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000
.000
.000
1.000

(3)
.000
.000
1.000
.000

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b

Step 0

Observed
pemanfaatan
waktu luang

Predicted
pemanfaatan waktu
luang
kurang baik
baik
174
0
90
0

kurang baik
baik

Overall Percentage

Percentage
Correct
100.0
.0
65.9

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is .500

Variables in the Equation


Step 0

Constant

B
-.659

S.E.
.130

Wald
25.780

df
1

Sig.
.000

Block 1: Method = Backward Stepwise (Wald)


Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1

Step 2

Step 3

Step 4

Step 5

Step
Block
Model
Step
Block
Model
Step
Block
Model
Step
Block
Model
Step
Block
Model

Chi-square
51.926
51.926
51.926
-.389
51.537
51.537
-.427
51.110
51.110
-1.537
49.572
49.572
-.450
49.123
49.123

df

Sig.
18
18
18
2
16
16
1
15
15
2
13
13
1
12
12

a. A negative Chi-squares value indicates that the


Chi-squares value has decreased from the
previous step.

Model Summary
Step
1
2
3
4
5

-2 Log
likelihood
286.858
287.247
287.674
289.212
289.662

Cox & Snell


R Square
.179
.177
.176
.171
.170

Nagelkerke
R Square
.247
.245
.243
.237
.235

.000
.000
.000
.823
.000
.000
.513
.000
.000
.464
.000
.000
.502
.000
.000

Exp(B)
.517

Hosmer and Lemeshow Test


Step
1
2
3
4
5

Chi-square
3.826
2.194
3.266
11.816
6.129

df
8
8
8
8
8

Sig.
.872
.974
.917
.160
.633

Classification Tablea
Predicted
pemanfaatan waktu
luang
kurang baik
baik
154
20
50
40

Step 1

Observed
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

Step 2

Overall Percentage
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

155
51

19
39

Step 3

Overall Percentage
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

154
51

20
39

Step 4

Overall Percentage
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

153
51

21
39

Step 5

Overall Percentage
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

155
52

19
38

Overall Percentage
a. The cut value is .500

Percentage
Correct
88.5
44.4
73.5
89.1
43.3
73.5
88.5
43.3
73.1
87.9
43.3
72.7
89.1
42.2
73.1

Variables in the Equation


Step 4a

Step 5a

JK(1)
DIK_BU
DIK_BU(1)
DIK_BU(2)
FAS_BLJR
FAS_BLJR(1)
FAS_BLJR(2)
FAS_BLJR(3)
DOR_BLJR
DOR_BLJR(1)
DOR_BLJR(2)
BTS_MAIN
BTS_MAIN(1)
BTS_MAIN(2)
UANGSAKU
UANGSAKU(1)
UANGSAKU(2)
SDR_CAT(1)
Constant
DIK_BU
DIK_BU(1)
DIK_BU(2)
FAS_BLJR
FAS_BLJR(1)
FAS_BLJR(2)
FAS_BLJR(3)
DOR_BLJR
DOR_BLJR(1)
DOR_BLJR(2)
BTS_MAIN
BTS_MAIN(1)
BTS_MAIN(2)
UANGSAKU
UANGSAKU(1)
UANGSAKU(2)
SDR_CAT(1)
Constant

B
.204

S.E.
.304

1.304
1.337

.617
.631

1.924
.561
.545

.757
.342
.682

1.262
-.042

.619
.669

.739
-.163

.372
.358

-1.037
-.674
-.745
-2.218

.488
.432
.328
.881

1.311
1.341

.619
.633

2.022
.570
.572

.741
.343
.681

1.286
-.003

.620
.668

.726
-.151

.371
.357

-1.087
-.721
-.750
-2.132

.483
.427
.328
.872

Wald
.451
4.757
4.460
4.485
7.113
6.460
2.688
.638
14.748
4.160
.004
6.966
3.950
.206
4.511
4.510
2.433
5.167
6.345
4.768
4.487
4.485
8.030
7.444
2.770
.706
14.631
4.306
.000
6.718
3.834
.179
5.080
5.070
2.844
5.241
5.983

df
1
2
1
1
3
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1
2
1
1
3
1
1
1
2
1
1
2
1
1
2
1
1
1
1

Sig.
.502
.093
.035
.034
.068
.011
.101
.424
.001
.041
.950
.031
.047
.650
.105
.034
.119
.023
.012
.092
.034
.034
.045
.006
.096
.401
.001
.038
.996
.035
.050
.672
.079
.024
.092
.022
.014

Exp(B)
1.226
3.682
3.809
6.846
1.753
1.725
3.531
.959
2.093
.850
.355
.510
.475
.109
3.709
3.822
7.552
1.768
1.772
3.619
.997
2.068
.860
.337
.486
.472
.119

a. Variable(s) entered on step 1: JK, DIK_AY, DIK_BU, PDPTN, FAS_BLJR, TUN_PRES, DOR_BLJR,
BTS_MAIN, UANGSAKU, SDR_CAT.

Lampiran 4
Hasil Analisis Regresi Logistik Pengaruh Pemanfaatan Waktu Luang
Terhadap Prestasi Belajar Siswa

Logistic Regression
Case Processing Summary
a

Unweighted Cases
Selected Cases

N
Included in Analysis
Missing Cases
Total

264
0
264
0
264

Unselected Cases
Total

Percent
100.0
.0
100.0
.0
100.0

Dependent Variable Encoding


Original Value
Internal Value
di bawah rata-rata
0
di atas rata-rata
1

a. If weight is in effect, see classification table for the total


number of cases.

Categorical Variables Codings


Paramete
pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

Frequency
174
90

(1)
1.000
.000

Block 0: Beginning Block


Classification Tablea,b
Predicted

Step 0

Observed
nilai_categorik

di bawah rata-rata
di atas rata-rata

nilai_categorik
di bawah
di atas
rata-rata
rata-rata
0
116
0
148

Overall Percentage

Percentage
Correct
.0
100.0
56.1

a. Constant is included in the model.


b. The cut value is .500

Variables in the Equation


Step 0

Constant

B
.244

S.E.
.124

Wald
3.860

Block 1: Method = Enter


Omnibus Tests of Model Coefficients
Step 1

Step
Block
Model

Chi-square
1.422
1.422
1.422

df
1
1
1

Sig.
.233
.233
.233

df
1

Sig.
.049

Exp(B)
1.276

Model Summary
-2 Log Cox & Snell Nagelkerke
likelihood R Square
R Square
360.672
.005
.007

Step
1

Hosmer and Lemeshow Test


Step
1

Chi-square
.000

df

Sig.
0

Classification Tablea
Predicted

Step 1

Observed
nilai_categorik

di bawah rata-rata
di atas rata-rata

nilai_categorik
di bawah
di atas
rata-rata
rata-rata
0
116
0
148

Overall Percentage

Percentage
Correct
.0
100.0
56.1

a. The cut value is .500

Variables in the Equation


Step
a
1

WAKTU(1)
Constant

B
-.314
.452

S.E.
.264
.216

a. Variable(s) entered on step 1: WAKTU.

Wald
1.410
4.370

df
1
1

Sig.
.235
.037

Exp(B)
.731
1.571

Lampiran 5
Hasil Korelasi antara Pemanfaatan Waktu Luang dan Prestasi Belajar
Siswa SMA Negeri 54 Jakarta
pemanfaatan waktu luang * nilai_categorik Crosstabulation
Count

pemanfaatan
waktu luang

kurang baik
baik

Total

nilai_categorik
di bawah
di atas
rata-rata
rata-rata
81
93
35
55
116
148

Total
174
90
264

Chi-Square Tests

Pearson Chi-Square
Continuity Correctiona
Likelihood Ratio
Fisher's Exact Test
Linear-by-Linear
Association
N of Valid Cases

Value
1.414b
1.120
1.422

df
1
1
1

1.409

Asymp. Sig.
(2-sided)
.234
.290
.233

Exact Sig.
(2-sided)

Exact Sig.
(1-sided)

.242

.145

.235

264

a. Computed only for a 2x2 table


b. 0 cells (.0%) have expected count less than 5. The minimum expected count is
39.55.

Symmetric Measures

Interval by Interval
Ordinal by Ordinal
N of Valid Cases

Pearson's R
Spearman Correlation

Value
.073
.073
264

Asymp.
a
Std. Error
.061
.061

a. Not assuming the null hypothesis.


b. Using the asymptotic standard error assuming the null hypothesis.
c. Based on normal approximation.

Approx. T
1.188
1.188

Approx. Sig.
.236c
.236c

Lampiran 6
Daftar Prestasi Akademik dan Nonakademik Siswa SMA Negeri 54 Jakarta
Tahun Akademik 2004/2005

No
(1)
1.
2.
3.
4.
5.
6.
7.
8.
9.
10.
11.
12.
13.
14.
15.
16.
17.
18.
19.
20.
21.
22.

Jenis Lomba
(2)
Lomba nasyid
Lomba kaligrafi
Lomba MTQ
Olimpiade Fisika
Lomba MTQ
Best to the best
Sepak bola
Lomba nasyid
Debat politik antar SMA
LKS bid.studi Ekonomi
LKS bid.studi Fisika
Lomba KIR bid. IPS
LKS bid. Matematika
LKS bid. B. Indonesia
LKS bid Fisika
LKS bid. B. Inggris
Cerdas Cermat B.
Jerman
KIR bid. Rekayasa
Scientific competition
Sejabotabek
Basket
Menulis kanji indah
Sejabotabek
Evaluation of
Mathematic

Juara
(3)
I
II
III
II
I
III
III
II
I
II
II
II
II
III
IV
IV
III

Tahun
(4)
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004
2004

Tingkat
(5)
Kodya
Kodya
Kodya
Kodya
Propinsi
Propinsi
Kodya
Propinsi
Propinsi
Kodya
Kodya
Kodya
Kodya
Kodya
Kodya
Kodya
Propinsi

Keterangan
(6)
Nonakademik
Nonakademik
Nonakademik
Akademik
Nonakademik
Nonakademik
Nonakademik
Nonakademik
Nonakademik
Akademik
Akademik
Akademik
Akademik
Akademik
Akademik
Akademik
Nonakademik

II
II dan
III
II
II

2005
2005

Kodya
Propinsi

Nonakademik
Nonakademik

2005
2005

Kodya
Propinsi

Nonakademik
Nonakademik

2005

Propinsi

Akademik

I dan
II

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Medan pada tanggal 30 Juli 1983 dari pasangan


Chairul San Siregar dan Yourna Rizkina dan merupakan anak kedua dari tiga
bersaudara.
Pada tahun 1995 penulis menyelesaikan pendidikan dasar pada SD Swasta
Tunas Kartika IV Medan, kemudian tahun 1998 menyelesaikan pendidikan
menengah pertama di SMP Negeri 2 Binjai. Pada tahun 2001, penulis lulus dari
SMU Negeri 2 (Plus) Matauli Sibolga dan pada tahun yang sama mendapat
kesempatan mengikuti pendidikan di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik Jakarta.
Akhirnya

pada

tahun

keempat

(tahun

2005)

penulis

menyelesaikan pendidikan Program DIV di Sekolah Tinggi Ilmu Statistik.

berhasil

Anda mungkin juga menyukai