Anda di halaman 1dari 2

Apa itu Difteri ?

Difteri adalah suatu penyakit infeksi akut (mendadak) yang


sangat menular, terjadi secara lokal pada mukosa
(permukaan)

saluran

pernapasan

atau

kulit,

ditandai pembentukan pseudomembran (selaput) keabuabuan.


Jumlah kasus penyakit difteri di Propinsi Jawa Timur tahun
2006 sebesar 39 kasus, dengan rincian sebagai berikut:
Kota Surabaya 8 Kasus,
Kab. Sidoarjo 7 kasus,
Kab. Sumenep 4 kasus
Kota Probolinggo 4 kasus (Dinkes Jatim,2006).

Angka kematian akibat difteri

Khas : pseudomembran (selaput) berwarna putih


dan melekat.
Gejala umum : demam tidak terlalu tinggi, lesu,
pucat, penurunan nafsu makan
Gejala sesuai bagian yang terkena:
o Hidung : pilek
o Tenggorok
Ringan:
radang
selaput
pseudomembran bisa (-)
Berat: Bull Neck,

sebanyak 50%, dengan

angka kematian tertinggi pada pasien yang tidak mendapat

serak,

lendir,
suara

mendengkur.

imunisasi secara sempurna,pasien dengan daya tahan tubuh


rendah (immunocompromised), pasien yang menderita
kelainan sistemik, dan umur diatas 40 tahun. Kematian
biasanya diakibatkan karena obstruksi saluran nafas dan

Tingkat Keparahan

(Wijaya,2004)

gejala hanya pilek dan nyeri sewaktu menelan.


Infeksi sedang :pseudomembran telah menyerang
sampai tenggorok (faring dan laring) sehingga

Penularan Difteri
1. Kontak langsung
- Batuk
- Bersin

Infeksi ringan : pseudomembran hanya terdapat


pada permukaan hidung bagian dalam dengan

komplikasi yang menyebabkan kematian ialah miokarditis

miokarditis

(radang

otot

jantung),

paralisis

Bagaimana Cara Mengetahui Difteri?

Gejala dan Tanda Difteri ?


kelabu, kotor, yang berdarah bila diusaha dilepas,

Angka Kejadian Difteri

eksotoksin (racun) yang dihasilkan bakteri, seperti


(kelumpuhan), dan nefritis (infeksi ginjal).

terkontaminasi bakteri.

yang

disebabkan oleh bakteri Corynebacerium dipththeriae, dan

- Berbicara
2. Kontak tidak langsung
- Debu, baju, buku, dan barang lain yang

pasien terlihat lesu dan agak sesak.


Infeksi berat
: terjadi sumbatan nafas yang berat
dan adanya gejala-gejala yang ditimbulkan oleh

Diagnosis difteri ditegakkan melalui :


Anamnesa (wawancara medis)
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan penunjang, yaitu

pemeriksaan

laboratorium dari hapusan tenggorok.

Adakah pengobatan untuk Difteri ?


Umum:
Istirahat mutlak selama 2 minggu
Cairan+diet adekuat
Pasien gelisah, gangguan pernafasan progresif
jaga nafas tetap bebas (intubasi/trakeostomi).
Khusus:
Antibiotik
Antitoksin spesifik (ADS = Anti Diphteria Serum)
Isolasi dan Karantina
Isolasi bertujuan untuk mencegah penularan
Isolasi sampai biakan yang diambil setelah
penghentian pengobatan hasilnya negatif
Tirah baring (istirahat total) sangat penting selama
fase akut

Pengembalian aktifitas fisik tergantung tingkat


toksisitas dan keadaan jantung
Selama isolasi:
kultur hapusan hidung dan tenggorok
gejala diikuti setiap hari selama masa

DIFTERI

inkubasi
Bagaimana Cara Mencegah Difteri?
Imunisasi
Hindari kontak langsung
Menjaga kebersihan diri dan lingkungan
Pemeriksaan kesehatan secara teratur
Menjaga stamina dan olahraga
Pengetahuan tentang bahaya penyakit anak

Imunisasi
Imunisasi

DPT

diberikan

untuk

pemberian

kekebalan secara simultan terhadap difteri, pertusis


dan tetanus.
Waktu imunisasi:
- 3 dosis pertama pada usia 2, 4, 6 bulan
- Dosis ke-4 dianjurkan pada usia 15-18 bulan
- Dosis ke-5 dianjurkan pada usia 4-6 tahun
Imunisasi lainnya yaitu DT (Dipteri Pertusis )
merupakan imunisasi ulangan yang biasanya
diberikan pada anak sekolah dasar kelas 1
(Supriyanto,2008).

FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS BRAWIJAYA
MALANG
2012

Anda mungkin juga menyukai