Anda di halaman 1dari 15

BAB 1.

PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Setiap makhluk hidup tersusun atas sel-sel. Sel merupakan unit
terkecil dari makhluk hidup yang mampu menyelenggarakan kegiatan,
misalnya mengadakan pertukaran zat, reproduksi, peka terhadap rangsangan,
dan sebagainya. Dikatakan juga sel merupakan dasar secara struktur dan
fungsi dari makhluk hidup. Aktivitas fisiologi yang terjadi di dalam sel
ditunjang oleh berbagai organel yang mempunyai fungsi khusus, yang secara
bersama-sama menyusun sistem yang makin kompleks. Sekelompok sel yang
mempunyai bentuk dan fungsi yang sama membentuk jaringan. Beberapa
jaringan membentuk organ dan organ-organ tersebut membentuk satu
kesatuan dalam sistem tubuh makhluk hidup. Karena perbedaan dalam
pertukaran zat, metabolisme, dan perbedaan lainnya, sel-sel hewan memiliki
perbedaan dengan sel-sel tumbuhan.
Pada sel terjadi aktivitas metabolisme yang dapat menghasilkan
energi bagi kehidupan dan sintesis yaitu pembentukan berbagai materi
pembangunan tubuh dan untuk mengatur aktivitas tubuh. Kelangsungan
proses tersebut didukung oleh adanya komponen sel yaitu:
Membran plasma atau disebut juga membran sel merupakan membran atau
lapisan tipis yang membatasi isi sel dan sekitarnya, fungsinya adalah
sebagai tempat terjadinya beberapa reaksi kimia, penghubung antara
bagian luar dan dalam sel serta mengatur keluar masuknya zat.
Sitoplasma adalah zat yang bersifat koloid atau zat yang tidak cair.
Sitoplasma merupakan tempat mengapungnya organel sel.
Nukleus (inti sel) biasanya terletak di tengah sel dan dibatasi oleh 2 lapis
membran, selubung yang ber[pori- pori sehingga memungkinkan bahanbahan keluar masuk dari nukleus.
Organel-organel lain seperti ribosom, lisosom, retikulum endoplasma,
mitokondria dan aparatus golgi mempunyai fungsi khusus dan secara
bersama-sama menyusun sistem yang kompak.
1.2 Rumusan Masalah

1. Bagaimana struktur dan fungsi dari organel-organel sel?


2. Bagaimana perbedaan sel hidup dan sel mati?
3. Bagaimana perbedaan sel prokariotik dan eukariotik?
4. Bagaimana proses terjadinya fossil?
1.3 Tujuan
1. Mampu menjelaskan struktur dan fungsi dari organel-organel sel.
2. Mampu menjelaskan perbedaan sel hidup dan sel mati.
3. Mampu menjelaskan perbedaan sel prokariotik dan eukariotik.
4. Mampu menjelaskan proses terjadinya fossil.

BAB 2. PEMBAHASAN
2.1 Struktur dan Fungsi Organel-Organel Sel
Sel berasal dari kata Latin cella yang berarti ruangan kecil. Orang
yang pertama kali mengemukakan adanya sel adalah Robert Hooke (1965). Ia
melakukan pengamatan terhadap sayatan gabus dengan menggunakan
mikroskop. Hooke melihat adanya ruangan-ruangan kecil yang menyusun
gabus tersebut. Ruangan-ruangan kecil itu diberinya nama sel. Saat ini telah
diketahui bahwa ruangan-ruangan kecil itu sebenarnya bukan sel hidup,
melainkan sel yang yelah mati, yang kosong tanpa isi. Meskipun demikian,
istilah sel masih digunkan hingga sekarang.
Ukuran sel bermacam-macam. Ada yang hanya 1 - 10 mikron,
misalnya bakteri, ada yang mencapai 30-40 mikron, misalnya protozoa. Ada
pula yang mencapai beberapa sentimeter misalnya serabut kapas. Bentuk sel
juga bermacam-macam meskipun ukuran sel sangat kecil, strukturnya
(susunan) sangat rumit dan tiap bagian sel memiliki fungsi khusus. Bagianbagian sel itu tidak dapat berdiri sendiri atau terpisah dari sel. Jadi, bagianbagian sel itu harus berada dalam satu kesatuan sel agar dapat berfungsi
secara normal. Antar bagian sel itu terdapat hubungan dan saling
ketergantungan. Oleh karena itu, sel dipandang sebagai unit terkecil dari
makhluk hidup.
Secara struktural, tubuh makhluk hidup tersusun atas sel-sel, sehingga
sel disebut satuan struktural makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh
makhluk hidup dapat menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya
berfungsi. Jadi, kegiatan tiap-tiap sel itulah yang membentuk organisme. Oleh
karena itu, sel disebut juga sebagai satuan fungsional mkahluk hidup. Semua
sel makhluk hidup itu mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.
Susunan sel terdiri dari protoplasma yang mana merupakan semacam
zat pembentuk sel secara keseluruhan. Kandungan yang ada di dalamnya
tersusun pula oleh beberapa zat, yakni:
3

Air, sebagai medium, kecuali sel lemak, dan konsentrasi air sebesar 70-

85%.
Ion, yakni kalium, magnesium, fosfat, sulfat, bikarbonat, dan jumlah yang
sedikit Na, Cl, Ca). Ion ini untuk mekanisme pengaturan sel, misalnya

pada membran sel untuk penjalaran impuls pada serabut saraf dan otot.
Protein, tersusun sekitar 10-20% massa sel. Terdapat dua macam, protein
struktural dan protein fungsional. Protein struktural yaitu bentuk filamen
panjang untuk bentuk mikrotubulus (sitoskeleton). Protein Fungsional
yaitu bentuk tubulus-globulus, dan berperan sebagai enzim sel (penyusun

dan pengurai).
Lipid, sifatnya larut dalam pelarutlemak. Contohnya fosfolopid dan
kolesterol (2% dari sel) untuk bentuk membran sel dan sawar membran
intrasel yang memisahkan berbagai komponen sel.contoh lain trigliserida

yakni lemak netral (95% dari sel), untuk energi.


Karbohidrat untuk nutrisi sel. Biasa berbentuk glikogen (tidak larut
glukosa).
Sitoplasma merupakan tempat ntuk organel-organel, dan didalamnya

terdapat sitosol yang mana merupakan bagian yang cair bening.


Menurut A.C Guyton dan Hall dalam buku Fisiologi Kedokteran edisi
11, terdapat lima organel, yaitu retikulum endoplasma, aparatus golgi,
mitokondria, lisosom, dan peroksisom. Sedangkan berdasarkan buku teks
histologi jilid 1 karangan Finn Genester penerbit Binarupa aksara, organelorganel meliputi dinding sel, membran sel, kompleks golgi, mitokondria,
nukleus, ribosom, badan mikro, lisosom, nukleus, dan sentriol.
1. Retikulum Endoplasma
Ciri-ciri :
Tebal membran retikulum endoplasma sekitar 6 nm
Mempunyai susunan trilaminar yang sama
Terdapat ribosom pada RE kasar tetapi tidak dijumpai pada RE halus
Retikulum endoplasma dibagi menjadi 2:
a) Retikulum Endoplasma Kasar (bergranula)
Permukaan luar melekat granula kecil/ribisom.
Fungsi : berperan dalam sintesis protein
b) Retikulum Endoplasma Halus (agranula)
Permukaan luar tidak dilekati ribosom.

Fungsi : berperan dalam sintes lipiddan dalamproses lain yang diperantai


enzim RE.
2. Aparatus Golgi
Mirip RE agranula, dan bekerja sama dengan RE dalam vesikel
transport atau vesikel RE.
Ciri-ciri :
Dibatasi membran yang mempunyai bentuk dan ukuran yang berbeda
Tampak pada semua jenis sel, tetapi tidak tampak pada sel hidup
Sering terdapat dekat inti dan khas terutama di tepi sentrosom
Sentriol terletak dalam cekungan aparatus golgi
Pada sel-sel sekretoris, aparatus golgi terletak antara inti dan apeks sel
yaitu tempat hasil sekresi sel dilepaskan
Fungsi :
Pada sel-sel kelenjar aparatus golgi berfungsi sebagai penimbunan dan
pemekatan hasil sekresi.Membentuk lisosom, vesikel sekretoris dan
komponen sitoplasma lain.
3. Mitokondria
Ciri-ciri :
Terdapat pada hampir semua sel akan tetapi jumlahnya bervariasi

tergantung penggunaan energi sel.


Biasanya tampak tersebar dalam sitoplasma
Adanya fosfolipid pada membran yang membungkusnya
Dibungkus oleh 2 membran
Membran bagian dalam membentuk beberapa lipatan yang menonjol
seperti rak ke bagian dalam mitokondria

Fungsi :
Menghasilkan energi dalam sel
4. Dinding sel
Dinding sel berfungsi

pemberi bentuk yang tetap. Pada dinding sel

terdapat pori-pori sebagai keluar masuknya jalan masuknya molekul.


Sifatnya lebih kuat, kaku, dan keras.
5. Membran plasma
Membran plasma tersusun atas

protein(55%),

Fosfolipid(25%),

kolesterol(13%), lipid lain(4%) dan karbohidrat(3%). Sifatnya elastis,


fleksibel, dan tipis. Fungsinya sebagai pelindung molekuler sel terhadap
lingkungan di sekitarnya dengan jalan mengatur lalu lintas molekul dan
ion-ion dari dan ke dalam sel.
5

6. Nukleus
Inti sel atau nukleus merupakan organel terbesar yang ada dalam sel.
Memilki diameter sekitar 10 mikrometer. Nukleus biasanya terletak di
tengah berbentuk bulat atau oval. Fungsi nukleus adalah untuk
mengendalikan seluruh kegiatan sel, misalnya metabolisme dan mengatur
pembelahan sel.
7. Sentriol
Merupakan organel yang dapat dilihat ketika sel mengadakan pembelahan.
Sentriol berjumlah sepasang. Terletak salimg tegak lurus antar sesamanya
di dekat nukleus
8. Ribosom
Ribosom tersusun atas RNA ribosom dan protein. Ribosom tidak memilki
membran. Ribosom ada yang menempel pada membran RE ada pula yang
melayang-layang dalam sitoplasma. Fungsi kedua ribosom sama yaitu
untuk sintesis protein. Ribosom disintesis oleh nukleolus melalui transkip
DNA.
9. Lisosom
Lisosom merupakan membran berbentuk kantong kecil yang berisi enzim
hydrolitik yang disebut lisozim. Enzim ini berfungsi dalam pencernaan
intrasel yaitu mencerna sel yang rusak, mencerna partikel makro, dan
mencerna zat yang tidak diinginkan(bakteri).
10. Badan Mikro
Disebut badan mikro karena ukurannya kecil. Hanya bergaris tengah 0,3
1,5 mikrometer. Badan mikro terdiri atas peroksisom dan glioksisom.
Peroksisom terdapat pada sel hewan dan sel tumbuhan. Sel yang banyak
mengandung peroksisom adalah sel yang banyak mnelakukan oksidasi
misal sel hati, ginjal, dan sel otot. Glioksisom hanya terdapat pada sel
tumbuhan terutama pada jaringan lemak seperti biji-bijisn ysng berlemak.
2.2 Perbedaan Sel Hidup dan Sel Mati
Suatu sel dikatakan hidup apabila sel tersebut masih menunjukan ciriciri hidup, antara lain:
Melakukan aktifitas metabolisme
Mampu beradaptasi dengan lingkungan
Peka terhadap rangsang

Suatu sel hidup harus memiliki protoplas yaitu bagian sel yang ada di
dalam dinding sel. Sementara pada sel mati tidak dijumpai adanya organelorganel, di dalam sel hanya berupa ruang kosong saja. Sel mati sendiri berasal
dari sel hidup. Sel menjadi mati disebabkan beberapa faktor yaitu faktor
genetik dan lingkungan.
Berdasarkan faktor genetik sel tersebut mati karena telah mencapai
umur yang memang telah ditentukan secara genetik. Sel-sel tersebut memang
dalam perkembangannya terspesilisasi untuk menjadi sel mati yang memiliki
fungsi tertentu.
Berdasarkan faktor lingkungan, sel bisa mati karena diletakkan pada
larutan yang bersifat hipertonik dan hipotonik. Selain itu juga bisa disebabkan
karena obat kemoterapi atau antibiotik lainnya.
Pada manusia yang sudah meninggal selnya juga ikut mati, tetapi
DNA-nya tidak ikut mati dan kadar DNA-nya juga tidak berkurang karena
DNA bukan sel tapi sebagai pembawa sifat genetik. DNA terdapat pada
semua sel yang ada di dalam tubuh manusia, termasuk sel tubuh dan sel
kelamin. Selama tulang dan rambut masih ada tes DNA masih tetap bisa
dilakukan dan hasilnya tetap akurat.
Ciri umum sel hidup yaitu masih ada aktivitas seperti oksidasi,mampu
bereproduksi atau manghasilkan keturunan melalui pembelahan diri secara
mitosis atau meiosis,mampu menghasilkan energi untuk kehidupannya serta
mampu memberikan respon terhadap stimulus atau rangsang.Tampak fisik
dari sel itu jika hidup masih diselubungi oleh membran dan sitoplasma
sedangkan kalau sel mati sudah tidak melakukan aktivitas lagii dan
sitoplasma hilang atau mengering.
Perbedaan sel mati dan sel hidup :
Pembeda
Keberadaan sitoplasma
Aktivitas

Sel hidup
Sel mati
Masih terdapat
Kering / hilang
Tidak terdapat aktivitas Terdapat

Keberadaan organel sel


Isi

metabolisme
Ada
Organel sel dan sitosol

aktivitas

metabolisme
Tidak ada
Dinding sel dan ruang
kosong

Penyebab kematian sel diantaranya adalah apoptosis dan nekrosis.


Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis
Apoptosis
Adanya kondensasi pada kromatin
Selnya mengalami pengkurutan
Organel organel selnya terpelihara
Sel-sel akan difagosit untuk inflamasi
ADN mengalami perpecahan

Nekrosis
Nukleus mengalami pembengkakan
Selnya mengalami pembengkakan
Organel organel sel akan rusak
Sel-selnya akan pecah
Terjadinya respon inflamasi

Ciri-Ciri Inflamasi (Peragangan)


1.
2.
3.
4.
5.

Panas
Terjadinya perubahan warna
Terjadinya proses pembengkakan
Adanya penurunan fungsi
Peningkatan aliran darah yang menuju ke daerah target (sakit)

Proses Apoptosis
1.
2.
3.

Blebbing atau pelepuhan


Kondensasi pada kromati atau pemadatan sel
Endonukleolisis atau pengkerutan

Pengertian Apoptosis : Merupakan salah satu penyebab kematian sel karena


sudah adanya program atau rencana dari sel itu sendiri. Penyebab kematiannya
bisa karena umur, zar kimia, mekanis, biologis dan lain-lain.
Pengertian Nekrosis : Salah satu penyebab kematian sel yang tidak terprogram
atau terencana. Penyebab kematiannya bisa karena injured dari bakteri, virus,
termal, radiasi dan lain-lain.
2.3 Perbedaan sel prokariotik dan sel eukariotik
Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik :
PEMBEDA
Ukuran
Banyak sel
Membran inti
Sistem Endomembran

SEL PROKARIOTIK
0,5-2 mikrometer
Uniselular
Tidak ada
Tidak ada

SEL EUKARIOTIK
2-200 mikrometer
Uniselular/multiselular
Ada
Ada

Ribosom
Pembelahan

Kecil
Besar
Amitosis / Binner secara Mitosis dan meiosis secara

Alat fotosintesis

spontan
Berbentuk
klorofil

bertahap
pigmen Berbentuk kloroplas yang
yang

tidak terdapat dalam plastida

Adaptasi
Operon
Intron
Exon
Contoh

terpaket.
Lebih cepat
Ada
Tidak ada
Ada
Archaebacteria

Lebih susah
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Sel hewan,sel tumbuhan,

Keberadan DNA

,sianobacteria
DNA ada pada nukleoid

jamur dan protista


DNA pada nukleus

2.4 Proses Terjadinya Fossil


Sisa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan dinamakan fossil,
sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi.
Fosilisasi dapat terjadi melalui beberapa proses yaitu :
1. Penggantian (replacement)
Penggantian mineral pada bagian yang keras dari organisme seperti
cangkang. Misalnya cangkang suatu organisme yang semula terdiri dari
klasium karbonat (CaCO3) digantikan oleh silica.
2. Petrifaction
Bagian lunak dari batang tumbuhan diganti oleh presipitasi mineral yang
terlarut dalam air sedimen.
3. Karbonisasi
Daun atau material tumbuhan yang jatuh kedalam lumpur rawa, terhindar
dari oksidasi. Dan pada saat diagenesa, materi itu diubah menjadi cetakan
karbondengan tidak mengubah bentuk asalnya.
4. Pencetakan
Pada saat diagenesa, sisa binatang atau tumbuhan terlarut, sehingga
terjadilah rongga, seperti cetakan (mold) yang bentuk dan besarnya sesuai
atau sama dengan benda aslinya. Apabila rongga ini terisi oleh
mineralmaka terbentuklah hasil cetakan (cast) binatang atau tumbuhan
tersebut. Sumber : Sapii, Benyamin.anonim.Geologi Fisik. Bandung :ITB

Perhitungan umur fossil


1. Dengan penyelidikan geologi.
Geologi berhasil membuktikan bahwa di Eropa terdapat 4 kali jaman es
(disebut juga jaman glasial atau diluvium). Sebagian besar Eropa tertutup
oleh es dan iklimnya memilikitemperatur yang jauh lebih rendah daripada
sekarang ini. Banjir es yang datang berturut-turut banyak mengubah
lipatan tanah dan gunung-gunung, membentuk lembah-lembah, sehingga
terjadilah bermacam-macam tingkatan tanah (lapisan, teras). Jika suatu
fosil ditemukan dalam lapisan tanah tertentu, maka umurnya dapat
ditaksir.
2. Dengan bantuan ilmu perbintangan (astronomi)
Bumi tidak selalu sama kedudukannya terhadap matahari. Sudut
kedudukannya bisa berubah, dan dengan demikian mengakibatkan
perubahan iklim. Hubungan antara kedudukan bumi terhadap matahari
mengalami empat perubahan besar, sesuai dengan empat kali jaman es.
Dan perubahan-perubahan periodis itu dapat di hitung. Jaman es pertama
mulai 600.000 tahun yang lalu dan berakhir 500.000tahun yang lalu.
Jaman es kedua antara 480.000 sampai 420.000 tahun yang lalu.yang
ketiga, antara 230.000 sampai 180.000 tahun yang lalu,dan yang keempat,
atau yang terakhir, antara 118.000 sampai 10.000 tahun yang lalu. Antara
jaman es satu dengan yang berikutnya, iklim adalah hangat, sehingga
Eropa sampai mencapai suhu tropis. Dalam jaman es, manusia cenderung
untuk berpindah tempat ke arah selatan, ke daerah yang lebih panas.
Antara lain juga ke Indonesia, yang pada waktu itu masih berhubungan
dengan benua besar Asia. Maka wajarlah kalau di Indonesia ditemukan
demikian banyak fossil manusia purba.
3. Dengan bantuan ilmu botani dan zoologi
Jika fossil manusia ditemukan berdekatan dengan tumbuh-tumbuhan atau
binatang tertentu, lebih-lebih binatang yang sudah punah, maka asalkan
umur dari tumbuhan dan fossil binatang

itu dapat dipastikan, fossil

manusia tersebut dapat diperhitungkan pula ketuaannya.Dalam hal


ini,analisa tepung sarimemegang peran penting. Tepung sari dari puluhn
ribu tahun yang lalu masih tersimpan di bawah di bawah tanah. Dengan

10

bantuan mikroskaop, tepung sari itu dapat diselidiki dan dengan demikian
ditentukanlah jenis tumbuhan yang pernah hidup dan berkembang pada
jaman tertentu.
4. Dengan bantuan ilmu kimia
Setiap tulang memiliki zat fluor. Makin banyak fluor dalam tulang, makin
tualah ia. Maka, melalui testing fluor ini dapat ditentukan umur dari fossilfossil.
5. Dengan bantuan ilmu fisika
Terutama melalui penyelidikan radiokarbon. Semua fossil dari benda
berhayat, baik tumbuh-tumbuhan, binatang, maupun tengkorak atau gigi
manusia, melalui penyelidikan ini dapat ditaksir usianya dengan agak
mantap. Karbon, yaitu zat arang yang terdapat pada setiapbanda prganis,
membawa bekas-bakas keradioaktifan. Sinar radio aktif itu bertahan
sampai 25.000 tahun, meskipun bendanya sudah lama mati.Karena dalam
tubuh manusia terdapat juga radiokarbon, maka sinar radiokarbon itu dapat
diukur dengan alat-alat fisika.Jika sinarnya masih kuat, makategkorak
manusia itu belum begitu tua. Jika sinarnya lemah, tentu sudah mendekati
25.000 tahun yang lalu. Jika tak membawa sinar lagi, maka ia hidup lebih
dari 25.000 tahun yang lalu.

11

BAB 3. KESIMPULAN
1. Sel merupakan unit terkecil dari makhluk hidup. Secara struktural, tubuh
makhluk hidup tersusun atas sel-sel sehingga sel disebut satuan struktural
makhluk hidup. Secara fungsional, tubuh makhluk hidup dapat
menyelenggarakan kehidupan jika sel-sel penyusunnya berfungsi. Jadi,
kegiatan tiap-tiap sel itulah yang membentuk organisme. Oleh karena itu,
sel disebut juga sebagai satuan fungsional mkahluk hidup. Semua sel
makhluk hidup itu mampu berkembangbiak untuk memperbanyak diri.
Kandungan yang ada di dalamnya tersusun pula oleh beberapa zat, yakni:
air, ion, protein, lipid, dan karbohidrat. Organel-organel didalam sel
meliputi dinding sel, membran sel, kompleks golgi, mitokondria, nukleus,
ribosom, badan mikro, lisosom, nukleus, dan sentriol.
2. Ciri umum sel hidup yaitu masih ada aktivitas seperti oksidasi,mampu
bereproduksi atau manghasilkan keturunan
secara

mitosis

atau

meiosis,mampu

melalui

menghasilkan

pembelahan diri
energi

untuk

kehidupannya serta mampu memberikan respon terhadap stimulus atau


rangsang.Tampak fisik dari sel itu jika hidup masih diselubungi oleh
membran dan sitoplasma sedangkan kalau sel mati sudah tidak melakukan
aktivitas lagi dan sitoplasma hilang atau mengering.
Perbedaan Apoptosis dan Nekrosis
Apoptosis
Adanya kondensasi pada kromatin
Selnya mengalami pengkurutan
Organel organel selnya terpelihara
Sel-sel akan difagosit untuk inflamasi
ADN mengalami perpecahan

Nekrosis
Nukleus mengalami pembengkakan
Selnya mengalami pembengkakan
Organel organel sel akan rusak
Sel-selnya akan pecah
Terjadinya respon inflamasi

Ciri-Ciri Inflamasi (Peragangan)


1.

Panas
12

2.
3.
4.
5.

Terjadinya perubahan warna


Terjadinya proses pembengkakan
Adanya penurunan fungsi
Peningkatan aliran darah yang menuju ke daerah target (sakit)

Proses Apoptosis
1.
2.
3.

Blebbing atau pelepuhan


Kondensasi pada kromati atau pemadatan sel
Endonukleolisis atau pengkerutan

Pengertian Apoptosis : Merupakan salah satu penyebab kematian sel karena


sudah adanya program atau rencana dari sel itu sendiri. Penyebab kematiannya
bisa karena umur, zar kimia, mekanis, biologis dan lain-lain.
Pengertian Nekrosis : Salah satu penyebab kematian sel yang tidak terprogram
atau terencana. Penyebab kematiannya bisa karena injured dari bakteri, virus,
termal, radiasi dan lain-lain.
3. Perbedaan sel prokariotik dan eukariotik :
PEMBEDA
Ukuran
Banyak sel
Membran inti
Sistem Endomembran
Ribosom
Pembelahan

SEL PROKARIOTIK
0,5-2 mikrometer
Uniselular
Tidak ada
Tidak ada
Kecil
Amitosis / Binner secara

Alat fotosintesis

spontan
Berbentuk
klorofil

SEL EUKARIOTIK
2-200 mikrometer
Uniselular/multiselular
Ada
Ada
Besar
Mitosis dan meiosis secara

bertahap
pigmen Berbentuk kloroplas yang
yang

tidak terdapat dalam plastida

Adaptasi
Operon
Intron
Exon
Contoh

terpaket.
Lebih cepat
Ada
Tidak ada
Ada
Archaebacteria

Lebih susah
Tidak ada
Ada
Tidak ada
Sel hewan,sel tumbuhan,

Keberadan DNA

,sianobacteria
DNA ada pada nukleoid

jamur dan protista


DNA pada nukleus

13

4. Sisa-sisa organisme atau tumbuhan yang terawetkan dinamakan fossil,


sedangkan proses pembentukan fosil disebut fossilisasi. Prosesnya adalah :
Penggantian (replacement), Petrifaction, Karbonisasi, Pencetakan.
Sedangkan cara penentuan umur fosil adalah:
1. Dengan penyelidikan geologi.
2. Dengan bantuan ilmu perbintangan (astronomi)
3. Dengan bantuan ilmu botani dan zoologi
4. Dengan bantuan ilmu kimia
5. Dengan bantuan ilmu fisika

14

BAB 4 DAFTAR PUSTAKA


A.C. Guyton dan Hall. 2006. Fisiologi Kedokteran edisi 11. Jakarta: EGC.
Buku teks histologi jilid 1 karangan Finn Genester. Penerbit Binarupa
aksara.
E. Jawetz, J.L. Melnick, E.A Adelberg. 1991. Mikrobiologi untuk profesi
kesehatan. Jakarta: EGC.
Fisher,AG., Laliecher, CG,Moor, RC. 1952. Invertebrate Fossils, Mc.
Graw Hill Book Co. London.
Sapii, Benyamin.Geologi Fisik. Bandung :ITB
Shork, R,R,m Twenhoefel, W,H. 1952, Principle of invertebrata
Paleontology. Tosho Printing Company, Ltd, Tokyo.
Skinner, B.J. 1981. Paleontology and Paleonenvironments.William
Kaufman Inc, Los Altos, California.

15

Anda mungkin juga menyukai