Anda di halaman 1dari 5

SINUSITIS PARANASAL

Sinusitis biasanya terjadi bersamaan dengan rinitis shg disebut dengan rinosinusitis
Definisi rinosinusitis: peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal
Klasifikasi sinusitis:
Ada beberapa klasifikasi sinusitis diantaranya:
1. Berdasarkan konsensus internasional pada Interernational Conference of Sinus
Disease:
- Sinusitis akut: lama penyakit > 7 hr - < 8 mg,
episod serangan < 4 x setahun, setelah terapi
optimal mukosa kembali normal
- Sinusitis kronis: lama penyakit > 8 minggu,
episod serangan > 4 x setahun, setelah terapi
optimal mukosa tetap abnormal
2. Pembagian lain:

Sinusitis akut: sinusitis yang berlangsung < 4 minggu


Sinusitis sub akut: sinusitis berlangsung 4 12 minggu
Sinusitis kronis: sinusitis berlangsung > 12 minggu

Sinusitis akut

Peradangan hidung dan sinus paranasal dengan lama penyakit 7 hari 8 minggu,
episod serangan < 4 setahun, setelah terapi optimal mukosa kembali normal

Etiologi: infeksi saluran nafas atas akibat virus disertai infeksi sekunder oleh
bakteri patogen

Prevalensi: di bagian THT RSCM sinusitis akut 25% dari kasus infeksi saluran
nafas atas, 2 3 kali lebih tinggi dari negara lain
Patofisiologi

Ostium sinus di meatus nasi media sangat sempit, bila terjadi edema mukosa
saling bertemu silia tidak dapat bergerak lendir tidak dapat dialirkan

Terjadi gangguan drainase dan ventilasi sinus maksila dan frontal gannguan
katifitas silia genangan lendir

Lendir makin kental media baik bagi kuman patogen

Bila edema lama terjadi hipoksia dan retensi lendir bakteri anaerob
berkembang biak dan terjadi kerusakan silia

Bila proses berlangsung lama terjadi perubahan jaringan seperti jaringan


polipoid, hipertrofi, polip, kista
Sinus maksila (Antrum High More) paling sering terkena infeksi o.k.:

merupakan sinus paranasal terbesar

ostium sinus terletak di bagian medial atas


muara sinus pada meatus nasi media yang
sempit ( kompleks ostiomeatal/KOM)

dasar sinus merupakan dasar akar gigi

Sinus frontal paling jarang terkena infeksi ok:

ostium sinus terletak di bagian bawah


sinus frontal terbentuk paling akhir, bahkan
pada beberapa orang sinus frontal tidak
berkembang

Faktor predisposisi

Obstruksi mekanik: deviasi septum, hipertrofi konka, tumor, benda asing,


obstruksi kompleks ostiomeatal, polip nasi, hipertrofi adenoid

Rinitis alergika: edema mukosa dan sekret yang banyak merupakan media yang
baik untuk tumbuhnya bakteri

Polusi lingkungan: dapat terjadi perubahan mukosa dan kerusakan silia

Gejalaklinik:
Keluhan:

Rinore purulen > 7 hari, < 8 minggu


Post nasal drip, batuk
Obstruksi nasi
Nyeri pada derah sinus yang terkena
Nyeri alih ke peri orbita, gigi, telinga
Demam, sefalgia

Pemeriksaan fisik

Rinoskopi anterior:

mukosa hidung hiperemi & edema

sekret purulen di meatus nasi media dan/


superior

kelainan lain yang menyertai sebagai faktor


predisposisi

Rinoskopi posterior: terdapat post nasal


drip di dinding belakang faring

Pemeriksaan penunjang:

Transiluminasi: normal sinus maksila dan frontal terlihat terang, pada keadaan
patologis sinus terlihat suram

Radiologis: rutin dg pemeriksaan posisi Waters untuk melihat sinus maksila,


frontal, etmoid. Posisi lateral untuk melihat sinus sfenoid, etmoid dan frontal.
Pemeriksaan lain dengan CT scan posisi koronal dan MRI
Indikasi pemeriksaan radiologis:

~
~
~

sinusitis akut dengan tanda & gejala yg berat


tidak ada perbaikan dengan terapi yang
adekuat
kecurigaan adanya cairan dan jaringan
patologis dalam rongga sinus

Sinuskopi: pemeriksaan sinus maksila dengan alat endoskop. Endoskop


dimasukkan ke dalam rongga sinus melalui lobang pada fossa kanina atau meatus nasi
inferior. Dievaluasi kondisi sinus, mukosa, jaringan patologis yang didapatkan
Pola kuman:

Bakteri Gram positip merupakan bakteri dominan Streptococcus pneumoniae 30


50% kasus
- Hemophylus influenzae 20 40 %
- Staphylococcus epidermis
- Streptococcus anhemolyticus
- Moraxella catharalis
- Staphylococcus aureus

Bakteri Gram positip


- Golongan Pseudomonas
- Enterobacter aerogenes

Terapi
Terapi yg diberikan berupa terapi medikamentosa:

Antibiotik: - Lini I: Amoksisilin, Kotrimoksasol


- Lini II: Amoksisilin klavulanat
Sefalosporin generasi II
Makrolid, Linkosamid
Diberikan 10 14 hari, bila tak ada perbaikan
perlu pemeriksaan foto polos, test alergi, kultur
Terapi tambahan: - Dekongestan

- Mukolitik
- Penderita atopi: antihistamin

Pembedahan: jarang diperlukan, kecuali bila terjadi komplikasi ke orbita /


intrakranial atau nyeri hebat karena sumbatan ostium
Sinusitis kronis
Peradangan mukosa hidung dan sinus paranasal > 8 minggu, umumnya susah sembuh
dengan terapi medikamentosa
Perlu dicari faktor penyebab dan predisposisi
Keluhan: - rinore kental dan lama
- obstruksi nasi
- post nasal drip, batuk
- pendengaran terganggu: o.k. sumbatan
muara tuba
- gejala sistemik sering tidak jelas
Pemeriksaan:

Pemeriksaan fisik:
Rinoskopi anterior:
x Sekret purulen di kavum nasi, meatus nasi media
x kadang disertai polip
x adanya faktor predisposisi: deviasi septi,
kelainan kompleks ostiomeatal, hipertrofi
adenoid
Rinoskopi posterior: post nasal drip
di nasofaring atau orofaring
Pemeriksaan penunjang:
Transiluminasi: suram pada sinus yang sakit
Punksi dan irigasi sinus maksila: keluar pus,
dapat dilakukan pemeriksaan kultur dan
resistensi kuman

Sinuskopi: terlihat pus dan jaringan abnormal


pada sinus yang diperiksa

Radiologis:
x Foto polos Waters, Lateral: adanya air
fluid level / perselubungan di sinus maksila
x CT scan potongan koronal: dapat diketahui
perluasan penyakit, kelainan kompleks
ostiomeatal

Terapi

Medikamentosa: bila tidak terdapat faktor predisposisi

Antibiotik: pada sinusitis kronik peran bakteri


diragukan dan kegunaan terapi medik terbatas
Antibiotik digunakan sebagai terapi awal
seperti pada sinusitis akut atau sebagai payung
untuk persiapan tindakan selanjutnya

Terapi medik tambahan:


x Dekongestan oral / topikal
x Mukolitik
x Antihistamin
x Kortikosteroid oral / topikal

Tindakan operatif:
Indikasi tindakan:
- pengobatan medikamentosa tidak berhasil
- adanya kelainan mukosa yang bersifat menetap
Jenis tindakan yang dikerjakan:
x Antrostomi meatus nasi inferior
x Caldwell- Luc
x Bedah Sinus Endoskopik Fungsional (BSEF) /
Functional Endoscopic Sinus Surgery (FESS)
Mengatasi faktor predisposisi mis deviasi septum, hipertrofi adenoid dll

Komplikasi
Osteomyelitis & abses subperiostal: sering terjadi pada sinusitis frontal dan pada anakanak. Pada sinusitis maksila dapat terjadi fistel oroantral

Otitis media: dapat terjadi otitis media akut maupun kronis dan otitis media serosa

Kelainan pada orbita: penyebaran dapat terjadi perkontinuitatum atau


tromboflebitis.
kelainan yang terjadi: edema palpebra, selulitis orbita, abses subperiostal, abses orbita

Kelainan intrakranial: meningitis, abses otak, abses ektradural/subdural, trombosis


sinus kavernosus

Kelainan paru: bronkitis kronis , bronkiektasis. Kelainan sinus dan paru disebut:
sinobronkitis.

Anda mungkin juga menyukai