Anda di halaman 1dari 13

Pendahuluan - 1

MODUL 1 - PENDAHULUAN
(Keputusan dan Pengambilan Keputusan)

1.1 Pengertian Keputusan


Terdapat beberapa pengertian keputusan yang telah disampaikan oleh para ahli,
diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut Ralp C. Davis
Keputusan adalah hasil pemecahan masalah yang dihadapinya dengan tegas.
Suatu keputusan merupakan jawaban yang pasti terhadap suatu pertanyaan.
Keputusan harus menjawab pertanyaan tentang apa yang dibicarakan dalam
hubungannya dengan perencanaan. Keputusan dapat pula berupa tindakan
terhadap pelaksanaan yang sangat menyimpang dari rencana semula.
(2).Menurut Mary Follet
Keputusan adalah suatu hukum atau sebagai hukum situasi.
Apabila semua fakta dari situasi itu dapat diperolehnya dan semua yang terlibat,
baik pengawas maupun pelaksana mau mentaati hukumnya atau ketentuannya,
maka tidak sama dengan mentaati perintah. Wewenang tinggal dijalankan,
tetapi itu merupakan wewengan dari hukum situasi.
(3).Menurut James A.F. Stoner
Keputusan

adalah

pemilihan

diantara

alternatif-alternatif.

Definisi

ini

mengandung tiga pengertian, yaitu :


a. Ada pilihan dasar logika atau pertimbangan
b. Ada beberapa alternatif yang harus dan dipilih salah satu yang terbaik
c. Ada tujuan yang ingin dicapai, dan keputusan itu makin mendekatkan pada
tujuan tersebut.
(4).Menurut Prof.Dr.Prajudi Atmosudirjo,SH.
Keputusan adalah suatu pengakhiran dari proses pemikiran tentang suatu
masalah atau problema untuk menjawab pertanyaan apa yang harus diperbuat
guna mengatasi masalah tersebut, dengan menjatuhkan pilihan pada suatu
alternatif.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 2

Dari pengertian-pengertian keputusan di atas, dapat ditarik suatu kesimpulan


bahwa:

Keputusan merupakan suatu pemecahan masalah sebagai suatu hukum situasi


yang dilakukan melalui pemilihan satu alternatif dari beberapa alternatif

1.2 Pengertian Pengambilan Keputusan


Terdapat beberapa pengertian pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh
para ahli, diantaranya adalah sebagai berikut :
(1).Menurut George R. Terry
Pengambilan keputusan adalah pemilihan alternatif perilaku (kelakuan) tertentu
dari dua atau lebih alternatif yang ada.
(2).Menurut S.P. Siagian
Pengambilan keputusan adalah suatu pendekatan yang sistematis terhadap
hakikat alternatif yang dihadapi dan mengambil tindakan yang menurut
perhitungan merupakan tindakan yang paling tepat.
(3).Menurut James A.F. Stoner
Pengambilan keputusan adalah proses yang digunakan untuk memilih suatu
tindakan sebagai cara pemecahan masalah
Dari pengertian-pengertian pengambilan keputusan di atas, dapat ditarik suatu
kesimpulan bahwa :
Pengambilan keputusan merupakan suatu proses pemilihan alternatif terbaik
dari beberapa alternatif secara sistematis untuk ditindaklanjuti (digunakan)
sebagai suatu cara pemecahan masalah

1.3 Proses Pengambilan Keputusan


Proses pengambilan keputusan merupakan tahap-tahap yang harus dilalui atau
digunakan untuk membuat keputusan. Tahap-tahap ini merupakan kerangka dasar,
sehingga setiap tahap dapat dikembangkan lagi menjadi beberapa sub tahap
(disebut langkah) yang lebih khusus/spesifik dan lebih operasional.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 3

Secara umum, proses pengambilan keputusan terdiri atas tiga tahap, yaitu sebagai
berikut :
(1).Penemuan Masalah
Tahap ini merupakan tahap untuk mendefinisikan masalah dengan jelas,
sehingga perbedaan antara masalah dan bukan masalah (misalnya isu) menjadi
jelas.
(2).Pemecahan Masalah
Tahap ini merupakan tahap penyelesaian terhadap masalah yang sudah ada
atau sudah jelas. Langkah-langkah yang diambil adalah sebagai berikut :
1. Identifikasi alterntif-alternatif keputusan untuk memecahkan masalah
2. Perhitungan mengenai faktor-faktor yang tidak dapat diketahui sebelumnya
atau di luar jangkauan manusia, identifikasi peristiwa-peristiwa di masa
datang (state of nature)
3. Pembuatan alat (sarana) untuk mengevaluasi atau mengukur hasil, biasanya
berbentuk tabel hasil (pay off table).
4. Pemilihan dan penggunaan model pengambilan keputusan
(3).Pengambilan Keputusan
Keputusan yang diambil adalah berdasarkan pada keadaan lingkungan atau
kondisi yang ada, seperti kondisi pasti, kondisi beresiko, kondisi tidak pasti, dan
kondisi konflik.
Terdapat beberapa pendapat para ahli tentang proses pengambilan keputusan,
yang dapat dijadikan bandingan dengan pendapat di atas, diantaranya adalah
sebagai berikut :
(1).Menurut Simon (1960)
Simon (1960) mengajukan model yang menggambarkan proses pengambilan
keputusan. Proses ini terdiri atas tiga fase, yaitu :
1. Intelligence
Tahap ini merupakan proses penelusuran dan pendeteksian dari lingkup
problematika serta proses pengenalan masalah. Data masukan diperoleh,
diproses, dan diuji dalam rangka mengidentifikasikan masalah.

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 4

2. Design
Tahap

ini

merupakan

proses

menemukan,

mengembangkan,

dan

menganalisis alternatif tindakan yang bisa dilakukan. Tahap ini meliputi


proses untuk mengerti masalah, menurunkan solusi, dan menguji kelayakan
solusi.
3. Choice
Pada tahap ini dilakukan proses pemilihan diantara berbagai alternatif
tindakan yang mungkin dijalankan. Hasil pemilihan tersebut kemudian
diimplementasikan dalam proses pengambilan keputusan.
Ketiga langkah proses pengambilan keputusan yang telah disampaikan oleh
Simon (1960) dapat digambarkan sebagai berikut :

INTELLIGENCE
(Penelusuran Lingkup Masalah)

Sistem Infromasi Manajemen/


Pengolahan Data Elektronik

DESIGN
(Perancangan Penyelesaian Masalah)
CHOICE
(Pemilihan Tindakan)

Ilmu Manajemen/
Operation Research

IMPLEMENTATION
(Pelaksanaan Tindakan)

Gambar 1.1 Fase Proses Pengambilan Keputusan


Meskipun implementasi termasuk tahap ketiga, namun ada beberapa pihak
berpendapat bahwa tahap ini perlu dipandang sebagai bagian yang terpisah
guna menggambarkan hubungan antar fase secara lebih komprehensif. Dalam
hal ini, Model Simon juga menggambarkan kontribusi Sistem Informasi
Manajemen (SIM) dan Ilmu Manajemen/Operations Research (IM/OR) terhadap
proses pengambilan keputusan.
Dari gambar dan deskripsi di atas, jelas bahwa Pengolahan Data Elektronik
(PDE) dan SIM mempunyai kontribusi dalam fase Intelligence, sedangkan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 5

IM/OR berperan penting dalam fase Choice. Tidak tampak pendukung yang
berarti pada tahap design.
(2).Menurut Richard I. Levin, dkk
Menurut Richard, et., all. Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Observasi
Tahap ini berupa (aktivitas proses) kunjungan lapangan, konprensi,
observasi, dan riset yang dapat menjadi informasi dan data penunjang.
2. Analisis dan Pengenalan Masalah
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) penentuan penggunaan,
penentuan tujuan, dan penentuan batasan-batasan yang dapat menjadi
pedoman atau petunjuk yang jelas untuk mencari pemecahan yang
dibutuhkan.
3. Pengembangan Model
Tahap ini dapat berupa (aktivitas proses) peralatan pengambilan keputusan
antar hubungan model matematik, riset yang dapat menjadi (output proses)
model yang berfungsi di bawah batasan lingkungan yang telah ditetapkan.
4. Memilih Data Masukan yang Sesuai
Tahap ini dapat berupa data internal dan eksternal, kenyataan, pendapat,
serta data bank komputer yang dapat menjadi (output process) input yang
memadai untuk mengerjakan dan menguji model yang digunakan.
5. Perumusan dan Pengujian
Tahap ini berupa pengujian, batasan, dan pembuktian yang dapat menjadi
pemecahan yang membantu pencapaian tujuan.
6. Penerapan Pemecahan
Tahap

ini

berupa

pembahasan

perilaku,

pelontaran

ide,

pelibatan

manajemen, serta penjelasan yang menjadi pemahaman manajemen untuk


menunjang model operasi dalam jangka yang lebih panjang.
(3).Menurut Sir Francis Bacon
Menurut Sir Francis Bacon Proses Pengambilan Keputusan terdiri atas 6 tahap,
yaitu sebagai berikut :
1. Merumuskan/Mendefiniskan Masalah
Tahap ini merupakan usaha untuk mencari permasalahan yang sebenarnya

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 6

2. Pengumpulan Informasi yang Relevan


Tahap ini merupakan pencarian faktor-faktor yang mungkin terjadi sehingga
dapat diketahui penyebab timbulnya masalah
3. Mencari Alternatif Tindakan
Tahap ini merupakan pencarian kemungkinan yang dapat ditempuh
berdasarkan data dan permasalahan yang ada
4. Analisis Alternatif
Tahap ini merupakan analisis terhadap setiap alternatif menurut kriteria
tertentu yang sifatnya kualitatif atau kuantitatif
5. Memilih Alternatif Terbaik
Tahap ini merupakan pemilihan alternatif terbaik yang dilakukan atas kriteria
dan skala prioritas tertentu
6. Melaksanakan Keputusan dan Evaluasi Hasil
Tahap ini merupakan tahap pelaksanaan dan pengambilan tindakan.
Umumnya tindakan ini dituangkan ke dalam rencana tindakan. Evaluasi
hasil memberikan masukan/umpan balik yang bergunan untuk memperbaiki
suatu keputusan atau mengubah tujuan semula karena telah terjadi
perubahan-perubahan.
(4).Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo
Menurut Prof.Dr.S.Prajudi Atmosudirjo Proses Pengambilan Keputusan terdiri
atas 5 tahap, yaitu sebagai berikut :
1. Seseorang mula-mula harus menyadari dan menempatkan diri sebagai
pimpinan dalam organisai dan bertanggung jawab sebagai pimpinan
organisasi serta harus memutuskan sesuatu jika dalam organisasi tersebut
muncul masalah.
2. Masalah yang dihadapi, terlebih dahulu harus ditelaah, mengingat masalah
tersebut memiliki macam-macam sifat, bentuk dan kompleksitasnya.
3. Setelah ditelaah, kemudian harus dianalisis situasi yang mempengaruhi
organisasi dan masalahnya.
4. Menelaah keputusan yang dibuatnya, terutama yang ditelaah adalah
alternatif-alternatif yang dikemukakan dengan konsekuensi masing-masing
untuk kemudia dipilih satu di antara alternatif-alternatif tersebut yang
dianggap paling tepat

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 7

5. Setelah

keputusan

diambil,

kemudian

keputusan

itu

dilaksanakan.

Keberhasilannya tergantung pada jiwa dan manajemen dari kepemimpinan.

1.4 Pengambilan Keputusan Individu


Robin (1991) mengemukakan model-model pengambilan keputusan individual,
dengan pendekatan contongency (model pengambilan keputusan yang dipilih dan
diguanakan sesuai dengan situasi tertentu, antara lain sebagai berikut :
(1).The Satisficing Model
Esensi dari the satisficing model, pada saat dihadapkan pada masalah
kompleks, pengambil keputusan berusaha menyederhanakan masalah-masalah
pelik sampai pada tingkat dimana dia siap untuk memahaminya. Dalam model
ini pembatasan proses pemikiran diarahkan pada pengambilan keputusan
dengan

bounded

rationality

(rasionalitas

terbatas),

yaitu

proses

penyederhanaan model dengan mengambil inti masalah yang paling esensial


tanpa melibatkan seluruh permasalahan yang konkrit
Rasionalitas terbatas adalah batas-batas pemikiran yang memaksa orang
membatasi pandangan mereka atas masalah dan situasi. Pemikiran itu terbatas,
karena pikiran manusia tidak memiliki kemampuan untuk memisahkan dan
mengolah informasi yang bertumpuk. Bagi para pengambil keputusan, daripada
mempertimbangkan enam atau delapan alternatif, lebih baik cukup bekerja
dengan dua atau tiga alternatif untuk mencegah kekacauan. Pada dasarnya,
manusia sudah berpikir logis dan rasional, tetapi dalam batas-batas yang
sempit.
Langkah-langkah model pengambilan keputusan ini (the satisficing model)
adalah sebagai berikut :
1. Penetapan tujuan pengambilan keputusan berkaitan dengan adanya
masalah tertentu
2. Menyederhanakan masalah
3. Penetapan standar minimum dari serangkaian kriteria keputusan
4. Mengidentifikasi serangkaian alternatif yang dibatasi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 8

5. Menganalisis dan membandingkan setiap alternatif, apakah memenuhi


kendala, lebih besar atau sama dengan standar minimum dari serangkaian
keputusan
6. Apakah alternatif yang memenuhi syarat itu ada ?
7. Jika ya, pilih salah satu alternatif yang dianggap terbaik
8. Jika tidak, dilakukan kembali pencarian alternatif seperti pada langkah
kelima

MASALAH
Perumusan
Kebutuhan akan
Keputusan

MASALAH

Penyederhanaan
Masalah

Standar
Minimum
x
y
z

Perumusan
Kriteria

A1
A2
A3

Identifikasi
Alternatif

1. A1 > x, y, z ?
2. A2 > x, y, z ?
3. A3 > x, y, z ?
Bandingkan alternatifalternatif berdasarkan
kriteria yang telah disepakati

?
Ya

Ada alternatif yang


memuaskan ?

Pilihan
Memuaskan
Penentuan
Pilihan Terbaik

Tidak

A4
A5

Cari Alternatif Lain

Gambar 1.2 The Satisficing Model (Robbins, 1991)


(2).The Optimizing Decision Making Model
Dalam model ini, decesion maker yang penuh keyakinan berusaha menyusun
alternatif-alternatif, memperhitungkan untung rugi dari setiap alternatif itu
terhadap tujuan organisasi. Setelah itu, diperkirakan kemungkinan timbulnya
bermacam-macam kerjadian di kemudian hari, mempertimbangkan dampak dari
kejadian-kejadian itu terhadap alternatif-alternatif yang telah dirumuskan, dan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 9

menyusun urut-urutannya secara sistematis sesuai prioritas. Barulah dibuat


keputusan yang dianggap sudah optimal karena telah memperhitungkan semua
faktor yang berkaitan dengan keputusan tersebut.
Model ini menggambarkan bagaimana individu harus memaksimalkan hasil dari
keputusan yang diambilnya. Lima tahap/langkah yang harus diikuti, baik secara
implisit maupun eksplisit dalam proses keputusan menurut model ini, yaitu :
1. Tegaskan kebutuhan untuk suatu keputusan
2. Identifikasi kriteria keputusan
3. Alokasi bobot nilai pada kriteria
4. Kembangkan berbagai alternatif
5. Evaluasi alternatif-alternatif tersebut di atas
6. Pilih alternatif terbaik
(3).The Implicit Favorite Model
Model ini dirancang dalam kaitan dengan keputusan kompleks dan tidak rutin.
Model ini menyangkut proses penyederhanaan masalah yang kompleks oleh
individu pembuat keputusan. Bedanya dengan satisficing model, bahwa model
ini tidak memasuki tahap pengambilan keputusan melalui pengevaluasian
alternatif yang cukup sulit karena perlu rasional dan obyektif.

A1

Pemilihan
Alternatif yang
Disukai
MASALAH
Perumusan
Kebutuhan akan
Keputusan

A1
?
A2

Identifikasi
Calon Alternatif
Pembanding

A3

Identifikasi
Alternatif

A1

atau

A2

Pembandingan
Alternatif

Kriteia

A1

Perumusan Kriteria
Tambahan

Implicit
Favorite
Pemilihan Alternatif
Idaman

Gambar 1.3 The Implicit Favorite Model (Robbins, 1991)

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

Pendahuluan - 10

Dari gambar di atas, dapat dijelaskan langkah-langkah dari model ini, yaitu
sebagai berikut :
1. Menentukan kebutuhan untuk mengambil keputusan karena ada masalah
2. Mengidentifikasi alternatif dan langsung menetapkan pilihan satu alternatif
menurut preferensinya
3. Mengidentifikasi alternatif lain, kemudian dipilih lagi satu alternatif lain
sebagai pembanding untuk mengukuhkan alternatif favorit.
4. Memilih alternatif yang menjadi idaman pengambil keputusan.
(4).The Intuitive Model
The intuitive decesion making didefinisikan sebagai suatu proses bawah
sadar/tidak sadar yang timbul atau tercipta akibat pengalaman yang terseleksi.
Model ini tidak berarti sama sekali dilaksanakan tanpa analisis rasional.
Irasional dan rasional saling melengkapi dalam proses keputusan. Terdapat dua
pendekatan dalam menggunakan model ini, yaitu :
1. A front end approach
Pengambil keputusan mencoba untuk menghindari menganalisis masalah
secara

sistematis.

Di

sini

intuisi

diberi

kekuasaan

penuh

untuk

mengembangkan suatu gagasan yang mencoba untuk memunculkan


kemungkinan-kemungkinan yang luar biasa. Jadi keputusan tidak dibangun
dari data yang lalu.
2. A back end approach
Pengambilan keputusan menggunakan intuisi dengan bersandar pad
analisis, rasional, untuk mengidentifikan dan mengalikasi bobot nilai kriteria.
Seperti halnya untuk mengambang dan mengevalusi berbagai alterantif.
Pada saat tahap ini sudah dilaksanakan, si pengambil keputusan
beristirahat

satu atau dua hari dari kegiatan keputusan ini, sebelum

menentukan pilihan keputusan akhir (final).


1.5 Pengambilan Keputusan Kelompok
Menurut Bodily (1985) model pengambilan keputusan kelompok dimulai dari bentuk
metode yang sederhana berlanjut ke bentuk lebih canggih, yang paling baik
dilaksanakan adalah dengan bantuan komputer. Bodily ingin menggambarkan
bahwa apapun metodenya, pada dasarnya harus dapat memasukkan preferensi

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

10

Pendahuluan - 11

individu

dan

selanjutnya

dapat

mengakomodasikan

berbagai

kepentingan

kelompok.
Beberapa metode pengambilan keputusan kelompok yang dikemukakan oleh
Bodily, anatara lain sebagai berikut :
(1).Pareto Optimality
Perangkat optimal pareto memilih satu alternatif yang tidak didominasi oleh
alternatif lainnya. Kekurangan dari Pareto adalah adanya peringkat alternatifalternatif yang lengkap yang belum diidentifikasi sehingga setiap individu
memperoleh keuntungan dengan beralih dari alternatif non-Pareto ke alternatif
optimal pareto, karena pilihan kelompok dimulai jika perangkat pareto telah
diidentifikasi.

Pendekatan

yang

lebih

baik

adalah

terlebih

dahulu

mengidentifikasi alternatif optimal pareto. Jika ada beberapa alternatif pareto,


dibutuhkan metode lain untuk memilih satu alternatif.
(2).The Nash Bargaining Solution
Salah satu cara memandang masalah keputusan kelompok adalah tawar
menawar (bargaining). Nash merumuskan masalah tawar menawar ini sampai
kepada solusinya. Hasilnya adalah para pelaku harus meningkatkan produk
yang bermanfaat bagi mereka masing-masing (product individual utilities).
Peranan solusi Nash tersebut adalah menghitung sejauh mana keuntungan
relatif dari suatu tawar menawar dengan nilai dasar yang akan berlaku, bila tidak
ada kesepakatan. Pendekatan Nash didasarkan pada pengertian bersaing dari
pembuat keputusan kelompok dan solusi equilibrium terhadap masalah tawar
menawar. Dampak ancaman dari masing-masing pelaku ikut dipertimbangkan.
Masing-masing individu mencari kebaikan untuk kepentingan diri sendiri dan
atau kelompoknya.
1.6 Pendekatan Pengambilan Keputusan
Berikut ini disajikan beberapa pendekatan dalam pengambilan keputusan, dengan
uraian sebagai berikut :
(1).Rasional Analitis
Pengambil keputusan rasional analitis mempertimbangkan semua alternatif
dengan segala akibat dari pilihan yang diambilnya, menyusun segala akibat dan
memperlihatkan dan memperhatikan skala pilihan (scale of preference) yang
pasti, dan memilih alternatif yang memberikan hasil maksimum. Pengambilan

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

11

Pendahuluan - 12

keputusan secara rasional analitis menurut Mangkusubroto dan Trisnadi (1985)


dapat digambarkan sebagai berikut :

LINGKUNGAN

ANALISIS KEPUTUSAN
Kecerdasan

Tidak pasti
Kompleks
Dinamis
Persaingan
Terbatas

Persepsi

Falsafah

Pilihan

Infromasi

Preferensi

Alternatif
Penetapan
kemungkinan
Struktur Model
LOGIKA
Penetapan nilai
Preferensi waktu
Preferensi risiko

Keputusan

Hasil

Aksi

Sukses,
tidak

Sensitifitas
nilai informasi

Bingung,
cemas

Berfikir

Puji,
cela

Gambar 1.4 Diagram Pengambilan Keputusan dengan Rational Analysis


(2).Intuitif Emosional
Pengambil keputusan dengan intuitif emosional menyukai kebiasaan dan
pengalaman, perasaan yang mendalam, pemikiran yang reflektif dan naluri
dengan menggunakan proses alam bawah sadar. Proses ini dapat didorong
oleh naluri, orientasi kreatif, dan konfrontasi kreatif. Mereka yang menentang
pendekatan

ini

mengemukakan

bahwa

cara

ini

tidak

secara

efektif

menggunakan semua sarana yang ada bagi keputusan modern.


Model pengambil keputusan yang menggunakan intuisinya seringkali dikritik
sebagi immoral. Kritik yang sering dilontarkan terhadap pengambilan keputusan
dengan intuisi adalah karena kurang mengadakan analisis yang terkendali maka
perhatian hanya ditujukan pada beberapa fakta dan melupakan banyak elemen
penting. Dalam pengambilan keputusan dengan menggunakan intuisi tidak
banyak tergantung pada fakta yang lengkap. Model pengambilan keputusan
dengan intuisi menurut Mangkusubroto dan Trisnadi (1985) dapat digambarkan
sebagai berikut :

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

12

Pendahuluan - 13

LINGKUNGAN
Kecerdasan
Tidak pasti
Kompleks
Dinamis
Persaingan
Terbatas

Pilihan

Intuisi

Persepsi

Informasi

Falsafah

Bingung,
cemas

Logika tidak
dapat
diperiksa

Hasil

Keputusan

Preferensi

Berfikir

Rasa tidak
enak

Aksi

Puji,
cela

Sukses,
tidak

Gambar 1.5 Diagram Pengambilan Keputusan dengan Intuitif Emosional

PUSAT PENGEMBANGAN BAHAN AJAR-UMB

ALFA FIRDAUS, ST., MT.

ANALISIS KEPUTUSAN

13

Anda mungkin juga menyukai