Anda di halaman 1dari 3

RESEP BARU DALAM PEMBANGUNAN KOTA MELALUI LEARNING CITY

Oleh:
Rody Nur Rochman 135060601111034
Jurusan Perencanaan Wilayah & Kota

Kota yang terbelenggu dalam keterbelakangan, kemiskinan, dan kesengsaraan


sebuah masalah yang bersumber dari kurang berkembangnya sumber daya manusia.
Malasah tersebut yang dihadapi setiap negara akan selalu dibarengi dengan masalah laju
pertumbuhan penduduk yang kemudian menghasilkan pengangguran, ketimpangan
dalam distribusi pendapatan nasional maupun pembangunan, dan pendidikan yang
menjadi modal utama untuk dapat bersaing di dunia kerja dewasa ini. Tidak dapat
dipungkiri bahwa yang menjadi musuh utama dari sebuah daerah suatu negara adalah
minimnya sumber daya manusia.
Rendahnya kualiatas juga merupakan salah satu penyebab sebuah kota menjadi
terbelenggu dalam keterbelakangan, kemiskinan, dan kesengsaraan. Ini disebabkan
karenan rendahnya tingkat pendidikan dan usaha dalam mendapatkan sebuah
pengetahuan baru.
Pengetahuan merupakan sesuatu yang sangat penting dalam kehidupan
manusia. Apa jadinya jika manusia tanpa ilmu pengetahuan? Tanpa ilmu pengetahuan,
kehidupan manusia ibarat orangbuta tanpa tongkat. dengan ilmu pengetahuan yang kita
miliki sekarang saja kita masih sering jatuh bangun dalam menjalani kehidupan ini.
Dalam menanggulangi maupun mencegah masalah daerah di suatu kota yang
terbelenggu dalam keterbelakangan, kemiskinan, dan kesengsaraan tersebut sebuah kota
dapat menerapkan konsep Learning City.
Mungkin sebagian dari kita pernah mendengar konsep Learning City tapi
tahukah pa itu Learning City?
Learning City merupakan konsep pengembangan kota berbasis pemberdayaan
manusia, dimana memungkinkan seluruh kota dan fasilitas-fasilitas umum menjadi
tempat belajar bagi masyarkat, dan terdapat lembaga-lembaga pendidikan berkualitas
tinggi dan terjangkau, sehingga jutaan manusia cerdas dan kreatif bisa segera dibentuk.
Kota yang memiliki perpustakaan-perpustakaan besar yang menyenangkan, sehingga

mmbuat semua orang, semua anak bisa dengan cepat menyerap semua ilmu
pengetahuan,

sehingga

dapat

memicu

produktivitas

manusia

dan

mampu

mengakselerasikan ekonomi kota.


Sepanjang sejarah dunia dan terlebih lagi pada abad 21, era persaingan gloal
tidak pernah dibentuk oleh sumber daya alam, oleh rempah-rempah, emas, minyak
bumi, atau tanah yang subur. Namun, Keunggulan dalam persaingan ini dibentuk oleh
kualitas manusia. Kota yang unggul adalah kota yang memiliki strategi, sistem, dan
akselerasi pengmbangan kualitas sumber daya manusianya. Jutaan manusia berkualitas
tinggi, cerdas, kreatif, cepat menyerap ilmu pengetahuan dan teknologi serta memiliki
entrepeneurship skill yang tinggi akan membentuk keunggulan kota. Jika semua itu
diciptakan, maka tidak mungkin kota tersebut akan tetap terbelakkang. Kota itu akan
segera berubah menjadi kota masa depan yang maju, makmur, dan menyenangkan.
Kota-kota maju saat ini tentu telah menggunakan konsep Learning City sebagai
salah satu strategi pengembangan kota. Kota-kota maju tersebut merancang strategi dan
sistem dengan efisien dan efektif untuk mempercepat akselerasi pembelaaran seluruh
masyarakatnya. Tidak hanya sekolah-sekolah ataupun perguruan tingginya, melainkan
pembelajaran bagi seluruh warganya dan para pejabatnya.
Di kota itu terdapat pusat-pusat sains, seni, dan teknologi. Elemen-elemen ini
tidak saja melengkapi kota, tapi menjadi bagian dalam menciptakan juataan warga kota
yang berkualitas tinggi, serta akan menarik banyak turis untuk datang berkunjung.
Sehingga, kota itu akan mendapatkan dua keuntungan besar sekaligus.
Dapat dibayangkan jika di sebuah kota terdapat perpustakaan besar yang
menyenangkan, taman taman kota indah yang meminjamkan buku bagi yang ingin
membacanya. Tentu kota tersebut akan terhindar dari keterpurukan dan kemiskinan.
Masyarakat akan belajar dengan penuh semangat dan menyerap ilmu pengetahuan dan
teknologi dengan cepat. Bukan hanya perpustakaan, taman-taman, ataupun sekolahsekolah saja yang menjadi pusat pembelajaran, melainkan bisa juga dengan kedai-kedai,
yang dirancang sebagai tempat membaca yang menyenangkan, dan juga halte bus,
stasiun kereta api, serta bandara yang dihiasi poster-poster berisi beragam pengetahuan
menarik. Bahkan di toilet-toilet umum juga dihiasi pengetahuan-pengetahuan yang
motivatif dan inspiratif. Jadi, masyarakat akan senatiasa belajar dimanapun dan

kapanpun. Masyarakat kota yang selalu belajar tersebut adalah masyarakat yang ideal
untuk kemajuan suatu bangsa. Namun, dalam mendorong konsep Learning City ini
tentunya dibutuhkan dukungan dari pemerintah dalam memberikan dana dan fasilitasfasilitas tersebut.
Untuk mewujudkan sebuah kota dengan konsep Learning City tersebut
diperlukan dalam mendorong minat dan motivasi belajar dari masyarkat agar tersadar
akan pentingnya ilmu pengetahuan bagi kehidupannya. Strategi untuk mewujudkan
Learning City (Wiryokusumo, 2010) antara lain mulai memperkenalkan teknologi
kepada masyarakat dan anak sejak dini dan membiasakan mereka untuk bergaul
dengan teknologi di lingkungannya, mengembangkan kawasan Learning Center di kota
yang memiliki kegiatan pembelajaran dan terus menerus bagi masyarkat kota, serta
teknologi pembelajaran dan komuniskasi sangat berpengaruh terhadap pembelajaran
masyarakat perkotaan.
Dengan strategi Learning City sebuah kota akan tumbuh menjadi kota yang
menyenangkan dan perkembangan ekonomi suatu kota akan tumbuh pesat. Itu
dikarenakan strategi Learning City adalah sebuah metode pengembangan kota berbasis
pemberdayaan perencanaan keatas (Bottom up planning), dimana masyarkat menjadi
sasaran utama dalam pembangunan kota. Dengan demikian, jutaan manusia yang
berkualitas akan terbentuk dan kemajuan bangasa akan terjadi. Selain itu, masyarakat
yang terbentuk dari pemberdayaan tersebut akan mengubah perkembangan ekonomi
kota yang secara mandiri memiliki kesejahteraan bagi dirinya dan juga dapat
mensejahterkaan negara.

Anda mungkin juga menyukai