Oleh : KELOMPOK : VI
1.
2.
3.
4.
SYAHRUJI
IDAWATI
SAMSUDIN
KHUSNUL KHATIMAH
: NIM. 55.2012.0106
: NIM. 55.2012.00
: NIM. 55.2012
: NIM. 55.2012. 0107
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Suatu kegiatan evaluasi dikatakan berhasil jika sang evaluator mengikuti
prosedur dalam melaksanakan evaluasi. Prosedur disini dimaksudkan sebagai
langkah-langkah pokok yang harus ditempuh dalam melakukan evaluasi. Tentu
tidak dapat dipungkiri bahwa banyak pandangan berkaitan dengan prosedur
kegiatan evaluasi ini, namun dalam hal ini penulis akan memaparkan prosedur
evaluasi yang dikembangkan oleh Drs. Zaenal Arifin, M.Pd dalam bukunya
Evaluasi Pembelajaran. Dalam buku tersebut, prosedur yang harus diikuti
evaluator meliputi perencanaan evaluasi, monitoring pelaksanaan evaluasi,
pengolahan data dan analisis, pelaporan hasil evaluasi, dan pemanfaatan hasil
evaluasi.
Dalam kaitannya dengan evaluasi, guru merupakan salah satu sosok
evaluator yang sangat bertanggung jawab terhadap kegiatan evaluasi itu sendiri.
Sebab guru merupakan orang yang melaksanakan proses pembelajaran. karena itu
baik-buruknya evaluasi diantaranya juga tergantung pada sang evaluator.
Dengan demikian, sudah selayaknya evaluator ini mengikuti prosedurprosedur yang telah digariskan. Mengikuti prosedur yang telah ditetapkan bisa
dikatakan sebagai bentuk tanggung jawab seorang evaluator. Dengan mengikuti
prosedur evaluasi yang baik, kegiatan evaluasi dapat dipertanggung jawabkan dan
memiliki arti bagi semua pihak.
memperbaiki mutu yang dapat dilakukan dengan baik tanpa disertai langkah
evaluasi.
Evaluasi merupakan salah satu komponen sistem pembelajaran. Sehingga
tidak mungkin di elakkan dalam setiap proses pembelajaran. Meskipun evaluasi
merupakan tahap akhir dalam pengembangan media, namun bukan berarti
kegiatan ini dilakukan setelah program media tersebut selesai diproduksi. Dalam
kegiatan pengembangan media, sebaiknya dilakukan pada setiap langkah sejak
tahap
perencanaan,
seperti
terlihat
dalam
bagan
arus
pada
kegiatan
Evaluasi tahap ini pilihlah dua orang atau lebih siswa yang dapat mewakili
populasi target dari media yang anda buat. Sajikan media tersebut kepada
mereka secara individual.
b) Evaluasi kelompok kecil.
Pada tahap ini media perlu dicobakan kepada 10-20 orang siswa yang
dapat mewakili populasi target.
c) Evaluasi lapangan.
Evaluasi lapangan merupakan tahap akhir dari evaluasi formatif, yang
perlu anda lakukan adalah usahakan memperoleh informasi yang sebenarbenarnya. Setelah melalui dua tahap evaluasi diatas tentulah media
tersebut mendekati kesempurnaannya. Namun dengan itu masih harus
dibuktikan. Lewat evaluasi lapangan inilah kebolehan media yang kita
buat itu diuji.
d) Evaluasi Sumatif
Evaluasi sumatif dilakukan pada akhir pembelajaran. Bertujuan untuk
mengetahui keberhasilan atau keefektifan suatu media pembelajaran.
Evaluasi sumatif ini merupakan final dari evaluasi sebelumnya.
Prinsip Prinsip Dasar Evaluasi Pembelajaran ;
1. Evaluasi bertujuan membantu pemerintah dalam mencapai tujuan
pembelajaran bagi masyrakat.
2. Evaluasi adalah seni, tidak ada evaluasi yang sempurna, meski dilkukan
dengan metode yang berbeda.
3. Pelaku evaluasi atau evaluator tidak memberikan jawaban atas suatu
pertanyaan tertentu. Evaluator tidak berwenang untuk memberikan
rekomendasi terhadap keberlangsungan sebuah program. Evaluator hanya
membantu memberikan alternatif.
4. Penelitian evaluasi adalah tanggung jawab tim bukan perorangan.
5. Evaluator tidak terikat pada satu sekolah demikian pula sebaliknya.
Media
and
materials
(penggunaan
media
dan
bahan),
semua
keperluan
diidentifikasi,
Hannafin
dan
Peck
desain;
bertujuan
untuk
mengidentifikasikan
dan
serta
penilaian
formatif
(dilakukan
sepanjang
proses
model
ADDIE:
analysis-
design-
development-
4. Model
pengembangan
sistem
pembelajaran
yang
berorientasi
pada
kompetensi.
Kompetensi adalah kemampuan bersikap, berpikir, dan bertindak
secara konsisten sebagai perwujudan dari pengetahuan, sikap, dan
keterampilan yang dimiliki peserta didik. Pengembangan sistem pembelajaran
yang berorientasi pada kompetensi merupakan pengembangan dan penjabaran
dari Kurikulum Berbasis Kompetensi dan Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan yang menekankan pencapaian kompetensi-kompetensi tertentu.
Kompetensi yang dikembangkan adalah keterampilan dan keahlian
bertahan
hidup
dalam
perubahan,
pertentangan,
ketidakmenentuan,
Sumber belajar bukan hanya guru, tetapi juga sumber-sumber lain yang
memenuhi unsur edukatif.
Penilaian menekankan pada proses dan hasil belajar dalam upaya penguasaan
atau pencapaian suatu kompetensi.
Model pengembangan sistem pembelajaran yang berorientasi pada
kompetensi Disebut dengan model Desain Sistem Instruksional Berorientasi
Pencapaian Kompetensi (DSI-PK), yaitu gambaran proses rancangan
sistematis tentang pengembangan pembelajaran baik mengenai proses
maupun bahan pembelajaran yang sesuai dengan kebutuhan dalam upaya
pencapaian kompetensi.
PENUTUP
Evaluasi pembelajaran berkaitan dengan pemahaman, perbaikan, dan
penerapan metode-metode penilaian efektivitas dan efisiensi kegiatan-kegiatan
sebelumnya: seberapa baik program pembelajaran didesain, seberapa jauh program
ini dikembangkan, apakah dimanfaatkan dengan baik, dan seberapa baik program ini
dikelola. Hasil dari evaluasi ini adalah deskripsi kekurangan yang ada, konsekuensikonsekuensinya, dan rekomendasi untuk perbaikan.
Oleh karena begitu banyaknya model biasanya kita lalu dihadapkan pada
pertanyaan mau pakai model yang mana? Dalam hal memilih model ini setidaknya
ada lima kriteria yang dapat dipakai sebagai pedoman dalam memilih model
pengembangan desain pembelajaran. Model yang baik adalah model yang:
Sederhana: bentuk yang sederhana akan mempermudah untuk mengerti,
mengikuti dan menggunakannya Lengkap: suatu model pengembangan desain
pembelajaran yang lengkap haruslah mengandung 3 unsur pokok yaitu: identifikasi,
pengembangan dan evaluasi. Mungkin diterapkan: artinya model yang dipilih
hendaklah dapat diterima dan dapat diterapkan (applicable), sesuai dengan situasi dan
kondisi setempat.
Luas: jangkauan model tersebut hendaklah cukup luas, tidak saja berlaku
untuk pola belajar mengajar yang konvensional, tetapi juga proses belajar mengajar
yang lebih luas, baik yang menghendaki kehadiran guru secara fisik maupun yang
tidak.
Teruji: model yang bersangkutan telah dipakai secara luas dan teruji/terbukti
dapat memberikan hasil yang bai
DAFTAR PUSTAKA