Backlog, Pekerjaan Rumah yang Masih Belum Juga Rampung
Terganjal Problem Bertumpuk-tumpuk Backlog atau kekurangan penyediaan perumahan di plosok-plosok Nusantara memang menjadi permasalahan yang masih sulit diatasi hingga kini. Terdapat 13,6 juta rumah tangga di Indonesia belum memiliki hunia dan angka tersebut semakin bertambah setiap tahunnya. Peningkatan jumlah penduduk yang pesat membuat demand untuk perumahan semakin meningkat sedangkan lahan yang tersedia semakin sedikit dan mahal. Program-program pemerintah seperti Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan (FLPP) dan Gerakan Nasional Pembangunan Sejuta Rumah (GNPSR) masih belum dapat mengatasi permasalahan backlog ini. Seluruh level pemerintahan dari pusat hingga daerah diharapka bisa bersatu dan turun tangan mengurangi angka backlog ini. Tingginya Pajak Pertambahan Nilai (PPN) perumahan dari program pemerintah juga menjadi kendala bagi masyarakat. Usul tentang kenaikan ambang batas rumah yang bisa bebas pajak PPN 10 % didukung oleh Menteri Keuanagan Agus Martowardojo dan kalangan developer. Dengan begitu rumah dari program-program pemerintah seperti FLPP dapat lebih mudah dijagkau oleh masyarakat terutama yang berpenghasilan rendah. Pada awal tahun 2012 penyaluran program FLPP terhambat karena tersendatnya perjanjian kerjasama antara Kementerian Perumahan Rakyat (Kemenpera) dan bank penyalur FLPP. Padahal bank penyalur tersebut termasuk sumber pembiayaan program FLPP. Suku bunga KPR FLPP yang diinginkan menteri keuangan dinilai terlalu rendah oleh bank penyalur hingga disepakati suku bunga sebesar 7,5% untuk KPR FLPP. Selain itu, di dalam UU no 1 tahun 2011 tentang Perumahan dan Kawasan Permukiman, diatur bahwa luas minimal hunian adalah 36 meter2. Sedangkan, banyak stok rumah FLPP yang luasnya dibawah 36 meter2. Dengan masih belum terselesaikannya masalah backlog ini, pembiayaan pembangunan rumah sederhana ini juga dinilai masih belum efisien. Pemerintah harus lebih gencar dalam perberian subsidi terhadap program-program pengadaan rumah sederhana. Selain itu, pemerintah seharusnya juga memberikan kemudahan dalam bidang regulasi baik dalam pembiayaan maupun pembangunan pengadaan rumah sederhana. Dengan kemudahan yang diberikan pemerintah akan memberi peluang bagi investor dalam membantu pengentasan backlog. Pemerintah juga perlu terlibat dalam penyiapan tata ruang dan penyediaan infrastrukturnya untuk mengontrol antara supply and demand untuk permukiman agar seimbang.. RUSYIDI HUDA PRASETYO (3610100021)