Anda di halaman 1dari 4

Escherichia coli, sahabat manusia, penyelamat dunia, yang disia-siakan.

E coli sedang marah?

Dalam beberapa hari terakhir ini telah beredar khabar yang mengagetkan di Eropa, yakni
banyaknya korban akibat makan mentimun. Telah diketahui bahwa kejadian tersebut ternyata
diakibatkan oleh adanya pencemaran Escherichia coli (E. coli) di dalam mentimun tersebut.
Untuk itu kami dari Perhimpunan Dokter Spesialis Mikrobiologi Indonesia (PAMKI) ingin
memberikan sedikit informasi masalah bakteri tersebut.
Kami informasikan bahwa PAMKI adalah satu-satunya organisasi profesi di bidang
kedokteran yang banyak mempelajari secara mendalam masala mikrobiologi, baik
bakteriologi (ilmu bakteri), virologi (ilmu virus), mikologi (ilmu jamur) dan imunologi
terhadap infeksi yang diakibatkan oleh tiga penyebab di depan. Pada kesempatan ini akan
kami paparkan apa itu E. coli, bagaimana peran dan manfaat dalam kehidupan manusia,
bagaimana E. coli bisa menjadi musuh manusia.
Escherichia coli (E coli) sebagai sahabat atau musuh manusia?
E. coli adalah salah satu bakteri komensal di dalam usus manusia, yang sudah ada di dunia
sejak keberadaan manusia, yang khusus di tugaskan oleh Tuhan Yang Maha Kuasa untuk
membantu manusia dalam proses kehidupannya. Bakteri ini juga menghuni usus hewan.
Bakteri ini adalah salah satu anggota dari keluarga (Famili) yang disebut Enterobacteriaceae.
Bakteri lain yang juga sering menghuni usus manusia dan juga hewan
adalah Klebsiella, Proteus, Enterobacter,Serratia, Citrobacter, Morganella, Providencia, Edwa
rdsiella. Di dalam keluarga ini ada dua kelompok bakteri lagi yakni yang disebut patogen
(sering menyebabkan penyakit) seperti Salmonella spp sebagai penyebab penyakit demam
tifoid,Shigella spp sebagai penyebab penyakit disenteri basiler. Vibrio cholera adalah
keluarga yang lain lagi yang sering menyebabkan infeksi saluran cerna, misalnya diare.
Selain ada di dalam usus besar, bakteri-bakteri ini juga banyak diketemukan di lingkungan
sekitar kehidupan kita, baik di rumah, di rumah sakit, di alat-alat dsb. Secara transien, bakteri
tersebut juga bisa ada di tenggorokan dan kulit manusia.
Mengapa E coli adalah sahabat manusia, bakteri yang membantu kehidupan manusia?. Usus
manusia dilengkapi dengan pertahanan tubuh untuk mempertahankan diri dari serangan
bakteri lewat saluran pencernaan. Mulai suasana asam kuat di lambung yang bisa
menghancurkan apa saja, termasuk bakteri pada umumnya, kemudian ensim-ensim yang juga
secara biokimiawi bisa merusak bakteri yang masuk usus. Di bagian paling akhir, yakni di
usus besar, disitu dihuni secara penuh oleh berbagai bakteri, khususnya E. coli. Fungsi E
coli selain menutup permukaan usus besar agar bakteri lain, khususnya bakteri patogen tidak
ada tempat lagi untuk berada di usus, sehingga terus menuju ke luar melalui kotoran; juga E.
coli bisa menghasilkan bahan antibiotik, seperti KOLISIN yang bisa membunuh bakteri
patogen yang lain. Ada lagi yang diperankan oleh E. coli, yakni bersama bakteri lain,
mencerna makanan sisa yang ada di usus besar, sehingga oleh E. coli tersebut dihasilkan
berbagai produk untuk dirinya, seperti asam amino, yang itu sebenarnya juga adalah
kebutuhan manusia juga. Produk lain adalah beberapa bahan gas yang sering tidak disukai
oleh manusia. Jadi manusia mendapat manfaat juga darinya. Nah manfaat terakhir adalah, ini
yang juga sangat penting, E. coli di dalam usus, selalu melakukan intervensi sedikit-sedikit ke

lapisan dinding usus, sehingga bagi manusia normal artinya keadaan tubuhnya dalam
keadaan sehat, bisa menghasilkan kekebalan atau imunitas di lapisan usus, yang pada
akhirnya juga bisa disumbangkan ke tubuh manusia secara keseluruhan, dan kembali lagi ke
usus (Homing Mechanism). Jadi E. coli berfungsi melatih sel-sel di dinding usus untuk
memiliki pertahanan menghadapi serangan bakteri patogen yang lain.
Menjadi pertanyaan kita apakah E. coli sedang marah?? Pernyataan ini tidak berlebihan.
Kebetulan kami adalah salah satu anggota TIM PPRA (Program Penanggulangan Resistensi
Antimikroba) yang ditugasi oleh Kementerian Kesehatan (Kemenkes) R.I. untuk
menyebarluaskan program bagaimana menggunakan antibiotika secara rasional/bijak
(Prudent use of antibiotic). Kita bisa membayangkan jika ada seseorang menderita infeksi di
dalam tubuhnya, pastilah mereka akan mendapat antibiotika. Tujuannya adalah mengobati
tubuh penderita itu sendiri, namun tidak bisa diingkari bahwa antibiotika juga bisa masuk ke
semua jaringan, termasuk usus manusia. Maka bakteri itu akan juga ikut mati. Karena itu,
penggunaan antibiotika yang seimbang sesuai kebutuhan (Prudent = bijak) akan bisa
meminimalisir efek tersebut. Mengapa ini penting??. Jika antibiotika dipergunakan tidak
seimbang, melebihi kebutuhan (yang dalam beberapa keadaan sulit dihindari), maka E. coli di
dalam usus ternyata memiliki senjata lain. Jika ada satu Juta sampai satu Milyard bakteri,
kemudian dihantam dengan antibiotika sekuat dan sebesar apapun, hampir selalu ada, satu,
dua atau lebih bakteri yang mengubah dirinya menjadi resisten. Hal ini sering disebut sebagai
Mutation Rate. Karena bakteri mampu membelah diri setiap 20 menit, maka dalam waktu
beberapa hari, usus manusia yang mendapat antibiotik tersebut sudah dipenuhi oleh bakteri
yang resistem. Disinilah manusia mulai mendapat serangan balik dari E. coli, yakni pada saat
jumlah bakteri mulai menurun, sistem imunitas di dalam usus mulai terganggu. Jika keadaan
seseorang tersebut tidak optimal, maka E. coli yang di usus bisa dengan mudah menembus
usus dan terjadilah infeksi sistemik di dalam tubuh manusia, yang disebabkan oleh E.
coli resisten hasil mutasi beberapa hari sebelumnya. Disinilah perlunya keseimbangan
penggunaan antibiotika dan mempertahankan pertahanan tubuh manusia dalam managemen
penyakit infeksi.

Escherichia coli bisa mengubah dirinya


Pada suatu penelitian di sebuah rumah sakit, diketahui bahwa sebuah E.coli, ternyata bisa
melakukan perkawinan. Istilah perkawinan sebenarnya dmaknakan ada kontak antar E.
coli dengan bakteri lain, bisa sesama E. coli atau dengan jenis lain. Perkawinan ini
dimaknakan terjadinya perpindahan bahan genetik antar satu dengan yang lain. Pemberi
bahan genetik dikatakan sebagai F+ (atau Laki) dan Penerima dikatakan Perempuan.
Sebenarnya, berdasar teori genetik ini, istilah perkawinan ini mirip yang ada di hewan atau
manusia.
Perpindahan genetik pada bakteri, selain melalui perkawinan (Konjugasi) juga ada beberapa
cara lain, salah satunya adalah transformasi, dimana bakteri yang mati dan materi genetiknya
lepas di medium sekitar, bisa ditangkap oleh bakteri lain, dan hidup di dalam bakteri yang
baru. Karena di alam sangat banyak E. coli,maka kesempatan untuk mendpaat genetik baru
pada E. coli menjadi lebih besar.

Pada publikasi internasional, diketahui bahwa bahan genetik yang ada di Shigella spp yang
diketahui patogen, bisa diketemukan di dalam sel E. coli. Juga diketahui pula materi genetik
pengkode keganasan pada Kholera, ternyata juga bisa berpindah dan diketemukan di dalam
sel E. coli. Setelah dianalisis di laboratorium, ternyata materi genetik yang bisa berpindahpindah tersebut, berada bersama dengan materi genetik pengkode resistensi antimikroba. Kita
ketahui bahwa jika bakteri mengandung materi genetik pengkode resistensi antimikroba, jika
seseorang mengkonsumsi antimikroba, materi genetik ini jumlahnya makin meningkat untuk
mempertahankan bakteri agar tidak mati. Jumlah yang makin tinggi tersebut akan
meningkatkan kemungkinan perpindahan materi genetik antar bakteri. Materi genetik ini
semua terkadang membentuk gen sendiri yang disebut plasmid, yang mengapung di dalam sel
bakteri, dan mampu berpindah sejauh ada kesempatan yang difasilitasi oleh manusia.
Jadi kalau kami kaitkan dengan permasalahan di atas, bahwa penggunaan antibiotika yang
kurang bijak atau kurang rasional, akan mempermudah perpindahan gen keganasan antar
bakteri, termasuk dari Shigella (penyebab disenteri) ke E. coli atau dari Vibrio
cholera (penyebab kholera) ke E. coli.
Jadi E. coli yang ada seratus tahun yang lalu, atau 30 tahun yang lalu, akan berbeda dengan
yang ada saat ini. Hal ini khususnya di perkotaan, manusia dengan kehidupan modern, dan
belanja antibiotika sangat tinggi. Jadi kalau jaman dulu, sewaktu saya masih Sekolah Dasar
(SD), kalau mendengar sakir diare dengan keluar darah, yang dipikirkan adalah akibat
penyakit disenteri basiler yang diketahui penyebabnya Shigella dysenteriae atau
kelompok Shigella yang lain. Tapi saat ini, kalau ada sakit diare dengan disertai darah, maka
jangan buru-buru menyalahkan Shigella dysenteriae, tapi karena sahabat kita sendiri (E.coli).
Memang E. coli sedang marah akibat ulah manusia. Lihat tabel 1 tentang berbagai perubahan
wajah E. coli.

Bagimana dengan MENTIMUN EROPA sebagai sumber E. coli??


Kita baca berita di Jawa Post, Jumat 3 Juni 2011: Mentimun maut dipicu Varian Baru bakteri.
Berita Sabtu 4 Juni 2011: Bentuk baru E. coli yang merenggut nyawa 18 orang. Kerugian
mencapai 1,7 Triliun. Dinyatakan bahwa penyakit ini disebabkan varian baru E. coli. Apakah
hal itu akibat ulah manusia dengan melakukan rekayasa genetika atau akibat penyebaran dari
rumah sakit atau komunitas lain di Eropa, kita tunggu hasilnya. Namun secara teknologi
genetik, kita bisa melacak dari E. coli tersebut berasal.
Mengapa terjadi di mentimun?? Mungkin karena mentimun biasa dikonsumsi dalam keadaan
segar atau asli. Sedangkan E. coli, jika berada pada suhu dingin (bukan suhu beku)
bisa bertahan beberapa bulan, sehingga berkesempatan berkeliling di seluruh Eropa, bahkan
bisa ke Indonesia. Jika suhu naik sedikit menjadi hangat, E. coli berbiak dengan cepat,
sehingga kalaupun sampai di Indonesia, mungkin makin cepat berbiak.
Para pembaca sekalian, pernyataan varian baru dan mengapa mentimun yang dihebohkan?
Kiranya dan semoga bisa terjawab melalui tulisan saya di atas.

Tabel 1: Berbagai jenis Escherichia coli dan perubahannya yang diketahui sampai saat ini

Tipe

Epidemiologi

Sindroma Klinik

Penyebab
keganasan

Materi genetik

STEC Menular lewat makanan, air Kolitis hemoragik, ToksinShiga


dan berpindah antar manusia, Sindroma Uremikbanyak di daerah industri
hemolitik

Gen Stx dalam


virus (faga)

ETEC Menular lewat makan-minum, Traveler's diarrhea enterotoxin


banyak pada anak-anak dan
turis
asing
di
negara
berkembang

Plasmid

EPEC Menular
antar
khususnya pada bayi,

orang, Watery diarrhea

EIEC Menular lewat makan-minum, Disenteri


banyak pada anak-anak dan
turis
asing
di
negara
berkembang

Bahan pelekatan Plasmid


ke dinding usus
Penembusan
dinding usus

EAEC Menular lewat makan-minum, Traveler's diarrhea, Protein


agregatif, AggR
banyak pada anak-anak dan
Kadang
diare
turis
asing
di
negara
kronis
berkembang

Plasmid
keganasan

plasmid
pengkode
agregatif
toksin

dan

Catatan: STEC, Shiga toxinproducing E. coli; ETEC, enterotoxigenic E. coli; EPEC,


enteropathogenic E. coli; EIEC, enteroinvasive E. coli; EAEC, enteroaggregative E. coli.

Penulis:
Kuntaman, Guru Besar Mikrobiologi Kedokteran/Mikrobiologi Klinik, Fakultas Kedokteran
Universitas Airlangga / RSUD Dr. Soetomo Surabaya/Rumah Sakit Universitas Airlangga

Anda mungkin juga menyukai