Anda di halaman 1dari 17

3.

Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian ini akan dilaksanakan di SMA Negeri 2 Palangka Raya yang

beralamat di Jl. KS.Tubun No.2 pada siswa Kelas X semester II Tahun Ajaran
2014/2015. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Januari 2015 sampai dengan
selesai.
3.2

Populasi dan Sampel Penelitian

3.3.1 Populasi
Populasi adalah keseluruhan atau himpunan objek dengan ciri yang sama,
populasi dapat terdiri dari orang, benda, kejadian, waktu dan tempat dengan sifat atau
ciri yang sama (Darmadi, 2011: 14). Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh
kelas XI IPA SMAN- 4 Palangka Raya tahun ajaran 2013/2014 yang terbagi dalam 4
kelas.
Tabel 3.1
Sebaran Populasi
Kelas
XI IPA-1

Jumlah Siswa
39

XI IPA-2

39

XI IPA-3

40

XI IPA-4

39

Sumber: tata usaha SMAN-4 Palangka Raya Tahun Ajaran 2013/2014


3.3.2 Sampel
Sampel adalah sebagian dari populasi yang dijadikan objek penelitian
(Darmadi, 2011: 14). Sampel pada penelitian ini sebanyak 1 kelas. Pemilihan sampel
penelitian dilakukan secara acak (random sampling) berdasarkan kelas dengan

asumsi kelasnya homogen yaitu dengan melakukan undian terhadap semua kelas
populasi yang akan dijadikan sebagai kelas sampel.
3.3

Prosedur Penelitian
Penelitian ini dilakukan melalui tahap-tahap sebagai berikut:

3.4.1 Tahap Persiapan


Pada tahap ini dilakukan hal-hal sebagai berikut:
1.

Menyusun proposal penelitian

2.

Menentukan tempat penelitian

3.

Melakukan seminar proposal

4.

Permohonan izin penelitian pada instansi terkait

5.

Membuat instrument penelitian, seperti: RPP, tes pemahaman konsep, lembar


observasi keterampilan proses sains dan tes hasil belajar.

6.

Melaksanakan uji coba, instrumen yang diuji coba adalah instrumen THB

7.

Menganalisis data uji coba instrumen.

3.4.2 Tahap Pelaksanaan Penelitian


Pada tahap penelitian ini siswa pada kelas yang terpilih sebagai sampel
penelitian diberikan tes berupa soal pemahaman konsep yang berupa uraian sebelum
pembelajaran menggunakan metode penemuan terbimbing dilakukan yang disebut
denganpretest. Setelah siswa diberikan pretest, siswa diajarkan materi hukum Hooke
dan elastisitas dengan menggunakan metode penemuan terbimbing. Setelah
pembelajarana selesai dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, siswa
diberikan tes pemahaman konsep berupa soal uraian yang disebut dengan posttest.
Soal pada pretest sama dengan soal posttest, hal ini bertujuan untuk mengetahui

peningkatan pemahaman konsep siswa. Pada saat pembelajaran berlangsung siswa


dibagi dalam beberapa kelompok kecil antara tiga sampai enam orang untuk
mengerjakan Lembar Kerja Peserta Didik (LKPD) berupa kegiatan eksperimen.
Selama kegiatan ekperimen dilakukan oleh siswa, ada 4 orang pengamat untuk
menilai keterampilan proses sains siswa. Pengamat akan diberikan lembar observasi
yang diisi menggunakan checklist pada kolom yang sesuai dengan ketercapain
keterampilan proses sains siswa. Setelah seluruh materi hukum Hooke dan elastisitas
diajarkan dengan menggunakan metode penemuan terbimbing, siswa pada sampel
penelitian diberikan tes berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk mengetahui
ketuntasan belajar siswa pada aspek kognitif.
3.4.3 Analisis Data
Data-data yang terkumpul akan dianalisis dengan langkah-langkah sebagai
berikut:
1.

Menganalisis data pemahaman konsep siswa dengan menggunakan rumus g


faktor (N-Gain) untuk melihat peningkatan pemahaman konsep siswa.

2.

Menganalisis data keterampilan proses sains siswa dengan menggunakan


statistik deskriptif.

3.

Menganalisis data hasil belajar siswa yang untuk melihat ketuntasan individu
dan ketuntasan klasikal.

3.4.4 Kesimpulan
Pada tahap ini peneliti mengambil kesimpulan dari hasil analisis data.
3.4

Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan tiga jenis instrumen dalam mengumpulkan data,


yaitu:
1.

Instrumen 01: tes pemahaman konsep berupa soal uraian. Untuk mengukur
pemahaman konsep maka siswa diberikan pretest dan postest. Pretest
dilaksanakan sebelum metode penemuan terbimbing digunakan, sedangkan
postest dilaksanakan setelah metode penemuan terbimbing digunakan. Tes
pemahaman konsep ini terdiri dari 7 soal untuk masing-masing label konsep
(LK),

dengan

rincian

soal

pemahaman

konsep

aspek

kemampuan

menginterpretasikan sebanyak 1 soal, mencontohkan sebanyak 1 soal,


menjelaskan sebanyak 1 soal,dan membandingkan sebanyak 1 soal. Indikator
soal per aspek dapat dilihat pada tabel 3.2.Untuk mengetahui validitas soal
maka soal akan di validitasi oleh validator.
2.

Instrumen 02: lembar observasi aktivitas keterampilan proses sains siswa saat
berlangsungnya kegiatan eksperimen, yang diisi oleh 4 orang pengamat selama
kegiatan

pembelajaran

menggunakan

metode

penemuan

terbimbing

berlangsung. Instrumen penelitian dengan menggunakan lembar observasi


bersifat nontes.
3.

Tes hasil belajar kognitif dalam bentuk pilihan ganda. Tes ini untuk mengukur
hasil belajar siswa, siswa diberikan soal tes hasil belajar setelah semua
pembelajarandengan menggunakan metode penemuan terbimbing pada materi
hukum Hooke dan elastisitas selesai.

3.5

Kisi-kisi Instrumen Tes Pemahaman Konsep dan Tes Hasil Belajar

3.6.1 Kisi-kisi Tes Pemahaman Konsep

Tabel 3.2
Indikator Soal per Aspek Kemampuan Pemahaman Konsep
Label
Konsep

Indikator
Pembelajaran

Indikator Soal
1.

Elastisitas
zat padat

Mendeskripsikan 2.
karakteristik gaya
pada benda
elastis
3.
berdasarkan data
percobaan
4.

1.

Hukum Hooke

Memformulasikan
2.
konsep gaya
pegas
3.

4.
1.

Susunan pegas

Menganalisis
susunan pegas
seri dan parallel

2.

3.

4.

3.6.2

Menjelaskan pengertian
elastisitas, regangangan dan
tegangan.
Memberikan contoh untuk
benda elastis, plastis dan
penerapannya dalam
kehidupan sehari-hari .
Menginterpretasikan
penerapan elastisitas.
Membandingkan tegangan
dan regangan suatu benda
dengan benda lain.
Menjelaskan hubungan antara
gaya dan pertambahan
panjang pegas serta konstanta
pegas.
Memberikan contoh
penerapan hukum Hooke pada
kehidupan sehari-hari.
Menginterpretasikan
pengaruh gaya terhadap
perubahan panjang pegas.
Membandingkan konstanta
dua buah pegas.
Menjelaskan kriteria yang
dimiliki susunan pegas seri
dan parallel.
Memberikan contoh
penerapan susunan pegas
dalam kehidupaan sehari-hari.
Menginterpetasikan aplikasi
susunan pegas dalam
kehidupan sehari-hari .
Membandingakan konstanta
pegas yang disusun seri dan
parallel

Aspek Kemampan
yang Diukur
Menjelaskan

Nomor
Soal

Mencontohkan

Menginterpretasikan

Membandingkan

Menjelaskan

mencontohkan

Menginterpretasikan

Membandingkan

Menjelaskan

Mencontohkan

Menginterpretasikan

Membandingkan

Kisi-Kisi Tes Hasil Belajar


Tabel 3.3

Kisi-kisi Tes Hasil Belajar (THB) Kognitif pada Materi Pokok Elastisitas
Sub

Indikator

Tujuan Pembelajaran

Nomor

Aspek

Kunci

Materi
Pokok
Elastisitas
Zat Padat

Hukum
Hooke

Susunan
Pegas

Khusus

Mendeskripsikan 1.
karakteristik gaya
pada benda elastis 2.
berdasarkan data
percobaan.
3.

Menjelaskan pengertian
elastisitas.
Menjelaskan pengertian
bahan plastis.
Menyebutkan contoh
bahan elastis dalam
kehidupan sehari-hari.
4. Menyebutkan contoh
bahan plastis dalam
kehidupan sehari-hari.
5. Menjelaskan pengertian
tegangan bahan elastis.
6. Menghitung besarnya
tegangan suatu benda.
7. Menjelaskan pengertian
regangan
8. Menuliskan persamaan
regangan bahan elastis.
9. Menghitung regangan
bahan elastis.
10. Menganalisis grafik daerah
elastis.
11. Menunjukkan persamaan
modulus elastis (modulus
Young).
12. Menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan
modulus elastisitas
(modulus Young).

Memformulasikan 13. Menjelaskan hukum


Hooke.
konsep gaya
14.
Menghitung pertambahan
pegas
panjang benda elastis.
15. Menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan
hukum Hooke.
16. Menghitung konstanta
gaya pegas
17. Menghitung konstanta
pegas berdasarkan grafik.
18. Menganalisis permasalahan
yang berhubungan dengan
aplikasi hukum Hooke
Menganalisis
19. Menghitung besar
susunan pegas
pertambahan panjang
seri dan paralel
sistem pegas susunan seri.

Soal

Jawaban

1,6

C2

A, C

C2

3,4

C1

C, B

C1

7,8

C2

C, C

9,10,11

C3

E, C, B

12,13

C2

C, B

14

C1

,15,16

C3

D, D

17,18

C4

A, D

19,20

C1

B, D

21,22,23

C3

A, C, D

24,25

C2

E, D

26,29,30

C3

C, C, E

27,28,31

C3

E, E, A

32,33

C3

D, E

34,35

C3

C, C

36,37

C4

A, A

38,39

C3

A, D

20. Menghitung besar


konstanta pengganti sistem
pegas susunan seri.
21. Menghitung besar
pertambahan panjang
sistem pegas susunan
paralel.
22. Menghitung besar
konstanta pengganti sistem
pegas susunan paralel.
23. Menemukan perbandingan
sistem pegas seri dan
paralel.
24. Menyelesaikan soal-soal
yang berhubungan dengan
sistem pegas susunan
gabungan (seri dan paralel)

3.6

40,41

C3

C, A

42,43

C3

E, B

44,45

C3

D, A

46,47

C4

C, A

48,49,50

C3

E, B, B

Uji Coba Instrumen


Instrumen penelitian yang diujicobakan adalah instrumen tes hasil belajar

siswa. Ujicoba instrument dilakukan untuk mengetahui validitas, reliabilitas,


tarafkesukaran dan daya pembeda. Ujicoba tes hasil belajardilaksanakan di kelas XI
SMAN-4 Palangka Raya semester satu.
3.7.1 Validitas
Sebuah tes disebut valid apabila tes itu dapat tepat mengukur apa yang hendak
di ukur (Suharsimi Arikunto, 2012: 73). Untuk menguji validitas tes pemahaman
konsep berupa soal uraian, digunakan pendapat dari ahli (judgment experts).
Judgment untuk mendapatkan validitas pada tes ini dilakukan oleh dua orang ahli.
Sedangkan untuk menguji validitas THB berupa soal pilihan ganda, digunakan
rumus korelasi point biserial adalah(Suharsimi Arikunto, 2012: 93):
pbis =

Mp Mt
St

p . (3.1)
q

Keterangan:
pbis =

koefisien korelasi point biserial

Mp

Mean skor dari peserta tes yang menjawab betul item

Mt

Mean skor total (skor rata-rata dari seluruh peserta tes)

St

Standar deviasi skor total

proporsi peserta tes yang menjawab betul

banyaknyasiswa yang menjawab benar

p
jumlah
seluruh
siswa

proporsi peserta tes yang menjawab salah (q = 1 p)

Instrumen dikatakan valid atau tidak valid bergantung dari besar koefisien
validitas suatu instrumen. Kriteria koefisien validitas instrumen ditunjukkan pada
tabel berikut:
Tabel 3.4
Kriteria Koefisien Validitas
Validitas
0,800 1,000
0,600 0,800
0,400 0,600
0,200 0,400
0,000 0,200

Kriteria
Sangat tinggi
Tinggi
Cukup
Rendah
Sangat rendah

(Suharsimi Arikunto, 2012: 89)


Soal dikatakan valid jika pbis 0,4 dan jika pbis 0,4 soal dikatakan tidak
valid.
3.7.2 Reliabilitas
Suharsimi Arikunto (2012: 100) menyatakan bahwa reliabilitas berhubungan
dengan masalah kepercayaan. Suatu tes dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi jika tes tersebut dapat memiliki hasil yang tetap.

Reliabilitas instrumen THB bentuk pilihan ganda dihitung dengan menggunakan


rumusKuder Richardson, K-R.21, yaitu (Suharsimi Arikunto, 2012: 117):
r11=

n M (n M )

1
...(3.3)
nSt2
n 1

Keterangan:
r11 = reliabilitas instrumen
n

= banyaknya butir soal

M = skor rata-rata
St2 = Varians total
Suharsimi Arikunto (2012: 89) menyatakan bahwa kriteria reliabilitas
instrumen adalah sebagai berikut:

Tabel 3.5
Kriteria Reliabilitas Instrumen
Reliabilitas Instrumen
Kriteria
0,800 1,000
Sangat tinggi
0,600 0,800
Tinggi
0,400 0,600
Cukup
0,200 0,400
Rendah
0,000 0,200
Sangat rendah

3.7.3 Taraf Kesukaran


Suharsimi Arikunto(2012: 223)mendefenisikan bilangan yang menunjukkan
sukar dan mudahnya suatu soal dinamakan indeks kesukaran (difficulty index). Di
dalam istilah evaluasi, indeks kesukaran ini diberi symbol P, singkatan dari kata
proporsi. Rumus mencari P adalah (Suharsimi Arikunto, 2012: 223):

. (3.4)
Keterangan:
P = indeks kesukaaran
B = banyaknya siswa yang menjawab soal dengan betul
JS = jumlah seluruh siswa peserta tes
Klasifikasi indeks kesukaran (Suharsimi Arikunto, 2007: 210):
Tabel 3.6
Klasifikasi Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran

Klasifikasi

0,00 0,30

Soal sukar

0,30 0,70

Soal sedang

0,70 1,00

Soal mudah

3.7.4 Daya Pembeda


Suharsimi Arikunto (2012: 226) mendefinisikan bahwa daya pembeda soal
adalah kemampuan sesuatu soal untuk membedakan antara siswa yang pandai
(berkemampuan tinggi) dengan siswa yang kuran pandai (berkemampuan rendah).
Rumus untuk menentukan daya pembeda adalah (Suharsimi Arikunto, 2012: 228):
..(3.5)
Keterangan:
D

= daya pembeda

BA = banyaknya peserta kelompok atas menjawab soal dengan benar


BB = banyaknya peserta kelompok bawah yang menjawab dengan benar

10

JA = banyaknya peserta kelompok atas


JB = banyaknya peserta kelompok bawah
PA = proporsi peserta kelompok atas menjawab benar
PB = proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
Klasifikasi daya pembeda (Suharsimi Arikunto, 2007: 128)
D

: 0,00 0,20

: jelek

: 0,20 0,40

: cukup

: 0,40 0,70

: baik

: 0,70 1,00

: baik sekali

: negatif, semuanya tidak baik, jadi semua butir soal mempunya D negative

3.7

Teknik Analisis Data


Teknik analisis data dalam penelitian ini adalah menggunakan teknik analisis

deskriptif. Tujuannya adalah untuk menjawab rumusan masalah penelitian dalam


mengambil sebuah kesimpulan.
1.

Pemahaman Konsep
Pemahaman konsep digunakan untuk mengetahui seberapa besar peningkatan

pemahaman siswa kelas XI tentang konsep materi Hukum Hooke dan elastisitas
setelah digunakan metodepenemuan terbimbing. Peningkatan yang terjadi sebelum
dan sesudah pembelajaran dianalisis menggunakan rumus g faktor (N-gain) atau gain

11

yang dinormalisasikan yang dikembangkan oleh Hake (Abdurrahman, 2012: 35)


yaitu:
|g|=

..................................................................................(3.6)

Keterangan:
|g|

= gain yang dinormalisasi


= persentase rata-rata skor postest

= persentase rata-rata skor pretest

Dengan kriteria indeks gain seperti pada tabel:


Tabel 3.7
Kriteria Indeks Rerata Gain Dinormalisasi
Kriteria Perolehan | g |

Interpretasi

| g | 0,70

Tinggi

0,30 | g |< 0,70

Sedang

| g |< 0,30

Rendah

Untuk menghitung rata-rata skor baik pretest maupun postest pemahaman


konsep digunakan persamaan berikut:

.............................................................................................(3.7)

Keterangan:
a

= rata-rata skor pretest maupun postest

= Skor siswa ke-i

= Jumlah siswa

(Abdurrahman, 2012: 34)

12

Perbandingan persentase skor rerata data pretest, postest, dan N-Gain dihitung
dengan persamaan berikut (Henny, 2012: 61):
%

x 100 %...........................................................................(3.8)

Keterangan:

= persentase rata-rata skor pretest maupun postest


= rata-rata skor pretest maupun postest

2.

Keterampilan Proses Sains


Data observasi keterampilan proses sains siswa dapat dianalisis menggunakan

statistik deskriptif persentase tiap aspek keterampilan proses sains siswa. Analisis ini
dapat dihitung menggunakan rumus sebagai berikut(Trianto, 2010: 235):
[

.(3.9)

Keterangan:
P

: persentase tiap aspek keterampilan proses

Jumlah skor

: jumlah skor yang diraih setiap siswa

Skor maksimum : skor maksimal dari setiap keterampilan proses


3.

Tes Hasil Belajar Kognitif


Tes Hasil Belajar (THB) digunakan untuk mengetahui ketuntasan belajar siswa

kelas XI IPA setelah pembelajaran pada materi hukum Hooke dan elastisitas dengan
menggunakan

metode

penemuan

terbimbing.

Analisis

data

THB

dengan

menggunakan ketuntasan individu dan klasikal.


a.

Ketuntasan Individu
Untuk menentukan ketuntasan belajar siswa (individu) dihitung dengan

menggunakan persamaan sebagai berikut(Trianto, 2010: 241):

13

KB =

T
100% .... (3.10)
T1

Keterangan:
KB = Ketuntasan belajar
T

= Jumlah skor yang diperoleh siswa

T1 = Jumlah skor total


Setiap siswa dikatakan tuntas belajarnya (ketuntasan individu) jika proporsi
jawaban benar siswa 73% (standar ketuntasan individu SMAN-4 Palangka Raya).
b.

Ketuntasan Klasikal
Ketuntasan secara klasikal dikatakan tuntas jika 85% individu yang tuntas

dari jumlah siswa yang berada di kelas tersebut. Rumus persentasenya (P) adalah(
Widiyoko, 2002: 55):
P=

jumlah siswa yang tuntas


x 100 % ..(3.11)
jumlah seluruh siswa

Keterangan :
P

= persentase ketuntasan klasikal

14

DAFTAR PUSTAKA

Abdurrahman. 2012. Profil Tingkat Penalaran dan Peningkatan Penguasaan Konsep


Siswa SMA dalam Pembelajaran Fisika Berbasis Rangking Task Exercise Peer
Instruction. Skripsi Jurusan Pendidikan FMIPA UPI Bandung: Tidak
diterbitkan. Diakses pada tanggal 21Juli 2013.
Amri, Sofan & Iif Khoiru Ahmadi. 2010. Proses Pembelajaran Kreatif dan Inovativ
dalam Kelas. Jakarta: Prestasi Pustaka
Darmadi, Hamid. 2011. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Depdiknas. 2003. Pedoman Khusus Pengembangan Silabus dan Penilaian Mata
Pelajaran Fisika. Jakarta: Depdiknas
Eggen, Paul & Don Kauchak. 2012. Strategi dan Model Pembelajaran. Jakarta
Barat: PT Indeks Permata Puri Media

15

Hamalik, Oemar. 2001. Kurikulum dan Pembelajaran. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Handayani, Sri, Ari Damari. 2009. Fisika Untuk SMA dan Kelas XI. Jakarta: Pusat
Perbukuan Departemen Pendidikan Nasional.
Haryadi, Bambang. 2008. Fisika Untuk SMA/MA Kelas XI. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional
Henny. 2012. Penerapan Pembelajaran Generatif dengan Strategi Problem
Solvinguntuk Meningkatkan Pemahaman Konsep Siswa SMA pada Materi
Fluida Statis. Skripsi Jurusan Pendidikan FPMIPA UPI Bandung: Tidak
diterbitkan. Diakses pada tanggal 24 Juli 2013
http://akhmadsudrajat.wordpress.comdiunduh pada tanggal 12September 2013.
http://lusiaika.blogspot.com/2012/01/desain-penelitian-fisika.htmldiunduh
tanggal 24Juli 2013.

pada

http://panduan-analisis-butir-soal.pdf diunduh pada tanggal 17 Juli 2013.


Kamajaya. 2008. Cerdas Belajar Fisika untuk Kelas XI Sekolah menengah
Atas/MadrasahAliyah Program Ilmu Pengetahuan Alam. Bandung: Grafindo
Media Pratama
Kartikasari, Santi. 2008. Penerapan Metode Penemuan Terbimbing pada
Pembelajaran Pokok Bahasan Larutan Elektrolit dan Non Elektrolit di Kelas X
Semester II SMA Nusantara Palangka Raya Tahun ajaran 2007/2008. Skripsi
tidak diterbitkan. Palangka Raya: Universitas Palangka Raya
Kunandar. 2009. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat Satuan
Pendidikan (KTSP). Jakarta: Rajawali Pers
Markaban. 2008. Model Penemuan Terbimbing pada Pembelajaran Matematika
SMK. Yogyakarta: Pusat Pengembangan dan Pemberdayaan Pendidik dan
Tenaga Kependidikan Matematika
Sagala, Syaiful. 2012. Konsep dan makna Pembelajaran.Bandung: Alfabeta
Sanjaya, H.W.(2011).Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan.
Jakarta: Kencana Prenada Media
Sardiman. 2010. Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta: PT. Raja
Grafindo Persada.
Sears, Francis. W & Mark W. Zemansky. Fisika untuk Universitas 1 Mekanika,
Panas, Bunyi. Jakarta: Binacipta

16

Slameto. 2003. Belajar Dan Faktor-Faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: PT


Rineka Cipta.
Subiyanto. 1988. Pendidikan Ilmu Pengetahuan Alam. Jakarta: Depdikbud
Sudijono, Anas. 2011. Pengantar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers
Sudjana, Nana. 1991. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: Remaja
Rosdakarya Offset
Suharsimi Arikunto. 2010. Manajemen Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta
------------------------. 2012. Dasar-Dasar Evaluasi Pendidikan. Jakarta: PT Bumi
Aksara
Sundari, Rini. 2008. Peningkatan Pemahaman Konsep dan Pengalaman Kerja
Ilmiah Siswa Kelas XI IA Semester II SMA Negeri 2 Pahandut Palangka Raya
Tahun Ajaran 2007. Skripsi Tidak Diterbitkan. Palangka Raya: UNPAR
Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning Teori & Aplikasi. Yogyakarta: Pustaka
Pelajar.
Surya, Yohanes. 2009. Seri Bahan Persiapan Olimpiade Fisika Mekanika dan
Fluida. Tangerang: PT Kandel
Trianto. 2010. Mendesain Model Pembelajaran Inovatif-Progresif. Jakarta: Kencana
Prenada Media
Widiyoko, Taufiq. 2002. Pengembangan Model Pembelajaran Langsung yang
Menekankan pada Keterampilan Proses untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa dalam Bidang Biologi Pokok Bahasan Sistem Pengeluaran di SLTP.
Tesis magister, tidak diterbitkan, Universitas Negeri Surabaya, Surabaya.
Young, Hugh. D & Roger A. Freedman. 2002. Fisika Universitas Edisi Kesepuluh
Jilid I. Jakarta: Erlangga

17

Anda mungkin juga menyukai