Anda di halaman 1dari 13

PROPOSAL

PENELITIAN TINDAKAN KELAS (PTK)


MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR ASWAJA
DENGAN MENGGUNAKAN METODE DEMONSTRASI
DI KELAS 5 MI HASYIM ASYARI
SURABAYA

Oleh: Moh. Mukhlas Hadi

MADRASAH IBTIDAIYAH HASYIM ASYARI


KECAMATAN PAKAL SURABAYA
TAHUN 2013

BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan investasi jangka panjang yang memerlukan
usaha dan dana yang cukup besar. Hal ini diakui oleh semua orang atau suatu
bangsa demi masa depannya. Oleh karena sangat pentingnya suatu pendidikan,
pemerintah melalui Departemen Pendidikan dan Kebudayaan berusaha
meningkatkan mutu pendidikan. Dalam Garis-garis Besar Haluan Negara yang
ditetapkan dengan ketetapan MPR No IV/MPR/1978, pada bagian agama dan
kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa, dinyatakan antara lain:
Pendidikan sangat penting dan harus dimengerti oleh semua umat
manusia

terutama

dalam

Indonesiaseutuhnya,

rangka

mewujudkan

sebagaimana

pembangunan

tercantum

dalam

manusia
tujuan

pendidikan nasional: Pendidikan nasional berdasarkan pancasila bertujuan


untuk meningkatkan kualitas manusia Indonesia seutuhnya yaitu manusia yang
beriman dan bertaqwa pada Tuhan Yang Maha Esa. Berbudi pekerti yang luhur,
berkepribadian, disiplin, bekerja keras, tanggung jawab, cerdas, terampil, sehat
jasmani dan rohani.[1]
Dalam meningkatkan mutu pendidikan, pemerintah selalu berusaha
semaksimal mungkin untuk terbentuknya pendidikan yang berkualitas. Salah
satu bentuk konkretnya adalah adanya pendidikan gratis, ditambahnya sarana
prasarana dalam proses belajar mengajar, adanya penataran guru, dan lain
sebagainya. Akan tetapi, keadaan itu tidak serta merta membuat proses belajar
mengajar berjalan sesuai rencana. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhi
proses belajar mengajar.

Proses belajar mengajar adalah suatu kegiatan yang di dalamnya terjadi


proses siswa belajar dan guru mengajar dalam konteks interaktif, dan terjadi
interaksi edukatif antara guru dan siswa, sehingga terdapat perubahan dalam diri
siswa baik perubahan pada tingkat pengetahuan, pemahaman dan ketrampilan
atau sikap.[2]
Setelah penulis melakukan observasi awal, proses belajar mengajar
pada mata pelajara ASWAJA yang ada di MI Hasyim Asyari berjalan dengan
lancar. Akan tetapi, setelah dilihat dari hasil belajar siswa, penulis bisa
menyimpulkan bahwa pemahaman siswa setelah proses belajar mengajar masih
begitu rendah. Hal tersebut dimungkinkan siswa mengalami kesulitan dalam
memahami dan mempraktek amaliyah warga Nahdlotul Ulama seperti dibaan.
Oleh karena itu perlu adanya suatu upaya untuk meningkatkan prestasi
hasil belajar siswa pada mata pelajaran ASWAJA dalam materi amaliyah
Nahdlotul Ulama. Salah satu upaya yang dilakukan oleh penulis adalah
melakukan proses belajar mengajar dengan menggunakan metode demonstrasi.
Metode demonstrasi dimaksudkan agar peserta didik memahami dan bisa
mempraktekkan amaliyah yang dilakukan oleh Nahdlotul Ulama.
B. Rumusan Masalah
Apakah dengan menggunakan metode demonstrasi dapat meningkatkan
hasil belajar siswa kelas 5 MI Hasyim Asyari Surabaya pada mata pelajaran
ASWAJA?
C. Tujuan Penelitian
Untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran ASWAJA
dengan menggunakan metode demonstrasi.
D. Manfaat Penelitian
a.

Bagi siswa

Diharapkan penelitian ini dapat meningkatkan pemahaman serta dapat


mempraktekkan

amaliyah

Nahdlotul

Ulama.

Dengan

memahami

dan

mempraktekkan amaliyah Nahdlotul Ulama, prestasi hasil belajar siswa


meningkat.
b.

Bagi guru
Melalui PTK ini guru dapat menambah kemampuan dan pengetahuan dalam
melakukan proses belajar mengajar pada mata pelajaran ASWAJA, Sehingga
dapat meningkatkan sistem pembelajaran

BAB II
KAJIAN TEORI
A. Prestasi Belajar ASWAJA
Belajar banyak sering diartikan dengan proses dari yang tidak tahu
menjadi tahu, dari yang tidak bisa menjadi bisa. Bahkan lebih dari itu, menurut
James O. Wittaker yang dikutip oleh Drs. Wasty Soemanto, M. Pd. dalam
bukunya Psikologi Pendidikan, belajar dapat didefinisikan sebagai proses di
mana

tingkah

laku

ditimbulkan

pengalaman.[3] Sedangkan

prestasi

atau

diubah

belajar

adalah

melalui
hasil

latihan
yang

atau
dicapai

(dilakukan, dikerjakan). Dalam hal ini prestasi belajar merupakan hasil


pekerjaan.
Berdasarkan uraian diatas dapat dikatakan bahwa prestasi belajar yang
dicapai oleh siswa dengan melibatkan seluruh potensi yang dimilikinya setelah
siswa itu melakukan kegiatan belajar. Pencapaian hasil belajar tersebut dapat
diketahui dengan mengadakan penilaian tes hasil belajar. Penilaian diadakan
untuk mengetahui sejauh mana siswa telah berhasil mengikuti pelajaran yang
diberikan oleh guru. Sejalan dengan prestasi belajar, maka dapat diartikan
bahwa prestasi belajar ASWAJA adalah nilai yang diperoleh siswa setelah
melibatkan secara langsung atau aktif seluruh potensi yang dimilikinya baik
aspek kognitif (pengetahuan), afektif (sikap) dan psikomotor (keterampilan)
dalam proses belajar mengajar ASWAJA.

B. Metode Demonstrasi
Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk melihat suatu
proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran. [4]

Metode demonstrasi adalah cara penyajian dengan memperagakan atau


mempertunjukkan kepada peserta didik suatu proses, situasi suatu benda
tertentu yang sedang dipelajari baik dalam bentuk sebenarnya maupun dalam
bentuk tiruan yang dipertunjukkan oleh guru atau sumber belajar lain yang ahli
dalam topic bahasan.(Mulyani Sumantri, dalam Roetiyah 2001 : 82).[5]
Dari beberapa pendapat di atas dapat diambil kesimpulan bahwa
metode demonstrasi menurut penulis adalah cara penyajian pelajaran dengan
memperagakan secara langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan
penjelasan lisan.
Keunggulan dan kelemahan metode demonstrasi:[6]
a.

Keunggulan metode demonstrasi, antara lain:

Dapat membuat pengajaran menjadi lebih jelas dan lebih konkret, sehingga
menghindari verbalisme (pemahaman secara kata-kata atau kalimat).

Siswa lebih mudah memahami apa yang dipelajari.

Proses pengajaran lebih menarik.

Siswa dirangsang untuk aktif mengamati, menyesuaikan antara teori dengan


kenyataan, dan mencoba melakukannya sendiri.

b.

Kekurangan metode demonstrasi, diantaranya:

Metode ini memerlukan keterampilan guru secara khusus, karena tanpa


ditunjang dengan hal itu, pelaksanaan demonstrasi akan tidak efektif.

Fasilitas seperti peralatan, tempat, dan biaya yang memadai tidak selalu
tersedia dengan baik.

Demonstrasi memerlukan kesiapan dan perencanaan yang matang disamping


memerlukan waktu yang cukup panjang, yang mungkin terpaksa mengambil
waktu atau jam pelajaran lain.

C. Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Prestasi Belajar

prestasi belajar adalah hasil yang dicapai oleh siswa dengan melibatkan
seluruh pctensi yang dimilikinya setelah siswa itu melakukan kegiatan belajar
dan berinteraksi dalam setiap kegiatan pembelajaran. Sedangkan metode
demonstrasi adalah cara penyajian pelajaran dengan memperagakan secara
langsung proses terjadinya sesuatu yang disertai dengan penjelasan lisan.
Pengetahuan yang ditangkap oleh siswa dengan menggunakan metode
demonstrasi akan lebih melekat dan bertahan lama. Hal itu dikarenakan siswa
secara visual langsung melihat kepada guru yang sedang memperagakan
demonstrasi serta langsung mempraktekkannya seketika itu juga.
Dari uraian di atas, maka dapat disimpulkan adanya pengaruh metode
demonstrasi terhadap prestasi hasil belajar siswa.

BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Setting Penelitian
1.

Lokasi dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di kelas 5 MI Hasyim Asyari Surabaya. Adapun
waktu penelitian akan dilaksanakan di tahun ajaran 2013-2014 semester ganjil.

2.

Subyek dan Obyek Penelitian


Yang menjadi subyek dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas 5 MI
Hasyim Asyari Surabaya. Sedangkan obyek penelitan adalah seluruh proses
dan hasil belajar ASWAJA kelas 5 MI Hasyim Asyari Surabaya.

3.

Sumber Data
Sumber data dalam penelitian ini diperoleh dari siswa.

B. Desain Penelitian
Penelitian tindakan kelas ini dilaksanakan dalam 2 siklus. Setiap siklus
terdiri dari perencanaan, tindakan, pelaksanaan tindakan, observasi dan refleksi.
Gambar siklus I

Gambar siklus II

C. Prosedur Penelitian
Siklus I
1.

Perencanaan

Penyusunan RPP dengan model pembelajaran yang direncanakan dalam PTK.

Penyusunan lembar masalah/lembar kerja siswa sesuai dengan indikator


pembelajaran yang ingin dicapai

Membuat soal test yang akan diadakan untuk mengetahui hasil pembelajaran
siswa.

Memberikan penjelasan pada siswa mengenai teknik pelaksanaan model


pembelajaran yang akan dilaksanakan.

Menginstruksikan kepada siswa untuk membawa media pembelajaran dalam hal


ini adalah kitab diba apabila itu dimungkinkan.

2.

Pelaksanaan
Pada tahap ini guru menerapkan metode demonstrasi pada mata pelajaran
ASWAJA dalam materi amaliyah Nahdlotul Ulama seperti dibaan dan
manakiban yang sudah direncanakan, antara lain:

Guru membuka pelajaran.

Guru melakukan tanya jawab tentang amaliyah Nahdlotul Ulama.

Guru menunjukkan kitab diba dan mendemonstrasikan cara membacanya dan


menjelaskan makna yang terkandung dalam kitab diba.

Guru mengintruksikan siswa untuk membacanya secara bergiliran.

Penutup.

3.

Observasi
Peneliti melakukan pengamatan kepada peserta didik dalam melukakan
pembelajaran.

4.

Refleksi
Pada tahap ini dilakukan analisis data yang telah diperoleh. Hasil analisis data
yang telah ada dipergunakan untuk melakukan evaluasi terhadap proses dan
hasil yang ingin dicapai. Refleksi dimaksudkan sebagai upaya untuk mengkaji
apa yang telah atau belum terjadi, apa yang dihasilkan,kenapa hal itu terjadi dan
apa yang perlu dilakukan selanjutnya. Hasil refleksi digunakan untuk
menetapkan langkah selanjutnya dalam upaya untuk menghasilkan perbaikan
pada siklus II
Siklus II
Kegiatan pada siklus dua pada dasarnya sama dengan pada siklus I
hanya saja perencanaan kegiatan mendasarkan pada hasil refleksi pada siklus I
sehingga lebih mengarah pada perbaikan pada pelaksanaan siklus I.

D. Teknik Pengumpulan Data


Adapun teknik pengumpulan data dalam penelitian ini, yaitu:
1.

Observasi

Proses pengambilan data dalam penelitian dimana peneliti mengamati atau


melihat situasi penelitian.[7]
2.

Tes Tertulis
Tes tulisan atau sering juga disebut tes tertulis, adalah tes yang dilakukan
dengan cara siswa menjawab sejumlah item soal dengan cara tertulis.[8]Dalam
hal ini, peneliti telah menyediakan soal-soal untuk melihat hasil belajar siswa.

DAFTAR PUSTAKA

UUSPN: Undang-undang Pendidikan Nasional


Sudjana, Nana, Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 1984.
Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, Jakarta: Rineka Cipta, 2006.
Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, Jakarta: Rineka Cipta,
2010.
Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta:
Indeks,2010.
H. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, Jakarta: Kencana, 2009.

http://arifuddin-proposalptk.blogspot.com/2011/07/penggunaan-metode-demonstrasidalam.html

[1] UUSPN: Undang-undang Pendidikan Nasional


[2] Sudjana, Nana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar,. Bandung: Sinar Baru

Algensindo, 1984. hlm:29


[3] Drs. Wasty Soemanto, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Rineka Cipta, 2006),
hal. 104
[4] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta,
Rineka Cipta, 2010), hlm. 90
[5] http://arifuddin-proposalptk.blogspot.com/2011/07/penggunaan-metodedemonstrasi-dalam.html
[6] Syaiful Bahri Djamarah, Aswan Zain, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta,
Rineka Cipta, 2010), hlm. 91

[7] Wijaya Kusumah dan Dedi Dwitagama, Mengenal Penelitian Tindakan Kelas,

(Jakarta: Indeks,2010), hal.66


[8] H. Wina Sanjaya, Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta, Kencana, 2009), hal.
100

Anda mungkin juga menyukai