Anda di halaman 1dari 10

Satuan Acara Pengajaran (SAP) Penyuluhan Kesehatan

Cuci Tangan Dan Oral Hygiene


Di Ruang Seruni A Rsud Dr. Soetomo Surabaya

Oleh :
Kelompok 7
1. Abdul Fauzi
2. Retno Linda W
3. Devista Fitri C
4. Dewi Andini Sari

P27820113031
P27820113007
P27820113018
P27820113032

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
SURABAYA
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
2014
KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA
POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTERIAN KESEHATAN
PRODI DIII KEPERAWATAN KAMPUS SOETOMO SURABAYA
DI RUANG SERUNI A RSUD Dr. SOETOMO SURABAYA
SATUAN ACARA PENGAJARAN (SAP)
PENYULUHAN KESEHATAN
Pokok Bahasan

: Cuci tangan dan Oral Hygiene

Sasaran

: Keluarga Pasien di Seruni A

Tempat
Hari / Tanggal

: Ruang Seruni A
: Kamis, 08 Januari 2015

Waktu

: 40 menit

Pukul

:10.00 WIB

I. Tujuan Umum

Setelah mengikuti penyuluhan mengenai Cuci tangan dan Oral Hygiene selama 40
menit, keluarga pasien di ruang Seruni A dapat memahami tentang Cuci tangan dan
Oral Hygiene.
II. Tujuan Khusus :
1) Tujuan Instruksional Umum
Setelah dilakukan penyuluhan, diharapkan keluarga dapat mengerti dan memahami
tentang cuci tangan dan oral hygiene
2) Tujuan Intruksional Khusus
a. Mampu menjelaskan cuci tangan
b. Mampu menjelaskan manfaat cuci tangan
c. Mampu menjelaskan kapan dilakukan cuci tangan
d. Mampu menjelaskan prosedur cuci tangan
e. Mampu menjelaskan pengertian Oral Hygiene.
f. Mampu menjelaskan pentingnya Oral Hygiene.
g. Mampu menjelaskan macam macam masalah pada mulut.
h. Mampu menjelaskan hubungan antara diet dengan pembentukan plak pada gigi.
i. Mampu melaksanakan atau membantu pasien untuk melakukan Oral Hygiene.

III.Materi :
Pokok Bahasan :
1. Cuci tangan ( Materi Terlampir )
2. Oral Hygiene (Materi Terlampir)
Sub Pokok Bahasan :
1. Pengertian cuci tangan
2. Manfaat cuci tangan
3. Kapan cuci tangan
4. Prosedur cuci tangan
5. Pengertian Oral Hygiene.
6. Pentingnya Oral Hygiene.
7. Macam macam masalah pada mulut
8. Hubungan antara diet dengan pembentukan plak pada gigi
9. Tata cara Oral Hygiene
IV. Metode :
1. Ceramah
2. Demonstrasi

3. Diskusi.
V. Media / Alat

1. Leaflet
2. Flipcard
3. Manekin Gigi
4. Kapas
5. Pinset
6. Bengkok
7. Cucing
8. Air
9. Betadin kumur
VI. Pengorganisasian
a. Penyuluh

: Retno Linda Wijayanti


Devista Fitri Chyintia
Dewi Andini Sari

b. Moderator

: Abdul Fauzi

c. Fasilitator

: H. Edi

d. Pembimbing

: Dwi Adji Norontoko

VII. Kegiatan Pembelajaran


No.
Tahap
1.
Pembukaan

Waktu
5 menit

Kegiatan

PJ
Moderator

Perkenalan
Menyampaikan tujuan
Kontrak waktu

2.

Isi

25 menit

Peraturan
Pelaksanaan:

Penyaji

Menjelaskan tentang:
1. Cuci tangan
2. Manfaat cuci tangan
3. Kapan dilakukan cuci
tangan
4. Prosedur cuci tangan
Menggali

dan

menjelaskan

pengetahuan tentang :
1. Pengertian Oral Hygiene
2. Pentingnya Oral Hygiene
3. Macam

macam

masalah pada mulut

4. Hubungan

antara

dengan

diet

pembentukan

plak pada gigi.


5. Mendemonstrasikan tata
cara Oral Hygiene yang
benar

pada

pasien

pasien yang memerlukan


bantuan

penuh

untuk

melakukan Oral Hygiene

3.

Penutupan

5 menit

tersebut.
Memberikan kesempatan pada Fasilitator

3 menit

peserta untuk bertanya


Menyimpulkan materi bersama Moderator

2 menit

peserta
Evaluasi

VIII. Evaluasi
a. Evaluasi Struktur
-

Semua peserta hadir dalam kegiatan.

Penyelenggaraan penyuluhan dilakukan oleh mahasiswa bekerja sama dengan


Ruangan Seruni A RSUD Dr. Soetomo Surabaya.

Pengorganisasian dilakukan 2 hari sebelum pelaksanaan penyuluhan.

b. Evaluasi Proses
-

Peserta antusias terhadap materi yang disampaikan pemateri.

Peserta tidak meninggalkan tempat selama penyuluhan berlangsung.

Peserta terlibat aktif dalam kegiatan penyuluhan.

c. Evaluasi Hasil
-

Peserta memahami materi yang telah disampaikan.

Ada umpan balik positif dari peserta seperti dapat menjawab pertanyaan yang
diajukan pemateri.

Jumlah peserta 10-15 orang.

d. Alat tes :
a. Apa pengertian cuci tangan ?

b. Apa manfaat cuci tangan ?


c. Kapan cuci tangan ?
d. Bagaimana prosedur cuci tangan ?
e. Apa pengertian Oral Hygiene?
f. Apa pentingnya Oral Hygiene?
g. Apa saja macam macam masalah pada mulut?
h. Apa hubungannya antara diet dengan pembentukan plak gigi?
i. Keluarga pasien mampu mendemontrasikan ulang cara Oral Hygiene yang
benar pada pasien yang butuh bantuan penuh untuk melakukannya.

Daftar Pustaka
Potter & Perry.2005.Buku Ajar Fundamental Keperawatan : Konsep, Proses, dan Praktik. Ed
4, vol 2. Jakarta : EGC.
http://www.simplyteeth.com/category/sections/adult/CaringTeethGums/OralHygieneProgram
me.asp?category=null&section=4&page=2 diakses tanggal 22 November 2010 pukul
15.00 WIB.
Carpenito, Lynda. Juall. 2000. Diagnosa Keperawatan. Aplikasi pada praktik klinis edisi 6.
Jakarta : EGC
Doengoes, Marilynn E, dkk. 2006. Rencana Asuhan Keperawatan Psikiatri. Jakarta : EGC.

Materi Terlampir
I. Cuci tangan
1. Pengertian
Mencuci tangan adalah

proses

andebris dari kulit tangan dengan

yang

secara

mekanik

menggunakan

sabun

melepaskan
dan

air

kotoran
bersih.

Cuci tangan merupakan prosedur paling penting dalam pencegahan dan pengendalian
infeksi.
2. Manfaat
1. Mencuci tangan dengan air

dan sabun akan

banyak

mengurangi

jumlah

mikroorganisme dari kulit dan tangan


2. Menghilangkan kotoran dari kulit
3. Memutus mata rantai penularan infeksi
3. Jenis-jenis cuci tangan
1. Cuci Tangan Rutin: Cuci tangan dengan menggunakan sabun cair biasa
2. Cuci tangan Prosedural: Cuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik
3. Cuci Tangan Pembedahan: Cuci tangan dengan menggunakan sabun antiseptik
untuk tindakan pembedahan, misalnya operasi.
4. Kapan cuci tangan
1. Sebelum kontak dengan pasien
2. Sebelum melakukan kontak antiseptic
3. Setelah terkena cairan tubuh pasien
4. Setelah kontak dengan pasien
5. Setelah kontak dengan lingkungan pasien
Selain itu :
1. Setelah dari jamban
2. Setelah membersihkan anak yang buang air besar
3. Setelah menghidangkan makanan
4. Sebelum makan
5. Setelah memegang heawan/ benda kotor
5. Langkah-langkah cuci tangan
1. Basuh tangan dengan air mengalir
2. Tuangkan sabun secukupnya
3. Ratakan dengan kedua telapak tangan
4. Gosok punggung dan sela-sela jari tangan kiri dengan tangankanan dan sebaliknya
5. Gosok kedua telapak dan sela-sela jari
6. Jari-jari sisi dalam dari kedua tangan saling mengunci

7. Gosok ibu jari kiri berputar dalam genggaman tangan kanan dan lakukan sebaliknya
8. Gosokkan dengan memutar ujung jari-jari tangan kanan di telapaktangan kiri dan
sebaliknya
9. Gosok pergelangan tangan kiri dengan menggunakan tangan kanandan sebaliknya
10. Bilas kedua tangan dengan air
11. Keringkan dengan tissu/ handuk sekali pakai sampai benar-benar kering
12. Gunakan tissu/ handuk tersebut untuk menutup kran
6. Hal-hal yang harus diperhatikan dalam menjaga kebersihan tangan
1. Jari tangan
Penelitian membuktikan bahwa daerah dibawah kuku mengandung jumlah mikroba
tertinggi.
2. Kuku buatan
Kuku buatan / kuku panjang dapat berperan sebagai reservoar untuk bakteri gram
negatif.
3. Cat kuku
Penggunaan cat kuku saat bertugas tidak diperkenankan.
4. Perhiasan
Penggunaan perhiasan saat tindakan tidakdiperkenankan

7. 5 fakta pentingnya melakukan cuci tangan dengan memakai sabun


1. Mencuci tangan dengan menggunakan air saja tidak cukup karena lemak dan kotoran
masih menempel di tangan.
2. Mencuci tangan dengan memakai sabun selain menghilangkan lemak dan kotoran
yang menempel ditangan juga akan mencegah timbulnya berbagai penyakit yang
disebabkan oleh kuman, seperti radang tenggorokan, masalah saluran pernafasan,
disentri, diare, iritasi kulit, biang keringat, mata merah, jerawat, bau badan, dan
tipus.
3. Setelah ke jamban dan sebelum menyentuh makanan (sebelum mengolah atau
memakan makanan) adalah saat-saat yang sangat penting untuk mencuci tangan
dengan memakai sabun karena dapat menghilangkan kuman yang menempel
ditangan.
4. Membiasakan diri mencuci tangan dengan memakai sabun adalah kegiatan preventif
yang paling murah dan efektif dan dapat mengurangi biaya pengobatan kesehatan
kita.
5. Kebiasaan cuci tangan pakai sabun sangat berpengaruh dalam dunia pendidikan
karena penyakit yang disebabkan oleh kuman seperti diare seringkali membuat para
siswa tidak masuk sekolah. Salah satu penelitian yang dilakukan diluar negeri

menunjukkan membiasakan cuci tangan pakai sabun bisa mengurangi absesi sekolah
sekitar 42 persen.
II. Oral Hygiene
1. Pengertian
Oral hygiene atau hygiene mulut merupakan suatu usaha untuk membantu
mempertahankan status kesehatan mulut, gigi, dan gusi. Menggosok membersihkan
gigi dari partikel partikel makanan, plak, dan bakteri; memasase gusi; dan
mengurangi ketidaknyamanan yang dihasilkan dari bau dan rasa tidak nyaman.

2. Pentingnya oral hygiene


Oral hygiene atau hygiene mulut sangat penting dilakukan karena beberapa hal,
diantaranya:
1. Mengurangi kehilangan gigi akibat gigi yang rusak atau penyakit periodontal bagi
orang yang berusia 35 sampai 44 tahun;
2. Mengurangi jumlah lansia yang kehilangan gigi alami mereka;
3. Mengurangi prevalensi gingivitis;
4. Mengurangi penyakit periodontal dekstruktif di antara individu berusia 35 sampai
44 tahun;
5. Pada klien yang tidak sadar lebih rentan terkena kekeringan sekresi air liur pada
mukosa yang tebal karena mereka tidak mampu makan atau minum, sering
bernapas melalui mulut, dan seringkali memperoleh terapi oksigen. Klien yang
tidak sadar juga tidak dapat menelan sekresi air liur yang mengumpul dalam
mulut. Sekresi ini sering terdiri dari bakteri gram-negatif yang dapat menyebabkan
pneumonia jika sampai masuk ke paru paru. Dengan demikian kita harus
melindungi mereka dari hambatan dan aspirasi sehingga pembersihan dan
pembilasan secara teratur pada rongga mulut adalah mutlak harus dilakukan.
3. Macam macam masalah pada mulut
Ada bermacam macam masalah pada mulut yang dapat timbul akibat
kurangnya kebersihan mulut. Masalah masalah tersebut, diantaranya:
1. Karies gigi
Merupakan masalah mulut paling umum dari orang muda. Perkembangan lubang
merupakan proses patologis yang melibatkan kerusakan email gigi pada akhirnya
melalui kekurangan kalsium. Kekurangan kalsium adalah hasil dari akumulasi
musin, karbohidrat, basilus asam laktat pada saliva yang normal yang ditemukan
pada mulut.
2. Plak gigi
Lapisan gigi yang transparan dan melekat pada gigi, khususnya dekat dasar kepala
gigi pada margin gusi. Plak mencegah dilusi asam normal dan netralisasi, yang
mencegah disolusi bakteri pada rongga mulut.
3. Penyakit periodontal

Penyakit jaringan sekitar gigi, seperti peradangan membrane periodontal atau


ligament periodontal. Gejalanya adalah gusi berdarah, bengkak, jaringan yang
radang, garis gusi yang menyusut, dengan pembentukan celah atau kantong antara
gigi dan gusi, serta kehilangan gigi tiba tiba.
4. Halitosis (bau napas)
Merupakan masalah umum rongga mulut. Hal ini diakibatkan hygiene mulut yang
buruk, pemasukan makanan tertentu, atau proses infeksi atau penyakit. Hygiene
mulut yang tepat dapat mengeliminasi bau kecuali penyebabnya adalah kondisi
sistemik seperti penyakit liver atau diabetes.
5. Keilosis
Gangguan termasuk bibir yang retak, terutama pada sudut mulut. Defisiensi
riboflavin, napas mulut dan salivasi yang berlebihan dapat menyebabkan keilosis.
Pemberian minyak atau madu pada bibir mempertahankan kelembaban, dan salep
anti jamur atau antibakteri memperkecil perkembangan mikroorganisme.
6. Stomatitis
Merupakan kondisi peradangan pada mulut karena kontak dengan pengiritasi,
seperti: tembakau; defisiensi vitamin; infeksi oleh bakteri, virus atau jamur; atau
penggunaan obat kemoterapi.
7. Glositis
Merupakan peradangan lidah akibat penyakit infeksi atau cidera, seperti luka bakar
atau gigitan.
8. Gingivitis
Peradangan gusi, biasanya karena perawatan hygiene mulut yang buruk atau
terjadi tanda leukemia, defisiensi vitamin, atau diabetes mellitus.
4. Hubungan diet dengan pembentukan plak pada gigi
Untuk mencegah kerusakan gigi, kita harus mengubah kebiasaan makan,
mengurangi asupan karbohidrat, terutama kudapan manis diantara waktu makan.
Makanan manis atau yang mengandung tepung akan menempel pada permukaan gigi.
Setelah memakan makanan yang manis, kita harus menggosok gigi dalam waktu 30
menit setelah makan untuk mengurangi aksi plak. Memakan buah yang mengandung
asam (mis. Apel dan makanan berserat seperti sayuran segar) juga dapat mengurangi
plak. Kualitas keasaman makanan mengeliminasi bakteri yang membentuk plak pada
gigi. Diet yang seimbang sangat baik untuk meningkatkan integritas jaringan mulut.
Untuk wanita hamil, nutrisi yang tepat penting untuk perkembangan gigi utama
dari janin dalam kandungan. Jumlah asupan kalsium yang direkomendasikan setiap
hari adalah 1200 mg untuk dewasa yang hamil dan 1600 mg untuk remaja yang hamil
(Marshall, 1991). Empat hingga enam gelas susu setiap hari memenuhi persyaratan
kalsium.
5. SOP oral hygiene tanpa sikat gigi

STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR


ORAL HYGIENE TANPA SIKAT GIGI
Membersihkan rongga mulut, lidah dan gigi dari semua kotoran / sisa makanan dengan
PENGERTIAN
menggunakan kain kassa atau kapas
1. Mencegah infeksi baik setempat maupun penularan melalui mulut
TUJUAN
2. Melaksanakan kebersihan perorangan
Pada pasien yang tidak dapat menggunakan sikat gigi, stomatitis berat, pada penyakit
KEBIJAKAN
darah tertentu
PETUGAS
Perawat
1. Handuk
2. Gelas kumur berisi air matang/Air garam/Betadine kumur/NaCl 0,9%
3. Kom kecil berisi boraks glycerin/gentian violet
4. Bak steril berisi kapas lidi, deppers, pinset chirurgis atau arteri klem, sudip lidah
yang dibungkus kassa
PERALATAN
5. Sarung tangan bersih
6. Bengkok

PROSEDUR
PELAKSANAAN

7. Perlak dan pengalas


A. Tahap Pra Interaksi
1. Melakukan verifikasi program pengobatan klien
2. Mencuci tangan
3. Menempatkan alat di dekat pasien dengan benar
B. Tahap Orientasi
1. Memberikan salam dan menyapa nama pasien
2. Menjelaskan tujuan dan prosedur pelaksanaan
3. Menanyakan kesiapan klien sebelum kegiatan dilakukan
C. Tahap Kerja
1. Menjaga privacy pasien
2. Memasang alas dan handuk di bawah dagu pasien
3. Memakai sarung tangan
4. Membasahi deppers dengan air masak/air garam/Betadine kumur/NaCl 0,9
% menggunakan pinset chirurgis atau arteri klem
5. Membuka mulut klien dengan sudip lidah yang sudah dibungkus kassa
6. Membersihkan rongga mulut mulai dari dinding gusi gigi dan gigi luar
hingga bersih
7. Mengolesi bibir dengan boraks, bila ada stomatitis diolesi dengan gentian
violet menggunakan lidi kapas
8. Merapikan pasien
D. Tahap Terminasi
1. Mengevaluasi hasil tindakan
2. Berpamitan dengan pasien
3. Membereskan dan kembalikan alat ke tempat semula
4. Mencuci tangan
5. Mencatat kegiatan dalam lembar catatan keperawatan

Anda mungkin juga menyukai