kekerasan yang cukup dan tidak rapuh, sehingga kondisinya tetap baik selama
fabrikasi, pengemasan dan pengangkutan hingga ke konsumen.
Mempunyai penampilan yang khas, baik mengenai bentuk, warna maupun ciri-ciri
yang lain, sehingga tablet yang diproduksi mudah untuk diidentifikasi.
Untuk mendapatkan tablet yang baik maka bahan yang akan dikempa menjadi tablet
harus memiliki sifat (Sheth et al, 1980).
-Mudah Mengalir
Artinya jumlah bahan yang mengalir dari hopper ke dalam mesin cetak selalu sama
untuk setiap saat. Dengan demikian bobot tablet tidak memiliki variasi yang besar.
-Kompresible
Bahan menjadi kompak jika dikempa, sehingga dihasilkan tablet yang cukup keras
dan stabil dalam penyimpanan.
-Mudah lepas dari cetakan
Maksudnya agar tablet menjadi mudah lepas, dan tidak ada bagian yang melekat pada
cetakan sehingga permukaan halus dan licin.
Pada peracikan obat dalam jumlah yang sangat kecil diperlukan bahan pengisi, hal ini
bertujuan untuk memungkinkan tablet memiliki ukuran atau masa yang dibutuhkan (Voigt,
1995).
Atas dasar kelarutannya dalam air bahan pengisi dibedakan menjadi dua macam :
Bahan pengisi yang larut dalam air seperti laktosa, sukrosa, dan sorbitol.
Bahan pengisi yang tidak larut dalam air, seperti dikalsium fosfat dan kalsium fosfat
(Sheth et al, 1980).
2. Bahan pengikat
Bahan pegikat memberikan daya adhesi pada massa serbuk sewaktu granulasi dan
pada tablet kempa serta menambah daya kohesi yang telah ada pada bahan pengisi. Zat
pengikat dapat ditambahkan dalam bentuk kering, tetapi lebih efektif jika ditambahkan dalam
bentuk larutan (Anonim, 1995).
Terdapat dua macam cara penambahannya :
Ditambahkan dalam bentuk serbuk, dicampur dengan bahan pengisi dan zat akltif
kemudian dibasahi dengan air atau pelarut yang sesuai dan dibuat massa granul.
dapat membentuk granul dan menentukan sifat-sifat tablet. Pada akhirnya penggunaan bahan
pengikat yang terlalu banyak akan menghasilkan massa yang terlalu basah dan granul yang
keras, sehingga tablet mempunyai waktu hancur yang lama, sedangkan penggunaan yang
terlalu sedikit akan menyebabkan pelekatan yang lemah sehingga tablet yang dihasilkan akan
rapuh (Parrott,1971).
Cara yang kedua lebih efektif bila dibandingkan cara yang pertama, karena untuk
membentuk granul yang sama hanya diperlukan jumlah yang sedikit (Sheth et al, 1980).
3. Bahan pelicin
Disebut juga lubricant, anti adherent, glidant. Lubrikan mengurangi gesekan selama
proses pengempaan tablet dan juga berguna untuk mencegah massa tablet melekat pada
cetakan, misal asam stearat, minyak nabati terhidrogenasi dan talcum. Glidan adalah bahan
yang dapat meningkatkan kemampuan mengalir serbuk, umumnya digunakan dalam kempa
langsung tanpa proses granulasi, misal silica pirogenik koloidal (Anonim, 1995).
4. Bahan penghancur
Bahan penghancur ditambahkan untuk memudahkan pecahnya atau hancurnya tablet,
mengembang dan menyebabkan tablet pecan menjadi bagian-bagiannya. Bagian-bagian tablet
itu mungkin sangat menentukan kelarutan selanjutnya dari obat dan tercapainya
bioavailabilitas yang diharapkan. Amilum adalah jenis bahan penghancur yang paling umum
dipakai. Biasanya digunakan dalam konsentrasi 5-20 % (Banker dan Anderson, 1994).
Metode Granulasi
Tujuan serbuk dibuat granulasi, adalah : Supaya free flowing atau mudah rnengalir,
ruang udara dalam bentuk granul jumlahnya kecil dari bentuk serbuk dalam volume yang
sama, pada saat dicetak tidak mudah melekat pada stempel atau punch dan mudah lepas dari
matrik atau die.
Granul yang baik mernpunyai sifat sebagai berikut: Memiliki partikel berbentuk
sferis, memiliki partikel-partikel dengan ukuran yang mengikuti kurva distribusi normal dan
memiliki jumlah fines dalam prosentase kecil, bahan obat dan penolongnya terdistribusi
merata, mengandung bahan-bahan yang mudah dikempa.
Granulasi kering (dry granulation)
Metode ini berguna untuk bahan-bahan yang peka terhadap air, panas dan di antara
keduanya. Pada metode ini granul dibentuk dengan cara memadatkan massa yang jumlahnya
besar dari campuran obat, pengisi, pengikat dan atau tanpa bahan penghancur menjadi tablet
besar yang disebut slug. Kemudian tablet dipecah-pecah menjadi granul-granul lalu diayak
sesuai ukuran yang dikehendaki, untuk dibuat tablet (Parrot, 1971).
Pada metode ini granul tidak dibentuk oleh pelembapan atau dengan penambahan
bahan pengikat ke dalam campuran serbuk seperti pada granulasi basah. Metode ini
khususnya untuk bahan-bahan yang tidak dapat diolah dengan metode granulasi basah,
karena kepekaannya terhadap uap air atau karena untuk mengeringkannya diperlukan suhu
yang dinaikkan (Ansel,1989).
Granulasi basah (wet granulation)
Metode ini merupakan proses untuk mengubah serbuk menjadi granul dengan cara
penambahan larutan pengikat yang sesuai. Kemudian granul yang dihasilkan, setelah
dikeringkan dan diayak, ditambahkan bahan pelicin. Dan bahan penghancur yang tidak ikut
digranul untuk selanjutnya dikempa menjadi tablet (Parrot, 1971).
Cairan mempunyai peranan yang penting dalam pembuatan granul. Jembatan cair
terbentuk di antara partikel-partikel dan kekuatan daya rentang. Lalu ikatan ini akan
meningkat jika jumlah cairan yang ditambahkan meningkat. Gaya tegangan permukaan dan
tekanan partikel paling penting pada awal pembentukan granul serta kekuatannya (Lachman,
1994).
Metode ini merupakan metode yang paling banyak digunakan karena mempunyai
keuntungan antara lain:
Kohesifitas dan kompresibilitas diperbaiki dengan adanya penambahan bahan
pengikat yang akan melapisi tiap partikel serbuk, sehingga partikel-partikel tersebut
akan saling melekat membentuk granul.
Untuk zat aktif dalam dosis tinggi yang mempunyai sifat alir dan kompresibilitas
rendah yang dibuat dengan metode granulasi basah membutuhkan bahan pengikat
yang lebih sedikit karena digunakan dalam bentuk larutan.
Kecepatan pelepasan zat aktif yang bersifat hidrofob dapat diperbaiki dengan metode
ini, yaitu dengan memilih pelarut yang cocok. (Sheth etal, 1980)
Metode Kempa Langsung (Direct Compression)
Dapat diartikan sebagai pembentukan dari bahan-bahan yang berbentuk kristal atau serbuk
tanpa mengubah karakter fisiknya. Setelah dicampur langsung ditablet dengan ukuran
tertentu. Metode ini dilakukan pada bahan-bahan (baik bahan obat maupun bahan tambahan)
yang bersifat mudah mengalir dan memiliki sifat kohesif yang memungkinkan untuk
langsung dikompresi dan mesin tablet tanpa menggunakan granulasi. (Rudnic dan Schwartz,
1995)
Contoh bahan yang dapat dikempa langsung, antara lain: hexamine, acetosal, kalium
klorida, natrium klorida, KmnO4.
Metode ini mempunyai keuntungan antara lain: menunjukkan penghematan waktu,
bahan dan energi yang diperlukan. Mampu menghindari kemungkinan rusaknya zat aktif,
cocok untuk bahan obat yang tidak tahan panas dan kelembaban, dan dapat menghindari
terjadinya migrasi bahan obat yag larut seperti pada granulasi basah. Walaupun demikian
metode ini belum dapat menggantikan granulasi basah secara keseluruhan, sebab
mernerlukan bahan-bahan yang baik sifat alir atau kompresibilitasnya, sedangkan bahanbahan yang mempunyai sifat-sifat demikilan relatif mahal harganya (Sheth et al, 1980).
aktifnya tidak kurang dari 95 % dan tidak boleh lebih dari 105% dari yang tertera pada etiket
(Former et al, 1990).
Kecepatan pelepasan obat
Adalah jumlah obat yang terlarut dalam bentuk sediaan padat dalam medium tertentu
sebagai fungsi waktu. Definisi lain dari kecepatan pelepasan obat adalah proses pelarutan
sebuah zat padat ke dalam medium pada waktu tertentu. Secara skematis pelepasan obat dari
sediaan tablet digambarkan oleh Abdou, 1990 sebagai berikut:
Gambar 2. Skema pelepasan obat dari sediaan tablet
Dari skema di atas proses disolusi dapat terjadi dari bentuk tablet, granul atau partikel
halus dengan kecepatan k1, k2, ka. dalam keadaan terlarut keadaan obat akan terabsorbsi
dengan kecepatan ka > (k1 + k2 + k3), maka pelepasan merupakan faktor penentu dari
absorbsi suatu obat dalam tubuh, sehingga adanya faktor-faktor yang mempengaruhi proses
pelarutan akan menentukan cepat atau lambat absorbsi bahan obat. Secara matematis
kecepatan pelepasan dapat dinyatakan dengan persamaan Noyes - Whitney sebagai berikut:
= k . S (Cs . C) .................... (1)
keterangan: