Anda di halaman 1dari 51

BAB I

PENDAHULUAN
1.1.

LATAR BELAKANG MASALAH

1.1.1. GAMBARAN UMUM WILAYAH KECAMATAN KELAPA GADING


1.1.1.1 KEADAAN GEOGRAFIS
Kecamatan Kelapa Gading dengan luas 1.633,7 hektar, terdiri atas tiga
kelurahan, yaitu Kelapa Gading Barat, Kelapa Gading Timur, dan Pegangsaan
Dua. Populasi warga Kelapa Gading sekitar 5% dari jumlah penduduk Jakarta dan
20% penduduk Jakarta Utara. Hampir 65 % penduduknya adalah warga keturunan
Tionghoa.
Luas wilayah Kecamatan Gading terbagi menjadi 3 ( Tiga ) Kelurahan yaitu :
a) Kelurahan Kelapa Gading Timur
b) Kelurahan Kelapa Gading Barat
c) Kelurahan Pegangsaan Dua
Batas wilayah kecamatan Kelapa Gading :
Sebelah utara

: Kali Bendungan Batik Kelurahan Tugu Selatan dan Rawa


Badak Kecamatan Koja JakartaUtara.

Sebelah selatan

: Jl. Raya Bekasi Kecamatan Cakung Jakarta Timur.

Sebelah timur

: Kali Cakung dan Kali Petukangan Kecamatan Cakung


Jakarta Timur.

Sebelah barat

: Jl. Raya Yos Sudarso Kec. Tanjung Priok Jakarta Utara.

1.1.1.2 KEADAAN DEMOGRAFI


Menurut data Biro Pusat Statistik Jakarta Utara periode Januari Juni
2011, Kecamatan Kelapa Gading mempunyai jumlah penduduk sebanyak 110.011
jiwa, dengan kepadatan penduduk 67/Ha. Berikut rincian jumlah penduduk yang
ada di kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011.

Tabel 1.1. Luas wilayah, Jumlah Penduduk, dan kepadatan penduduk di Wilayah
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Luas
Jumlah
Kepadatan Penduduk
No.
Kelurahan
Wilayah
Penduduk
(per km2)
(km2)
Kelapa Gading Timur
355,13
38.320
92,056
1.
2.

Kelapa Gading Barat

650,12

32.647

30,540

3.

Pegangsaan Dua

628,45

39.044

16,067

1633,70

110.011

122.596

Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni 2011

Tabel 1.2. Jumlah Penduduk Menurut Jenis Kelamin di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
No
1
2

Keterangan
Laki-laki
Perempuan
Jumlah

Jumlah
56,770
53.241
110,011

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan


Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

Tabel.1.3. Jumlah penduduk, Kepala Keluarga (KK), Rukun Warga (RW), dan
Rukun Tetangga (RT) di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni
2011
Jumlah
Jumlah Jumlah
No
Kelurahan
Jumlah KK
Penduduk
RW
RT
.
1.

Kelapa Gading Timur

38,320

13.065

21

241

2.

Kelapa Gading Barat

32,647

10.235

21

208

3.

Pegangsaan Dua

39,044

13.615

25

248

110.011

34.074

67

697

Jumlah

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni
2011

Berikut merupakan data demografi kecamatan Kelapa Gading :


A. Data penduduk menurut Tingkat Pendidikan
Tabel 1.4. Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan di Wilayah Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

No
1
2
3
4
5
6

Tingkat Pendidikan
Tidak sekolah
Tidak tamat sekolah
Tamat SD
Tamat SLTP
Tamat SLTA
Tamat Akademi / Perguruan tinggi

Laki-laki
10.695
6.869
10.695
10.714
18.189
15.623

Perempuan
9.802
6.055
14.093.
12.021
16.347
14.259

Sumber : Laporan Bulan Statistik Kependudukandan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari Juni 2011

Berdasarkan tabel 1.4 dapat dilihat bahwa :

Tingkat pendidikan paling banyak adalah tamat Sekolah Dasar.

Tingkat pendidikan paling sedikit adalah tidak tamat sekolah.

B. Data Penduduk Menurut Pekerjaan


Tabel 1.5. JumlahPenduduk Menurut Pekerjaan di Wilayah Kecamatan Kelapa
Gading Periode Januari - Juni 2011

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10

Pekerjaan
Tani
Karyawan swasta/pemerintah/ABRI
Pedagang
Nelayan
Buruh tani
Pensiunan
Pertukangan
Pengangguran
Fakir miskin
Lain-lain

Laki-laki
416
23.430
6.867
442
284
4.793
643
4.449
2.406
10.241

Perempuan
342
23.140
6.321
252
195
4.279
0
4.354
1.918
10.613

Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni 2011

Berdasarkan tabel 1.5 dapat dilihat bahwa :

Pekerjaan paling banyak adalah karyawan swasta/pemerintah/ABRI.

Pekerjaan paling sedikit adalah buruh tani.

C. Data Sarana Peribadatan


Tabel 1.6. Sarana Peribadatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun
2011

No
1
2
3
4

Sarana peribadatan
Masjid
Mushola
Gereja
Wihara

Jumlah
28
43
36
2

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011

Berdasarkan tabel 1.6 dapat dilihat bahwa :

Sarana peribadatan paling banyak adalah mushola.

Sarana peribadatan paling sedikit adalah wihara.

D. Data Sarana Kesehatan


Tabel 1.7. Sarana Kesehatan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011

No
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13

Sarana kesehatan
Rumah sakit swasta
Puskesmas
RB.puskesmas
RB.swasta
Klinik 24 jam
Apotek
Praktek dokter umum
Praktek dokter gigi
Praktek dokter spesialis
Praktek bidan swasta
Laboratorium klinik
Posyandu
Balai pengobatan

Jumlah
4
5
1
4
3
64
119
79
241
4
5
42
24

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading tahun 2011

Berdasarkan tabel 1.7 dapat dilihat bahwa :

Sarana kesehatan paling banyak adalah praktek dokter spesialis.

Sarana kesehatan paling sedikit adalah Ruang Bersalin Puskesmas.

E. Data Sarana Perdagangan dan Hiburan


Tabel 1.8. Sarana Perdagangan dan Hiburan di Wilayah Kecamatan Kelapa Gading
Tahun 2011

No
1
2
3
4
5
6
7

Sarana perdagangan dan hiburan


Hotel
Pasar tradisional
Pasar swalayan
Rumah makan
Jasa boga
Salon
Konveksi

Jumlah
5
7
9
72
21
53
1

Sumber : Laporan Tahunan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 201

Berdasarkan tabel 1.8 dapat dilihat bahwa :

Sarana perdagangan dan hiburan paling banyak adalah rumah makan.

Sarana perdagangan dan hiburan paling sedikit adalah konveksi.

F. Data dasar di wilayah puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni 201
Tabel 1.9. Data Dasar di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni 2011
No
Data Dasar
Jumlah
1
Jumlah Penduduk
110.011
2
Jumlah Kelurahan
3
3
Jumlah Puskesmas
4
4
Jumlah RW
67
5
Jumlah RT
670
6
Posyandu
42
7
Kader Aktif
23.696
8
Jumlah Balita
11.099
Sumber : Laporan Bulanan Statistik Kependudukan dan Catatan Sipil
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

Berdasarkan tabel 1.9 dapat dilihat bahwa :

Jumlah penduduk di wilayah Kecamatan Kelapa Gading adalah 110.011 orang

Jumlah kader aktif Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading adalah 11.099 orang

1.1.2. GAMBARAN UMUM PUSKESMAS

Definisi
Puskesmas

ialah

suatu

unit

Kabupaten/Kota yang bertanggung

pelaksana

teknis

Dinas

Kesehatan

jawab menyelenggarakan pembangunan

kesehatan di suatu wilayah kerja.


Puskesmas merupakan suatu unit organisasi yang bergerak dalam bidang
pelayanan kesehatan yang berada di garda terdepan dan mempunyai misi sebagai
pusat pengembangan pelayanan kesehatan, yang melaksanakan pembinaan dan
pelayanan kesehatan secara menyeluruh dan terpadu untuk masyarakat di suatu
wilayah kerja tertentu yang telah ditentukan secara mandiri dalam menentukan
kegiatan pelayanan namun tidak mencakup aspek pembiayaan.
Seiring dengan semangat otonomi daerah, maka puskesmas dituntut untuk
mandiri dalam menentukan kegiatan pelayanannya yang akan dilaksanakan.

Tetapi pembiayaannya tetap didukung oleh pemerintah. Sebagai organisasi


pelayanan mandiri, kewenangan yang dimiliki puskesmas juga meliputi :
kewenangan merencanakan kegiatan sesuai masalah kesehatan di wilayahnya,
kewenangan menentukan kegiatan yang termasuk public goods atau private goods
serta kewenangan menentukan target kegiatan sesuai kondisi geografi puskesmas.
Jumlah kegiatan pokok puskesmas diserahkan pada

tiap puskesmas sesuai

kebutuhan masyarakat dan kemampuan sumber daya yang dimiliki, namun


puskesmas tetap melaksanakan kegiatan pelayanan dasar yang menjadi
kesepakatan nasional.
Peran puskesmas adalah sebagai ujung tombak dalam mewujudkan
kesehatan nasional secara komprehensif. Tidak terbatas pada aspek kuratif dan
rehabilitatif saja seperti di Rumah Sakit.
Puskesmas merupakan salah satu jenis organisasi yang sangat dirasakan
oleh masyarakat umum. Seiring dengan semangat reformasi dan otonomi daerah
maka banyak terjadi perubahan yang mendasar dalam sektor kesehatan, yaitu
terjadinya perubahan paradigma pembangunan kesehatan menjadi Paradigma
Sehat. Dengan paradigma baru ini, mendorong terjadinya perubahan konsep
yang sangat mendasar dalam pembangunan kesehatan, antara lain :
a. Pembangunan kesehatan yang semula lebih menekankan pada upaya
kuratif dan rehabilitatif, menjadi lebih fokus padaupaya preventif dan
kuratif tanpa mengabaikan kuratif-rehabilitatif,
b. Pelaksanaan upaya kesehatan yang semula lebih bersifat terpilah-pilah
(fragmented) berubah menjadi kegiatan yang terpadu (integrated),
c.

Sumber pembiayaan kesehatan yang semula lebih banyak dari


pemerintah, berubah menjadi pembiayaan kesehatan lebih banyak dari
masyarakat

d. Pergeseran pola pembayaran dalam pelayanan kesehatan yang semula fee


for service menjadi pembayaran secara pra-upaya,
e. Pergeseran pemahaman tentang kesehatan dari pandangan konsumtif
menjadi investasi,

f.

Upaya kesehatan yang semula lebih banyak dilakukan oleh pemerintah,


akan bergeser lebih banyak dilakukan oleh masyarakat sebagai mitra
pemerintah (partnership),

g.

Pembangunan kesehatan yang semula bersifat terpusat (centralization),


menjadi otonomi daerah (decentralization),

h.

Pergeseran proses perencanaan dari top down menjadi bottom up seiring


dengan era desentralisasi.

Wilayah Kerja
Wilayah kerja puskesmas meliputi satu kecamatan atau sebagian dari
kecamatan. Faktor kepada kepadatan penduduk, luas daerah, keadaan geografik,
dan keadaan infrastruktur lainnya merupakan pertimbangan dalam penentuan
wilayah kerja puskesmas. Puskesmas merupakan perangkat Pemerintah Daerah
Tingkat II, sehingga pembagian wilayah kerja puskesmas ditetapkan oleh
Walikota/Bupati,

dengan

saran

teknis

dari

kepala

Dinas

Kesehatan

Kabupaten/Kota. Sasaran penduduk yang dilayani oleh satu puskesmas adalah


sekitar 30.000 penduduk. Untuk jangkauan yang lebih luas, dibantu oleh
Puskesmas Pembantu dan Puskesmas Keliling. Puskesmas di ibukota kecamatan
dengan jumlah penduduk 150.000 jiwa atau lebih, merupakan Puskesmas
Pembina yang berfungsi sebagai pusat rujukan bagi puskesmas kelurahan dan
juga mempunyai fungsi koordinasi.
Pelayanan Kesehatan Menyeluruh
Pelayanan kesehatan menyeluruh yang diberikan puskesmas meliputi :
1. Promotif (peningkatan kesehatan)
2. Preventif (upaya pencegahan)
3. Kuratif (pengobatan)
4. Rehabilitatif (pemulihan kesehatan)
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk, tidak membedakan
jenis kelamin, umur, sejak pembuahan dalam kandungan sampai meninggal.

Peran Puskesmas
Dalam konteks Otonomi Daerah saat ini, puskesmas mempunyai peran
yang vital sebagai institusi pelaksana teknis, dituntut memiliki kemampuan
manajerial dan wawasan jauh ke depan untuk meningkatkan kualitas pelayanan
kesehatan.
Peran tersebut ditunjukkan dalam bentuk ikut serta menentukan kebijakan
daerah melalui sistem perencanaan yang matang, tatalaksana kegiatan yang
tersusun rapi, serta sistem evaluasi dan pemantauan yang akurat.
Upaya Kesehatan Wajib Puskesmas
Upaya kesehatan wajib puskesmas adalah upaya yang ditetapkan
berdasarkan komitmen nasional, regional dan global serta mempunyai daya ungkit
tinggi untuk peningkatan derajat kesehatan masyarakat. Upaya kesehatan wajib ini
diselenggarakan oleh setiap puskesmas yang ada di seluruh wilayah Indonesia.
Upaya kesehatan wajib tersebut adalah :
1.

Promosi kesehatan masyarakat

2.

Kesehatan lingkungan

3.

KIA (Kesejahteraan Ibu dan Anak)

4.

KB (Keluarga Berencana)

5.

Perbaikan gizi masyarakat

6.

P2M (Pengendalian Penyakit Menular)

7.

Pengobatan dasar

Berikut ini akan ditampilkan upaya kesehatan wajib dalam bentuk tabel, yaitu :
Tabel 1.10. Program Kesehatan Wajib yang dilakukan di Puskesmas
No
Upaya Kesehatan Wajib
Kegiatan
Indikator
1
Promosi Kesehatan
Penyuluhan di Dalam Tatanan sehat
Perbaikan
dan di Luar Gedung
perilaku sehat
RW siaga
2
Kesehatan Lingkungan
Penyehatan
Cakupan air
pemukiman
bersih
Cakupan jamban
keluarga
Cakupan SPAL
Cakupan rumah
sehat
3
Kesejahteraan ibu dan anak
ANC
Cakupan K1, K4
Pertolongan
Cakupan linakes
persalinan
MTBS
Cakupan MTBS
Imunisasi
Cakupan
imunisasi
4
Keluarga Berencana
Pelayanan
Cakupan MKET
Keluarga Berencana
5
Pemberantasan
penyakit Diare
Cakupan kasus
menular
diare
ISPA
Cakupan kasus
ISPA
Malaria
Cakupan kasus
malaria
Cakupan
kelambunisasi
Tuberkulosis
Cakupan
penemuan kasus
Angka
penyembuhan
6
Gizi
Distribusi vit A / Fe /
Cakupan vit A /
cap yodium
Fe / cap yodium
PSG
% gizi kurang /
buruk, SKDN
Promosi Kesehatan
% kadar gizi

10

No
7

Upaya Kesehatan Wajib


Pengobatan

Kegiatan
Medik dasar
UGD
Laboratorium
sederhana

Indikator
Cakupan
pelayanan
Jumlah kasus
yang ditangani
Jumlah
pemeriksaan

Sumber : Trihono. 2005. Manajemen Kesehatan, Arrimes, ed.

Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas


Upaya Kesehatan Pengembangan Puskesmas adalah upaya yang
ditetapkan berdasarkan permasalahan kesehatan yang ditemukan di masyarakat
serta yang disesuaikan dengan kemampuan puskesmas. Upaya kesehatan
pengembangan dipilih dari daftar upaya kesehatan pokok puskesmas yang telah
ada, yaitu :
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olahraga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Kerja
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata
8. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
9. Upaya Pembinaan Pengobatan Tradisional
Upaya kesehatan pengembangan puskesmas dapat pula bersifat upaya
inovasi yaitu upaya lain di luar upaya puskesmas tersebut di atas yang sesuai
dengan kebutuhan. Pengembangan dan pelaksanaan upaya inovasi ini adalah
dalam rangka mempercepat tercapainya visi puskesmas.
Pemilihan upaya kesehatan pengembangan ini dilakukan oleh puskesmas
bersama dinas kesehatan kabupaten/kota dengan mempertimbangkan masukan
dari Konkes/BPKM/BPP. Upaya kesehatan pengembangan dilakukan apabila

11

upaya kesehatan wajib puskesmas telah terlaksana secara optimal dalam arti target
cakupan serta peningkatan mutu pelayanan telah tercapai. Penetapan upaya
kesehatan pengembangan pilihan puskesmas ini dilakukan oleh dinas kesehatan
kabupaten/kota. Dalam keadaan tertentu upaya kesehatan pengembangan
puskesmas dapat pula ditetapkan sebagai penugasan oleh dinas kabupaten/kota.
Apabila puskesmas belum mampu menyelenggarakan upaya kesehatan
pengembangan, padahal telah menjadi kebutuhan masyarakat, maka dinas
kesehatan kabupaten/kota bertanggung jawab dan wajib menyelenggarakannya.
Untuk itu dinas kesehatan kabupaten/kota perlu dilengkapi dengan berbagai unit
fungsional lainnya.
Kegiatan upaya kesehatan dasar dan upaya kesehatan pengembangan di
puskesmas kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011 adalah :
A. Upaya Kesehatan Dasar
1. Upaya Promosi Kesehatan
2. Upaya Kesejahteraan Ibu dan Anak
3. Upaya Keluarga Berencana
4. Upaya Perbaikan Gizi Masyarakat
5. Upaya Kesehatan Lingkungan
6. Upaya Pengendalian Penyakit Menular
7. Upaya Pengobatan
B. Upaya Kesehatan Pengembangan
1. Upaya Kesehatan Sekolah
2. Upaya Kesehatan Olah Raga
3. Upaya Perawatan Kesehatan Masyarakat
4. Upaya Kesehatan Usia Lanjut
5. Upaya Kesehatan Gigi dan Mulut
6. Upaya Kesehatan Jiwa
7. Upaya Kesehatan Mata

12

Penyelenggaraan upaya kesehatan wajib dan upaya pengembangan harus


menerapkan

azas

penyelenggaraan

puskesmas

secara

terpadu.

Azas

penyelenggaraan tersebut dikembangkan dari ketiga fungsi puskesmas. Dasar


pemikirannya adalah pentingnya menerapkan prinsip dasar dari setiap fungsi
puskesmas dalam menyelenggarakan setiap upaya puskesmas, baik upaya
kesehatan wajib maupun upaya kesehatan pengembangan. Azas penyelenggaran
puskesmas yang dimaksud adalah :
1. Azas pertanggungjawaban wilayah
Puskesmas bertanggung jawab meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat yang bertempat tinggal di wilayah kerjanya. Untuk ini
Puskesmas harus melaksanakan berbagai kegiatan, antara lain sebagai
berikut :
a. Menggerakkan pembangunan berbagai sektor tingkat kecamatan
sehingga berwawasan kesehatan.
b. Memantau dampak berbagai upaya pembangunan terhadap kesehatan
masyarakat di wilayah kerjanya.
c. Membina setiap upaya kesehatan strata pertama yang diselenggarakan
oleh masyarakat dan dunia usaha di wilayah kerjanya.
d. Menyelenggarakan upaya kesehatan strata pertama (primer) secara
merata dan terjangkau di wilayah kerjanya.
2. Azas pemberdayaan masyarakat
Puskesmas

wajib

memberdayakan

perorangan,

keluarga

dan

masyarakat, agar berperan aktif dalam penyelenggaraan setiap program


puskesmas. Untuk ini, berbagai potensi masyarakat perlu dihimpun
melalui pembentukan Badan Penyantun Puskesmas (BPP). Beberapa
kegiatan yang harus dilaksanakan oleh puskesmas dalam rangka
pemberdayaan masyarakat antara lain :
a. KIA : Posyandu, Polindes, Bina Keluarga Balita (BKB)
b. Pengobatan : Posyandu, Pos Obat Desa (POD)

13

c. Perbaikan Gizi : Panti Pemulihan Gizi, Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi)


d. Kesehatan Lingkungan : Kelompok Pemakai Air (Pokmair), Desa
Percontohan Kesehatan Lingkungan (DPKL)
e. UKS : Dokter Kecil, Saka Bakti Husada (SBH), Pos Kesehatan
Pesantren (Poskestren)
f. Kesehatan Usia Lanjut : Posyandu Usila, Panti Wreda
g. Kesehatan Kerja : Pos Upaya Kesehatan Kerja (Pos UKK)
h. Kesehatan Jiwa : Tim Pelaksana Kesehatan Jiwa Masyarakat (TPKJM)
i. Pembinaan Pengobatan Tradisional : Tanaman Obat Keluarga (TOGA),
Pembinaan Pengobatan Tradisional (Battra).
3. Azas Keterpaduan
Untuk mengatasi keterbatasan sumber daya serta diperolehnya hasil
yang optimal, penyelenggaraan setiap program puskesmas harus
diselenggarakan secara terpadu.
Ada dua macam keterpaduan yang perlu diperhatikan yaitu :
a. Keterpaduan Lintas Program
Upaya memadukan penyelengaraan berbagai upaya kesehatan yang
menjadi tanggung jawab Puskesmas. Contoh keterpaduan lintas
program antara lain :
1) Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS) : keterpaduan KIA
dengan P2M, gizi, promosi kesehatan & pengobatan.
2) UKS : keterpaduan kesehatan lingkungan dengan promosi
kesehatan, pengobatan, kesehatan gigi, kesehatan reproduksi
remaja dan kesehatan jiwa.
3) Puskesmas keliling : keterpaduan pengobatan dengan KIA/KB,
Gizi, promosi kesehatan, & kesehatan gigi.
4) Posyandu : keterpaduan KIA dengan KB, gizi, P2M, kesehatan
jiwa & promosi kesehatan.

14

b. Keterpaduan Lintas Sektor


Upaya memadukan penyelenggaraan program puskesmas dengan
program dari sektor terkait tingkat kecamatan, termasuk organisasi
kemasyarakatan dan dunia usaha. Contoh keterpaduan lintas Sektoral
antara lain :
1) UKS

keterpaduan

sektor

kesehatan

dengan

camat,

lurah/kepala desa, pendidikan & agama.


2) Promosi Kesehatan : keterpaduan sektor kesehatan dengan
dengan camat, lurah/kepala desa, pendidikan, agama dan
pertanian.
3) KIA : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat, lurah/kepala
desa, organisasi profesi, organisasi kemasyarakatan, PKK dan
PLKB.
4) Perbaikan Gizi : keterpaduan sektor kesehatan dengan camat,
lurah/kepala desa, pendidikan, agama, pertanian, koperASI,
dunia usaha dan organisasi kemasyarakatan.
5) Kesehatan Kerja : keterpaduan sektor kesehatan dengan dengan
camat, lurah, kepala desa, tenaga kerja dan dunia usaha.
2. Azas Rujukan
Sebagai sarana pelayanan kesehatan tingkat pertama, kemampuan
yang dimiliki oleh puskesmas terbatas. Pada hal puskesmas berhadapan
langsung dengan masyarakat dengan berbagai permasalahan kesehatan.
Untuk membantu puskesmas menyelesaikan berbagai masalah kesehatan
tersebut dan juga untuk meningkatkan efisiensi, maka penyelenggaraan
setiap program puskesmas harus ditopang oleh azas rujukan.
Rujukan adalah pelimpahan wewenang dan tanggung jawab atas
penyakit atau masalah kesehatan yang diselenggarakan secara timbal balik,
baik secara vertikal dalam arti dari satu strata sarana pelayanan kesehatan
ke strata sarana pelayanan kesehatan lainnya, maupun secara horizontal
dalam arti antar strata sarana pelayanan kesehatan yang sama.
Ada dua macam rujukan yang dikenal yakni :

15

a. Rujukan Medis
Apabila suatu puskesmas tidak mampu menangani suatu penyakit
tertentu, maka puskesmas tersebut dapat merujuk ke sarana pelayanan
kesehatan yang lebih mampu (baik vertikal maupun horizontal).
Rujukan upaya kesehatan perorangan dibedakan atas :
1) Rujukan Kasus untuk keperluan diagnostik, pengobatan
tindakan medis (contoh : operasi) dan lain-lain.
2) Rujukan Bahan Pemeriksaan (spesimen) untuk pemeriksaan
laboratorium yang lebih lengkap.
3) Rujukan Ilmu Pengetahuan antara lain mendatangkan tenaga
yang lebih kompeten untuk melakukan bimbingan tenaga
puskesmas dan atau menyelenggarakan pelayanan medis
spesialis di puskesmas.
b. Rujukan Kesehatan
Rujukan kesehatan masyarakat dibedakan atas tiga macam :
1) Rujukan sarana dan logistik, antara lain peminjaman peralatan
fogging, peminjaman alat laboratorium kesehatan, peminjaman
alat audio visual, bantuan obat, vaksin, bahan habis pakai dan
bahan pakaian.
2) Rujukan tenaga, antara lain tenaga ahli untuk penyidikan
kejadian luar biasa, bantuan penyelesaian masalah hukum
kesehatan, gangguan kesehatan karena bencana alam.
3) Rujukan

operasional,

yakni

menyerahkan

sepenuhnya

kewenangan dan tanggung jawab penyelesaian masalah


kesehatan masyarakat dan atau penyelenggaraan kesehatan
masyarakat ke periode dinas kesehatan kabupaten/kota.
Rujukan operASIonal diselenggarakan apabila puskesmas tidak
mampu.

16

Gambar 1. Sistem Rujukan Puskesmas

Setiap upaya atau program yang dilakukan oleh puskesmas memerlukan


evaluasi untuk menilai apakah program yang dilaksanakan berhasil atau tidak.
Untuk itu dibuat indikator keberhasilan sesuai dengan fungsi puskesmas :
1. Pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan
Fungsi pusat penggerak pembangunan berwawasan kesehatan dapat dinilai
dari seberapa jauh institusi jajaran non-kesehatan memperhatikan kesehatan bagi
institusi dan warganya. Keberhasilan fungsi ini bisa diukur melalui Indeks Potensi
Tatanan Sehat (IPTS). Ada tiga tatanan yang bisa diukur yaitu :
a.

Tatanan sekolah

b.

Tatanan tempat kerja

c.

Tatanan tempat-tempat umum

17

2.

Pusat pemberdayaan masyarakat


Segala upaya fasilitasi yag bersifat non-instruktif guna meningkatkan

pengetahuan dan kemampuan masyarakat agar mampu mengidentifikasi masalah,


merencanakan & melakukan pemecahannya dengan memanfaatkan potensi
setempat dan fasilitas yang ada, baik instansi lintas sektoral maupun LSM dan
tokoh mayarakat.
Fungsi ini dapat diukur dengan beberapa indikator :
a. Tumbuh kembang, Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat (UKBM)
b. Tumbuh dan kembangnya LSM di bidang kesehatan
c. Tumbuh dan berfungsinya konsil kesehatan kecamatan atau BPKM
(Badan Peduli Kesehatan Masyarakat) atau BPP (Badan Penyantun
Puskesmas).
3.

Pusat pelayanan kesehatan strata pertama


Indikator keberhasilan fungsi ini dapat dikelompokkan ke dalam IPMS

(Indikator Potensi Masyarakat Sehat), yang terdiri dari cakupan dan kualitas
program puskesmas. IPMS minimal mencakup seluruh indikator cakupan upaya
kesehatan wajib dan kualitas atau mutu pelayanan kesehatan.

18

1.1.3.

GAMBARAN UMUM PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA

GADING
Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading yang terletak di Jl. Pelepah Elok
No.7 berdiri di atas tanah seluas kurang lebih 4000 m. Berupa bangunan empat
lantai didirikan pada

tahun 2000 dan siap dipergunakan awal tahun 2001.

Puskesmas ini merupakan pindahan dari Puskesmas Pegangsaan Dua. Puskesmas


ini membawahi empat Puskesmas yang tersebar di 3 (tiga) kelurahan :

Gambar 2. Peta Pembagian Wilayah Kerja

Keterangan :
1. Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading beralamat di jln. Pelepah Elok
No.7 berlokasi pada Kelapa Gading Barat.
2. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Barat beralamat di jln. Merah jambu
no 20 berlokasi Kelurahan pada Kelapa Gading Barat.
3. Puskesmas Kelurahan pegangsaan dua A beralamat di jln. Kepu no 32
berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
4. Puskesmas kelurahan Pegangsaan dua B beralamat di jln. Gamelan no 23
berlokasi pada Kelurahan Pegangsaan Dua.
5. Puskesmas Kelurahan Kelapa Gading Timur beralamat di jln. Puskesmas
no 1 berlokasi pada Kelurahan Kelapa Gading Timur.

19

STRUKTUR ORGANISASI
PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA GADING

KEPALA PUSKESMAS
KECAMATAN
Dr. Siti Rachmi
KA. TATA USAHA
Agus Supriyatno, S.
Sos
KA. SEKSI PELAYANAN
Mohamad Sapuan

KA. SEKSI PENUNJANG &


KESMAS

H. Suriyat
UNIT PENUNJANG

UNIT PELAYANAN
Unit Kesehatan Umum
Unit Kesehatan Gigi &
Mulut
Unit Kesehatan Ibu & Anak
Unit Kesehatan Spesialis
Unit Rumah Bersalin
Unit Pelayanan 24 Jam &
Ambulan
Unit Pelayanan Keluarga
Berencana
Unit Kamar OperASI

PUSKESMAS
KELURAHAN

Unit FarmASI
Unit Gizi
Unit Laboratorium
Unit Radiologi
Unit Pemeliharaan
Peralatan
Kesehatan
Kesehatan Masyarakat
Penyakit Menular
Penyakit Tidak
Menular
Penyehatan Lingkungan
& Kesehatan Kerja
Gizi & PPSM
Kesehatan Jiwa &
NAPZA

KELOMPOK JABATAN
FUNGISIONAL

Gambar 3. Struktur Organisasi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011


Sumber : Laporan Hasil Kegiatan di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Tahun 2011

20

Visi
a) Terwujudnya masyarakat yang sejahtera, mandiri melalui penyelenggara
pemeliharaan pelayanan kesehatan prima yang profesional dan manusiawi
sejajar dengan kota besar lainnya di dunia.
b) Dalam kaitannya dengan peran puskesmas sebagai suatu unit organisasi

kesehatan yang merupakan pusat pengembangan yamg melaksanakan,


pembinaan dan juga memberikan pelayanan para kesehatan upaya
kesehatan secara menyuluruh dan terpadu di wilayah kerjanya.
Misi
a) Membina komitmen dan profesionalisme tenaga kesehatan.
b) Mengembangkan upaya sistem pelayanan kesehatan paripurna yang
bermutu prima dan kompetitif sesuai dengan kebutuhan kemampuan
masyarakat DKI Jakarta.
c) Memberdayakan masyarakat menuju kemandirian dan berprilaku hidup
bersih dan sehat.
d) Menjalin kerukunan dengan organisasi kesehatan yang lain dan non

kesehatan, serta masyarakat.


Tugas
Melaksanakan pelayanan kesehatan perorangan dengan mengutamakan
upaya penyembuhan (kuratif), pemulihan (rehabilitatif) yang dilakukan secara
terpadu dengan upaya pencegahan (preventif) dan peningkatan (promotif) serta
melaksanakan pemberdayaan puskesmas keluruhan.
Fungsi
1. Penyusunan rencana kerja dan anggaran puskesmas kecamatan.
2. Pelaksanaan rencana kerja dan anggaran yang telah ditetapkan.
3. Pelaksanaan pelayanan kesehatan perorangan.
4. Penyelenggaraan pelayanan medis umum.
5. Penyelenggaraan asuhan keperawatan.

21

6. Penyelenggaraan pelayanan persalinan.


7. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan gigi dan mulut.
8. Penyelenggaraan pelayanan kesehatan spesialis terbatas kebidanan,
kesehatan anak, penyakit dalam, mata dan telinga, hidung dan
tenggorokan.
9. Penyelenggaraan rawat inap terbatas.
10. Penyelenggaraan pelayanan penunjang medis laboratorium, radiologi, gizi,
farmASI dan optik.
11. Penyelenggaraan pelayanan ambulans rujukan.
12. Penyelenggaraan pelayanan Keluarga Berencana.
13. Penyelenggaraan pelayanan imunisasi.
14. Penyelenggaraan pelayanan 24 jam.
15. Penyelenggaraan pelayanan rujukan.
16. Penyelenggaraan konsultasi kesehatan perorangan.
17. Penyelenggaraan pemberdayaan puskesmas kelurahan.
18. Penyelenggaraan pencatatan medis.
19. Penyelenggaraan pemeliharaan perawatan peralatan kedokteran, peralatan
keperawatan, peralatan perkantoran dan perawatan medis lainnya.
20. Penyelenggaraan peningkatan dan penjaminan mutu pelayanan.
21. Penyusunan Standar Operasional Prosedur.
22. Pengelolaan kepegawaian, keuangan, perlengkapan, surat menyurat dan
kearsipan serta kebersihan, keamanan dan keindahan puskesmas.
23. Pembinaan dan pengembangan kesehatan kerja.
24. Pemeriksaan Jenazah.
25. Pengumpulan dan pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan tugas dan
fungsi yang diselenggarakan oleh puskesmas kelurahan.
26. Pengolahan data seluruh hasil pelaksanaan fungsi puskesmas kecamatan.
27. Pelaporan dan pertanggungjawaban pelaksanaan tugas dan fungsi
puskesmas kecamatan secara berkala setiap bulan dan setiap triwulan
kepada Kepala Dinas Kesehatan Propinsi DKI Jakarta melalui Suku
Kepala Dinas Kesehatan.

22

Sumber Daya Manusia


Potensi tenaga kesehatan yang ada di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011 berjumlah 105 orang, dapat dilihat
dalam tabel berikut:
Tabel 1.11. Jumlah Pegawai di Wilayah Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading
Periode Januari - Juni 2011
Medis
Paramedis Umum
No
1
2
3
4

Puskesmas
Kec. Kelapa Gading
Kel.KelapaGading Timur
Kel.Kelapa.Gading Barat
Kel.Pegangsaan Dua
Jumlah

PNS

Non
Non
Non Jumlah
PNS
PNS
PNS
PNS
PNS

6
2
2
3
13

4
0
0
0
4

26
4
6
9
45

8
1
1
2
12

8
2
0
2
12

11
2
2
4
19

63
11
11
20
105

Sumber: Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

Sarana dan Prasarana


Di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading juga dilengkapi fasilitas
perlengkapan medis dan non medis. Perlengkapan medis dan non medis adalah
perlengkapan dan alat-alat tidak habis pakai yang diberikan kepada puskesmas.
Perlengkapan alat-alat medis diantaranya :
1. Basic Equipment

9. Alat-alat Imunisasi.

2. Public Health Nursing and

10. Alat-alat penyuluhan

Midwifery kit.
3. Diagnostic and Surgical
Equipment.

11. Perangkat peralatan gigi.


12.
Perlengkapan/alat

4. Physician ki.

-alat pertolongan

5. Health Education Equipment.

persalinan

6. Laboratory Equipment.

13. USG

7. Nebulizer.

14. EKG

8. Screening kit bagi UKS di

15. Treadmill

Puskesmas.

16. Slitlam

23

17. Optotip snellen/snellen chart

22. Klinik jiwa

18. Optik kaca mata

23. Test Ishihara

19. Alat-alat KB

24. Akupunktur

20. Bangku ginekologi

25. Inkubator neonatus

21. Rontgen

Sedangkan perlengkapan non medis yang dimiliki Puskesmas Kecamatan Kelapa


Gading adalah:
1. Meubel
a. Meja periksa 16 buah
b. Meja rapat 2 buah
c. Meja kerja 40 buah
d. Kursi 60 buah
e. Bangku tunggu 60 buah
2. Kendaraan/transportasi
a. Mobil puskesmas keliling 2
buah
b. Sepeda motor 9 buah
3. Perlengkapan kantor
a.AdministrASI
(formulir,kertas,map,dll)

d. Brankas
e. Personal komputer 3 (tiga)
unit
f. LCD
4. Alat komunikASI : Telepon,
intercom
5. Alat penerangan : PLN dan
generator diesel
6. Alat Rumah Tangga Kantor :
a. Televisi
b. Radio kaset/radio
c. Kulkas
d. Peralatan dapur

b. Mesin ketik (portable,

e. Kasur, bantal, gorden, taplak

elektronik)

f. Alat-alat kebersihan

c. Mesin hitung

24

PROGRAM KESEHATAN DASAR DI PUSKESMAS KECAMATAN KELAPA


GADING
1.1.4.1. Promosi Kesehatan Masyarakat (PKM)
Saat ini, di Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading ada dua kegiatan pada
program promosi kesehatan masyarakat ini, yaitu :
1.

Penyuluhan kesehatan dalam dan luar gedung

2.

RW siaga

1.1.4.2. PROGRAM KESEHATAN LINGKUNGAN

Kegiatan program kesehatan lingkungan


Kegiatan program kesehatan lingkungan yang berada di wilayah puskesmas
kecamatan Kelapa Gading adalah :
1. Pemeriksaan jentik berkala abatisasi
2. Pengawasan dan pemeriksaan air minum
3. Penyehatan tempat pengolahan makanan
4. Penyehatan Tempat-Tempat Umum
5. Pembinaan Industri kecil
1.1.4.3. PROGRAM KESEHATAN IBU DAN ANAK
Angka Kematian Ibu (AKI) di Indonesia masih relatif tinggi bila
dibandingkan dengan negaranegara di ASEAN yaitu sebesar 228 per 100.000
kelahiran hidup (SDKI 2005-2007). Diperkirakan angka kematian ibu di Jakarta
masih berkisar 50 per 100.000 kelahiran, berdasarkan hal tersebut penurunan AKI
serta peningkatan derajat kesehatan ibu menjadi salah satu prioritas utama dalam
pembangunan kesehatan.

Dengan masih banyaknya ibu hamil yang belum memeriksakan kehamilannya


di fasilitas kesehatan, maka perlu diberikan penyuluhan dan pengertian serta manfaat
dari ANC. ANC berfungsi sebagai standar pelayanan kebidanan dasar serta
memberdayakan ibu dan keluarganya, antara lain dengan dibentuknya Posyandu
Sayang Ibu yang dikenal dengan GSI (Gerakan Sayang Ibu) pada setiap 1 (satu) RW.
Sasaran
Sasaran program ini yaitu ibu hamil (bumil), ibu bersalin (bulin), neonatal,
dan balita.
Tujuan
Program ini bertujuan untuk menurunkan angka kematian ibu serta
peningkatan derajat kesehatan ibu dalam pembangunan kesehatan. Untuk anak-anak
program ini bertujuan untuk mengurangi angka kesakitan anak dan meningkatkan
derajat kesehatan.
Pemantapan Pelayanan KIA Diutamakan Periode Kegiatan :
1. Peningkatan pelayanan antenatal sesuai standar dan menjangkau seluruh
sasaran.
2. Peningkatan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan kebidanan.
3. Peningkatan deteksi dini resiko tinggi/komplikasi oleh tenaga kesehatan dan
masyarakat.
4. Peningkatan penanganan komplikasi kebidanan secara adekuat dan pengamatan
secara terus-menerus oleh tenaga kesehatan.
5. Peningkatan pelayanan neonatal dan ibu nifas dengan mutu sesuai standar dan
menjangkau seluruh sasaran.

Pelayanan kesehatan yang diberikan kepada ibu selama masa kehamilannya


sesuai dengan standar pelayanan antenatal dan dapat menjangkau seluruh sasaran.
Dalam penerapan operasionalnya, kini dikenal standar 8T, yaitu :
1) Timbang berat badan, ukur tinggi badan
2) Tensi (tekanan darah)
3) Tetanus Toksoid
4) Tinggi fundus uteri
5) Tablet tambah darah
6) Test Lab (Rutin, Khusus)
7) Tatalaksana kasus
8) Temu wicara (Konseling)
Pelayanan antenatal hanya dapat diberikan oleh tenaga profesional dan bukan
oleh dukun bayi. Ditetapkan pula frekuensi pelayanan antenatal adalah minimal
empat kali selama kehamilan (K4), dengan waktu sebagai berikut :
a. 1 kali pada triwulan pertama
b. 1 kali pada triwulan kedua
c. 2 kali pada triwulan ketiga
- K1 (Kunjungan Baru Ibu Hamil) adalah kunjungan/kontak ibu hamil yang pertama
kali ke tenaga kesehatan pada masa kehamilannya.
- K4 adalah kunjungan ibu hamil yang keempat kali atau lebih ke tenaga kesehatan
pada masa kehamilan triwulan ketiga untuk mendapat pelayanan antenatal sesuai
standar dengan pola 1-1-2 per triwulan.

Pertolongan Persalinan
Pertolongan persalinan dilayani di RB puskesmas dan dalam program KIA
dikenal beberapa jenis tenaga yang memberikan pertolongan persalinan kepada
masyarakat. Jenis tenaga tersebut adalah :
- Tenaga profesional : dokter spesialis kebidanan, dokter umum dan
bidan
- Dukun bayi.
Pelayanan Kesehatan Neonatal
Upaya yang dilakukan untuk mencegah kematian neonatal diutamakan pada
pemeliharaan kehamilan sebaik mungkin dan pertolongan persalinan 3 Bersih
(Bersih tangan penolong, Bersih alat pemotong tali pusat, dan Bersih alas tempat
tidur ibu).
Selain itu dilakukan upaya deteksi dini neonatal berisiko tinggi agar dapat
segera diberikan pelayanan yang diperlukan. Risiko tinggi pada

bayi neonatal

meliputi :
1. BBLR (berat lahir kurang dari 2500 gram)
2. Bayi dengan tetanus neonatorum
3. Bayi baru lahir dengan asfiksia
4. Bayi dengan ikterus neonatorum (ikterus lebih dari tujuh hari setelah
lahir)
5. Bayi baru lahir dengan sepsis
Deteksi Ibu Hamil Berisiko
Deteksi ibu hamil berisiko dilakukan oleh tenaga kesehatan beserta dengan
masyarakat. Faktor risiko adalah risiko kehamilan yang tidak secara langsung
meningkatkan risiko kematian.

Kunjungan Ibu Nifas


Adalah kontak ibu nifas dengan tenaga kesehatan untuk mendapatkan layanan
kesehatan (minimal 3 x).

Tabel 1.12. Indikator dan Pencapaian Program KIA di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Target 1 tahun

Target 1 bulan

Pencapaian

(%)

(%)

(%)

K1

99,6%

8,3%

8%

K4

93%

7,75%

4,62%

DO K1-K4

<10%

<10%

42,32%

Deteksi Dini Risiko Tinggi

9,6%

0,8%

0,74%

Persalinan oleh Nakes

85,2%

7,1%

8,29%

Kunjungan Neonatus

85%

7,02%

1,72%

Indikator

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

Tabel 1.13. Cakupan Persalinan Oleh Tenaga Kesehatan di Wilayah Puskesmas


Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Cakupan

Sasaran

Kunjungan

Ibu Hamil

Ibu Bersalin

(a)

(b)

Kelapa Gading Timur

1046

71

6,79 %

Kelapa Gading Barat

697

47

6,74 %

Pegangsaan Dua A

430

27

6,27 %

Pegangsaan Dua B

510

30

5,88 %

2683

175

6,52%

Puskesmas

Jumlah

(Target Bulan Januari Mei 7,1 %)


(b/a x 100 %)

Sumber : Laporan Bulanan Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

1.1.4.4. Keluarga Berencana (KB)


Program Keluarga Berencana (KB) merupakan salah satu program pemerintah
dalam rangka menekan angka pertumbuhan penduduk di Indonesia.
Tujuan
Tujuan Keluarga Berencana secara umum adalah menurunkan angka kelahiran
dan meningkatkan kesehatan ibu sehingga di dalam keluarganya akan berkembang
Norma Keluarga Kecil Bahagia dan Sejahtera (NKKBS).
Sasaran
Sasaran program Keluarga Berencana adalah Pasangan Usia Subur (PUS) dan
Perkiraan Permintaan Masyarakat (PPM). Jumlah pasangan usia subur yang menjadi
sasaran program ditetapkan berdasarkan survei pasangan usia subur yang
dilaksanakan sekali setiap tahun dan pelaksanaannya dikoordinasikan oleh PLKB

(Petugas Lapangan Keluarga Berencana) di masing-masing kelurahan atau dari


BKKBN (Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional).

Ruang Lingkup
Mengadakan penyuluhan KB, baik di Puskesmas maupun di masyarakat (pada
saat kunjungan, posyandu, pertemuan dengan kelompok PKK, dasa wisma dan
sebagainya). Termasuk dalam kegiatan penyuluhan ini adalah konseling untuk PUS.
Menyediakan dan pemasangan alat-alat kontrasepsi, meliputi :
1. IUD
2. Pil KB
3. Implant (susuk KB)
4. Suntik
5. Kondom
Hasil Kegiatan Program Keluarga Berencana di Puskesmas Wilayah
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011 yaitu mengadakan penyuluhan
KB, menyediakan alat-alat kontrasepsi, mengadakan kursus keluarga berencana untuk
para dukun bayi, serta memberikan pelayanan KB pada usia subur.
Akseptor KB terdiri dari dua, yaitu KB baru dan KB aktif. KB baru adalah
akseptor yang baru mengikuti program KB pertama kali tetapi belum tentu
berdomisili di Kecamatan Kelapa Gading. Sedangkan KB aktif adalah akseptor yang
mengikuti KB terus-menerus yang berdomisili di Kecamatan Kelapa Gading.

1.1.4.5. PROGRAM GIZI


Status gizi masyarakat merupakan salah satu indikator yang menentukan
kualitas hidup dan produktivitas kerja suatu bangsa. Angka kematian dan angka
kesakitan yang cukup tinggi pada bayi, anak balita, ibu melahirkan, remaja, dewasa
lanjut usia dan menurunnya daya kerja fisik, terganggunya perkembangan mental dan
kecerdasan jika ditelusuri secara mendalam adalah akibat langsung maupun tidak
langsung dari masalah gizi.
Masalah gizi di Indonesia :
1.
2.
3.
4.
5.

Kurang Kalori Protein (KKP)


Defisiensi Vitamin A (KVA)
Anemia Defisiensi Fe
GAKY (Gangguan Akibat Kekurangan Yodium)
Obesitas

Keadaan gizi masyarakat akan mempengaruhi tingkat kesehatan dan


merupakan unsur utama dalam penentuan keberhasilan pembangunan. Kurang gizi
menyebabkan gangguan pertumbuhan dan perkembangan fisik maupun mental,
mengurangi tingkat kecerdasan, kreatifitas maupun produktifitas penduduk. Keadaan
gizi lebih dapat mengakibatkan kegemukan dan obesitas yang dalam jangka waktu
panjang dapat berakibat timbulnya penyakit degeneratif.
Tujuan utama pembangunan nasional adalah peningkatan kualitas sumber
daya manusia yang dilakukan secara berkelanjutan. Berdasarkan visi pembangunan
nasional melalui pembangunan kesehatan yang ingin dicapai untuk mewujudkan
Indonesia Sehat 2015. Visi pembangunan gizi adalah mewujudkan keluarga mandiri
sadar gizi untuk mencapai status gizi keluarga yang optimal.
Sampai saat ini masalah gizi utama yang dihadapi masyarakat di Indonesia
adalah Kurang Kalori Protein (KKP), Kekurangan Vitamin A (KVA), Gangguan
Akibat Kekurangan Yodium (GAKY), Obesitas dan Anemia Zat Besi.
Dengan kondisi masyarakat yang cukup memprihatinkan saat ini, maka salah
satu upaya yang mempunyai dampak cukup penting terhadap peningkatan kualitas
sumber daya manusia adalah dengan upaya meningkatkan status gizi masyarakat

yang juga melibatkan seluruh sektor terkait, karena masalah gizi di masyarakat bukan
hanya disebabkan oleh masalah kesehatan saja namun disebabkan pula oleh multi
faktor (ekonomi, sosial, budaya, pendidikan ketersediaan pangan dan lain-lain).
Puskesmas wilayah kecamatan Kelapa Gading dalam hal ini memiliki
beberapa program kegiatan yang berkaitan dengan masalah gizi. Adapun kegiatan
gizi di Puskesmas wilayah kecamatan Kelapa Gading pada periode Januari - Juni
2011 meliputi :
a. Pemantauan pertumbuhan Berat Badan Balita
b. Pengumpulan data dasar gizi
c. Penanggulangan anemia zat besi pada Ibu Hamil
d. Intervensi balita BGM (Bawah Garis Merah)
Adapun sasaran untuk program gizi periode Januari - Juni 2011 terangkum dalam
tabel berikut :
Tabel 1.14. Jumlah Sasaran Program Gizi di Wilayah Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Umur
6-12
bulan

Umur
12-24
bulan

Umur
24-60
bulan

Jumlah
wus

Jumlah
bumil

695

1046

520

697

No.

Puskesmas

Umur 0-6
bulan

1.

Kelapa Gading
Timur

153

86

333

672

2.

Kelapa Gading
Barat

141

157

267

921

3.

Pegangsaan
Dua A

195

195

407

833

789

430

4.

Pegangsaan
Dua B

89

89

185

403

660

510

2016

Jumlah

578

527

1192

2829

2664

2683

10553

Sumber : Data Biro Pusat Statistik wilayah Utara untuk Sasaran Program Gizi dan PPSM
Kecamatan Kelapa Gading periode Januari - Juni Tahun 2011

A. Pemantauan Pertumbuhan Berat Badan Balita

Jumlah

2985
2703
2849

Tujuan dilakukan kegiatan penimbangan rutin di posyandu adalah untuk


memantau berat badan balita di Puskesmas wilayah kecamatan Kelapa Gading
dengan sasaran balita usia 0-5 tahun dengan menggunakan Kartu Menuju Sehat
(KMS).
Hal penting yang tidak boleh dilewatkan dalam setiap kegiatan penimbangan
adalah pembuatan balok SKDN, yang dapat memberikan gambaran mengenai
keberhasilan program kegiatan di suatu wilayah kerja.
Adapun hasil kegiatan pemantauan pertumbuhan berat badan balita di wilayah
Puskesmas kecamatan Kelapa Gading selama periode Januari - Juni 2011 terangkum
dalam tabel berikut :
Tabel 1.15. Cakupan Penimbangan Balita di Wilayah Puskesmas Kecamatan
Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011
Cakupan Program (%)
Puskesmas

Kelapa
Gading
Timur

1.462

1.379

512

Kelapa
Gading
Barat

1.074

1.012

Pegangsaan
Dua A

1.654

Pegangsaan
Dua B
Jumlah

K/S

D/S

N/D

N/S

270

94,5

67,48

70,89

18,47

725

406

93,8

35,03

68,08

37,80

1.714

861

482

100

52,02

69,84

29,14

754

754

511

272

67,73

68,63

36,07

4944

4859

2609

1430

222,26

276,62

121,48

100
388,3

Sumber : Laporan Bulanan Gizi Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading Periode Januari - Juni 2011

Keterangan :
a) S
b) K

: Jumlah seluruh balita di suatu wilayah


: Jumlah balita yang mendapat KMS

c) D
: Jumlah balita yang mendapat KMS dan ditimbang
d) N
: Jumlah balita yang ditimbang dan barat badannya naik
e) K/S : Cakupan program memantau balita yang telah mendapat KMS
f) D/S : Cakupan partisipasi masyarakat
g) N/D : Cakupan kesinambungan status gizi
h) N/S : Cakupan efektivitas kegiatan
Dari hasil tabel SKDN untuk cakupan program memantau balita yang mendapat
KMS pada 4 puskesmas kelurahan didapatkan hanya puskesmas kelurahan
pegangsaan dua B saja yang berada dibawah target (76,11), sedangkan untuk cakupan
partisipasi masyarakat, kesinambungan status gizi, dan efektivitas kegiatan pada
keempat puskesmas kelurahan masih berada dibawah target.
b. Pengumpulan Data Dasar Gizi
Pengumpulan data dasar gizi dilakukan untuk mendapatkan gambaran status
gizi masyarakat. Indikator yang digunakan untuk menilai status gizi masyarakat
adalah :
1. Jumlah bayi BBLR
2. Status gizi balita
3. Status gizi WUS (Wanita Usia Subur) Kurang Energi Kronik
4. Gangguan Akibat Kekurangan Yodium (GAKY)
Adapun kegiatan pengumpulan data dasar gizi di Puskesmas kecamatan
Kelapa Gading periode Januari - Juni 2011 hanya meliputi jumlah bayi BBLR, status
gizi balita, dan status gizi WUS yang datang ke Puskesmas kecamatan Kelapa
Gading.

Penanggulangan Kekurangan Vitamin A (KVA)


Dalam rangka mencegah terjadinya KVA di Puskesmas wilayah kecamatan
Kelapa Gading, dilakukan penambahan vitamin A yang bertujuan meningkatkan
cakupan pemberian vitamin A.

Kegiatan yang dilaksanakan adalah pemasangan spanduk di tiap PKM


kelurahan dan PKM kecamatan, penyebaran leaflet dan dengan bantuan kader
posyandu mendatangi balita-balita yang pada bulan Februari belum mendapatkan
vitamin A.
c. Penanggulangan anemia zat besi
Penanggulangan anemia zat besi pada ibu hamil dilakukan melalui pemberian
tablet besi dan penyuluhan. Pemberian tablet besi dimulai dari trimester awal
kehamilan sebanyak 30 tablet untuk tiap bulan (Fe-1) sampai akhir usia kehamilan
(Fe-3).
d.

Intervensi Balita BGM


Balita BGM adalah balita yang pada saat ditimbang, dan dilakukan pencatatan

berada dibawah garis merah pada Kartu Menuju Sehat (KMS). Setelah itu, data berat
badannya akan dikonfirmasi dengan tabel baku rujukan penilaian status gizi
berdasarkan BB/U yang dikeluarkan oleh departemen kesehatan. Jika status gizinya
adalah gizi kurang/buruk, maka akan mendapatkan intervensi berupa pemberian
makanan tambahan pemulihan selama 90 hari untuk kemudian di evaluasi lagi berat
badannya.
Dari datang yang didapatkan pada kegiatan pengumpulan data dasar gizi (tabel
1.54). Seluruh balita yang terdata berstatus gizi kurang atau buruk telah mendapatkan
makanan pemulihan selama 90 hari.

Unsur Unsur Sistem pada gizi


1. Masukan ( Input )
Tenaga ( Man )

a. Pimpinan ( Penanggung Jawab )


b. Pembantu Pimpinan
c. Pelaksana
Dana ( Money )
Dana yang didapatkan berasal dari :
APBD (Anggaran Pendapatan Belanja Daerah)
Pelayanan Umum yang ada di puskesmas.
Alat ( Material )
a. Bangunan
:
Listrik
PAM
b. Peralatan
:
Alat-alat di klinik mandiri sadar gizi:
o Alat Antropometri:a.
a) Alat ukur panjang badan (PB)
b) Timbangan Dewasa
c) Microtoised.
d) Timbangan bayi.
e) Pita Lingkar Lengan Atas (LILA
c. Perlengkapan :
Meja dan kursi pelayanan
Lemari arsip
Lemari penyimpanan alat
Pendingin ruangan
Tempat sampah medis dan non medis
Meja alat
Computer
Meja computer
CPU
Printer
Alat Kantor:
-

Pulpen
Pinsil
Spidol
Stabilo
Tip-X
Penghapus

Penggaris
Lem
Buku Tulis
Strapless
Map
Gunting

: 1 orang
: 1 orang
: 2 orang

Metode (Methode): Standar Operating Procedur


a. SOP Pelayanan gizi :
1. Pasien datang dicatat dibuku register
2. Pengukuran anthropometri :
Balita

: BB, TB

Bumil

: BB, LILA

Lain-lain

: BB, TB

3. Anamnesa :
Makanan yang dimakan dengan recall-24 jam
Hasil pemeriksaan Laboratorium
4. Penyuluhan (konseling)
5. Diberikan contoh menu makanan dan leaflet.
2. Alur ( Process )
a. Perencanaan ( Planing )
Input :
Tenaga (man) :
Membagi pekerjaan dengan memberikan pelayanan dan
melakukan kegiatan baik di dalam gedung maupun di luar
gedung. Pelayanan di dalam gedung dilakukan setiap hari
(senin sampai jumat) dari pukul 08.00 15.00 WIB.
Kegiatan di luar gedung dilakukan empat sampai enam kali
dalam sebulan dan setiap tanggal 27 dilaksanakan gebyar
posyandu.
- Dana (money) :
Dana digunakan untuk biaya kegiatan baik didalam maupun
diluar gedung.
- Diberikan contoh menu makanan dan leaflet.aterial) :
Pendataan, pengadaan, dan pemeliharaan peralatan dan
perlengkapan.
- Cara kerja (methode) :
SOP pelayanan gizi :

1. Pasien datang dicatat dibuku register


2. Pengukuran anthropometri :
Balita

: BB, TB

Bumil

: BB, LILA

Lain-lain

: BB, TB

3. Anamnesa
Makanan yang dimakan dengan recall-24 jam
Hasil pemeriksaan Laboratorium
4. Penyuluhan (konseling)
Diberikan contoh menu makanan dan leaflet.
-

Waktu (minute) :
o Pembuatan jadwal kegiatan rapat bulanan dan
tahunan, pembuatan jadwal operasional harian.
o Poli gizi buka pada hari senin sampai sabtu pada
pukul 08.00-15.00 WIB, diselingi istirahat pada
pukul 12.00-13.00 WIB.

Tujuan (Target) :
1. Sasaran
Sasaran program ini adalah semua balita, ibu hamil, ibu
dalam masa nifas, lansia dan gizi komunitas.
2. Misi
Meningkatkan sistem pelayanan yang menjadi
andalan masyarakat, dalam pelayanan kesehatan
dan profesional menuju Indonesia sehat 2010.
Mengembangkan sistem informasi dan pemasaran
sosial kesehatan muktahir dan tepat guna.
Mengembangkan upaya kemandirian masyarakat
dalam pembangunan kesehatan.
Mengembangkan profesionalisme sumber daya
manusia kesehatan.

Mengembangkan

sistem

manejemen

mutu

pelayanan kesehatan sesuai standar internasional.


Mengembangkan sistem pembiayaan pelayanan
kesehatan melalui jalinan kemitraan.
b. Organisasi
Struktur Organisasi :
Jumlah tenaga kerja sebanyak dua orang dengan rincian
sebagai berikut :

Pimpinan (penanggung jawab)

: 1 orang

Pembantu pimpinan

: 1 orang

Pelaksana

: 2 orang

Pimpinan (penanggung jawab) memiliki tugas dan kewajiban


antaralain :

Bertanggung jawab dalam terlaksananya suatu program


dalam hal ini program didalam gedung maupum
program diluar gedung

Mengawasi secara langsung pelaksaan program

Menjamin bahwa jasa yang diberikan merupakan jasa


dengan mutu baik secara kualitas maupun kuantitas.

Melakukan evaluasi hasil program

Melakukan analisa hasil program

Membuat pencatatan dan pelaporan hasil program

Pembantu pimpinan memiliki tugas dan kewajiban antaralain :

Membantu peran pimpinan dalam terlaksananya suatu


program dalam hal ini program didalam gedung
maupun diluar gedung

Membuat daftar peserta gizi baru dan daftar peserta


gizi aktif

Mencatat dan menyimpan data pendukung, meliputi


data wilayah kerja, sumber daya dan sarana-sarana
pendukung pengembangan system.

Ikut serta dalam membuat pencatatan dan pelaporan


hasil program

Pelaksana memiliki tugas dan kewajiban antaralain :

Memberikan pelayanan baik didalam gedung maupun


diluar gedung dengan mutu yang baik secara kuantitas

maupun kualitas
Memberikan penyuluhan mengenai gizi
Bertugas mencatat peserta gizi yang datang setiap

harinya
Menjaga

dan

merawat

seluruh

peralatan

dan

perlengkapan yang berada di poli gizi.


c. Actuating (Directing)
Poli Gizi buka hari senin sampai jumat pada pukul 08.00
hingga pukul 15.00 WIB, diselingi istirahat pada pukul 12.00
hingga pukul 13.00 WIB
Program Gizi keliling dalam hal ini Posyandu, dilaksanakan
setiap hari dan setiap tanggal 27 diadakan Gebyar Posyandu.
d. Controlling (fungsi pengawasan dan pengendalian)
Memberikan informasi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi
program.
Melakukan monitoring selama program berjalan
Menjamin pelayanan yang diberikan kepada para peserta
mandiri sadar gizi merupakan jasa dengan mutu baik secara
kualitas maupun kuantitas.
Melakukan efisiensi biaya operasional gizi.

e. Evaluating
Monitoring dilakukan setiap bulan dengan laporan gizi dari
Puskesmas Kelurahan
Mengadakan rapat koordinasi lintas program setiap sebulan
sekali dengan Puskesmas Kelurahan
Melakukan konfirmasi BGM setiap bulan
Mengadakan rapat koordinasi lintas sektoral yang ada di
wilayah Kecamatan Kelapa Gading setahun sekali
3. Keluaran ( Out put )

Peserta gizi mendapatkan pelayanan yang bermutu secara kuantitas


dan kualitas

4. Dampak (Out Come)


a) Dapat
bermutu,

menyediakan pelayanan jasa dengan menerapkan pelayanan


berkualitas,

cepat,

terpercaya

dan

profesional

serta

menguntungkan
b) Sebagai pusat informasi mengenai program gizi, baik fungsi, waktu dan
penerapannya
c) Terciptanya masyarakat yang peduli dengan ikut berpartisipasi dalam
program gizi
d) Terciptanya kondisi masyarakat yang sehat
5. Lingkungan (Environment)
Lingkungan Eksternal

Lokasi
Poli gizi Puskesmas Kelapa Gading berada di Jalan Pelepah Elok HF7
yang terdiri dari satu ruangan dan terletak di lantai dua

Kepadatan Penduduk
Berada pemukiman tengah kota dengan kepadatan penduduk yang tinggi
dekat dengan kawasan mall, sekolah dan masjid

Tingkat Sosial dan Ekonomi


Kecamatan Kelapa Gading memiliki masyarakat yang heterogen mulai
dari masyarakat tingkat sosial ekonomi rendah hingga tinggi begitu pula
dengan tingkat pendidikannya
Lingkungan Internal

Poli gizi terletak di lantai dua Puskesmas Kecamatan Kelapa Gading.


Ruangannya berukuran 3 x 4 m. Di dalamya terdapat dua buah meja kerja,
empat buah kursi, satu sofa, dua lemari buku, satu komputer dan satu
timbangan

Lingkungan Kerja

Semua tenaga kesehatan bekerja sesuai dengan tanggung jawab dan


tugasnya masing-masing

1.1.4.6.PENGENDALIAN PENYAKIT MENULAR (P2M)


Ada beberapa kegiatan Pengendalian Penyakit Menular di puskesmas
kecamatan Kelapa Gading, yaitu :
A. Pengamatan Penyakit (Surveilans)
B. Pengendalian Penyakit Menular Langsung (P2ML)
1. Pengendalian penyakit TB paru
2. Pengendalian Penyakit ISPA/Pneumonia
3. Pengendalian Penyakit Diare
C. Pengendalian Penyakit Berbasis Binatang (P2B2)
Pengendalian Penyakit Demam Berdarah (DBD)

D.

Imunisasi
Imunisasi adalah suatu prosedur rutin yang memberi kekebalan pada
bayi. Fungsi imunisasi adalah perlindungan menyeluruh terhadap penyakitpenyakit berbahaya dan sering terjadi pada tahun-tahun awal kehidupan.
Sasaran kegiatan ini adalah bayi dan ibu hamil. Program imunisasi di
puskesmas Kelapa Gading adalah imunisasi dasar dan imunisasi pada ibu
hamil.
Ada dua jenis imunisasi, yaitu :
1. Imunisasi aktif (Active imunization)
2. Imunisasi pasif (Pasive imunization)

1.1.4.7 PROGRAM PENGOBATAN DASAR


Ruang

lingkup

pengobatan

dasar

yaitu

menegakkan

diagnosis,

memberikan pengobatan, merujuk pasien ke pusat-pusat rujukan sesuai jenis


penyakit yang tidak mampu ditangani puskesmas.
Kegiatan BPU meliputi :
1. Pengobatan pasien umum, ASKES, JAMSOSTEK,Gakin dan Gratis.
2. Pelayanan rujukan pasien.
3. Pelayanan di klinik radiologi.
4. Pelayanan di klinik laboratorium.

1.2. IDENTIFIKASI MASALAH


Setelah mengkaji data dari program kesehatan dasar (basic seven) di Puskesmas
Kecamatan Kelapa Gading periode Agustus 2011, terdapat satu program yang dipilih
dalam identifikasi masalah yaitu Program Gizi. Program ini dipilih karena pencapaiannya
ada yang melebihi target dan tidak mencapai target, aksesnya mudah serta mempunyai
data yang lengkap.
Dari berbagai hasil pencapaian program kegiatan yang dievaluasi di Puskesmas
kecamatan Kelapa Gading sebagai berikut :
1.2.1. Program Gizi
Sasaran program Gizi adalah kelompok kelompok masyarakat yang berada di
wilayah Kecamatan Kelapa Gading dan secara khusus adalah kelompok kelompok
balita, ibu hamil dan ibu dalam masa nifas. Penyuluhan ini diberikan secara terpadu
bersamaan dengan program wajib dan pengembangan lainnya termasuk di dalamnya
tokoh masyarakat, masyarakat umum, dan masyarakat sekolah dengan kegiatan
pencapaian program dan target sebagai berikut :

1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di


wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-A periode Januari Juni tahun
2011 adalah sebesar 65,2%.
2. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-B

periode Januari Juni

tahun 2011 adalah sebesar 60,3%.


3. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun
2011 adalah sebesar 85,5%.
4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun
2011 adalah sebesar 139,5%.
5. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-A periode Januari
Juni tahun 2011 adalah sebesar 75,48%.
6. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-B periode Januari

Juni tahun 2011 adalah sebesar 108,52%.


7. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan KGB periode Januari Juni
tahun 2011 adalah sebesar 85,97%.
8. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan KGT periode Januari Juni
tahun 2011 adalah sebesar 96,72%.
9. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIA periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
49,05%.
10. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIB

periode Januari Juni tahun 2011 adalah

sebesar 42,75%.
11. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
42,4%.
12. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
32,95%.
13. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS-IIA periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
29,9%.
14. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIB periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
36,75%.
15. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
33,35%.
16. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
26,55%.
17. Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011
adalah sebesar 29,4%.

18. Cakupan pemberian Tablet Fe pada ibu nifas di wilayah Puskesmas


se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011
adalah sebesar 29,4%.
19. DO Fe 1 & Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
23,17% .
20. Cakupan balita yang memiliki KMS dari semua balita (K/S) yang
ada di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar 97,1%.
21. Cakupan partisipasi masyarakat untuk menimbang balitanya (D/S) di
wilayah Puskesmas Se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Juni tahun 2011adalah sebesar 52,77%.
22. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas SeKecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 adalah
sebesar 54,81%.
23. Cakupan efektivitas kegiatan pemantauan berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas Se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Juni tahun 2011 adalah sebesar 28,92%.
24. Angka balita gizi buruk di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar 0,84%.
25. Angka balita gizi kurang di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 adalah sebesar
0,03%.

1.3. RUMUSAN MASALAH


Setelah mengidentifikasi masalah dari program wajib Puskesmas di Kecamatan
Kelapa Gading maka dipilih satu program yang menjadi masalah, dengan cara
menghitung dan membandingkan nilai kesenjangan antara apa yang diharapkan
(expected) dengan apa yang telah terjadi (observed), selanjutnya dilakukan perumusan
masalah untuk membuat perencanaan yang baik sehingga masalah yang ada dapat
diselesaikan. Rumusan masalah dari Program Gizi di puskesmas adalah sebagai berikut :
1.3.1. Program Gizi
Sasaran program ini yaitu, balita, ibu hamil, dan ibu dalam masa nifas dengan
kegiatan pencapaian program dan target sebagai berikut :

1. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di


wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-A periode Januari Juni tahun
2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 65,2 % dari target
sebesar 90 %.
2. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-B periode Januari Juni tahun
2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 60,3 % dari target
sebesar 90 %.
3. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun
2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 85,5 % dari target
sebesar 90 %.
4. Cakupan pemberian vitamin A biru pada bayi bulan Februari 2011 di
wilayah Puskesmas Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun
2011 di atas target dengan cakupan sebesar 139,5 % dari target
sebesar 90 %.
5. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-A periode Januari
Juni tahun 2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 75,48 %
dari target sebesar 90 %.
6. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari

2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan PGS II-B periode Januari


Juni tahun 2011 di atas target dengan cakupan sebesar 108,52 % dari
target sebesar 90 %.
7. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan KGB periode Januari Juni
tahun 2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 85,97 % dari
target sebesar 90 %.
8. Cakupan pemberian vitamin A merah pada balita bulan Februari
2011 di wilayah Puskesmas Kelurahan KGT periode Januari Juni
tahun 2011 di atas target dengan cakupan sebesar 96,72 % dari target
sebesar 90 %.
9. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIA periode Januari Juni tahun 2011 di atas target
dengan cakupan sebesar 49,05 % dari target sebesar 45 %.
10. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIB periode Januari Juni tahun 2011 di bawah
target dengan cakupan sebesar 42,75 % dari target sebesar 45 %.
11. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun 2011 di bawah target
dengan cakupan sebesar 42,4 % dari target sebesar 45 %.
12. Cakupan pemberian tablet Fe 1 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun 2011 di bawah target
dengan cakupan sebesar 32,95 % dari target sebesar 45 %.
13. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS-IIA periode Januari Juni tahun 2011 di bawah target
dengan cakupan sebesar 29,9 % dari target sebesar 42,5 %.
14. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan PGS- IIB periode Januari Juni tahun 2011 di bawah
target dengan cakupan sebesar 36,75 % dari target sebesar 42,5 %.
15. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGB periode Januari Juni tahun 2011 di bawah target
dengan cakupan sebesar 33,35 % dari target sebesar 42,5%.
16. Cakupan pemberian tablet Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas
Kelurahan KGT periode Januari Juni tahun 2011 di bawah target

dengan cakupan sebesar 26,55 % dari target sebesar 42,5 %.


17. Cakupan pemberian Vitamin A pada ibu nifas di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 di
bawah target dengan cakupan sebesar 29,4 % dari target sebesar
45%.
18. Cakupan pemberian Tablet Fe pada ibu nifas di wilayah Puskesmas
se-Kecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 di
bawah target dengan cakupan sebesar 29,4 % dari target sebesar
45%.
19. DO Fe 1 & Fe 3 pada ibu hamil di wilayah Puskesmas se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 di atas target
dengan cakupan sebesar 23,17% dari target sebesar <10 %.
20. Cakupan balita yang memiliki KMS dari semua balita (K/S) yang
ada di wilayah Puskesmas se-Kecamatan Kelapa Gading periode
Januari Juni tahun 2011 di atas target dengan cakupan sebesar 97,1
% dari target sebesar 90 %.
21. Cakupan partisipasi masyarakat untuk menimbang balitanya (D/S) di
wilayah Puskesmas Se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Juni tahun 2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 52,77 %
dari target sebesar 80 %.
22. Cakupan kesinambungan status gizi (N/D) di wilayah Puskesmas SeKecamatan Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 di
bawah target dengan cakupan sebesar 54,81 % dari target sebesar
80%.
23. Cakupan efektivitas kegiatan pemantauan berat badan balita (N/S) di
wilayah Puskesmas Se- Kecamatan Kelapa Gading periode Januari
Juni tahun 2011 di bawah target dengan cakupan sebesar 28,92 %
dari target sebesar 60%.
24. Angka balita gizi buruk di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan Kelapa
Gading periode Januari Juni tahun 2011 di atas target dengan
cakupan sebesar 0,84 % dari target sebesar 0 %.
25. Angka balita gizi kurang di wilayah Puskesmas Se-Kecamatan
Kelapa Gading periode Januari Juni tahun 2011 di atas target

dengan cakupan sebesar 0,03 % dari target sebesar 0 %.

Anda mungkin juga menyukai