PENDAHULUAN
Kehamilan umumnya berlangsung 40 minggu atau 280 hari dihitung dari
hari pertama haid terakhir. Kehamilan aterm ialah usia kehamilan antara 38-42
minggu dan ini merupakan periode terjadinya persalinan normal.1,2
Sampai saat ini, mortalitas dan morbiditas neonatus pada bayi preterm
masih sangat tinggi. Hal ini berkaitan dengan maturitas organ pada bayi lahir
seperti paru, otak, dan gastrointestinal. Di negara Barat sampai 80% dari kematian
neonatus adalah akibat prematuritas, dan pada bayi yang selamat 10% mengalami
permasalahan dalam jangka panjang. Penyebab persalinan preterm sering dapat
dikenali dengan jelas. Namun,pada banyak kasus penyebab pasti tidak dapat
diketahui. Beberapa faktor mempunyai andil dalam terjadinya preterm seperti
faktor pada ibu, faktor janin dan plasenta, ataupun faktor lain seperti
sosiekonomik.2
Pendekatan obstetrik yang baik terhadap persalinan preterm akan
memberikan harapan terhadap ketahanan hidup dan kualitas hidup bayi preterm.
Di beberapa negara maju. Angka Kematian Neonatal pada persalinan prematur
menunjukkan penurunan, yang umumnya disebabkan oleh meningkatnya peranan
neonatal intensive care dan akses yang lebih baik dari pelayanan ini. Di Amerika
Serikat bahkan menunjukkan kemajuan yang dramatis berkaitan dengan
meningkatnya umur kehamilan, dengan 50% neonatus selamat pada persalinan
usia kehamilan 25 minggu, dan lebih dari 90% pada usia 28-29 minggu. Hal ini
menujukkan bahwa teknologi dapat berperan banyak dalam keberhasilan
persalinan bayi preterm.
Masih ada sisi lain yang perlu diperhatikan dalam menangani neonatus
preterm, terutama bayi dengan berat lahir sangat rendah (< 1.500 gram), yaitu
biaya yang sangat mahal dan meminta tenaga yang banyak. Upaya primer
mempunyai dampak biaya yang relatif murah bagi masyarakat mengingat akses ke
rumah sakit sangat kecil, sedangkan upaya sekunder di rumah sakit lebih mahal.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Dalam dua dekade di negara industri, seperti Amerika terdapat kemajuan dalam
penurunan mortilitas bayi berat lahir rendah di samping kejaian berat lahir rendah
yang relatif tidak banyak perubahannya. Angka kematian neonatal menunjukkan
penurunan pada golongan 1000-1500 gram. Hal ini menunjukkan bahwa teknologi
dapat mempunyai peranan yang banyak, terutama dalam hal perawatan sindrom
gawat napas.
2.2.2 Etiologi dan Faktor Predisposisi
Persalinan prematur merupakan kelainan proses yang multifaktorial.
Kombinasi keadaan obstetrik, sosiodemografi dan faktor medik mempunyai
pengaruh terhadap terjadinya persalinan prematur. Kadang hanya risiko tunggal
dijumpai seperti distensi berlebih uterus, ketuban pecah dini, atau trauma. Banyak
kasus persalinan prematur sebagai akibat proses patogenik yang merupakan
mediator biokimia yang mempunyai dampak terjadinya kontraksi rahim dan
perubahan serviks, yaitu:
1. Aktivasi aksis kelenjar hipotalamus-hipofisis-adrenal baik pada ibu
maupun janin, akibat stres pada ibu atau janin
2. Inflamasi desidua-korioamnion atau sistemik akibat infeksi asenden dari
traktus genitourinaria atau infeksi sistemik
3. Perdarahan desidua
4. Peregangan uterus patologik
5. Kelainan pada uterus atau serviks
Dengan demikian, untuk memprediksi kemungkinan terjadinya persalinan
prematur harus dicermati beberapa kondisi yang dapat menimbulkan kontraksi,
menyebabkan persalinan prematur atau seorang dokter terpaksa mengakhiri
kehamilan pada saat kehamilan belum genap sebulan.
Kondisi selama kehamilan yang berisiko terjadinya persalinan preterm adalah:
previa)
Ketuban pecah dini
Pertumbuhan janin terhambat
Cacat bawaan janin
Kehamilan ganda/gemeli
Polihidramnion
Ibu
- Penyakit berat pada ibu
- Diabetes mellitus
- Preeklampsia/hipertensi
- Infeksi saluran kemih/genital/intrauterin
- Penyakit infeksi dengan demam
- Stres psikologik
- Kelainan bentuk uterus/serviks
- Riwayat persalinan preterm/abortus berulang
- Inkompetensi serviks (panjang serviks kurang dari 1 cm)
- Pemakaian obat narkotik
- Trauma
- Perokok berat
- Kelainan imunologi/kelainan resus
Cox
dkk
(1989)
memberi
data
bahwa
endotoksin
bakteri
teleologis, hal ini kemungkinan menguntungkan bagi janin yang ingin melepaskan
dirinya dari lingkungan yang terinfeksi.4
2.2.4 Diagnosis
Sering terjadi kesulitan dalam menentukan diagnosis ancaman persalinan
preterm. Tidak jarang kontraksi yang timbul pada kehamilan tidak benar-benar
merupakan ancaman proses persalinan. Beberapa kriteria dapat dipakai sebagai
diagnosis ancaman persalinan preterm, yaitu:
Kontraksi yang berulang sedikitnya 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali
persalinan preterm
Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
pada
kunjungan
antenatal,
sebenarnya
pemeriksaan
tersebut
Indikator klinik
Indikator kinik yang dapat dijumpai seperti timbulnya kontraksi dan
pemendekan
serviks
(secara
manual
maupun
ultrasonografi).
persalinan preterm.
Indikator laboratorik
Beberapa indikator laboratorik yang bermakna anatara lain adalah:
jumlah leukosit dalam air ketuban (20/ml atau lebih), pemeriksaan
CRP (> 0,7 mg/ml), dan pemeriksaan leukosit dalam serum ibu (>
13.000/ml).
Indikator biokimia
- Fibronektin janin: peningkatan kadar fibrinektin janin pada vagina,
serviks dan air ketuban memberikan indikasi adanya gangguan
pada hubungan antara korion dan desidua. Pada kehamilan 24
minggu atau lebih, kadar fibronektin jajanin 50 ng/ml atau lebih
mengindikasikan risiko nin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan
risiko nin 50 ng/ml atau lebih mengindikasikan risiko persalinan
-
preterm.
Corticotropin releasing hormone (CRH) : peningkatan CRH dini
atau pada trimester 2 merupakan indikator kuat untuk terjadinya
persalinan preterm.
Sitokin inflamasi : seperti IL-1, IL-6, IL-8 dan TNF- telah
diteliti sebagai mediator yang mungkin berperan dalam sintesis
prostaglandin
Isoferitin plasenta : pada keadaan normal (tidak hamil) kadar
isoferitin sebesar 10 U/ml. Kadarnya meningkat secara bermakna
selama kehamilan dan mencapai puncak pada trimester akhir yaitu
52,8 53 U/ml. Penurunan kadar dalam serum akan berisiko
peningkatan
kadar
feritin
dan kejadian
penyulitan
(narkotik)
Hindari kerja berat dan perlu cukup istirahat
Obati penyakit yang dapat menyebabkan persalinan preterm
Kenali dan obati infeksi genital/saluran kencing
Deteksi dan pengamanan faktro risiko terhadap persalinan preterm.2
2.2.6 Pengelolaan
Manajemen persalinan preterm bergantung pada beberapa faktor.
mencapai 4 cm.
Umur kehamilan. Makin muda usia kehamilan, upaya mencegah
persalinan makin perlu dilakukan. Persalinan dapat dipertimbangkan
2.2.6.1 Tokolisis
Pemberian tokolisis masih perlu dipertimbangkan bila dijumpai kontraksi uterus
yang regular dengan perubahan serviks.
lengkap
Optimalisasi personel
2.2.6.2 Kortikosteroid
Pemberian terapi kortikosteroid dimaksudkan untuk pematangan surfaktan
paru janin, menurunkan insidensi RDS, mencegah perdarahan intraventrikular,
yang akhirnya menurunkan kematian neonatus. Kortikosteroid perlu diberikan
bilamana usia kehamilan kurang dari 35 minggu.
Obat yang diberikan adalah: deksametason atau betametason. Pemberian steroid
ini tidak diulang karena risiko terjadinya pertumbuhan janin terhambat.
Pemberian siklus tunggal kortikosteroid adalah:
saraf jangka panjang. Hal ini diukur berdasarkan adanya gangguan belajr,
perilaku, dan motorik atau sensorik (NIH Consensus Development Panel, 1995).
Namun, terdapat efek jangka pendek pada ibu, antara lain edema paru, infeksi,
dan pengendalian glukosa yang lebih sulit pada ibu diabetik. Tidak dilaporkan
adanya efek merugikan jangka panjang pada ibu.
2.2.6.3 Antibiotika
Antibiotika hanya diberikan bilamana kehamilan mengandung risiko
terjadinya infeksi seperti pada kasus KPD. Obat diberikan per oral, yang
dianjurkan adalah: eritromisin 3x500 mg selama 3 hari. Obat pilihan lain adalah
ampisilin 3x500 mg selama 3 hari, atau dapat menggunakan antibiotika lain
seperti klindamisin. Tidak dianjurkan pemberian ko-amoksiklaf karena risiko
NEC.
Penderita dengan KPD atau Preterm premature rupture of the membrane
dilakuakn pengakhiran persalinan pada usia kehamilan 36 minggu. Untuk usia 3235 minggu jika ada bukti hasil pemeriksaan maturitas paru, maka kemampuan
rumah sakit sangat menentukan kapan sebaiknya kehamilan diakhiri.2,4
Akan tetapi apabila ditemukan adanya bukti infeksi (klinik ataupun
laboratorik), maka pengakhiran persalinan dipercepat/induksi, tanpa melihat usia
kehamilan.
Persiapan persalinan preterm perlu pertimbangan berdasar:
Usia gestasi
- Usia gestasi 34 minggu atau lebih: dapat melahirkan di tingkat
-
10
11
12
BAB III
KESIMPULAN
13
Kontraksi yang berulang sedikitnya 7-8 menit sekali, atau 2-3 kali
persalinan preterm
Terjadi pada usia kehamilan 22-37 minggu
14
DAFTAR PUSTAKA
16