Status Pasien Presentasi Kasus I
Status Pasien Presentasi Kasus I
I.
II.
IDENTITAS PASIEN
Nomor RM
: 018756
Nama
: Nn. Pujiyati
Jenis Kelamin
: Perempuan
Umur
: 21 tahun
Alamat
Agama
: Islam
Status marital
: Belum menikah
Tanggal Masuk RS
: 5 November 2014
Ruang
: Pulau Sibatik
ANAMNESIS
Anamnesis dilakukan secara autoanamnesis pada tanggal 11 November
2014 pada pukul 10.00 WIB di ruang pulau Sibatik kamar 2 Rumkital Dr.
Mintohardjo.
KELUHAN UTAMA
Nyeri pinggang kanan sejak 2 hari sebelum masuk Rumah Sakit.
KELUHAN TAMBAHAN
Nyeri perut kanan bawah, nyeri saat buang air kecil, demam dan nafsu
makan menurun.
RIWAYAT PENYAKIT SEKARANG
Os datang ke UGD Rumkital dr. Mintohardjo pada tanggal 4
November 2014 pukul 22.00 dengan keluhan utama nyeri pinggang
sebelah kanan. Nyeri pinggang tersebut dirasakan sejak 2 hari dan
memberat beberapa jam sebelum masuk Rumah Sakit. Nyeri yang
dirasakan seperti tertusuk-tusuk benda tajam, hilang timbul dan timbul
1
(Pulau
Sibatik)
sampai
hari
ke
6,
Os
mendapatkan
mempunyai
kebiasaan
menahan
buang
air
kecil,
jarang
PEMERIKSAAN FISIK
Keadaan Umum
Kesadaran
: Compos mentis
Kesan sakit
Kesan gizi
: Cukup
Tanda vital
-
Nadi
: 88 x/menit
Suhu
: 36,5C
Pernafasan
: 22x/menit
Status gizi
-
TB
BB
BMI
: 165 cm
: 45 kg
:
45
kg/m2 16,5 kg/m2
2,7225
Status generalis
Kepala
o Wajah : simetris
o Mata : alis warna hitam, udem palpebra -/-, bulu mata berwarna
hitam, konjunctiva palpebra anemis +/+, sclera ikterik -/-, pupil bulat
isokor, refleks cahaya langsung +/+, refleks cahaya tidak langsung +/+
o Hidung : normosepti, deviasi septum (-), deformitas (-), sekret (-)
o Telinga : normotia, nyeri tekan tragus (-), nyeri tarik (-), serumen (-)
o Mulut : bibir simetris, sianosis (-), mukosa bibir basah, mukosa lidah
merah muda, tonsil T1-T1, kripta tidak melebar, detritus (-), faring
tidak hiperemis, oral higine baik
Leher : KGB tidak teraba membesar, deviasi trakea (-)
Thorax :
Paru:
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
o Auskultasi
Jantung:
o Inspeksi
o Palpasi
parasternal sinistra, batas kanan jantung redup setinggi ICS 3-5 linea
midclavicularis dextra, batas kiri jantung redup setinggi ICS V, 1 cm
medial linea midclavicularis kiri.
o Auskultasi
Abdomen:
o Inspeksi
: datar
o Auskultasi
o Palpasi
(-)
Genitalia:
Tidak dilakukan
Ekstremitas:
Superior dan Inferior:
o Inspeksi
o Palpasi
Status Lokalis
4
Pinggang:
IV.
o Inspeksi
o Palpasi
o Perkusi
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1.
Laboratorium
Nama test
Hemoglobin
Trombosit
Eritrosit
Hematokrit
Leukosit
Differensial:
Basofil
Eosinofil
Batang
Segmen
Limfosit
Monosit
LED
Tanggal Pemeriksaan
4/11/14
5/11/14
7/11/14
Hasil
Hasil
Hasil
Hematologi
13,5
11,6
215
178
5,04
4,43
38
33
20.100
7.200
0
0
0
89
6
5
Fungsi ginjal
Ureum
Kreatinin
0
2
0
68
18
12
100
Kimia darah
78
1,3
Satuan
Nilai normal
g/dL
ribu/uL
juta/uL
%
/mm3
12-14
150-400
4-6
37-42
5.000-10.000
%
%
%
%
%
%
mm/jam
0
03
26
50 70
20 40
28
<20
mg/dL
mg/dL
17 43
0,6 1,1
Urinalisa
Kimia urin
Warna dan
kuning
kejernihan
agak keruh
Eritrosit
+++
Glukosa
negatif
Leukosit
++
Bilirubin
negatif
Keton
negatif
Berat jenis
1,030
Ph
5,5
Protein
++
Urobilinogen
normal
Nitrit
negatif
Mikroskopis urine
Eritrosit
+++/penuh
kuning
mg/dL
/LPB
mg/dL
mg/dL
1-3
Negatif
1-5
Negatif
Negatif
1,005 1,030
4,5 8,5
Negatif
3,5-17
Negatif
/LPB
5
Leukosit
Epitel
Bakteri
Silinder
Kristal
Lain-lain
Tes kehamilan
++/20-30
Positif
Positif
Negatif
Negatif
Negatif
Negatif
2.
sel/uL
/LPK
/LPK
/LPB
/LPB
USG
o Hati
homogen, batas vena jelas, vena porta baik, tidak tampak ascites, tidak
tampak nodul-nodul.
o Empedu
batu/sludge
o Limpa
kalsifikasi
o Ginjal kanan : tampak membesar, cortex tampak sangat tipis, tampak
pelebaran calyses, tampak batu dengan akustik shadow.
o Ginjal kiri
Foto thorax
o Cor
o Pulmo: corakan paru baik, infiltrate tak tampak, sinus dan difragma
baik, tulang dan soft tissue baik.
Kesan : jantung dan paru baik
4.
BNO IVP
o BNO : Ureterolith kanan
o IVP
V.
DIAGNOSIS KERJA
o Kolik renal et causa ureterolithiasis dextra dengan komplikasi
hidronefrosis dextra derajat III
o Infeksi saluran kemih
Anastesi
Cara pembiusan
: Spinal Analgesia
: Litotomi
Laporan operasi:
Ureterenoskopi:
o Buli-buli normal, muara ureter kanan dan kiri (+/+) dalam
batas normal
o Ureter sinistra : ureter dalam batas normal, batu (-)
o Ureter dekstra : ureter dalam batas normal, batu ureter distal
+/- 20 mm
Operasi selesai
VII.
FOLLOW UP
Pemeriksaan
S
Keluhan
Tanggal
14 November 2014
15 November 2014
Sakit kepala (+), mual (+), Sakit kepala (-), mual
(+)
Keadaan umum Sakit sedang
Sakit sedang
Kesadaran
Compos mentis
Compos mentis
Tanda vital
TD 110/70 mmHg, Nadi TD 100/70 mmHg, Nadi 96
96 x/m, RR 20 x/m, Suhu x/m, RR 20 x/m, Suhu 36,7
Kepala
Mata
THT
Paru
36,7 oC
Normocephali
CA -/-; SI -/-; oedem -/Tak ada keluhan
Suara nafas vesikuler +/+,
Jantung
wheezing -/-, rhonki -/wheezing -/-, rhonki -/S1 S2 reguler, murmur (-), S1 S2 reguler, murmur (-),
Abdomen
gallop (-)
gallop (-)
Datar, BU (+), supel, nyeri Datar, BU (+), supel, nyeri
C
Normocephali
CA -/-; SI -/-; oedem -/Tak ada keluhan
Suara nafas vesikuler +/+,
tekan (-), nyeri tekan lepas tekan (-), nyeri tekan lepas
(-), nyeri tekan daerah (-),
Ekstremitas
A
Diagnosis
nyeri
tekan
daerah
lumbal/costovertebral (-)
lumbal/costovertebral (-)
Akral
hangat
ke-4 Akral
hangat
ke-4
ekstremitas
Post op URS hari 1
IVFD RL 25 tpm
ekstremitas
Post op URS hari 2
IVFD RL 25 tpm
Pengobatan
A. Definisi
Urolithiasis atau
penyebab
tersering
50 mg
ketiga
yang
menimbulkan gangguan
infeksi
dan
saluran
kemih
dari glandula
prostat.1
menunjukkan
adanya
Istilah
keadaan
patologis
urolithiasis
10
Epide
miologi
Diperkirakan setiap tahunnya terdapat 7-12 kasus nefrolitiasis dalam 10.000
orang, dengan prevalensi kasus 10% pria dan 5% wanita di Amerika Serikat.3 Melalui
sebuah studi yang dilakukan dewasa ini, prevalensi penyakit ini meningkat dari 3.8%
menjadi 5.2% di seluruh Amerika.4 Peningkatan ini terjadi terutama pada pasien kulit
putih, pria lebih banyak daripada wanita, dan pada pasien dengan usia lanjut. Ketika
seseorang memiliki batu ginjal, maka pasien tersebut memiliki kecendurungan untuk
kambuh di kemudian hari.4 Angka kekambuhan adalah 10-20% dalam 1-2 tahun, 35%
dalam 5 tahun, dan 60% dalam 10 tahun apabila tidak diobati.2
C. Etiologi
Penyebab pembentukan batu saluran kemih diduga ada hubungannya dengan
gangguan aliran urin, gangguan metabolik, infeksi saluran kemih, dehidrasi dan
keadaan-keadaan lain (idiopatik).3 Secara epidemiologis beberapa faktor yang
mempermudah terjadinya batu saluran kemih meliputi faktor intrinsik dan faktor
ekstrinsik, antara lain faktor intrinsik yaitu herediter (keturunan), umur dan jenis
kelamin. Faktor ekstrinsik yaitu faktor geografik, iklim temperature, asupan air yang
11
dikonsumsi, diet dan pekerjaan. Berdasarkan jenis dan komposisi batu, penyebab
pembentukan batu saluran kemih antara lain:
Batu kalsium (kalsium oksalat dan kalsium fosfat):
Hiperkalsiuria
o Hiperkalsiuria idiopatik
o Hiperparatiroidisme primer
o Kelebihan vitamin D atau kalsium
o Asidosis tubulus ginjal tipe I
Hiperoksaluria
o Hiperoksaluria enterik
o Hiperoksaluria idiopatik
o Hiperoksaluria herediter (tipe I & II)
Hiperurikosuria
o Diet purin berlebih
Hipositraturia
o Idiopatik
o Asidosis tubulus ginjal tipe I (lengkap atau tidak lengkap)
o Konsumsi asetazolamid
o Diare, latihan jasmani dan masukan protein tinggi
Hipomagnesuria
o Penyakit inflamasi usus
Batu Asam Urat
o pH air kemih rendah
o Hiperurikosuria (primer dan sekunder)
Batu Struvit
o
Batu Sistin
o
o
Sistinuria herediter
Batu lain seperti matriks, xantin 2.8 dihidroksadenin, ammonium urat,
triamteren, silikat4
D. Patofisiologi
Secara teoritis batu dapat terbentuk di seluruh saluran kemih terutama pada
tempat yang sering mengalami hambatan aliran urin.5 Adanya kelainan bawaan pada
pelviskalises, divertikel, obstruksi infravesika seperti pada hyperplasia prostat
benigna, striktura dan buli-buli neurogenik akan memperudah terjadinya pembentukan
batu.6
Batu terdiri atas kristal kristal yang tersusun oleh bahan bahan organik
maupun anorganik yang terlarut dalam urin. Kristal tersebut akan tetap berada dalam
12
keadaan metastable jika tidak ada keadaan yang menyebabkan terjadinya presipitasi
kristal. Presipitasi kristal akan membentuk inti batu (nukleasi) yang kemudian
mengadakan agregasi dan menarik bahan bahan lain sehingga menjadi kristal yang
lebih besar. Selanjutnya agregat kristal menempel pada epitel saluran kemih (retensi
kristal) dan dari sini bahan-bahan lain diendapkan pada agregrat tersebut sehingga
membentuk batu yang cukup besar untuk menyumbat saluran kemih.7
Kondisi metastable dipengaruhi oleh suhu, pH larutan, adanya koloid di dalam
urin, konsentrasi solute, laju aliran urin, adanya korpus alineum di dalam saluran
kemih yang dapat menjadi inti batu.3,8 Terbentuk atau tidaknya batu di dalam saluran
kemih, di tentukan oleh adanya keseimbangan antara zat pembentuk batu dengan
inhibitornya atau zat yang mampu mencegah timbulnya batu. Dikenal beberapa zat
yang dapat menghambat terbentuknya batu saluran kemih yaitu proses reabsorsi
kalsium dalam usus, proses pembentukan inti batu atau kistal, proses agregasi kristal
hingga retensi kristal.3
E. Gejala Klinis
o
Nyeri kolik dan non kolik renal
Kolik renal dan non-kolik renal merupakan 2 tipe nyeri yang berasal dari
ginjal. Kolik renal biasanya disebabkan oleh peregangan collecting system atau ureter,
sedangkan non-kolik renal disebabkan oleh distensi kapsul ginjal. Obstruksi saluran
kemih merupakan mekanisme utama penyebab kolik renal. Kolik renal tidak selalu
hilang timbul seperti kolik usus atau kandung empedu, tetapi lebih konstan. Pasien
dengan batu ginjal biasanya mengalami nyeri akibat obstruksi saluran kemih. Gejala
kolik renal akut tergantung pada lokasi batu; beberapa daerah yang dipengaruhi, yaitu:
kaliks renal, pelvis renal, ureter bagian atas (1/3 proksimal) dan 1/3 tengah, serta
ureter bagian bawah (1/3 distal).3,9
Kaliks renal nyeri tumpul pada pinggang atau punggung, dengan
intensitas berat hingga ringan. Nyeri mungkin diperparah dengan konsumsi
junction, sehingga
menyebabkan
nyeri
pada sudut
13
Hematuria, sering kali dikeluhkan oleh pasien akibat trauma pada mukosa
saluran kemih yang disebabkan oleh batu.3
Demam, jika terdapat demam harus dicurigai suatu urosepsis dan kedaruratan
dibidang urologi.3
Mual dan muntah
F. Pemeriksaan Fisik
Pemeriksaan fisik pasien dengan batu salurn kemih dapat bervariasi mulai
tanpa kelainan fisik sampai tanda-tanda sakit berat tergantung pada letak batu dan
penyulit yang ditimbulkan. Pemeriksaan fisik umum meliputi keadaan umum sakit
sedang berat, hipertensi, febris, anemis ataupun tanda-tanda syok. Pemeriksan fisik
status lokalis urologi,3,10 yaitu:
o Sudut kosto vertebra : nyeri tekan, nyeri ketok, pembesaran ginjal
o Supra simfisis
o Genitalia eksterna
o Colok dubur
G. Pemeriksaan Penunjang
Gambar 3
Manifestasi nyeri
pada berbagai lokasi
batu
14
15
nyeri, memperlancar aliran urin dengan pemberian diuretic dan minum banyak
supaya dapat mendorong batu keluar dari saluran kemih. Nyeri akibat batu
saluran kemih dapat disebabkan oleh 2 mekanisme: (a) dilatasi sistem
sumbatan dengan peregangan reseptor nyeri dan (b) iritasi lokal dinding ureter
atau dinding pelvis ginjal disertai edema dan pelepasan mediator nyeri.
Tindakan emergensi ditujukan pada pasien dengan kolik ginjal. Pasien
dianjurkan untuk tirah baring dan dicari penyebab lain. Berikan spasme
analgetik atau inhibitor sintesis prostaglandin (IV, IM atau supositoria). Pilihan
analgesik pada nyeri kolik adalah Non-Steroidal Anti Inflamatory Drugs
(NSAID) seperti diklofenak, indometasin dan ibuprofen.
2. Pengambilan batu
a. ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy)
Alat ini dapat memecah batu ginjal, batu ureter proksimal, atau batu
buli-bli tanpa melalui tindakan invasive dan tanpa pembiusan. Batu
dipecah menjadi fragmen-fragmen kecil sehingga mudah dikeluarkan
melalui saluran kemih.3,13,14
b. Endoruologi
Tindakan invasive minimal untuk mengeluarkan batu saluran kemih
yang terdiri atas memecah batu dan kemudian mengeluarkannya dari
saluran kemih melalui alat yang dimasukkan langsung ke dalam
saluran kemih. Alat dimasukkan melalui uretra atau insisi kecil pada
kulit. Proses pemecahan batu menggunakan cara mekanik, energy
hidraulik, energy gelombang suara dan energy laser. Beberapa tindakan
endourologi yaitu:
1.
PNL (Percutaneus
Nephro
Litholapaxy)
adalah
usaha
3.
Ellik.14
Ureteroskopi atau ureterorenoskopi adalah memasukkan alat peruretra guna melihat keadaan ureter atau sistem pielokaliks ginjal.
Dengan memakai energy tertentu, batu yang berada di dalam ureter
maupun
sistem
kalises
dapat
dipecah
melalui
tuntunan
uteroskopi.3,14
16
batu
(sitrat,
DAFTAR PUSTAKA
17
18