Anda di halaman 1dari 9

Review tentang Advanced Encryption Standart dan

Teknologi Jaringan Terbaru Saat Ini


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Network Security
Dosen Pengampu : Mohammad Hafiz Hersyah, MT

Oleh:
RUZANNA YANDRA
1110453022

JURUSAN SISTEM KOMPUTER


FAKULTAS TEKNOLOGI INFORMASI
UNIVERSITAS ANDALAS
PADANG
2014

Advanced Encryption Standart


AES (Advanced Encryption Standard) adalah lanjutan dari algoritma enkripsi standar
DES (Data Encryption Standard) yang masa berlakunya dianggap telah usai karena faktor
keamanan. Kecepatan komputer yang sangat pesat dianggap sangat membahayakan DES,
sehingga pada tanggal 2 Maret tahun 2001 ditetapkanlah algoritma baru Rijndael sebagai AES.
Pada 2006, AES merupakan salah satu algoritma terpopuler yang digunakan dalam
kriptografi kunci simetrik. AES ini merupakan algoritma block cipher dengan menggunakan
sistem permutasi dan substitusi (P-Box dan S-Box) bukan dengan jaringan Feistel sebagaiman
block cipher pada umumnya. Jenis AES terbagi 3, yaitu :
1.AES-128
2.AES-192
3.AES-256
Pengelompokkan jenis AES ini adalah berdasarkan panjang kunci yang digunakan.
Angka-angka di belakang kata AES menggambarkan panjang kunci yang digunakan pada tipatiap AES. Selain itu, hal yang membedakan dari masing-masing AES ini adalah banyaknya round
yang dipakai. AES-128 menggunakan 10 round, AES-192 sebanyak 12 round, dan AES-256
sebanyak 14 round.
AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang
128, 192, atau 256 bit. Tidak seperti Rijndael yang block dan kuncinya dapat berukuran
kelipatan 32 bit dengan ukuran minimum 128 bit dan maksimum 256 bit.
Berdasarkan ukuran block yang tetap, AES bekerja pada matriks berukuran 4x4 di mana
tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael sendiri dapat mempunyai
ukuran matriks yang lebih dari itu dengan menambahkan kolom sebanyak yang diperlukan.

Berikut Ini Adalah Penjelasan Mengenai AES 128 Bit


Garis besar Algoritma Rijndael yang beroperasi pada blok 128-bit dengan kunci 128-bit
adalah sebagai berikut (di luar proses pembangkitan round key):
1. AddRoundKey: melakukan XOR antara state awal (plainteks) dengan cipher key.
Tahap ini disebut juga initial round.
2. Putaran sebanyak Nr 1 kali. Proses yang dilakukan pada setiap putaran adalah:
a. SubBytes: substitusi byte dengan menggunakan tabel substitusi (S-box).

b. ShiftRows: pergeseran baris-baris array state secara wrapping.


c. MixColumns: mengacak data di masing-masing kolom array state.
d. AddRoundKey: melakukan XOR antara state sekarang round key.
2. Final round: proses untuk putaran terakhir:
a. SubBytes
b. ShiftRows
c. AddRoundKey
AES memiliki ukuran block yang tetap sepanjang 128 bit dan ukuran kunci sepanjang
128, 192, atau 256 bit. Berdasarkan ukuran block yang tetap, AES bekerja pada matriks
berukuran 4x4 di mana tiap-tiap sel matriks terdiri atas 1 byte (8 bit). Sedangkan Rijndael
sendiri dapat mempunyai ukuran matriks yang lebih dari itu dengan menambahkan kolom
sebanyak yang diperlukan.
Blok chiper tersebut dalam pembahasan ini akan diasumsikan sebagai sebuah kotak.
Setiap plainteks akan dikonversikan terlebih dahulu ke dalam blok-blok tersebut dalam bentuk
heksadesimal. Barulah kemudian blok itu akan diproses dengan metode yang akan dijelaskan.
Secara umum metode yang digunakan dalam pemrosesan enkripsi dalam algoritma ini dapat
dilihat melalui gambar berikut:

Gambar Diagram AES

1. ADD ROUND KEY


Add Round Key pada dasarnya adalah mengkombinasikan chiper teks yang sudah ada dengan
chiper key yang chiper key dengan hubungan XOR. Bagannya bisa dilihat pada gambar 7.

Gambar Add Round Key

Pada gambar tersebut di sebelah kiri adalah chiper teks dan sebelah kanan adalah round key nya.
XOR dilakukan per kolom yaitu kolom-1 chiper teks di XOR dengan kolom-1 round key dan
seterusnya.
2. SUB BYTES
Prinsip dari Sub Bytes adalah menukar isi matriks/tabel yang ada dengan matriks/tabel lain yang
disebut dengan Rijndael S-Box. Di bawah ini adalah contoh Sub Bytes dan Rijndael S-Box.

Gambar Rijndael S-Box

Gambar Ilustrasi Sub Bytes

Pada ilustrasi Sub Bytes diatas, di sana terdapat nomor kolom dan nomor baris. Seperti yang
telah disebutkan sebelumnya, tiap isi kotak dari blok chiper berisi informasi dalam bentuk
heksadesimal yang terdiri dari dua digit, bisa angka-angka, angka-huruf, ataupun huruf-angka
yang semuanya tercantum dalam Rijndael S-Box. Langkahnya adalah mengambil salah satu isi
kotak matriks, mencocokkannya dengan digit kiri sebagai baris dan digit kanan sebagai kolom.
Kemudian dengan mengetahui kolom dan baris, kita dapat mengambil sebuah isi tabel dari
Rijndael S-Box. Langkah terakhir adalah mengubah keseluruhan blok chiper menjadi blok yang
baru yang isinya adalah hasil penukaran semua isi blok dengan isi langkah yang disebutkan
sebelumnya.
3. SHIFT ROWS
Shift Rows seperti namanya adalah sebuah proses yang melakukan shift atau pergeseran pada
setiap elemen blok/tabel yang dilakukan per barisnya. Yaitu baris pertama tidak dilakukan
pergeseran, baris kedua dilakukan pergeseran 1 byte, baris ketiga dilakukan pergeseran 2 byte,
dan baris keempat dilakukan pergeseran 3 byte. Pergeseran tersebut terlihat dalam sebuah blok
adalah sebuah pergeseran tiap elemen ke kiri tergantung berapa byte tergesernya, tiap pergeseran
1 byte berarti bergeser ke kiri sebanyak satu kali.
4. MIX COLUMNS
Yang terjadi saat Mix Column adalah mengalikan tiap elemen dari blok chiper dengan matriks
yang ditunjukkan oleh Gambar 11. Tabel sudah ditentukan dan siap pakai. Pengalian dilakukan
seperti perkalian matriks biasa yaitu menggunakan dot product lalu perkalian keduanya
dimasukkan ke dalam sebuah blok chiper baru. Ilustrasi dalam gambar 12 akan menjelaskan
mengenai bagaimana perkalian ini seharusnya dilakukan. Dengan begitu seluruh rangkaian
proses yang terjadi pada AES telah dijelaskan dan selanjutnya adalah menerangkan mengenai
penggunaan tiap-tiap proses tersebut.
Tabel untuk Mix Columns

Gambar Ilustrasi Mix Columns


5. DIAGRAM ALIR AES
Kembali melihat diagram yang ditunjukkan oleh Gambar 6. Seperti yang terlihat semua proses
yang telah dijelaskan sebelumnya terdapat pada diagram tersebut. Yang artinya adalah mulai dari
ronde kedua, dilakukan pengulangan terus menerus dengan rangkaian proses Sub Bytes, Shift
Rows, Mix Columns, dan Add Round Key, setelah itu hasil dari ronde tersebut akan digunakan
pada ronde berikutnya dengan metode yang sama. Namun pada ronde kesepuluh, Proses Mix
Columns tidak dilakukan, dengan kata lain urutan proses yang dilakukan adalah Sub Bytes, Shift
Rows, dan Add Round Key, hasil dari Add Round Key inilah yang dijadikan sebagai chiperteks
dari AES. Lebih jelasnya bisa dilihat dengan Gambar 13 dan 14 yang akan menerangkan
mengenai kasus tersebut

Ronde 2 hingga Ronde 6

Ronde 7 hingga Ronde 10


Dengan mengetahui semua proses yang ada pada AES, maka kita dapat menggunakannya dalam
berbagai contoh kasus yang muncul di kehidupan sehari-hari.

Teknologi Jaringan Terbaru Saat Ini


A. LTE
LTE (Long Term Evolution) adalah sebuah nama baru dari layanan yang
mempunyai kemampuan tinggi dalam sistem komunikasi bergerak (mobile). Merupakan
langkah menuju generasi ke-4 (4G) dari teknologi radio yang dirancang untuk
meningkatkan kapasitas dan kecepatan jaringan telepon mobile. Dimana generasi
sebelumnya dikenal sebagai 3G.
Meskipun biasanya dilihat sebagai telepon seluler atau penghantar, LTE juga
didukung oleh badan-badan keamanan publik di Amerika Serikat. Band radio 700 MHz
sebagai teknologi pilihan untuk keselamatan publik.
LTE memberikan tingkat kapasitas downlink sedikitnya 100 Mbps, dan uplink
paling sedikit 50 Mbps dan RAN round-trip kurang dari 10 ms. LTE mendukung operator

bandwidth, dari 20 MHz turun menjadi 1,4 MHz dan mendukung pembagian frekuensi
duplexing (FDD) dan waktu pembagian duplexing (TDD).
LTE nih banyak banget keuntungannya guys buat kita, apalagi diera globalisasi
yang apa apanya serba cepat dan menarik,
Beberapa keuntungan dari LTE :
1. Tingkat download sampai dengan 299.6 Mbis/s dan tingkat upload gingga 75.5 Mbis/s
tergantung pada katrgori perangkat yang digunakan.
2. Peningkatan dukungan untuk mobilitas, sebagai contoh dukungan untuk terminal
bergerak hingga 350km/jam atau 500 km/jam tergantung pita frekuensi
3. Dukungan untuk semua gelombang frekuensi yang saat ini digunakan oleh sistem IMT
dan ITU-R
4. Di daerah kota dan perkotaan, frekuensi band yang lebih tinggi (seperti 2.6 GHz di Uni
Eropa) digunakan untuk mendukung kecepatan tinggi mobile broadband.
5. Dukungan untuk MBSFN (Multicast Broadcast Single Frequency Network). Fitur ini
dapat memberikan layanan seperti Mobile TV menggunakan infrastruktur LTE, dan
merupakan pesaing untuk layanan DVB-H berbasis siaran TV.

B. 4G
4G adalah singkatan dari istilah dalam bahasa Inggris: fourth-generation
technology. Istilah ini umumnya digunakan mengacu kepada standar generasi keempat
dari teknologi telepon seluler. 4G merupakan pengembangan dari teknologi 3G dan 2G.
Sistem 4G menyediakan jaringan pita lebar ultra untuk berbagai perlengkapan elektronik,
contohnya telpon pintar dan laptop menggunakan modem USB.
Terdapat dua kandidat standar untuk 4G yang dikomersilkan di dunia yaitu
standar WiMAX (Korea Selatan sejak 2006) dan standar Long Term Evolution (LTE)
(Swedia sejak 2009).
Di Indonesia, WiMAX pertama kali diluncurkan oleh PT. FirstMedia dengan
merek dagang Sitra WiMAX sejak Juni 2010. Kemudian teknologi LTE pertama kali
diluncurkan oleh PT. Internux dengan merek dagang Bolt Super 4G LTE sejak 14
November 2013.

Sistem 4G menyediakan solusi IP yang komprehensif dimana suara, data, dan arus
multimedia dapat sampai kepada pengguna kapan saja dan dimana saja, pada rata-rata
data lebih tinggi dari generasi sebelumnya. Bagaimanapun, terdapat beberapa pendapat
yang ditujukan untuk 4G, yakni: 4G akan merupakan sistem berbasis IP terintegrasi
penuh. Ini akan dicapai setelah teknologi kabel dan nirkabel dapat dikonversikan dan
mampu menghasilkan kecepatan 100Mb/detik dan 1Gb/detik baik dalam maupun luar
ruang dengan kualitas premium dan keamanan tinggi. 4G akan menawarkan segala jenis
layanan dengan harga yang terjangkau. Setiap handset 4G akan langsung mempunyai
nomor IP v6 dilengkapi dengan kemampuan untuk berinteraksi internet telephony yang
berbasis Session Initiation Protocol (SIP). Semua jenis radio transmisi seperti GSM,
TDMA, EDGE, CDMA 2G, 2.5G akan dapat digunakan, dan dapat berintegrasi dengan
mudah dengan radio yang di operasikan tanpa lisensi seperti IEEE 802.11 di frekuensi 2.4
GHz & 5-5.8Ghz, bluetooth dan selular. Integrasi voice dan data dalam channel yang
sama. Integrasi voice dan data aplikasi SIP-enabled.
Jaringan 4G secara spesifik diarahkan untuk menyediakan layanan berkualitas
tinggi dan kecepatan transfer data yang tinggi pula. Jaringan ini ditujukan untuk
memberikan kualitas penerimaan yang lebih baik, aliran transfer data lebih stabil, serta
pertukaran informasi lebih cepat.
International Telecommunication Union (ITU) atau organisasi yang mengawasi
standar untuk jaringan nirkabel menyatakan bahwa kemajuan signifikan untuk layanan
pesan multimedia, termasuk layanan video, merupakan suatu hal yang harus segera
dicapai. 4G mampu memberikan kecepatan transfer data minimal 100 megabit per detik
saat pengguna bergerak pada kecepatan tinggi (seperti ketika sedang berada di kereta
api), serta sebesar satu gigabit per detik dalam posisi diam.
Ponsel dan perangkat mobile pada jaringan 4G juga menggunakan teknologi
Internet Protocol (IP) untuk memungkinkan transfer data melalui paket, alih-alih
menggunakan metode telepon tradisional.

Anda mungkin juga menyukai