Anda di halaman 1dari 14

TUGAS I

BAHAN KONTRUKSI TEKNIK KIMIA


TEMBAGA

Disusun Oleh :
1. Jaffarudin Janu

(111.01.1006)

2. Anom P

(122.01.3001)

3.

(122.01.037)

Sentani Arumsari

JURUSAN TEKNIK KIMIA


FAKULTAS TEKNOLOGI INDUSTRI
INSTITUT SAINS & TEKNOLOGI AKPRIND YOGYAKARTA
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang
Logam tembaga, perak dan emas ketiganya mengadopsi struktur kubus pusat
muka, fcc, dengan elektron valensi satu. Paduan logam ini dengan logam-logam
disebelah kanannya dalam tabel periodik unsur, misalnya zn, akan menaikkan
konsentrasi elektron menurut metode W.Hume-Rothery dalam paduan utama fase-a
yang dapat dilukiskan sebagai larutan padatan fcc logam M dalam Cu, Ag, atau Au.
Jika konsentrasi elektron mendekati 1,5 struktur fcc menjadi kurang stabil dari pada
struktur bcc sehingga paduan mengkristal sebagai fase-b, misalnya kuningan-b, CuZn.
Kenaikkan konsentrasi elektron lebih lanjut menghasilkan struktur yang lebih
kompleks, kuningan fase-g, dengan formula Cu5Zn8. Paduan logam ini mempunyai
konsentrasi electron.
Pada dasarnya tembaga bukanlah logam reaktif, namun logam ini dapat
diserang oleh asam-asam pekat, secara khusus, asam bereaksi dengan asam
hidroklorida pekat mendidih dan menghasilkan larutan tak berwarna dan gas hidrogen.
Ion tembaga(I) yang terjadi, dengan ion klorida segera membentuk ion kompleks tak
berwarna diklorokuprat(I), [CuCl2]-. Tahap reaksi ke dua inilah yang diduga
berlangsung sangat cepat sehingga memicu tahap reaksi pertama seperti berikut ini:

Cu (s) + H3O+ (aq)

Cu+ (aq) + H2 (g) + 2H2O (l)

Cu (aq) + 2Cl- (aq)

[CuCl2]- (aq)

Jika larutan ini dituangkan

ke dalam air suling bebas udara, diperoleh

endapan putih tembaga(I) klorida menurut persamaan reaksi (Sugiyarto, 2003:


267):

[CuCl2]- (aq) CuCl (s) + Cl- (aq).


Tembaga klorida harus segera dipisahkan, dicuci dan disimpan bebas udara,
sebab interaksi dengan udara uap air akan menghasikan tembaga(II).Dalam kimia
organik, diklorokuprat(I) digunakan untuk mengubah benzena dianzonium klorida
menjadi klorobenzena menurut reaksi sandmayer :
[C6H5N2]+ Cl- (aq)

C6H5Cl (l) + N2 (g)

Pada umumnya, senyawa tembaga(I) tidak berwarna atau putih, karena ion ini
mempunyai konfigurasi elektronik penuh, 3d10. Dalam larutan air, ion tembaga(I)
terhidrat tidak stabil dan mengalami disproporsional menjadi ion tembaga(II) sesuai
dengan ramalan diagram potensial reduksi frost.
2Cu+ (aq)
B.

Cu2+ (aq) + Cu (s)

Perumusan Masalah
Dapat menjelaskan bagaimana pembuatan tembaga, dapat mengetahui sifat
fisik maupun sifat kimiawi dari logam tembaga, dapat mengetahui kegunaan tembaga.

C.

Tujuan
Adapun tujuan dalam pembentukan makalah ini antara lain untuk mengetahui
sifat fisik dan sifat kimia, kegunaan tembaga dalam skala industry maupun rumah
tangga serta pengolahan tembaga.

BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Definisi Tembaga
Definisi tembaga. Tembaga adalah unsur kimia dengan nomor atom 29 dan
nomor massa 63,54, merupakan unsur logam, dengan warna kemerahan. Unsur ini
mempunyai titik lebur 1.803 Celcius dan titik didih 2.595 C. dikenal sejak zaman
prasejarah. Tembaga sangat langka dan jarang sekali diperoleh dalam bentuk murni.
Mudah didapat dari berbagai senyawa dan mineral. Penggunaan tembaga yaitu dalam
bentuk logam merupakan paduan penting dalam bentuk kuningan, perunggu serta
campuran emas dan perak. Banyak digunakan dalam pembuatan pelat, alat-alat listrik,
pipa, kawat, pematrian, uang logam, alat-alat dapur, dan industry. Senyawa tembaga
juga digunakan dalam kimia analitik dan penjernihan air, sebagai unsur dalam
insektida, cat, obat-obatan dan pigmen. Kegunaan biologis untuk runutan dalam
organism hidup dan merupakan unsur penting dalam darah binatang berkulit
keras. (Sumber:http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2112636-pengertiantembaga/#ixzz3DJ6XkMzj)
Tembaga atau cuprum dalam tabel periodik yang memiliki lambang Cu dan
nomor atom 29. Bijih tembaga yang terpenting yaitu pirit atau chalcopyrite (CuFeS 2),
copper glance atau chalcolite (Cu2S), cuprite (Cu2O), malaconite (CuO) dan malachite
(Cu2(OH)2CO3) sedangkan dalam unsur bebas ditemukan di Northern Michigan
Amerika

Serikat.(Sumber:http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-

tambang-sifat-dan-kegunaan/)
B. Senyawaan Tembaga
Tembaga di alam memiliki tingkat oksidasi +1 dan +2. Tembaga dengan
bilangan oksidasi +2 merupakan tembaga yang sering ditemukan sedangkan tembaga
dengan bilangan oksidasi +1 jarang ditemukan, karena senyawaan tembaga ini hanya
stabil jika dalam bentuk senyawa kompleks. Selain dua keadaan oksidasi tersebut
dikenal pula tembaga dengan bilangan oksidasi +3 tetapi jarang digunakan, misalnya
K3CuF6.

Beberapa senyawaan yang dibentuk oleh tembaga seperti yang tertera pada
Tabel.
Tembaga(II)

Nama

Tembaga(I) Nama

CuO

tembaga(II) oksida

Cu2O

tembaga(I) oksida

Cu(OH)2

tembaga(II) hidroksida

CuCl

tembaga(I) klorida

CuCl2

tembaga(II) klorida

CuI

tembaga(I) iodida

CuF2

tembaga(II) fluorida

CuS

tembaga(II) sulfida

CuSO4.5H2O

tembaga(II)

Cu(NO3)2.3H2O

atau vitriol biru

sulfat

pentahidrat

tembaga(II) nitrat trihidrat

BAB III
ISI

A.

Sifat-sifat Tembaga

1. Sifat fisika
a. Tembaga merupakan logam yang berwarna kunign seperti emas kuning seperti pada
gambar dan keras bila tidak murni.
b. Mudah ditempa (liat) dan bersifat mulur sehingga mudah dibentuk menjadi pipa,
c.

lembaran tipis dan kawat.


Konduktor panas dan listrik yang baik, kedua setelah perak.

2. Beberapa Sifat Kimia Tembaga


a. Tembaga merupakan unsur yang relatif tidak reaktif sehingga tahan terhadap korosi.
Pada udara yang lembab permukaan tembaga ditutupi oleh suatu lapisan yang
berwarna hijau yang menarik dari tembaga karbonat basa, Cu(OH)2CO3.
b. Pada kondisi yang istimewa yakni pada suhu sekitar 300 C tembaga dapat bereaksi
dengan oksigen membentuk CuO yang berwarna hitam. Sedangkan pada suhu yang
lebih tinggi, sekitar 1000 C, akan terbentuk tembaga(I) oksida (Cu 2O) yang berwarna
merah.
c. Tembaga tidak diserang oleh air atau uap air dan asam-asam nooksidator encer seperti
HCl encer dan H2SO4 encer. Tetapi asam klorida pekat dan mendidih menyerang logam
tembaga dan membebaskan gas hidrogen. Hal ini disebabkan oleh terbentuknya ion
kompleks CuCl2(aq) yang mendorong reaksi kesetimbangan bergeser ke arah produk.
2Cu(s) + 2H+ (aq)
2Cu+ (aq) + H2(g)
+
2Cu (aq) +4Cl (aq)
2CuCl2-(aq)
d. Asam sulfat pekatpun dapat menyerang tembaga, seperti reaksi berikut
Cu(s) + H2SO4 (l)

CuSO4 (aq) + 2H2O(l) +SO2(g)

e. Asam nitrat encer dan pekat dapat menyerang tembaga, sesuai reaksi
f. Tembaga tidak bereaksi dengan alkali, tetapi larut dalam amonia oleh adanya udara
membentuk larutan yang berwarna biru dari kompleks Cu(NH3)4+.
g. Tembaga panas dapat bereaksi dengan uap belerang dan halogen. Bereaksi dengan
belerang membentuk tembaga(I) sulfida dan tembaga(II) sulfida dan untuk reaksi
dengan halogen membentuk tembaga(I) klorida, khusus klor yang menghasilkan
tembaga(II) klorida.

B.

Kegunaan Tembaga
Adapun kegunaan tembaga pada aplikasi bahan kontruksi teknik kimia meliputi :

1. Untuk menghilangkan CO2 yang terperangkap


Dapat dipindahkan melalui elektrokimiawi, dengan membutuhkan potensi listrik
relatif kecil untuk menggantikan elektron elektron yan hilang.Suatu larutan dari
perunggu kompleks ini menyerap karbon dioksida saat terekspos ke udara. Kompleks
ini mempunyai dua lokasi ikatan. atom atom oksigen dari molekul CO2 yang datang
mengikat pada setiap atom atom tembaga. Atom atom karbon dari dua molekul
mengikat satu dengan lainnya, dengan menciptakan suatu jembatan oksalat antara
kedua ion ion tembaga tersebut.Kompleks perunggu dinuclear (I) teroksidasi ke
udara oleh karbon dioksida ketimbang oksigen. Untuk menghilangkan oksalat
sehingga kompleks tembaga dapat berputar keliling, tim ini menambahkan garam
lithium pada larutan dan diaplikasikan potensial relatif -0.03V terhadap elektroda
hidrogen normal. Ikatan lithium oksalat, conveniently precipitating out of the solution,
dan potensialnya, mengurangi ion ion perunggu.
Menyelesaikan pemindahan enam lingkaran karbon dioksida, CO2 yang
bergelembung dalam larutan kompleks perunggu dan kemudian memindahkan oksalat
dengan garam, yang menunjukkan bahwa kompleks perunggu tersebut merupakan
CO2 scrubber. Karbon dioksida terikat diantara dua molekul tembaga kompleks dan
dirubah ke oksalat.Oksalat lithium build-up mulai menekan elektroda elektroda
tersebut. Praktisnya, lapisan endapan akan dihasilkan, dan oksalat tersebut bisa diubah
kedalam bahan kimia yang bermanfaat seperti methanol, formaldehyde, ethylene
glycol, anti beku, atau asam oksalis, digunakan dalam restorasi kayu dan beberapa alat
pembersih rumah tangga.
2. Sebagai Bahan Pelapis
Di dalam proses lapis listrik, logam-logam yang umumnya digunakan untuk
pelapis antara lain adalah : kadmium, khrom,tembaga, emas, perak, timbal, nikel dan
seng, sedangkan logam paduan yang digunakan antara lain adalah kuningan dan

perunggu.Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam yang
betul-betul melindungi. Logam ini lebih bersifat katodik daripada logam yang
dilindungi. Sebagian besar dari logam pelindung termasuk ke dalam golongan ini.
Logam-logam pelapis yang termasuk dalam golongan ini adalah logam-logam yang
lebih anodik dari logam yang dilindungi, sehingga logam pelindung ini akan rusak
lebih dahulu, contoh:seng.Untuk mendapatkan perlindungan yang baik, pemilihan
jenis pelapis perlu dilakukan secara hati-hati. Ada beberapa faktor yang perlu
mendapat perhatian, antara lain :
1. Faktor Lingkungan
Logam pelapis harus disesuaikan dengan lingkungan dimana benda yang akan dilapisi
tersebut berada
2. Umur pelayanan (service life).Pemilihan logam pelapis juga harus disesuaikan dengan
umur pelayanan dari benda yang akan dilapisi.
3. Logam dasar yang akan dilapisi.Suasana pelapisan (kondisi elektrolit) harus sesuai
dengan benda yang akan dilapisi.Bentuk dan ukuran dari benda yang akan dilapisi.
Disain bak,rak dan anoda yang digunakan untuk pelapisan harus sesuai dengan bentuk
ukuran dari benda yang akan dilapisi.
3. Sebagai bahan untuk kabel listrik dan kumparan dinamo.
4. Paduan logam. Paduan tembaga 70% dengan seng 30% disebut kuningan, sedangkan
paduan tembaga 80% dengan timah putih 20% disebut perunggu. Perunggu yang
mengandung sejumlah fosfor digunakan dalam industri arloji dan galvanometer.
Kuningan memiliki warna seperti emas sehingga banyak digunakan sebagai perhiasan
atau ornamen-ornamen. Sedangkan perunggu banyak dijadikan sebagai perhiasan dan
digunakan pula pada seni patung.
5. Mata uang dan perkakas-perkakas yang terbuat dari emas dan perak selalu mengndung
tembaga untuk menambah kekuatan dan kekerasannya. Gambar mata uang yang
terbuat dari emas:
6. Sebagai bahan penahan untuk bangunan dan beberapa bagian dari kapal.
7. Serbuk tembaga digunakan sebagai katalisator untuk mengoksidasi metanol menjadi
metanal.
C.

Pengolahan Tembaga

Bijih tembaga dapat berupa karbonat, oksida dan sulfida. Untuk


memperoleh tembaga dari bijih yang berupa oksida dan karbonat lebih mudah
dibanding bijih yang berupa sulfida. Hal ini disebabkan tembaga terletak dibagian
bawah deret volta sehingga mudah diasingkan dari bijihnya.
Bijih berupa oksida dan karbonat direduksi menggunakan kokas untuk
memperoleh tembaga, sedangkan bijih tembaga sulfida, biasanya kalkopirit (CuFeS 2),
terdiri dari beberapa tahap untuk memperoleh tembaga, yakni:
1. Pengapungan (flotasi)
Proses pengapungan atau flotasi di awali dengan pengecilan ukuran bijih
kemudian digiling sampai terbentuk butiran halus. Bijih yang telah dihaluskan
dimasukkan ke dalam campuran air dan suatu minyak tertentu. Kemudian udara
ditiupkan ke dalam campuran untuk menghasilkan gelmbung-gelembung udara.
Bagian bijih yang mengandung logam yang tidak berikatan dengan air akan berikatan
dengan minyak dan menempel pada gelembung-gelembung udara yang kemudian
mengapung ke permukaan. Selanjutnya gelembung-gelembung udara yang membawa
partikel-partikel logam dan mengapung ini dipisahkan kemudian dipekatkan.
2. Pemanggangan
Bijih pekat hasil pengapungan selanjutnya dipanggang dalam udara terbatas
pada suhu dibawah titik lelehnya guna menghilangkan air yang mungkin masih ada
pada saat pemekatan dan belerang yang hilang sebagai belerang dioksida.
2Cu2FeS(s) + 4O2(g)

2Cu2S(s) + 2FeO(s) + 3SO2(g)

Campuran yang diperoleh dari proses pemanggangan ini disebut calcine, yang
mengandung Cu2S, FeO dan mungkin masih mengandung sedikit FeS. Setelah itu
calcine disilika guna mengubah besi(II) oksida menjadi suatu sanga atau slag besi(II)
silikat yang kemudian dapat dipisahkan. Reaksinya sebagai berikut :
Feo(s) + SiO2(S)

FeSiO3(l)

Tembaga(I) sulfida yang diperoleh pada tahap ini disebut matte dan
kemungkinan masih mengandung sedikit besi(II) sulfida
3. Reduksi

Cu2S atau matte yang yang diperoleh kemudian direduksi dengan cara
dipanaskan dengan udara terkontrol, sesuai reaksi
2Cu2S(s) + 3O2(g) 2Cu2O(s) + 2SO2(g)
Cu2S(s) + 2Cu2O(s) 6Cu(s) + SO2(g)
Tembaga yang diperoleh pada tahap ini disebut blister atau tembaga lepuhan
sebab mengandung rongga-rongga yang berisi udara.
4. Elektrolisis
Blister atau tembaga lepuhan masih mengandung misalnya Ag, Au, dan Pt
kemudian dimurnikan dengan cara elektrolisis. Pada elektrolisis tembaga kotor (tidak
murni) dipasang sebagai anoda dan katoda digunakan tembaga murni, dengan
elektrolit larutan tembaga(II) sulfat (CuSO4). Selama proses elektrolisis berlangsung
tembaga di anoda teroksidasi menjadi Cu2+ kemudian direduksi di katoda menjadi
logam Cu.
Katoda : Cu2+(aq) + 2e Cu(s)
Anoda : Cu(s) Cu2+(aq) + 2e
Pada proses ini anoda semakin berkurang dan katoda (tembaga murni)
makin bertambah banyak, sedangkan pengotor-pengotor yang berupa Ag, Au, dan Pt
mengendap sebagai lumpur.
5. Penyulingan Tembaga
Salah satu elektrolisis yang paling menarik adalah pemurnian atau
penyulingan logam tembaga. Tembaga dapat dimbil dari bijinya, dengan cara ini
sampai ke tingkat kemurnian 99%. Pengotornya sebagian besar adalah perak, emas,
platina, besi dan seng menurunkan konduktivitas listrik tembaga secara drastis
sehingga harus disuling ulang sebelum dipakai sebagai kawat atau kabel.

Tembaga tidak murni dipakai sebagai elektroda sebagai anoda pada sel
elektrolisis yang mengandung larutan tembaga sulfat dan asam sulfat (sebagai
elektrolit). Katoda pada sistem ini adalah tembaga dengan kemurnian tinggi. Jika
selnya dijalankan pada tegangan yang diperlukan, hanya tembaga dan pengotornya
yang lebih mudah teroksidasi daripada tembaga, seng dan besi yang larut disekitar
anoda. Logam-logam yang kurang aktif akan runtuh dan mengendap dibagian dasar
wadah. Pada katoda, ion tembaga direduksi tetapi ion seng dan ion besi tertinggal
dilarutan karena lebih sukar tereduksi dari pada tembaga. Secara pelan-pelan tembaga
anoda terlarut dan tembaga katoda makin tumbuh. Suatu saat tembaga akan
mempunyai kemurnian 99,95%
Kotoran yang terkumpul dibagian bawah biasanya disebut sebgai anoda,
dapat dipindahkan secara periodik dan nilai perak, emas dan platina dapat pula
dihitung untuk memperoleh total efisiensi pelaksanaan proses penyulingan.

KESIMPULAN
Sehingga dapat disimpulkan sebagai berikut:
1.

DAFTAR PUSTAKA
http://id.shvoong.com/exact-sciences/chemistry/2112636-pengertiantembaga/#ixzz3DJ6XkMzj (Diakses pada 14 September 2014 pukul 19.00)
http://wanibesak.wordpress.com/2010/11/07/tembaga-tambang-sifat-dankegunaan/(Diakses pada 14 September 2014 pukul 19.00)
http://www.chem-is-try.org/artikel_kimia/kimia_anorganik/menangkap-karbondengan-tembaga/(Diakses pada 14 September 2014 pukul 19.00)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-industri/utilitaspabrik/pengerjaan-lapis-listrik/(Diakses pada 14 September 2014 pukul 19.00)
http://www.chem-is-try.org/materi_kimia/kimia-smk/kelas_x/aplikasi-selelektrolisis/(Diakses pada 14 September 2014 pukul 19.00)

Lampiran

Gambar 1. Tembaga

Gambar 2.aplikasi penggunaan tembaga

Anda mungkin juga menyukai