Anda di halaman 1dari 8

BIOLOGI

IMPLANTASI

DISUSUN OLEH :
1. ARLISA EKA SULISTYORINI
2. FITRIA NURUL PERDANA
3. NURUL AZIZAH
4. SIDIQ PURNOMO
5. SONIA YASMIN

PRODI D-III TEKNIK GIGI


INSTITUT ILMU KESEHATAN
BHAKTI WIYATA
KEDIRI
TAHUN AJARAN 2014/2015

KATA PENGANTAR

Ucapan puji syukur kami panjatkan atas rahmat Tuhan Yang Maha Kuasa, karena
berkat pertolongan-Nya akhirnya penulis bisa menyelesaikan makalah ini yang berjudul
Implantasi. Atas berbagai bantuan dan dukungan, penulis menghanturkan ucapan
terimakasih yang sebesar-besarnya.
1. Bu Santi yng telah membimbing penulis dalam pembuatan makalah ini.
2. Pihak institusi yang telah menyediakan segala fasilitas pembelajaran.
3. Orang tua yang telah memberikan doa dan restu hingga proses pembuatan
makalah ini berjalan dengan lancar.
4. Semua pihak terkait yang telah membantu baik secara langsung.
Penulis menyadari makalah ini masih ada kekurangannya. Penulis juga mengharapkan
saran dan kritik yang sekiranya dapat membangun agar penyusunan makalah ini menjadi
lebih baik dan lebih berguna. Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak
khususnya dapat menambah wacana dan pengetahuan mahasiswa IIK.

Hormat kami,

Penyusun

BAB I
PENDAHULUAN

1.1

Latar Belakang
Proses repoduksi manusia merupakan sesuatu hal yang sangat rumit dan
penuh misteri. B e r d a s a r k a n d a t a ya n g a d a , m a k s i m a l f e k u n d i t a s
m a n u s i a ( k e m u n g k i n a n t e r j a d i n ya konsepsi dalam satu siklus haid) adalah
sekitar 30% (1). Hanya sekitar 30% konsepsi tersebut yang berhasil melampaui
usia kehamilan 20 minggu (1). Sedangkan dari kelompok yang gagal
menjadi hamil ternyata disebabkan oleh karena gagal menjalani proses
implantasi (1). 'egagalan implantasi juga merupakan faktor yang mempengaruhi sukar
meningkatnya angka kehamilan pada fertilisasi invitro FIV 2. Keberhasilan implantasi
sangat bergantung kepada sinkronisasi komunikasi antara proses pertumbuhan
embrio dengan unsur!unsur parakrin dan autokrin dari endometrium (3).Pada makalah
ini akan dibahas mengenai proses biomolekuler yang terkait dengan proses
implantasi

1.2

Tujuan dan Manfaat


Agar mahasiswa Prodi D-III Teknik Gigi dapat mengetahui tentang pengertian
implantasi, tanda dan gejala implantasi, proses implantasi, dan pentingya implantasi.

BAB II
PEMBAHASAN

2.1 IMPLANTASI
Implantasi atau nidasi adalah masuknya atau tertanamnya hasil konsepsi ke dalam
endometrium. Sel telur yang telah dibuahi (zigot) akan membelah diri membentuk blastomer
(bola padat yang terdiri atas sel-sel anakan yang lebih kecil). Pada hari ke-3, bola tersebut
terdiri atas 16 sel blastomer (morula), pada hari ke-4 di dalam bola tersebut mulai terbentuk
rongga (blastula).
Dua struktur penting dalam blastula, adalah
1.

Lapisan luar (trofoblast), yang akan menjadi plasenta.

2.

Embrioblast (inner cell mass), yang akan menjadi janin.

Pada akhir minggu pertama ( hari ke 5 sampai ke 7 ) zygot mencapai cavum uteri. Pada
saat itu uterus sedang berada dalam fase sekresi lendir dibawah pengaruh progesteron dari
korpus luteum yang masih aktif. Sehingga lapisan endometrium dinding rahim menjadi kaya
pembuluh darah dan banyak muara kelenjar selaput lendir rahim yang terbuka dan aktif.
Kontak antara zigot stadium blastokista dengan dinding rahim pada keadaan tersebut akan
mencetuskan berbagai reaksi seluler, sehingga sel sel trofoblast zigot tersebut akan
menempel dan mengadakan infiltrasi pada lapisan epitel endometrium uterus

(terjadi

implantasi).
Setelah implantasi, sel sel trofoblas yang tertanam di dalam endometrium terus
berkembang membentuk jaringan bersama dengan sistem pembuluh darah maternal untuk
menjadi plasenta, yang kemudian berfungsi sebagai sumber nutrisi dan oksigenasi bagi
jaringan embrioblas yang akan tumbuh menjadi janin.
Di bawah ini terdapat gambar proses perkembangan dan perjalanan ovum dari ovarium
sampai kavum uteri.
2.2 Proses Terjadinya Implantasi/Nidasi

Menurut Boron, Walter, and Emile (2004) implantasi dimulai ketika blastokista datang
dan melakukan kontak dengan dinding rahim. Untuk dapat melakukan implantasi, blastokista
pertama perlu untuk menyingkirkan zona pelusidanya. Proses ini bisa disebut "menetas".
Faktor litik dalam rongga rahim, serta faktor-faktor dari blastokista itu sendiri sangat penting
untuk proses ini. Mekanisme di kedua ditunjukkan dengan bahwa zona pelusida tetap utuh

jika telur tidak dibuahi ditempatkan di dalam rahim dalam kondisi yang sama. Sebuah
substansi mungkin terlibat adalah plasmin. Plasminogen, prekursor plasmin, ditemukan
dalam rongga rahim, dan faktor blastokista berkontribusi terhadap konversi menjadi plasmin
aktif. Hipotesis ini didukung oleh efek litik in vitro oleh plasmin. Selain itu, inhibitor plasmin
juga menghambat seluruh zona menetas dalam percobaan tikus.

2.3 Tipe-tipe Nidasi/Implantasi


Berdasarkan proses perlekatan antara trophoblast dan sel epitel endometrium induk, tipe-tipe
nidasi/implantasi adalah sebagai berikut :
1.

Implantasi Invasif
Pada hewan dengan implantasi invasive, dinding rahim di daerah tempat terjadinya
implantasi akan mengalami peningkatan vaskularisasi dan perubahan komposisi matriks
interseluler, perubahan morfologi sel-sel stromanya serta peningkatan pertumbuhan kapilerkapiler pembuluh darah. Reaksi ini dikenal sebagai reaksi desidualisasi primer.Dalam 2-3
hari

proses

desidualisasi

semakin

meluas

(reaksi

desidualisasi

sekunder)

untuk

mempersiapkan endometrium sebagai bagian dari plasenta. Beberapa jam setelah terjadi
periekatan, permukaan epitel endometrium pada daerah periekatan mengalami erosi.
Penjuluran trofoblas menyelinap diantara sel-sel epitel dan kemudian mencernanya. Beberapa
scl-sel trofoblas menyatu membentuk hubungan (syncytiotrophoblast), sedangkan yang lain
tetap mempertahankan keutuhan selnya (sytotrophoblast). Sel-sel sitotrofoblas bertindak
sebagai sebagai sumber proliferasi sel-sel trofoblas, sebaliknya sel-sel sinsisiotrofoblas tidak
dapat berproliferasi telapi ia hanya dihasilkan dari sel-sel sitotrofoblas yang menyatu.
Jaringan kelenjar uterus dan jaringan desidua disekitar trofoblas embrio yang sedang implan
mengalami kerusakan. Kerusakan ini menyebabkan dikeluarkannya bahan-bahan metabolit
(Iemak, karbohidrat, asam nukleat dan protein) yang bertindak sebagai sumber nutrisi bagi
embrio yang sedang implan tersebut.

Contoh : Pada manusia, anjing, kucing, mamalia,rodentia


Implantasi invasive (Jaringan uterus dan jaringan sekitar trophoblast embrio mengalami
kerusakan dan mengeluarkan zat metabolit sebagai sumber nutrisi.

2.

Implantasi Non-Invasif
Pada hewan dengan implantasi non invasive, nutrisi selama proses implantasi disediakan
oleh sekresi kelenjar uterus (susu uterus). Dengan perlekatan yang terjadi lebih lambat dan
pertambahan ukuran blastosis (dalam hal ini trofoblasnya) yang relatif besar memungkinkan
peningkatan luas permukaan untuk pertukaran metabolit dengan susu uterus terjadi. Luasnya
permukaan trofoblas ini juga memungkinkan perlekatan yang lebih ekstensif dengan
permukaan uterus selama proses implantasi.
Contoh : pada Babi, Kuda, Ruminansia
Berdasarkan kedalaman proses implantasi bisa kita bedakan atas tiga yaitu :

1.

Implantasi interstitial/profundal
Implantasi profundal terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara
invasive. Implantasi interstisial terjadi pada manusia, sipanse dan marmut dimana invasi
embrio merusak jaringan stroma uterus sedemikian dalam kemudian embrio masuk kedalam
stroma dan permukaan uterus akan menutup daerah bekas masuknya embrio.

2.

Implantasi eksentrik
Implantasi eksentrik terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara
invasive. Pada implantasi eksentrik seperti pada monyet resus, anjing, kucing dan tikus,
kerusakan stroma terjadi hanya sebagian dan embrio yang berkembang masih berhubungan
dengan lumen uterus.

3.

Implantasi superfisialisentral
Implantasi superfisial terjadi pada hewan-hewan dengan proses implantasi secara non
invasive. Pada implantasi superfisial seperti pada kuda, babi,sapi, domba dan kambing,
perlekatan hanya terjadi pada permukaan uterus dan relatif tidak terjadi.

BAB III
PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Proses implantasi adalah proses bersarangnya blastosis dalam rahim, sehingga terjadi
hubungan antara selaput ekstra embrionik dengan selaput lendir rahim. Pada reptilia, unggas
bertelur, implantasi berarti proses melekatnya blastosis pada kuning telur oleh karena embrio
berkembang di luar tubuh induk

DAFTAR PUSTAKA

Aboubakr M. Elnashar, Gamal I. Aboul-Enein. 2004. Endometrial receptivity. Middle East


Fertility Society Journal, Vol. 9, No. 1, pp. 10-24.
Boron, Walter; Emile Boulpaep, 2004. Medical Physiology: A Cellular And Molecular
Lausanne and Bern, 2011. Human Embryology. Online course in embryology for medicine
students developed by the universities of Fribourg, (Switzerland) with the support of the
Swiss Virtual Campus.
Miller, K., 2004. Does Pregnancy Begin at
Fertilization?.http://www.stfm.org/fmhub/fm2004/November/Walter690.pdf. Family
Medicine. Vol : 36 (10) : 690 691.
Wilcox AJ, Baird DD, Weinberg CR (1999). Time of implantation of the Conceptus and loss
of pregnancy. New England Journal of Medicine 340 (23): 17961799.
Xiao, Y.; Sun, X.; Yang, X.; Zhang, J.; Xue, Q.; Cai, B.; Zhou, Y. (2010). Leukemia
inhibitory factor is dysregulated in the endometrium and uterine flushing fluid of patients
with adenomyosis during implantation window. Fertility and Sterility 94 (1): 8589.

Anda mungkin juga menyukai