OLEH:
KATA PENGANTAR
Penyusun
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL...............................................................................................................i
KATA PENGANTAR............................................................................................................ii
DAFTAR ISI..........................................................................................................................iii
BAB I : PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang...........................................................................................................3
1.2. Rumusan Masalah...................................................................................................... 4
1.3. Tujuan.........................................................................................................................4
BAB II : LANDASAN TEORI
2.1. Pengertian air...............................................................................................................5
2.2. Pengertian air bersih....................................................................................................6
2.3. Sumber air...................................................................................................................6
2.4. Manfaat air..................................................................................................................8
2.5. Persyaratan air bersih..................................................................................................10
BAB III : PEMBAHASAN
3.1. Faktor yang menyebabkan pencemaran air Kali Brantas..........................................14
3.2. Dampak pencemaran air kali brantas.........................................................................15
3.3. Proses pengolahan air Kali Brantas...........................................................................21
3.4. Hal yang dilakukan untuk mengurangi pencemaran air Kali Brantas.......................25
BAB IV : PENUTUP
4.1. Kesimpulan...............................................................................................................27
4.2. Saran.........................................................................................................................27
BAB IV : DAFTAR PUSTAKA...........................................................................................28
BAB I
PENDAHULUAN
25 LS. Kali Brantas bermata air di Desa Sumber Brantas (Kota Batu) yang
berasal dari simpanan air Gunung Arjuno, lalu mengalir ke Malang, Blitar, Tulungagung,
Kediri, Jombang, Mojokerto melewati daerah Wringin Anom, Driyorejo dan Sepanjang
sebelum sampai ke Surabaya.
Pada tahun 1970, belum terasa ada permasalahan serius dengan kualitas air Kali Brantas.
Belum terasa adanya keluhan kualitas air Kali Brantas saat itu, yang merupakan bahan baku air
minum PDAM. Namun keadaan menjadi berubah sejak tahun 1975. Sekitar pertengahan tahun
1976 mulai dirasakan kasus pencemaran air Kali Brantas ditandai dengan banyaknya ikan mati
dan saat itu PDAM sempat menghentikan produksinya. Industri dihulu Instalasi PDAM telah
menjadi kritikan tajam sebagai penyebab pencemaran itu. Sejak tahun itulah kemudian hampir
setiap tahun Kali Brantas tercemar berat khususnya di musim kemarau dimana debit air kecil,
berakibat kematian banyak ikan dan membuat kualitas air PDAM menurun.
Kasus pencemaran yang terjadi pada bulan Agustus, September dan Oktober 1993 kembali
terjadi beberapa kasus pencemaran berat, banyak ikan mati dan membuat aktivitas produksi
IPAM PDAM Karangpilang I terhenti. Padahal sering kali sudah dinyatakan bahwa umumnya
industri di sepanjang sungai sudah mempunyai treatment plant dan sudah diawasi dengan baik.
Dari analisis kualitas air Kali Brantas sepanjang tahun diketahui bahwa beban pencemaran
menjadi meningkat tajam di hulu IPAM PDAM Karangpilang setelah air sungai melewati
3
banyak industri, setelah muara Kali Tengah di Driyorejo Gresik. Setelah komplek industri
tersebut sering terjadi banyak ikan menggelepar.
Sejak April 2008 hingga Maret 2009 kualitas air Kali Brantas tak pernah mengalami
peningkatan dan semakin tak layak dikonsumsi. Kadar Dioxide Oxygen (DO), Biochemical
Oxygen Demand (BOD), dan Chemical Oxygen Demand (COD) Kali Brantas selalu melebihi
baku mutu yang ditentukan Peraturan Pemerintah Nomor 82 Tahun 2001 tentang pengelolaan
kualitas air dan pencemaran air.
1.3 TUJUAN
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui faktor-faktor yang bisa menyebabkan pencemaran air Kali Brantas
2. Untuk mengetahui dampak dari pencemaran air Kali Brantas
3. Untuk mengetahui cara pengolahan air Kali Brantas
4. Untuk mengetahui hal-hal yang bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran air Kali
Brantas
BAB II
LANDASAN TEORI
Air juga merupakan kebutuhan utama dalam kehidupan sehari-hari. Manusia, binatang,
dan tumbuhan memerlukan air untuk kehidupannya. Air dapat pula digunakan sebagai pelarut,
pembersih dan keperluan lain seperti rumah tangga, industri maupun usaha-usaha lainnya. Untuk
keperluan rumah tangga misalnya masak, minum, mandi, mencuci dan pekerjaan lainnya. Untuk
keperluan industri air berfungsi sebagai pendingin mesin, bahan baku maupun pembersih atau
penggelontor limbah serta digunakan pada bangunan pembangkit tenaga listrik. Untuk keperluan
umum misalnya kebersihan jalan dan pasar, pengangkut air limbah. Air juga berfungsi untuk
usaha-usaha pertanian, perikanan, dan pemadam kebakaran.
Adapun golongan air sebagai berikut :
a) Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara langsung tanpa
pengolahan terlebih dahulu
b) Golongan B, yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai bahan baku untuk diolah sebagai air
minum dan keperluan rumah tangga
c) Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan dan peternakan
d) Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan pertanian, dan dapat
dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik Negara
Peraturan
Menteri
Kesehatan
Republik
Indonesia
No.
416/Menkes/Per/IX/1990 yang dimaksud dengan air bersih adalah air yang dapat digunakan
sebagai air baku untuk diolah sebagai air minum dan keperluan rumah tangga. Air bersih aman
bagi kesehatan apabila memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi, dan radioaktivitas
sehingga apabila dikonsumsi tidak menimbulkan efek samping.
dari semen, atau gentong. Behan tersebut relatif lebih murah, tahan lama, konstruksinya kuat,
mudah dibuat, mudah didapat, dan air yang tertampung tidak mudah tercemar.
2) Air tanah yaitu Mata Air, Air tanah dangkal, dan Air Tanah Dalam
a. Mata Air
Mata air adalaha air tanah dalam yang muncul ke permukaan yang berasal dari proses
peresapan air hujan ke dalam tanah. Apabila curah hujan tidak tetap sepanjang tahun maka
kapasitas dari mata air juga akan berfluktuasi. Apabila dipakai sebagai sumber air baku, harus
memperhitungkan kapasitas dari mata air yang dapat diketahui dengan melakukan pengukuran
kpasitas sepanjang tahun. Jika hal tersebut tidak dapat dilakukan dikarenakan terbatasnya waktu,
kapasitas mata air dapat diketahui dengan cara penyelidikan hidreologi atau memalui wawancara
dengan penduduk. Mata air yang terdapat di daerah berbatuan misalnya batu kapur kapasitas dan
kekeruhannya akan bervariasi selama musim kemarau dan musim penghujan. Suatu penanganan
khusus diperlukan terhadap mata air jenis ini untuk menjamin kapasitas minimum dan juga
kekeruhan yang berlebihan setelah turun hujan. Mata air yang ada di daerah tidak berbatu kapur
hampir tidak terpengaruh oleh musim dan mempunyai kualitas atau kuantitas mirip dengan air
tanah dalam.
b. Air Tanah Dangkal
Air tanah dangkal adalah air tanah yang terjadi karena adanya proses peresapan air pada
permukaan tanah dan terkumpul pada bagian atas lapisan rapat air dan dimanfaatkan sebagai
sumber air minum melalui sumur-sumur dangkal. Kapasitas air tanah dangkal sangat berfluktuasi
karena tergantung oleh musim, sedangkan kualitas airnya cukup baik oleh adanya proses
penyaringan oleh lapisan tanah. Sumur dangkal di Indonesia umumnya digunakan untuk
memenuhi kebutuhan air rumah tangga skala kecil.
c. Air Tanah Dalam
Air tanah dalam adalah air yang berada di bawah lapisan tanah rapat air. Pembangunan
sarana minum dapat dilakukan dengan cara pengeboran air tanah dalam.
3) Air permukaan
a. Alami yaitu sungai dan telaga (danau)
1. Sungai
7
Sungai merupakan daerah yang dilauli badan air, yang bergerak dari tempat yang tinggi
ke tempat yang lebih rendah dan melalui permukaan atau bawah tanah. Berdasarkan sifat badan
air, tanah dan populasi biota air, sebuah sungai dapat dibedakan menjadi hulu, hilir, dan muara.
Sungai bagian hulu dicirikan dengan badan sungai yang dangkal dan sempit, tebing curam dan
tinggi, berair jernih dan mengalir cepat serta mempunyai populasi biota air sedikit. Sungai
bagian hilir, umumnya lebih lebar, badan air dalam, keruh, aliran air lambat, dan populasi biota
air di dalamnya termasuk banyak tapi jenisnya kurang bervariasi. Muara adalah bagian sungai
yang berbatasan dengan laut. Di bagian sungai ini mempunyai badan air dangkal, keruh, serta
mengalir lambat. Populasi biota air relatif banyak, karena beberapa jenis ikan laut dapat masuk
ke muara sungai.
2. Danau
Danau adalah wilayah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta terbentuk secara
alami. Pembentukan danau terjadi karena gerakan kulit bumi sehingga bentuk dan luasnya sangat
bervariasi.
b. Buatan yaitu waduk
Waduk adalah daerah yang digenangi badan air sepanjang tahun serta dibentuk atau
dibangun atas rekayasa manusia. Waduk dibangun untuk beberapa kebutuhan diantaranya untuk
irigasi, penyedia energi listrik melalui pembangkit listrik tenaga air (PLTA), penyedia air
minum, pengendali banjir, rekreasi, perikanan, dan transportasi. Waduk dapat dibangun di
dataran rendah maupun di dataran tinggi. Beberapa waduk dapat dibuat di sepanjang aliran
sungai. Waduk-waduk yang dibangun di dataran tinggi atau hulu sungai akan membentuk
menjari, relatif sempit dan bertebing curam serta dalam. Waduk di dataran rendah atau hilir
sungai berbentuk bulat, relatif luas dan dengan badan air relatif dangkal. Waduk dataran rendah
dapat dipakai untuk usaha pemeliharaan ikan air tawar dan udang galah.
b. Air dapar memperlancar peredaran darah. Darah merupakan bagian yang sangat penting bagi
kesehatan makhluk hidup terutama manusia. Zat yang terkandung dalam darah salah satunya
adalah air. Ketika volume air yang terdapat dalam darah mencukupi standar yang dibutuhkan,
tingkat kekentalan darah akan normal sehingga memperlancar peredaran darah dalam tubuh
manusia. Peredaran darah yang lancar menyebabkan badan menjadi sehat.
c. Air dapat menyegarkan kulit. Ibarat tanaman yang selalu membutuhkan air agar selalu segar,
manusia pun sangat membutuhkan air untuk menjaga kondisi fisik, seperti kesegaran kulitnya.
Air dapat digunakan untuk membersihkan dan melembabkan kulit manusia.
Manfaat air yang lain sebagai berikut:
a. Untuk keperluan industri air berfungsi sebagai pendingin, pembersih atau penggelontor
limbah, serta digunakan pada pembangkitan tenaga listrik.
b. Untuk keperluan rumah tangga air berfungsi untuk masak, minum, mandi dan mencuci.
parasit seperti bakteri thypus, colera, dan dysentri. Untuk mengetahui adanya bakteri patogen
dapat dilakukan dengan pengamatan terhadap ada tidaknya bakteri E.coli yang merupakan
bakteri indikator pencemaran air. Parameter ini terdapat pada air yang tercemar oleh feses
manusia dan dapat menyebabkan gangguan pada manusia berupa penyakit perut atau diare
karena mengandung bakteri patogen. Kadar maksimum yang diperbolehkan pada bukan air
perpipaan adalah 50 per 100 mL sedangkan kadar maksimum yang diperbolehkan pada air
perpipaan adalah 10 per 100 mL.
Pada Permenkes No. 416 Tahun 1990 pemeriksaan bakteri dengan cara MPN. MPN adalah
Most Probably Number yang digunakan untuk menghitung jumlah bakteri coliform dan E. coli
merupakan bakteri indikator kualitas air bersih karena keberadaannya di dalam air
mengindikasikan bahwa air tersebut terkontaminasi feses. Bakteri coliform adalah bakteri dari
jenis gram negatif dan bersifat fermentatif, contohnya E. coli, Klebsiella, dan Enterobacter. Jenis
coliform yaitu faecal berasal dari feses dan non faecal berasal dari formit-formit atau bendabenda mati.
Indikator pencemaran air:
1. Di Indonesia: jika ada E. coli berarti tercemar feses.
2. Di luar negeri: jika ada Clostridium berarti tercemar feses.
d. Persyaratan radioaktivitas
Persyaratan radioaktivitas membatasi kadar maksimum aktivitas alfa dan aktivitas beta
yang diperbolehkan terdapat dalam air bersih. Batas maksimum aktivitas alfa adalah 0,1 Bq/L
dan batas maksimum aktivitas beta adalah 1,0 Bq/L.
10
BAB III
PEMBAHASAN
Pertama, limbah cair domestik yang berasal dari air cucian seperti sabun, deterjen, minyak
dan pestisida.
Deterjen
11
Kedua adalah limbah cair yang berasal dari kakus seperti sabun, shampo, tinja dan air seni.
Terdapatnya 205 WC terapung yang merupakan sumber pencemaran organik berupa tinja
(feses). Tinja (fases) ini dapat mengakibatkan tingginya tingkat pencemaran organik yang
terukur dengan tingginya nilai BOD (Biological Oxygen Demand). Disamping itu tinja
merupakan jenis vektor pembawa berbagai macam penyakit bagi manusia. Bagian yang paling
berbahaya dari limbah domestik adalah mikroorganisme patogen yang terkandung dalam tinja,
karena dapat menularkan beragam penyakit bila masuk tubuh manusia, dalam 1 gram tinja
mengandung 1 milyar partikel virus infektif, yang mampu bertahan hidup selama beberapa
minggu pada suhu dibawah 10 derajat Celcius. Terdapat 4 mikroorganisme patogen yang
terkandung dalam tinja yaitu : virus, Protozoa, cacing dan bakteri yang umumnya diwakili oleh
jenis Escherichia coli (E-coli). Menurut catatan badan Kesehatan dunia (WHO) melaporkan
bahwa air limbah domestik yang belum diolah memiliki kandungan virus sebesar 100.000
partikel virus infektif setiap liternya, lebih dari 120 jenis virus patogen yang terkandung dalam
air seni dan tinja. Sebagian besar virus patogen ini tidak memberikan gejala yang jelas sehingga
sulit dilacak penyebabnya. Saat ini E-coli adalah mikroorganisme yang mengancam Kali
Brantas. Bakteri penghuni usus manusia dan hewan berdarah panas ini mengkontaminasi badan
air Kali Brantas, dari Kajian Dhani Arnantha staf peneliti Lembaga kajian Ekologi dan
Konservasi Lahan Basah menyebutkan bahwa di Hulu Kali Brantas tepatnya di kali Mas di
daerah Ngagel jumlah E-coli dalam 100 ml air Kali Mas mencapai 350 milyar sampai 1600
milyar padahal dalam baku mutu yang ditetapkan oleh Pemerintah dalam PP 82/2001 tentang
Pengendalian Limbah cair menyebutkan bahwa badan air yang dimanfaatkan sebagai bahan baku
air minum seperti Kali Mas kandungan E-coli dalam 100 ml air tidak boleh lebih dari 10.000.
12
jika tinja memasuki badan air, E-coli akan mengkontaminasi perairan, bahkan pada kondisi
tertentu E-coli dapat mengalahkan mekanisme pertahanan tubuh dan dapat tinggal di dalam
pelvix ginjal dan hati. Tingginya tingkat pencemaran domestik Kali Mas memberikan dampak
yang signifikan terhadap kualitas kesehatan masyarakat yang tinggal disepanjang bantaran Kali
Mas.
2. Terdapatnya 25 Saluran pembuangan limbah industri
Pencemaran terbesar Kali Brantas berasal dari Kali Tengah yang merupakan anak sungai
Kali Brantas. Kali ini mengaliri Kecamatan Driyorejo, Gresik dan bergabung dengan aliran Kali
Surabaya di Desa Bambe, Driyorejo, Gresik. Sekitar 80 persen dari 40 industri membuang
limbah tanpa diolah di Kali Tengah. Pada umumnya berupa pembuangan kertas dengan jenis
limbah cair berupa cairan keruh yang mempengaruhi jumlah biota yang ditemukan disekitar
tempat pembuangan, seperti PT Sinar Surya Sosro, PT Spindo, PT Titani Alam Semesta, PT
Platinum Ceramic.
Dari hasil rapat evaluasi patroli air 9 Januari 2009 diketahui dari hasil uji laboratorium,
limbah tiga industri di sepanjang Kali Brantas, yakni PT Titani Alam Semesta (TAS), PT
Surabaya Agung Kertas (SAK), dan PT Spindo tidak memenuhi standar baku mutu.
PT Spindo
Perusahaan pembuat pipa besi yang berlokasi di Jl Raya Mastrip (300 meter) sebelah barat
Kelurahan Warugunung ini membuang limbah cair berwarna kuning kental dan menurut hasil uji
TDS yang dilakukan menunjukkan bahwa TDS air limbah PT SPINDO mencapai 9700-12000
ppm. Limbah yang berwarna kuning ini diduga adalah karat yang telah dibersihkan dengan
menggunakan bahan asam kuat dan selanjutnya leburan karat ini dibuang langsung kesaluran
yang bermuara di Kali Brantas. Temuan lainnya adalah warna hitam air dikali tengah yang
berjarak tak kurang dari 2 km dari IPAM (Instalasi pengolah Air Minum) PDAM Karang pilang,
air Kali Tengah merupakan limbah yang berasal dari 40 perusahaan yang membuang limbah
sebagian besar tanpa melalui proses pengolahan. Untuk hasil lab dari patroli terakhir, banyak
diketahui adanya kandungan yang tidak penuhi baku mutu. Seperti diketahui dari up stream
outlet (USO) Spindo terdapat kadar Bio Oxygen Demand (BOD5) yakni 8,2 mg/l dari standar
maksimal 6 mg/l dan Phenol mencapai 49 mg/l dari standar maksimal 1 mg/l. Pada outlet Spindo
diketahui kandungan Total Suspended Solid (TSS) sebesar 505,7 mg/l dari standar maksimal 20
mg/l. Sedangkan pada down stream outlet (DSO) Spindo, diketahui terdapat BOD5 sebesar 9
13
mg/l dari standar 6 mg/l, minyak dan lemak sebesar 2800 mg/l dari standar 1000 mg/l, dan
phenol 77 mg/l dari standar 1mg/l.
dalam air yang melebihi ambang batas. Beberapa kandungan zat tersebut antara lain Biochemical
Oxygen Demand (BOD), Chemical Oxygen Demand (COD), Nitrit (NO2-N), phenol, deterjen,
serta total coli. Dari USO TAS diketahui kandungan BOD5 sebesar 7,1 mg/l dari standar 6 mg/l,
Nitrit (NO2-N) 0,171 mg/l dari standar 0,06 mg/l, Phenol 44 mg/l dari standar 1 mg/l, dan total
coli 16.000 MPN/100 ml dari standar 10.000 MPN/100ml. Pada outlet TAS diketahui, kadar
BOD mencapai 223 mg/l dari standar maksimal 50 mg/l, Chemical Oxygen Demand (COD)
807,6 mg/l dari standar 120 mg/l, TSS 340,6 mg/l dari strandar 50 mg/l. Pada saluran baypass
TAS diketahui BOD5 mencapai 1876,1 mg/l dari standar maksimal 70 mg/l, COD 3869,7 mg/l
dari standar 150mg/l, dan TSS 4595 mg/l dari strandar 50 mg/l. Sedangkan pada DSO TAS
diketahui terdapat Disolve Oxygen 1,2 mg/l, BOD5 mencapai 73,1 mg/l dari standar maksimal 6
mg/l, COD 413,2 mg/l dari standar 50 mg/l, Nitrit (NO2-N) 0,174 mg/l dari standar 0,06 mg/l,
Phosphat total (PO4-P) 1,015 mg/l dari standar 1 mg/l, detergen 207 mg/l dari standar 200 mg/l,
phenol127 mg/l dari standar 1 mg/l, fecal coli mencapai 3500 MPN/100ml dari standar 2000
MPN/100ml, dan total coli 16.000 MPN/100 ml dari standar 10.000 MPN/100ml.
baku mutu, khususnya pada kandungan COD dan zat tersuspensi (TSS). Untuk outlet bawah
SAK terdapat kandungan COD mencapai 223,9 mg/l dari standar 150 mg/l, dan TSS 94 mg/l dari
standar 70 mg/l. Sedangkan untuk outlet atas SAK diketahui kandungan COD mencapai 221,6
mg/l dari standar 150 mg/l, dan TSS 123,3 mg/l dari standar 70 mg/1
3. Rusaknya kualitas bantaran kali Surabaya.
Meskipun telah menggusur bangunan di Bantaran Kali Wonokromo tetapi pemerintah
Provinsi tak berkutik saat didesak untuk membongkar bangunan rumah dan pabrik disepanjang
Kali Brantas yang jumlah bangunannya mencapai 3500 buah. Keberadaan bangunan di Bantaran
menimbulkan dampak negatif diantaranya:
a. Memicu tingginya suhu badan air, sehingga mengguras oksigen terlarut dalam air yang
dibutuhkan makhluk hidup air
14
b. Meningkatkan proses sedimentasi didasar sungai karena tingginya run off air hujan yang
membawa partikel sedimen
c. Meningkatkan beban limbah organik bagi badan air, ribuan rumah yang tumbuh di
bantaran kali sebagian besar dilengkapi dengan WC Plung plas, yang membuang
limbahnya langsung ke Sungai, konon dari sini disumbangkan 60% limbah organik yang
membebani Kali Brantas
d. Tumpukkan sampah rumah tangga yang ternyata juga menyumbangkan bahaya
pencemaran organik seperti batu batere, plastic, sisa accu dan lampu neon yang
merupakan sumber pencemaran logam berat mercury dan cadmium
1. Gundulnya hutan dikawasan resapan air dihulu Sungai Brantas secara tidak langsung juga
menimbulkan cepatnya proses pendangkalan di Kali Brantas
15
Kepunahan Biota Air, Penurunan kualitas air juga ditunjukkan oleh makroinvertebrata
benthos Kali Brantas. Makroinvertebrata tinggal di dasar sungai dan cenderung tidak berpindah
tempat, sehingga tidak dapat menghindari buangan bahan pencemar pada habitatnya. Komunitas
makroinvertebrata akan mengalami penurunan indeks diversitas jika mengalami perubahan atau
tekanan lingkungan karena pencemaran air. Hasil identifikasi menunjukkan terdapat 21 keluarga
makroinvertebrata benthos di Kali Brantas. Dari terdapat 2 famili yang tersebar di seluruh stasiun
penelitian, yaitu famili udang air tawar Atyidae dan cacing Tubificidae. Udang air tawar Atyidae
banyak di jumpai di perairan yang masih bersih, sedangkan cacing Tubificidae banyak dijumpai
di perairan yang tercemar bahan organik. Nilai dominansi Atyidae cenderung menurun dari hulu
ke arah hilir, sebaliknya nilai dominansi Tubificidae semakin meningkat dari hulu ke arah hilir.
Kepunahan makroinvertebrata ini sangat berbahan bagi ekosistem karena, jenis ini adalah
makanan pokok dari 18 jenis ikan air tawar di Kali Brantas.
Serangga
Kehidupan serangga sebagian besar sangat tergantung dengan kualitas air Kali Brantas
karena sebagian siklus hidup serangga berada dalam air. Di Kawasan hulu (Mlirip,
Perning/Mojokerto dan Lebani Waras, Wringinanom/Gresik ) masih banyak dijumpai jenis-jenis
serangga
seperti
Kepik
Emas,
kleping
Blontang,
Kepik
Sogotelhek
(ORDO
16
1. Kapar (notopteruschitala)
2. Keting (ariuscaelatus)
3. Jendil (familyariidae)
4. Brenjilan (ophiopcephalusgachua)
5. Bader (puntiusjavanicus)
6. Suckermouth (hypostamus punctatus)
17
f. Basillus Antraksis
Adalah penyebab penyakit antrhak, terdapat pada air limbah dan sporanya tahan terhadap
pengolahan.
g. Brusella Spp
Adalah penyebab penyakit brusellosis, demam malta serta menyebabkan keguguran
(aborsi) pada domba.
h. Mycobacterium Tuberculosa
Adalah penyebab penyakit tuberculosis dan terutama terdapat pada air limbah yang berasal
dari sanatorium.
i. Leptospira
Adalah penyebab penyakit weii dengan penularan utama berasal dari tikus selokan .
j. Entamuba Histolitika
Dapat menyebabkan penyakit amuba disentri dengan penyebaran melalui Lumpur yang
mengandung kista.
k. Schistosoma Spp
Penyebab penyakit schistosomiasis, akan tetapi dapat dimatikan pada saat melewati
pengolahan air limbah.
l. Taenia Spp
Adalah penyebab penyakit cacing pita, dengan kondisi yang sangat tahan terhadap cuaca.
m. Ascaris Spp, Enterobius Spp
Menyebabkan penyakit cacingan dan banyak terdapat pada air hasil pengolahan dan
Lumpur serta sangat berbahaya terhadap kesehatan manusia.
Selain sebagai pembawa dan kandungan kuman penyakit maka air limbah juga dapat
mengandung bahan-bahan beracun, penyebab iritasi, bau dan bahkan suhu yang tinggi serta
bahan-bahan lainnya yang mudah terbakar. Keadaan demikian ini sangat dipengaruhi oleh
sumber asal air limbah. Kasus yang terjadi di Teluk Minamata pada tahun 1953 adalah contoh
yang nyata di mana para nelayan dan keluarganya mengalami gejala penyempitan ruang
pandang, kelumpuhan, kulit terasa menebal dan bahkan dapat menyebabkan kematian.
Kejadian yang demikian adalah sebagai akibat termakannya ikan oleh nelayan,
sedangkan ikan tersebut telah mengandung air raksa sebagai akibat termakannya kandungan air
raksa yang ada di dalam teluk. Air raksa ini berasal dari air limbah yang tercemar oleh adanya
18
pabrik yang menghasilkan air raksa pada buangan limbanya. Selain air raksa masih banyak lagi
racun lainnya yang dapat membahayakan kesehatan manusia antara lain:
a. Timah Hitam
Apabila manusia terpapar oleh timah hitam, maka orang tersebut dapat terserang penyakit
anemia, kerusakan fungsi otak, serta kerusakan pada ginjal.
b. Krom
Krom dengan senyawa bervalensi tujuh lebih berbayaha bila dibandingkan dengan krom
yang bervalensi tiga. Apabila terpapar oleh krom ini dapat menyebabkan kanker pada kulit dan
saluran pencernaan.
c. Sianida
Senyawa ini sangat beracun terhadap manusia karena dalam jumlah yang sangat kecil
sudah dapat menimbulkan keracunan dan merusak organ hati.
19
20
menggunakan
pipa
yang
memiliki bell
mouth,
yang
dilapisi
dengan
tutup hemispherical yang berlubang-lubang. Luas daerah lubang yang terdapat pada penutup
adalah satupertiga dari area hemisphere. Karena pembangunan intake di kanal, lebar kanal
menjadi berkurang dan mengakibatkan meningkatnya kecepatan aliran. Hal ini dapat
menyebabkan penggerusan tanah, oleh karena itu di bagian hulu dan hilir intake harus dilapisi.
21
3. Intake Bendungan
Digunakan untuk menaikkan ketinggian muka air sungai sehingga tinggi muka air yang
direncanakan memungkinkan konstannya debit pengambilan air. Intake bendungan dapat
digunakan untuk pengambilan air dalam jumlah besar dan dapat mengatasi fluktuasi muka air.
Selain bendungan, intake ini juga dilengkapi oleh beberapa bagian yang memiliki fungsi khusus.
Bagian-bagian tersebut adalah :
4. Kolam Olak
Merupakan bagian dari bendung yang berfungsi sebagai peredam energi. Peredam ini
berguna untuk mencegah terjadinya erosi yang mungkin terjadi pada saluran pelimpah dengan
cara memperkecil kecepatan aliran.
5. Pintu Air
Pintu air diperlukan untuk menjaga aliran tetap stabil meskipun sumber air berfluktuasi
terutama pada saat pengaliran berlebih. Pintu air juga diperlukan untuk membuka atau menutup
saluran ketika akan dilakukan pembersihan saluran
6. Bar Screen
Bar screen berfungsi sebagai penahan benda-benda yang berukuran besar seperti sampah,
kayu, dan plastik. Secara berkala bar screen memerlukan pembersihan karena benda-benda kasar
menyebabkan peningkatan kehilangan tekan. Proses pembersihan dapat dilakukan secara manual
atau otomatis tergantung beban yang ada. Bila beban sedikit maka pembersihan dapat dilakukan
secara manual dan sebaliknya.
Kriteria desain untuk bar screen adalah :
Lebar batang, w = 0,8 1 inch
Jarak antar batang, b = 1 2 inch
Kemiringan batang, = 30 60
Kecepatan aliran sebelum melalui batang, v = 0,3 0,75 m/det
Head loss maksimum, hL = 6 inch
b. Bak Pengumpul air
Bangunan Pengumpulan Air berfungsi untuk menampung air baku sebelum disalurkan ke
unit pengolahan melalui pipa transmisi yang mana air baku tersebut berasal dari air kali Brantas.
Pada bangunan ini terdapat bar screen (penyaring kasar) yang berfungsi untuk menyaring bendabenda yang ikut tergenang dalam air, misalnya sampah, daun-daun, batang pohon, dsb.
22
c. Aerator
Air kali Brantas menuju ke Airator dengan pompa yang berkapasitas 1100 L/detik. Fungsi
aerator adalah untuk mempertinggi kadar DO karena makin tinggi kadar DO maka proses
pengolahan air bersih semakin mudah, dengan cara air dipecah dan ditambah O2 (menyembur
dengan angin).
Aerator dapat digunakan untuk menyisihkan komponen volatil yang terlarut, yang
keberadaannya berlebih pada konsentrasi jenuhnya. Beberapa senyawa organik yang toksik
bersifat volatil. Komponen penyebab rasa dan bau pada air juga dapat disisihkan sampai ke
tingkat yang memuaskan. Air tanah yang mengandung CO2 dalam konsentrasi yang tinggi akan
dapat disisihkan sampai ke batas yang dapat diterima (memenuhi baku mutu).
Transfer gas dari atmosfer ke dalam air juga berpengaruh pada kualitas air. Penambahan
oksigen terlarut (dissolved oxygen) akan mempertinggi tingkat oksidasi besi, mangan, dan logam
lain sehingga logam-logam tersebut ada dalam bentuk yang tidak terlarut. Presipitat ini akan
disishkan dari air pada kolam sedimentasi dan unit filtrasi.
Sistem aerasi dirancang untuk menciptakan turbulensi dan memecah air menjadi bagianbagian yang lebih kecil, menambah luas permukaan untuk transfer masa. Sistem yang dapat
digunakan adalah gravitasi atau aliran bertekanan
d. Bak Prasedimentasi
Bak ini digunakan bagi sumber air yang karakteristik turbiditasnya tinggi (kekeruhan yang
menyebabkan air berwarna coklat). Bentuknya hanya berupa bak sederhana, fungsinya untuk
pengendapan awal partikel-partikel diskrit (pasir, kerikil kecil dll) dan berat seperti pasir, dll.
e. Pengaduk Cepat (Koagulasi)
Pada bak pengaduk cepat proses pengadukan dilakukan dengan mixer tetapi untuk
menghemat listrik maka dipakai gravitasi dan mengandalkan tekanan air dengan cara buka tutup.
Disinilah proses kimiawi terjadi(ditambah Al2SO4)3 ), pada proses koagulasi ini dilakukan proses
destabilisasi partikel koloid, karena pada dasarnya air sungai atau air kotor biasanya berbentuk
koloid dengan berbagai partikel koloid yang terkandung didalamnya. Tujuan proses ini adalah
untuk memisahkan air dengan pengotor yang terlarut didalamnya, analoginya seperti
memisahkan air pada susu kedelai. Pada unit ini terjadi rapid mixing (pengadukan cepat) agar
koagulan dapat terlarut merata dalam waktu singkat. Bentuk alat pengaduknya dapat bervariasi,
23
selain rapid mixing, dapat menggunakan hidrolis (hydrolic jump atau terjunan) atau mekanis
(menggunakan batang pengaduk untuk skala kecil).
f. Clarifier (Flokulasi)
Selanjutnya air masuk ke unit flokulasi. Clarifier adalah gabungan pengaduk lambat
(flokulator) dan pengendap. Tujuannya adalah untuk membentuk dan memperbesar flok
(pengotor yang terendapkan). Di sini dibutuhkan lokasi yang alirannya tenang namun tetap ada
pengadukan lambat (slow mixing) supaya flok menumpuk dan tidak pecah. Untuk meningkatkan
efisiensi, biasanya ditambah dengan senyawa kimia (polimer) yang mampu mengikat flok-flok
tersebut sehingga cepat mengendap.
Proses pembentukan flok adalah sebagai berikut :
Pembentukan mikroflok
Penggabungan mikroflok
Pembentukan makroflok
g. Sedimentasi
Bangunan ini digunakan untuk mengendapkan partikel-partikel koloid yang sudah
didestabilisasi oleh unit sebelumnya. Unit ini menggunakan prinsip berat jenis. Berat jenis
partikel kolid (biasanya berupa lumpur) akan lebih besar dari pada berat jenis air. Pada masa
kini, unit koagulasi, flokulasi dan sedimentasi telah ada yang dibuat tergabung yang disebut unit
aselator.
h. Clearator (Filtrasi)
Sesuai dengan namanya, filtrasi adalah untuk menyaring dengan media butiran. Media
butiran ini biasanya terdiri dari pasir antrasit, pasir silica dan pasir koral dengan ketebalan
berbeda. Media tersebut dinamakan pasir filter dimana pada setiap filter terdapat 3000 nosel.
Cara ini dilakukan dengan metode gravitasi.
i. Desinfeksi
Setelah bersih dari pengotor, masih ada kemungkinan ada kuman dan bakteri yang hidup,
sehingga ditambahkan senyawa kimia yang dapat mematikan kuman ini, biasanya berupa
penambahan chlor sebelum masuk ke bangunan selanjutnya, yakni reservoir.
24
j. Reservoir
Reservoir berfungsi sebagai tempat penampungan sementara air bersih sebelum
didistribusikan melalui pipa-pipa menuju tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi. Karena
kebanyakan distribusi di Indonesia menggunakan konsep gravitasi, maka reservoir biasanya
diletakkan di tempat dengan posisi lebih tinggi daripada tempat-tempat yang menjadi sasaran
distribusi, bisa diatas bukit atau gunung tetapi untuk reservoir tempat penyimpanan akhir hasil
pengolahan air brantas ,reservoir tidak diletakkan lebih tinggi karena tempat pengolahan air ini
berada di daerah perkotaan sehingga distribusi air dilakukan dengan memompa air bersih dengan
pompa kapasitas 1000 L/detik menuju tempat-tempat yang menjadi sasaran distribusi.
sembarangan, maka dari itu pemerintah harusnya memberikan penyuluhan tentang cara
membuang limbah yang baik dan benar, selain itu juga harus di berikan pemahaman terhadap
masyarakat tentang dampak atau bahayanya membuang limbah sembarangan terhadap makhluk
hidup di lingkungan sekitar.
3. Pembuatan saluran drainase sesuai dengan sumber limbah :
- Saluran air hujan langsung di alirkan ke selokan umum dan dibuat sumur resapan
- Saluran air dari kamar mandi/ WC dialirkan ke septic tank
- Saluran dari tempat pencucian produksi dan laboratorium dialirkan ke IPAL
25
5.
jika kita lihat saat ini banyak sekali pihak yang melanggar undang undang yang berlaku tanpa
diberikan sanksi. Pemerintah harusnya memberikan sanksi yang tegas kepada siapa saja yang
mebuang limbah sembarangan.
26
BAB IV
KESIMPULAN
4.1 KESIMPULAN
Pengolahan air Kali Brantas dilakukan melalui beberapa proses, yang pertama air
dari sungai ditampung dipenampungan awal yaitu intake untuk dilakukan filtrasi kasar.
Tujuan filtrasi disini agar sampah-sampah tidak ikut tertampung, kemudian air dipompa
menuju aerator mengalami proses aerasi dan oksigenasi untuk meningkatkan kadar DO.
Kemudian air dialirkan menuju bak Prasedimentasi untuk mengendapkan koloid dengan
gaya gravitasi tanpa zat kimia. Setelah dari bak Prasedimentasi air masuk ke Bak
pengaduk cepat megalami proses koagulasi, koagulan yang sering digunakan adalah
aluminium sulfat. Selanjutnya air menuju proses flokulasi di bak pengaduk lambat atau
clearyfear, pada proses ini ditambahkan polimer untuk mempercepat proses flokulasi.
Dari clearyfear air masuk kedalam clearator, dalam cleator air difiltrasi dengan 3 lapis
pasir dengan ukuran halus, medium dan kasar. Setelah difiltrasi air mengalir menuju bak
penampung akhir sebelum masuk di bak penampung akhir air disemprot oleh gas klor
untuk membunuh kuman. Setelah tertampung di bak penampung akhir air siap
didistribusikan.
4.2 SARAN
Untuk para pembaca agar dapat mengambil manfaat dari makalah ini sebagai referensi
dalam pengolahan air bersih.
27
DAFTAR PUSTAKA
Hanum, Farida. 2002. Proses Pengolahan Air Sungai untuk Keperluan Air Minum.
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/1845/1/kimia-farida.pdf. Sitasi 6 Oktober
2012.
Rahadi, Aprian Eka. 2010. Kualitas Air pada Proses Pengolahan Air Minum di Instalasi
Pengolahan Air Minum Lippo Cikarang.
http://www.ftsl.itb.ac.id/kk/rekayasa_air_dan_limbah_cair/wpcontent/uploads/2010/11/pi-w1-aprian-eka-rahadi-15305088.pdf.
http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/03/26/pengolahan-air-minum2/Sitasi6Oktober2012
http://bulekbasandiang.wordpress.com/2009/03/26/pengolahan-air-minum-2/
Sitasi
Oktober 2012
http://bhupalaka.files.wordpress.com/2010/12/sedimentasi.pdfSitasi6Oktober2012
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37776/3/Chapter%20II.pdf
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/37776/4/Chapter%20I.pdf
http://www.slideshare.net/VenskaStefani/industri-mi-instan
http://www.pu.go.id/uploads/services/infopublik20120329153346.pdf
http://www.slideshare.net/afranaila/savedfiles?s_title=pengolahan-airbersih&user_login=kartikapsyafitri
http://library.usu.ac.id/download/fmipa/kimia-farida.pdf
https://www.scribd.com/doc/95019858/Laporan-Lingkungan-Air#download
http://pengolahanairbaku.blogspot.com/2011/06/proses-pengolahan-air-baku-menjadiair.html
https://azwarali.wordpress.com/category/ipam/page/2/
28