METODE PENELITIAN
A. Tempat Penelitian
Penelitian direncanakan berlangsung di Laboratorium, rumah kaca,
Fakultas Pertanian Universitas Hasanuddin,
34
C. Rancangan Penelitian
Penelitian direncanakan dalam bentuk percobaan, yaitu:
I. Percobaan seleksi dan karakterisasi secara morfofisiologis (5
bulan)
Percobaan seleksi dan karakterisasi secara morfofisiologis pada
beberapa genotipe jagung hasil iradiasi di laboratorium pada media PEG
(toleransi terhadap kekeringan) dan NaCl (toleransi terhadap salinitas),
masing-masing pada tingkat kecambah.
Tanaman terseleksi dilanjutkan dengan seleksi dan karakterisasi
secara morfofisiologis pada pengujian di rumah kaca pada tingkat
kecambah dan fase vegetatif pada media yang sama dengan seleksi dan
karakterisi di laboratorium yang dilakukan di rumah kaca.
Hasil dari penelitian ini akan diperoleh karakter morfofisionlogis
yang dapat dijadikan tolok ukur ketahanan tanaman jagung terhadap
kekeringan dan salinitas, mekanisme ketahanan dan metode seleksi
secara dini.
Berdasarkan uraian diatas maka pada percobaan ini dilaksanakan
dalam 3 (tiga) tahap, yaitu:
a. Tahap I: Seleksi dan Pengujian Kecambah di Laboratorium
Percobaan pengujian tingkat kecambah menggunakan metode uji
di atas kertas (UDK) dan metode hidroponik.
Percobaan yang dilaksanakan di tingkat laboratorium menggunakan rancangan petak-petak terpisah (RPPT) dalam rancangan Acak
35
36
satu bulan. Demikian juga dengan konsentrasi PEG dan NaCl yang akan
digunakan adalah konsentrasi yang dianggap dapat mewakili (keragaman
besar).
Pengujian fase vegetatif dilakukan dengan menggunakan dua
wadah gelas berukuran berbeda yang disusun bertingkat. Gelas bagian
atas (berukuran lebih besar dibanding gelas bagian bawah) berisi media
pasir yang telah dibersihkan, sedangkan gelas bagian bawah yang
ukurannya lebih kecil berisi larutan yang didalamnya telah dilarutkan PEG
dan atau NaCl (sesuai perlakuan masing-masing) dan ditambahkan
dengan larutan Hoaglands (Lampiran 1).
Pengujian pada fase ini dilaksanakan dengan menggunakan
rancangan petak terpisah (RPT) dalam rancangan acak kelompok. Faktor
pertama sebagai petak utama adalah konsentrasi PEG dan NaCl, terpilih
(K), sedangkan faktor kedua sebagai anak petak (AP) adalah genotipe
terpilih (G). Setiap kombinasi perlakuan diulang 3 kali sebagai kelompok,
dan menggunakan 4 unit tanaman.
Berdasarkan hasil pengujian pada fase vegetatif di rumah kaca ini
dilakukan seleksi genotipe dan konsentrasi (PEG / NaCl) untuk dilanjutkan
pengujiannya pada fase produksi di rumah kaca.
37
hidroponik.
Media
pasir
yang
digunakan
terlebih
dahulu diayak,
38
% perkecamba han
G1 G2 G3
Gn
......
D1 D2 D3
Dn
Dimana, G =
D =
n =
CG
(100 )( A 1 A 2 ............... A n )
A 1 T1 A 2 T2 ........... A n Tn
Dimana, A
CG = Koefisien perkecambahan
4. Berat segar kecambah (g), menimbang kecambah dalam keadaan
segar.
5. Berat Kering kecambah (g), menimbang kecambah dalam keadaan
kering setelah dioven selama 24 jam pada suhu 105oC.
39
40
41
3. Volume akar (ml), diukur dengan cara merendam akar pada gelas
ukur dan diamati peningkatan volume air saat perendaman akar dalam
gelas ukur
4. Panjang akar (cm), diukur mulai dari pangkal akar sampai ujung akar
terpanjang
5. Jumlah stomata, diamati pada mikroskop dengan pembesaran 400x
dengan metode kuteks
6. Jumlah stomata yang membuka, diamati pada mikroskop dengan
pembesaran 400x dengan metode kuteks
7. Luas
pembukaan
stomata,
diamati
pada
mikroskop
dengan
42
Tongkol
tongkol
yang
teratas
tongkol
yang
lebih
normal
perkembangannya.
13. Menutupnya Kelobot (husk cover) .
14. Jumlah Tongkol per Tanaman.
15. Bobot Tongkol Kupasan Basah, diamati dengan menimbang bobot
tongkol yang dipanen per petak setelah dikupas klobotnya. Data ini
akan digunakan untuk menghitung hasil per petak, selanjutnya
dikonversi ke satuan per hektar.
16. Panjang tongkol (cm), diukur dari pangkal sampai ujung tongkol yang
berbiji.
17. Diameter tongkol (cm), diukur pada pertengahan tongkol dengan
menggunakan mistar geser.
18. Jumlah baris per tongkol (baris).
19. Jumlah biji per baris (butir).
20. Kadar Air Panen (%).
21. Bobot 1000 biji pada kadar air 15 %.
22. Produktivitas (kg ha-1).
(1 Yp / Y )
1 Xp / X )
43
Keterangan:
S
db/df
Ms
E (Ms)
Replications
r1
k1
M5
2e + 2 2a + 2r2g
Error (a)
(r -1) (n 1)
M4
2e + r 2a
Genotipe (G)
g1
M3
2e + r 2kg + nr 2g
Interaksi G x K
(g 1) (k 1)
M2
2e + r 2kg
Error (b)
n (r 1) (k 1) M1
Total
rkg - 1
e
2g
2p
h2
2
= M1
= (M3 M2)/nr
= 2g + 2e
= 2g/2p
2e +
44
Keterangan :
2e
2g
2p
h2
= Ragam lingkungan
= Ragam genetik
= Ragam fenotipe
= Heritabilitas
Kriteria nilai heritabilitas dalam arti luas (Mursito, 2003), dengan ketentuan
sebagai berikut :
H
< 0,20
= heritabilitas rendah
= heritabilitas sedang
= heritabilitas tinggi
> 0,50
E. Analisis Data
Data hasil pengamatan yang diperoleh dari penelitian dianalisis
menggunakan Software SPSS-17 dan Microsoft Excel 2007 pada tingkat
kepercayaan 95%. Apabila terdapat pengaruh perlakuan yang nyata pada
analisis sidik ragam (ANOVA), maka dilakukan uji lanjut untuk
membedakan rata-rata antar perlakuan dengan menggunakan Uji Jarak
Berganda Duncan (DMRT) dengan tingkat kepercayaan 95%.(Gaspersz,
V., 1991).