Penyusun :
Sheila Clarisa Korayan
Pembimbing : dr. Ava L Kawilarang sp. A
Syok
Definisi
CO)
mengalirkan darah secara adekuat
mengangkut oksigen dan nutrien
membawa kembali hasil-hasil metabolik untuk
dieliminasi di organ pembuangan
CO = HR x SV
preloa
d
Kontraktilitas
jantung
afterload
Menambah saturasi O2
Etiologi
berdasarkan klasifikasi
a. Syok hipovolemik (berkurangnya volume
sirkulasi darah):
Kehilangan darah, misalnya perdarahan
Kehilangan plasma, misalnya luka bakar
Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya
Etiologi
berdasarkan klasifikasi
b. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya
sendiri):
Kardial
Penyakit jantung iskemik, seperti infark;
Obat-obat yang mendepresi jantung;
Gangguan irama jantung, seperti aritmia;
Non-kardial
Embolus pulmonal
Tamponade jantung karena darah atau eksudat di perikard
Gagal napas, hipertensi pulmonal
Perikarditis dengan tekanan di perikard
Tension pneumothorax
Etiologi
berdasarkan klasifikasi
c. Syok neurogenik (reaksi vasovagal berlebihan)
Suhu lingkungan yang panas
Terkejut, takut, atau nyeri
Anesthesia lumbal/spinal
d. Syok septik
Infeksi sistemik
e. Syok anafilaksis
Reaksi hipersensitifitas terhadap suatu antigen
Patofisiologi
3 faktor yang dapat mempertahankan tekanan
darah pada keadaan fisiologis normal :
1. Pompa jantung
2. Volume sirkulasi darah
3. Tahanan pembuluh darah perifer
Syok keseimbangan ke 3 hal tersebut terganggu
Stadium Syok
Fase 1 : Kompensasi
Stadium Syok
Fase 2 : Dekompensasi
Stadium Syok
Fase 3 : Irreversible
Klasifikasi Syok
a. Syok Hipovolemik
Hipovolemik berarti berkurangnya volume
intravaskuler.
Di Indonesia shock pada anak paling sering
disebabkan oleh gastroenteritis dan dehidrasi, dan
shock perdarahan paling jarang, begitupun shock
karena kehilangan plasma pada luka bakar dan
shock karena translokasi cairan.
Patofisiologi
Refleks vagal
tekanan darah
Mempertahankan
sirkulasi dan perfusi ke
organ-organ vital
Volume sirkulasi
Preload
Volume sekuncup
Ginjal
Angiotensi, vasopressin, aldosteron
Manifestasi klinis
Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit
fase awal renjatan syok karena perdarahan kadar
Hb dan hematokrit masih tidak berubah,
kadar Hb dan hematokrit akan menurun sesudah
perdarahan berlangsung lama, karena proses
autotransfusi.
Syok karena kehilangan plasma atau cairan
tubuh seperti pada DF atau diare dengan
dehidrasi akan terjadi hemokonsentrasi.
Urin
Produksi urin , lebih gelap dan pekat. Berat
jenis urin menigkat >1,020. Sering didapat
adanya proteinuria
Pemeriksaan BGA
pH, PaO2, PaCO2 dan HCO3 darah
Pemeriksaan elektrolit serum
Gangguan keseimbangan elektrolit
hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia
terutama pada penderita dengan asidosis
Penatalaksanaan
1.
4. Kortikosteroid
Hydrocortison dengan dosis 50 mg/KgBB iv
bolus dilanjutkan dengan dosis yang sama
dalam 24 jam secara continuous infusion.
Komplikasi
Gagal ginjal akut
lung)
Depresi miokard-gagal jantung
Gangguan koagulasi/pembekuan
SSP dan Organ lain
Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting,
mengingat organ ini sangat sensitif terhadap
hipoksia yang dapat terjadi pada renjatan
berkepanjangan.
Renjatan ireversibel.
b. Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa
jantung
Kerusakan katup jantung: stenosis mitral,
insufisiensi mitral, stenosis katup aorta,
insufisiensi katup aorta
Gangguan irama jantung: atrial fibrilasi,
ventrikular fibrilasi, ventrikular takhikardi
Gangguan sistem konduksi hantaran listrik
jantung: atrioventrikular blok, sinoaurikular blok.
Manifestasi Klinis
Syok kardiogenik ditandai oleh hal-hal berikut
:
Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg atau 30-60
mmHg dibawah batas bawah sebelumnya
Adanya bukti penurunan aliran darah ke
sistem organ-organ utama :
Keluaran urin < 20 ml/jam, biasanya disertai
Diagnosis
Keluhan Utama Syok Kardiogenik
Oliguri (urin < 20 mL/jam).
Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard
akut).
Nyeri substernal seperti IMA.
Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang segera dilakukan :
Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.
Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi),
trombosit (koagulopati)
Enzim Jantung (Creatinine Kinase, troponin,
myoglobin, LDH)
Analisa gas darah arteri
Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan
hipoperfusi dan prognosis.
Pemeriksaan yang harus direncanakan
EKG, ekokardiografi. foto polos dada
Penatalaksanaan
Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak
Medikamentosa
Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
Anti ansietas, bila cemas.
Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.
Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik),
bila perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 215 mikrogram/kg/m. Dobutamin 2,5-10
mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan
amrinon IV.
Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru
dan oksigenasi jaringan.
Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi
supraventrikel.
Komplikasi
Cardiopulmonary arrest
Disritmi
Gagal multisistem organ
Stroke
Tromboemboli
c. Syok Septik
Penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman-
Etiologi
Disebabkan oleh :
infeksi bakteri gram negatif 70% (Pseudomonas
auriginosa, Klebsiella, Enterobakter, E. choli,
Proteus).
Infeksi bakteri gram positif 20-40% (Stafilokokus
aureus, Stretokokus, Pneumokokus),
Infeksi jamur dan virus 2-3% (Dengue
Hemorrhagic Fever, Herpes viruses), protozoa
(Malaria falciparum).
Kultur yang sering ditemukan adalah
Pseudomonas, Stapilokokus dan Pneumokokus.
Patofisiologi
Sepsis pada bayi dan anak dapat menyebabkan
Manifestasi klinis
1.
2.
3.
4.
5.
Demam tinggi
Vasodilatasi nyata di seluruh tubuh, jaringan
yang terinfeksi.
Curah jantung yang tinggi
Melambatnya aliran darah
Koagulasi intravaskular menyebar
Penatalaksanaan
Antibiotika
Meningitis, umur > 1 bulan
Ampiciline 300 400 mg/KgBB/hari dibagi 6 dosis
Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis
Resiko tinggi infeksi gram negatif kombinasi
aminoglikosida dan derivat penisilin
Moxalactam, cefotaxime, ceftazidime dan
cephalosporin generasi III untuk infeksi gram
negatif aerob dan anaerob
Jamur Candida dapat diberikan amphotericin B
Dosis 0.25 0.30 mg/KgBB/hari dalam waktu 3 6
jam
Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan 0.1 0.25
mg/KgBB sampai 0.5 1.0 mg/KgBB/hari
(maksimal 50 mg/hari) dan diberikan selama 10
1.
3. Ventilasi
a. Jalan nafas harus bebas
b. Oksigenasi yang adekuat
c. Bila ada tanda-tanda kegagalan pernafasan akut :
- hiperventilasi
- hipoksemia berat
- hiperkapnea
d. Syok anafilaktik
Suatu reaksi anafilaksis berat yang disertai
Etiologi
Makanan : kacang, telur, susu, ikan laut, buah.
Allergen immunotherapy
Gigitan atau sengatan serangga
Obat-obat : penicillin, sulpha, immunoglobin
Manifestasi klinis
Reaksi timbul dalam beberapa detik atau menit
Diagnosis
Anamnesis
Fisik diagnostik
Diagnosis
Pemeriksaan Hematologi
X-ray foto
EKG
Analisa gas darah
Penatalaksanaan
Resusitasi (A, B, C)
Adrenalin 1% : 0,01 ml/kgBB diberikan
Antihistamin
e. Syok Neurogenik
Kegagalan pusat vasomotor.
Etiologi
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau
Manifestasi klinis
Tekanan darah turun,
Penatalaksanaan
Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin
Pemberian obat-obatan
Dopamin: dosis 2,5-20 mcg/kg/menit
Norepinefrin : Dosis 0,05-2 mcg/kg/menit.
Epinefrin : Dosis pemberian Epinefrin 0,05-2
mcg/kg/menit.
Dobutamin : Dosis pemberian dobutamin 2,510 mcg/kg/menit.
Terima Kasih