Anda di halaman 1dari 63

Syok pada Anak

Penyusun :
Sheila Clarisa Korayan
Pembimbing : dr. Ava L Kawilarang sp. A

Syok
Definisi

Suatu sindrom klinis kegagalan akut fungsi


sirkulasi yang menyebabkan ketidakcukupan
perfusi jaringan dan oksigenasi jaringan, dengan
akibat gangguan mekanisme homeostasis.

Fungsi Sistem Sirkulasi


Mempertahankan curah jantung (cardiac output =

CO)
mengalirkan darah secara adekuat
mengangkut oksigen dan nutrien
membawa kembali hasil-hasil metabolik untuk
dieliminasi di organ pembuangan

Peran jantung sebagai pompa sirkulasi

mencukupi curah jantung


Curah jantung jumlah darah yang dipompa setiap
menit

CO = HR x SV
preloa
d

CO (cardiac output/curah jantung)


HR (heart rate/laju jantung)
SV (stroke volume/isi sekuncup)

Kontraktilitas
jantung

afterload

Pasokan oksigen (oxigen delivery) CO dan

oxygen content dlm darah arterial (CaO2)


Jlmh O2 yg terikat pada
Oxygen content
Hb
Jmlh O2 yg terlarut dlm
plasma

Pasokan oksigen dapat di perbesar dgn :


Meningkatkan CO
Menambah kadar Hb (transfusi PRC=packed red cell)

Menambah saturasi O2

Etiologi
berdasarkan klasifikasi
a. Syok hipovolemik (berkurangnya volume
sirkulasi darah):
Kehilangan darah, misalnya perdarahan
Kehilangan plasma, misalnya luka bakar
Dehidrasi: cairan yang masuk kurang (misalnya

puasa lama), cairan keluar yang banyak (misalnya


diare, muntah-muntah, fistula, obstruksi usus
dengan penumpukan cairan di lumen usus).

Etiologi
berdasarkan klasifikasi
b. Syok kardiogenik (kegagalan kerja jantungnya
sendiri):
Kardial
Penyakit jantung iskemik, seperti infark;
Obat-obat yang mendepresi jantung;
Gangguan irama jantung, seperti aritmia;
Non-kardial
Embolus pulmonal
Tamponade jantung karena darah atau eksudat di perikard
Gagal napas, hipertensi pulmonal
Perikarditis dengan tekanan di perikard
Tension pneumothorax

Etiologi
berdasarkan klasifikasi
c. Syok neurogenik (reaksi vasovagal berlebihan)
Suhu lingkungan yang panas
Terkejut, takut, atau nyeri
Anesthesia lumbal/spinal

Trauma tulang belakang

d. Syok septik
Infeksi sistemik

e. Syok anafilaksis
Reaksi hipersensitifitas terhadap suatu antigen

Patofisiologi
3 faktor yang dapat mempertahankan tekanan
darah pada keadaan fisiologis normal :
1. Pompa jantung
2. Volume sirkulasi darah
3. Tahanan pembuluh darah perifer
Syok keseimbangan ke 3 hal tersebut terganggu

Stadium Syok
Fase 1 : Kompensasi

Stadium Syok
Fase 2 : Dekompensasi

Stadium Syok
Fase 3 : Irreversible

Klasifikasi Syok
a. Syok Hipovolemik
Hipovolemik berarti berkurangnya volume

intravaskuler.
Di Indonesia shock pada anak paling sering
disebabkan oleh gastroenteritis dan dehidrasi, dan
shock perdarahan paling jarang, begitupun shock
karena kehilangan plasma pada luka bakar dan
shock karena translokasi cairan.

Patofisiologi
Refleks vagal
tekanan darah

Mempertahankan
sirkulasi dan perfusi ke
organ-organ vital

Integritas sirkulasi tergantung pada volume darah

yang beredar, tonus pembuluh darah, dan sistem


pompa jantung.

Bila terjadi syok hipovolemik maka mekanisme

kompensasi yang terjadi adalah melalui :


1. Baroreseptor
2. Kemoreseptor
3. Cerebral ischkemic reseptor
4. Reseptor humoral
5. Retensi air dan garam oleh ginjal
6. Autotransfusi

Volume sirkulasi

Preload

Volume sekuncup

Baroreseptor, kemoreseptor, cerebral ischemic reseptor

Cardio inhibitor center dihambat

Aktivasi cardiostimulator center

Output simpatetik meningkatkat,output


parasimpatetik menurun

HR, kontraktilitas otot jantung , vasokonstriksi

Ginjal
Angiotensi, vasopressin, aldosteron

Manifestasi klinis

Perkiraan Kehilangan Cairan dan Darah

Berdasarkan Presentasi Penderita

Pemeriksaan laboratorium
Hemoglobin dan hematokrit
fase awal renjatan syok karena perdarahan kadar
Hb dan hematokrit masih tidak berubah,
kadar Hb dan hematokrit akan menurun sesudah
perdarahan berlangsung lama, karena proses
autotransfusi.
Syok karena kehilangan plasma atau cairan
tubuh seperti pada DF atau diare dengan
dehidrasi akan terjadi hemokonsentrasi.

Urin
Produksi urin , lebih gelap dan pekat. Berat
jenis urin menigkat >1,020. Sering didapat
adanya proteinuria
Pemeriksaan BGA
pH, PaO2, PaCO2 dan HCO3 darah
Pemeriksaan elektrolit serum
Gangguan keseimbangan elektrolit
hiponatremi, hiperkalemia, dan hipokalsemia
terutama pada penderita dengan asidosis

Pemeriksaan fungsi ginjal pemeriksaan BUN dan


serum kreatinin penting (gagal ginjal)
Pemeriksaan faal hemostasis
Pemeriksaan yang lain untuk menentukan
penyebab penyakit primer

Penatalaksanaan
1.

Bebaskan jalan nafas, oksigen, jika perlu bisa


diberikan ventilator support.

2. Infus RL atau koloid 20 ml/kg BB dalam 10

15 menit, dapat diulang 2-3 kali.


Renjatan berat pemberian cairan dapat
mencapai > 60 ml/kg BB dalam 1 jam.
Resusitasi cairan sudah mencapai 2-3 kali
tapi respons belum adekuat,
dipertimbangkan intubasi dan bantuan
ventilasi.
Bila tetap hipotensi sebaiknya dipasang
kateter tekanan vena sentral (CVP).

3. Inotropik, indikasi : renjatan refrakter terhadap


pemberian cairan, renjatan kardiogenik.

: 2-5 tg/kg BB/ menit.


Epinephrine : 0,1 g/KgBB/menit iv, dosis bisa
ditingkatkan bertahap sampai efek yang
diharapkan, pada kasus-kasus berat bisa
sampai 2-3 g/kg BB/ menit.
Dobutamin : 5 g/KgBB/menit iv, ditingkatkan
bertahap sampai 20 g/KgBB/menit iv.
Norepinephrine : 0,1 g/KgBB/menit iv, dapat
ditingkatkan sampai efek yang diharapkan.
Dopamin

4. Kortikosteroid
Hydrocortison dengan dosis 50 mg/KgBB iv
bolus dilanjutkan dengan dosis yang sama
dalam 24 jam secara continuous infusion.

Komplikasi
Gagal ginjal akut

ARDS (acute respiratory distress syndrome/shock

lung)
Depresi miokard-gagal jantung
Gangguan koagulasi/pembekuan
SSP dan Organ lain
Evaluasi gejala sisa SSP sangat penting,
mengingat organ ini sangat sensitif terhadap
hipoksia yang dapat terjadi pada renjatan
berkepanjangan.
Renjatan ireversibel.

b. Syok Kardiogenik
Disebabkan oleh kegagalan fungsi pompa

jantung curah jantung menjadi << atau


berhenti sama sekali untuk memenuhi
kebutuhan metabolisme.
Ditandai oleh gangguan fungsi ventrikel, yang
mengakibatkan gangguan berat pada perfusi
jaringan dan penghantaran oksigen ke
jaringan.

Etiologi syok kardiogenik


Infark miokard akut dengan kerusakan otot

jantung
Kerusakan katup jantung: stenosis mitral,
insufisiensi mitral, stenosis katup aorta,
insufisiensi katup aorta
Gangguan irama jantung: atrial fibrilasi,
ventrikular fibrilasi, ventrikular takhikardi
Gangguan sistem konduksi hantaran listrik
jantung: atrioventrikular blok, sinoaurikular blok.

Manifestasi Klinis
Syok kardiogenik ditandai oleh hal-hal berikut

:
Tekanan arteri sistolik < 90 mmHg atau 30-60
mmHg dibawah batas bawah sebelumnya
Adanya bukti penurunan aliran darah ke
sistem organ-organ utama :
Keluaran urin < 20 ml/jam, biasanya disertai

penurunan kadar natrium dalam urin


Vasokonstriksi perifer yang disertai gejala kulit
dingin dan lembab
Gangguan fungsi mental
Indeks jantung < 2,1 L/menit/m2

Diagnosis
Keluhan Utama Syok Kardiogenik
Oliguri (urin < 20 mL/jam).
Mungkin ada hubungan dengan IMA (infark miokard
akut).
Nyeri substernal seperti IMA.

Tanda Penting Syok Kardiogenik


Tensi turun < 80-90 mmHg.
Takipneu dan dalam.
Takikardi.
Nadi cepat, kecuali ada blok A-V.
Tanda-tanda bendungan paru: ronki basah di kedua basal
paru.
Bunyi jantung sangat lemah, bunyi jantung III sering
terdengar.
Sianosis.
Diaforesis (mandi keringat).
Ekstremitas dingin.
Perubahan mental.

Kriteria hemodinamik syok kardiogenik :

1. Hipotensi terus menerus (tekanan darah sistolik <

90 mmHg lebih dari 90 menit)


2. Berkurangnya cardiac index (<2,2/menit per m2)
3. Meningginya tekanan kapiler paru (>15 mmHg)

Pemeriksaan Penunjang
Pemeriksaan yang segera dilakukan :
Serum elektrolit, fungsi ginjal dan fungsi hepar.
Jumlah sel darah merah, leukosit (infeksi),
trombosit (koagulopati)
Enzim Jantung (Creatinine Kinase, troponin,
myoglobin, LDH)
Analisa gas darah arteri
Pemeriksaan serial kadar laktat, menggambarkan
hipoperfusi dan prognosis.
Pemeriksaan yang harus direncanakan
EKG, ekokardiografi. foto polos dada

Penatalaksanaan
Pastikan jalan nafas tetap adekuat, bila tidak

sadar sebaiknya dilakukan intubasi.


Berikan oksigen 8 - 15 liter/menit dengan
menggunakan masker untuk mempertahankan
PO2 70 - 120 mmHg
Rasa nyeri akibat infark akut yang dapat
memperbesar syok yang ada harus diatasi
dengan pemberian morfin.
Koreksi hipoksia, gangguan elektrolit, dan
keseimbangan asam basa yang terjadi.
Bila mungkin pasang CVP.
Pemasangan kateter Swans Ganz untuk meneliti
hemodinamik.

Medikamentosa
Morfin sulfat 4-8 mg IV, bila nyeri.
Anti ansietas, bila cemas.
Digitalis, bila takiaritmi dan atrium fibrilasi.
Sulfas atropin, bila frekuensi jantung < 50x/menit.
Dopamin dan dobutamin (inotropik dan kronotropik),
bila perfusi jantung tidak adekuat. Dosis dopamin 215 mikrogram/kg/m. Dobutamin 2,5-10
mikrogram/kg/m: bila ada dapat juga diberikan
amrinon IV.
Norepinefrin 2-20 mikrogram/kg/m.
Diuretik/furosemid 40-80 mg untuk kongesti paru
dan oksigenasi jaringan.
Digitalis bila ada fibrilasi atrial atau takikardi
supraventrikel.

Komplikasi
Cardiopulmonary arrest

Disritmi
Gagal multisistem organ
Stroke
Tromboemboli

c. Syok Septik
Penyakit sistemik yang disebabkan oleh kuman-

kuman atau bahan-bahan yang berasal dari atau


dibuat oleh kuman-kuman.
Organism yang paling sering kuman gram
negative. Tetapi syok juga bisa disebabkan oleh
kuman gram positif bahkan jamur, rickettsia dan
bermacam-macam virus

Etiologi
Disebabkan oleh :
infeksi bakteri gram negatif 70% (Pseudomonas
auriginosa, Klebsiella, Enterobakter, E. choli,
Proteus).
Infeksi bakteri gram positif 20-40% (Stafilokokus
aureus, Stretokokus, Pneumokokus),
Infeksi jamur dan virus 2-3% (Dengue
Hemorrhagic Fever, Herpes viruses), protozoa
(Malaria falciparum).
Kultur yang sering ditemukan adalah
Pseudomonas, Stapilokokus dan Pneumokokus.

Syok septik sering terjadi pada:


Bayi baru lahir
Usia diatas 50 tahun
Penderita gangguan sistem kekebalan.

Sindrom respon inflamasi sitemik (SIRS) yaitu respon


tubuh terhadap inflamasi sistemik mencakup 2 atau
lebih keadaan berikut :
Suhu > 38 0C
Frekuensi jantung > 90 kali/menit
Frekuensi nafas > 20 kali/menit atau PaCO2 < 32
mmHg
Leukosit darah > 12.000/ mm3, < 4000/mm3 atau
stab > 10%

Patofisiologi
Sepsis pada bayi dan anak dapat menyebabkan

syok septik pelepasan endotoksin yang dapat


memicu aktivitas cascade pelepasan zat-zat
mediator lainnya dengan efek terganggunya
sistem hemodinamik
vasodilatasi/vasokonstriksi dan depresi miokard
maupun aktivasi cascade koagulasi.

Stadium hiperdinamik (warm shock)

Kompensasi tubuh peningkatan curah jantung


dan penurunan SVR hiperpireksia,
hiperventilasi, takikardia dgn gangguan
kesadaran disertai akral/kulit yg hangat.
Stadium dekompensasi (cold shock)

Terapi tidak adekuat kompensasi tubuh gagal


mempertahankan curah jantung yg adekuat.
Fase lanjut akibat penurunan SVR hipotensi
dan hipoksia jaringan disertai metabolisme
anerob

Manifestasi klinis
1.

2.
3.
4.
5.

Demam tinggi
Vasodilatasi nyata di seluruh tubuh, jaringan
yang terinfeksi.
Curah jantung yang tinggi
Melambatnya aliran darah
Koagulasi intravaskular menyebar

Penatalaksanaan
Antibiotika
Meningitis, umur > 1 bulan
Ampiciline 300 400 mg/KgBB/hari dibagi 6 dosis
Chloramphenicol 100 mg/KgBB/hari dibagi 4 dosis
Resiko tinggi infeksi gram negatif kombinasi
aminoglikosida dan derivat penisilin
Moxalactam, cefotaxime, ceftazidime dan
cephalosporin generasi III untuk infeksi gram
negatif aerob dan anaerob
Jamur Candida dapat diberikan amphotericin B
Dosis 0.25 0.30 mg/KgBB/hari dalam waktu 3 6
jam
Dosis dapat dinaikkan perlahan-lahan 0.1 0.25
mg/KgBB sampai 0.5 1.0 mg/KgBB/hari
(maksimal 50 mg/hari) dan diberikan selama 10
1.

2. Mempertahankan perfusi jaringan yang adekuat :


a. Pemberian cairan & pengaturan keseimbangan
asam basa :
Ringer laktat 10 20 ml/KgBB/beberapa menit
sampai 1 jam untuk memperbaiki volume cairan
intravaskuler
b. Kadar protein total 4.5 gr/100 ml dapat diberikan
FFP
c. Tekanan vena sentral 5 6 cmH2O dengan
hipotensi diberi cairan kristaloid lagi 10 20
ml/KgBB selama 10 menit
d. Tekanan vena sentral 6 10 cmH2O cairan

kristaloid 5 10 ml/KgBB sampai tekanan vena


sentral mencapai 10 15 cmH2O
e. Transfusi darah bila Ht 3% untuk
mempertahankan Ht antara 35 40 %

f. Sodium bikarbonat digunakan untuk koreksi


gangguan asam basa.Jika dalam keadaan
darurat diberi 1 2 mEq/KgBB dengan kecepatan
1 mEq/kgBB/menit
g. Obat-obat vasoaktif
Golongan Xanthine
Glucagon
Cardiac glucocide, digitalis dan derivatnya
h. Golongan steroid yang diberikan :
Dexamethasone 1 3 mg/kgBB atau
Methyl prednisolon 30 mg/kgBB setiap 4-6 jam
selama 72 jam

3. Ventilasi
a. Jalan nafas harus bebas
b. Oksigenasi yang adekuat
c. Bila ada tanda-tanda kegagalan pernafasan akut :
- hiperventilasi
- hipoksemia berat
- hiperkapnea

d. Bila terjadi adult respiratory distress syndrome


bisa diberikan ventilator mekanik
4. Pengobatan suportif

d. Syok anafilaktik
Suatu reaksi anafilaksis berat yang disertai

dengan insufisiensi sirkulasi.


Anafilaksis merupakan kondisi alergi di mana
curah jantung dan tekanan arteri seringkali
menurun dengan hebat.
Gejala klinis :
Rash kemerahan pada kulit
Wheezing
Stridor atau edema laring
Syok distributif

Etiologi
Makanan : kacang, telur, susu, ikan laut, buah.

Allergen immunotherapy
Gigitan atau sengatan serangga
Obat-obat : penicillin, sulpha, immunoglobin

(IVIG), serum, NSAID


Latex
Vaksin
Exercise induce
Anafilaksis idiopatik : anafilaksis yang terjadi
berulang

Manifestasi klinis
Reaksi timbul dalam beberapa detik atau menit

sesudah paparan allergen.


Gejala kardiovaskular : hipotensi/renjatan
Gejala saluran nafas : sekret hidung, hidung
gatal, udema hipopharing/laring, gejala asma.
Kulit
: pruritus, erithema, urtikaria dan
angioedema.
Gejala Intestinal : kolik abdomen, kadang-kadang
disertai muntah dan diare.
Gejala SSP : pusing, sincope, gangguan
kesadaran sampai koma.

Diagnosis
Anamnesis
Fisik diagnostik

Keadaan umum : baik sampai buruk


Kesadaran: Composmentis sampai Koma
Tensi : Hipotensi,
Nadi :Takikardi,
Kepala dan leher : sianosis, dispneu, konjungtivitis,
lakrimasi, edema periorbita, perioral, rhinitis
Thorax aritmia sampai arrest Pulmo Bronkospasme,
stridor, rhonki dan wheezing,
Abdomen : Nyeri tekan, Bising Usus meningkat
Ekstremitas : Urtikaria, edema.

Diagnosis
Pemeriksaan Hematologi

X-ray foto
EKG
Analisa gas darah

Penatalaksanaan
Resusitasi (A, B, C)
Adrenalin 1% : 0,01 ml/kgBB diberikan

intramuskuler. Bila tidak ada perbaikan, diulang


10 15 menit kemudian (maksimal 3 kali)
Infus RL/NaCl 0,9 % atau cairan koloid 20
ml/kgBB bila dengan adrenalin belum
menunjukkan perbaikan perfusi jaringan.
Bronkodilator pada penderita yang menunjukkan
gejala seperti asma. Aminophylline intravena atau
adrenergic bronkodilator (albuterol, terbutalin)
parenteral atau nebulizer.

Antihistamin

- Diphenhydramine 2 mg/kgBB im atau iv atau 5

mg/kgBB per oral.


- Chlortrimeton untuk gejala-gejala kulit seperti
urtikaria, angioderma, pruritus
Kortikosteroid : hydrcortisone 6 8 mg/kgBB/6
8 jam

e. Syok Neurogenik
Kegagalan pusat vasomotor.

Syok neurogenik atau syok spinal terjadi

karena hilangnya tonus pembuluh darah


secara mendadak di seluruh tubuh.
Bentuk dari syok distributif, hasil dari
perubahan resistensi pembuluh darah
sistemik yang diakibatkan oleh cidera pada
sistem saraf (seperti: trauma kepala, cedera
spinal, atau anestesi umum yang dalam).

Etiologi
Trauma medula spinalis dengan quadriplegia atau

paraplegia (syok spinal).


Rangsangan hebat yang kurang menyenangkan
seperti rasa nyeri hebat pada fraktur tulang.
Rangsangan pada medula spinalis seperti
penggunaan obat anestesi spinal/lumbal.
Trauma kepala (terdapat gangguan pada pusat
otonom).
Suhu lingkungan yang panas, terkejut, takut.

Manifestasi klinis
Tekanan darah turun,

Nadi tidak bertambah cepat, bahkan dapat lebih

lambat (bradikardi) kadang disertai dengan


adanya defisit neurologis berupa quadriplegia
atau paraplegia .
Keadaan lanjut, sesudah pasien menjadi tidak
sadar, barulah nadi bertambah cepat.
Karena terjadinya pengumpulan darah di dalam
arteriol, kapiler dan vena, maka kulit terasa agak
hangat dan cepat berwarna kemerahan
Diagnosa Banding : sinkop vasovagal

Penatalaksanaan
Pemberian vasoaktif seperti fenilefrin dan efedrin

Baringkan pasien dengan posisi kepala lebih

rendah dari kaki (posisi Trendelenburg).


Pertahankan jalan nafas dengan memberikan
oksigen, sebaiknya dengan menggunakan
masker.
Distress respirasi dan hipotensi yang berat,
penggunaan endotracheal tube dan ventilator
mekanik sangat dianjurkan.
Ventilator mekanik juga dapat menstabilkan
hemodinamik dengan menurunkan penggunaan
oksigen dari otot-otot respirasi.

Keseimbangan hemodinamik resusitasi cairan.

Cairan kristaloid seperti NaCl 0,9% atau Ringer


Laktat sebaiknya diberikan per infus secara cepat
250-500 cc bolus dengan pengawasan yang
cermat terhadap tekanan darah, akral, turgor
kulit, dan urin output untuk menilai respon
terhadap terapi.
Bila tekanan darah dan perfusi perifer tidak
segera pulih, berikan obat-obat vasoaktif
(adrenergik; agonis alfa yang indikasi kontra bila
ada perdarahan seperti ruptur lien).

Pemberian obat-obatan
Dopamin: dosis 2,5-20 mcg/kg/menit
Norepinefrin : Dosis 0,05-2 mcg/kg/menit.
Epinefrin : Dosis pemberian Epinefrin 0,05-2

mcg/kg/menit.
Dobutamin : Dosis pemberian dobutamin 2,510 mcg/kg/menit.

Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai

  • Hemoroid
    Hemoroid
    Dokumen22 halaman
    Hemoroid
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Bahan Gizi
    Bahan Gizi
    Dokumen4 halaman
    Bahan Gizi
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Refer Atxxx
    Refer Atxxx
    Dokumen17 halaman
    Refer Atxxx
    Gior Danno
    Belum ada peringkat
  • Case KET
    Case KET
    Dokumen9 halaman
    Case KET
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Kompas Chapter 11
    Kompas Chapter 11
    Dokumen25 halaman
    Kompas Chapter 11
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Tugas Forensik
    Tugas Forensik
    Dokumen1 halaman
    Tugas Forensik
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • REFERAT Neuropati
    REFERAT Neuropati
    Dokumen21 halaman
    REFERAT Neuropati
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Teknik Anestesia Umum
    Teknik Anestesia Umum
    Dokumen17 halaman
    Teknik Anestesia Umum
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Halaman Pengesahan
    Halaman Pengesahan
    Dokumen1 halaman
    Halaman Pengesahan
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Case TN - Jono
    Case TN - Jono
    Dokumen12 halaman
    Case TN - Jono
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Case Mata
    Case Mata
    Dokumen3 halaman
    Case Mata
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Word Chapter 3
    Word Chapter 3
    Dokumen3 halaman
    Word Chapter 3
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Sheila Prob6
    Sheila Prob6
    Dokumen118 halaman
    Sheila Prob6
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Pemicu 3 KGD
    Pemicu 3 KGD
    Dokumen41 halaman
    Pemicu 3 KGD
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Case Mata
    Case Mata
    Dokumen3 halaman
    Case Mata
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Lembar Ujian THT
    Lembar Ujian THT
    Dokumen6 halaman
    Lembar Ujian THT
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Tinjauan Medikolegal
    Tinjauan Medikolegal
    Dokumen4 halaman
    Tinjauan Medikolegal
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Sheila Pem8
    Sheila Pem8
    Dokumen116 halaman
    Sheila Pem8
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Case Mata
    Case Mata
    Dokumen1 halaman
    Case Mata
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Cover Mata
    Cover Mata
    Dokumen1 halaman
    Cover Mata
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Stage 1
    Stage 1
    Dokumen11 halaman
    Stage 1
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Stage 1
    Stage 1
    Dokumen11 halaman
    Stage 1
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Test
    Test
    Dokumen2 halaman
    Test
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Pemicu 3 KGD
    Pemicu 3 KGD
    Dokumen41 halaman
    Pemicu 3 KGD
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat
  • Problem2a Sheila
    Problem2a Sheila
    Dokumen85 halaman
    Problem2a Sheila
    SheilaClarisaKorayan
    Belum ada peringkat