Anda di halaman 1dari 2

A.

EVALUASI HOMESCHOOLING
Salah satu perbedaan sekolah formal dan homeschooling adalah
ketiadaan buku rapor sebagai buku laporan penilaian hasil belajar
siswa. Ketiadaan buku rapor pada homeschooling bukan berarti
kemajuan belajar siswa sama sekali tidak dapat dilacak. Dalam tradisi
untuk melacak kemajuan anak, orang tua atau homeschool komunitas
biasa menggunakan portofolio yang berfungsi seperti buku rapor
(Muhtadi, 2008). Selain evaluasi pembelajaran di kelas, beberapa
homeschool juga menerima nilai dari tempat les, bimbel, kursus atau
prestasi-prestasi lain yang didapatkan di luar homeschool.
Portofolio berisikan rekaman perjalanan belajar, kelebihan dan
kekurangan, kehebatan, kesalahan, kemajuan dan kemunduran home
schooler. Evaluasi pembelajaran meliputi nilai-nilai tugas harian,
ulangan harian, Ulangan Tengah Semester (UTS) dan Ulangan Akhir
Semester (UAS). Pada jenjang pendidikan dasar, portofolio berfungsi
sebagai buku kenangan dan inventarisasi proses belajar home schooler
untuk kepentingan internal orang tua dan eksternal (misal pindah ke
sekolah biasa atau untuk kebutuhan pelaporan kepada instansi
tertentu). Pada jenjang pendidikan menengah, portofolio ini berbentuk
seperti curriculum vitae (CV) home schooler (Muhtadi, 2008)
Pada Homeschool Kak Seto, diadakan pertemuan 3 bulanan
antara wali murid dengan Manajemen dan tutor HSKS, dimana Kak
Seto selaku pembina HSKS akan menyempatkan hadir untuk
mendiskusikan perkembangan belajar peserta didiknya. HSKS juga
menyediakan waktu untuk orang tua untuk berkonsultasi setiap saat.
Hal tersebut bertujuan untuk mengontrol perkembangan siswa melalui
kerjasama antara siswa, orang tua, dan pihak HSKS, sehingga
terealisasi tujuan pembelajaran (Rohmawatiningsih, 2013).
Agar siswa dapat naik kejenjang berikutnya, dilakukan lewat
ujian kesetaraan yaitu Paket A setara SD atau Paket B Setara SMP, dan
Paket C Setara SMA. Untuk beberapa homeschool, evaluasi dapat
dilakukan dengan menginduk pada sekolah formal. Homeschool juga
diatur dan sesuai dengan Pasal 27 UU no.20 tahun 2006 yang
membahas mengenai pengakuan kesetaraan antara pendidikan formal
dan non formal.
Referensi:
Muhtadi, Ali. (2008). Pendidikan dan Pembelajaran di Sekolah Rumah
(Home schooling). Majalah Ilmiah Pembelajaran, edisi Mei 2008.

Rohmawatiningsih.
(2013).
Pelaksaan
proses
pembelajaran
matematika kelas VII Homeschooling Kak Seto Semarang. Skripsi
program S1, Institut Agama Islam Negeri Walisongo, Semarang.

Anda mungkin juga menyukai