Anda di halaman 1dari 15

MEKANIKA TANAH

REMBESAN AIR TANAH

Di Susun Oleh

NURUL MUTMAINNAH
105 81 1953 13

FAKULTAS TEKNIK
JURUSAN TEKNIK SIPIL
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MAKASSAR
2014

KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh
Dengan memanjatkan puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa, atas segala
limpahan rahmat dan karunia-Nya kepada penyusun sehingga dapat menyelesaikan makalah
ini yang berjudul: REMBESAN AIR
Penyusun menyadari bahwa didalam pembuatan makalah ini berkat bantuan dan
tuntunan Tuhan Yang Maha Esa dan tidak lepas dari bantuan berbagai pihak untuk itu dalam
kesempatan ini penyusun menghaturkan rasa hormat dan terima kasih yang sebesar-besarnya
kepada semua pihak yang membantu dalam pembuatan makalah ini.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penulisan makalah ini masih dari jauh dari
kesempurnaan baik materi maupun cara penulisannya. Namun demikian, penyusun telah
berupaya dengan segala kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki sehingga dapat selesai
dengan baik dan oleh karenanya, tim penulis dengan rendah hati dan dengan tangan terbuka
menerima masukan,saran dan usul guna penyempurnaan makalah ini.
Akhirnya tim penulis berharap semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi seluruh pembaca.
Wassalam
Makassar,

November 2014

PENULIS

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Tanah merupakan material yang permeable karena adanya pori dalam tanah yang
memungkinkan air mengalir dalam tanah. Air akan mengalir dalam tanah dari titik yang
memiliki energi lebih tinggi ke titik yang memiliki energi lebih rendah. Jumlah air yang
mengalir dalam tanah akibat rembesan ini perlu diketahui untuk berbagai kondisi hidrolis.
Rembesan air dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tanah dilewati oleh air
melalui pori-porinya.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Rembesan dalam air tanah
2. Pengertian permeabilitas
3. Hukum hukum dalam rembesan air tanah
C. TUJUAN
1. Dapat mengetahui bagaimana rembesan dalam air tanah
2. Dapat mengetahui makna permeabilitas
3. Dapat mengetahui hukum hukum dalam rembesan air tanah

BAB II
PEMBAHASAN
A. REMBESAN AIR DALAM TANAH
Rembesan yang akan dipelajari disini didasarkan pada analisis dua dimensi. Bila tanah
dianggap homogen dan isotropis, maka dalam bidang x-z hokum darcy dapat dinyatakan
sebagai berikut:

v x = ki x = -k
v z = ki z = -k

h
x

h
z

a. Jaring Arus (Flow Net)


Sekelompok garis aliran dan garis ekipotensial disebut jaring arus (flow net).
Garis ekipotensial adalah garis-garis yang mempunyai tinggi energi potensial yang sama
(h konstan). Permeabilitas lapisan lolos air dianggap isotropis ( kx = k1 = k ).
b. Tekanan Rembesan
Air pada keadaan statis didalam tanah, akan mengakibatkan tekanan hidrostatis
yang arahnya keatas (uplift). Akan tetapi, jika air mengalir lewat lapisan tanah, aliran air
akan mendesak partikel tanah sebesar tekanan rembesan hidrodinamis yang bekerja
menurut arah alirannya. Besarnya tekanan rembesan akan merupakan fungsi dari
gradient hidrolik.(i) .

Pengaruh Tekanan Air Terhadap Stabilitas Tanah


Tekanan hidrodinamis mempunyai pengruh yang besar pada stabilitas tanah. Tergantung
pada arah aliran, tekanan hidrodinamis dapat dipengaruhi oleh berat volume tanah.
Teori Kondisi Mengapung (Quick condition)
Telah disebutkan bahwa tekanan hidrodinamis dapat mengubah keseimbangan lapisan
tanah. Pada keadaan seimbang, besarnya gayayang bekeja dibawah W =
dengan gaya rembesan

D = w

Ic

sama

, atau W-D = O

Dengan adalah gradient hidrolikkritis pada keseimbangan gaya diatas. Besarnya berat
tanah terendam air ,adalah :
Dengan ic adalah gradient hidrolikkritis pada keseimbangan gaya diatas.
Besarnya berat tanah terendam air ,adalah :
W = ' = ( 1-n )( G S - 1 ) W

'=

GS 1
. w
1 e

(kN/m 3 . t/m 3 )

Telah disebutkan bahwa bila tekanan rembesan keatas yang terjadi dalam tanah
sama dengan i c , maka tanah akan pada kondisi mengapung. Keadaan semacam ini juga
dapat berakibat terangkutnya butir-butir tanah halus, sehingga terjadi pipa-pipa didalam
tanah yang disebut Piping. Akibat pipa-pipa yang berbentuk rongga-rongga, dapat
mengakibatkan fondasi bangunan mengalami penurunan, hingga mengganggu stabilitas
bangunan. Faktor keamanan bangunan air terhadap bahaya piping, sebagai berikut :
SF =

ie
ie

Dengan i e adalah gradien keluar maksimum (maximum exit gradient ) dan

ie

Gradien keluar maksimum tersebut dapat ditentukan dari jarring arus dan

besarnya sama dengan tinggi energi antara garis ekipotensial terakhir, dan l adalah
panjang dari elemen aliran.
Lane (1935) menyelidiki keamanan struktur bendungan terhadap bahaya piping.
Panjang lintasan air melalui dasar bendungan dengan memprhatikan bahaya
pipingdihitung dengan cara pendekatan empiris, sebagai berikut :
LW =

Lh
LV
3

Dengan :
LW

= Weighted creep distance

Lh = Jumlah jarak horizontal menurut lintasan terpendek


Lv = Jumlah jarak vertical menurut lintasan terpendek

Setelah weighted creep distance dihitung, weighted creep ratio (WCR)


dapat ditentukan dengan menggunakan persamaan :
WCR =

LW
H1 H 2

c. Kondisi Tanah Anisotropis


Dalam tinjauan tanah anisotropis, walaupun tanah mungkin homogen, tapi
mempunyai permeabilitas yang berbeda pada arah vertical dan horizontalnya.

Kebanyakan tanah pada kondisi alamnya dalam keadaan anisotropis, artinya mempunyai
koefisien permeabilitas yang tidak sama kesegala arah, yaitu maksimum searah lapisan
(arah horizontal), dan minimum kearah tegak lurus lapisannya (arah vertical). Arah-arah
ini selanjutnya dinyatakan dalam arah x dan z. Dalam kondisi ini, permeabilitas pada
arah horizontal dan vertikalnya dapat dinyatakan dalam bentuk :
k x = k mak dan k z = k min

Untuk hal ini, persamaan Dracy akan bernentuk :


h

V x = -k x i x = -k x x
h

Vz = -k z i z = -k z z

d. Kondisi Tanah Berlapis


-

Menghitung Debit Rembesan Tanah Berlapis Dengan Cara Jaring Arus

Menghitung Debit Rembesan Tanah Berlapis Dengan Cara Menganggap Sebagai


Lapisan Tunggal

e. Rembesan Pada Struktur Bangunan


Hukum Dracy dapat digunakan untuk menghitung dabit rembesan yang melalui
struktur bendungan. Dalam perencanaan sebuah bendungan, perlu diperhatikan
stabilitasnya terhadap bahaya longsoran, erosi lereng dan kehilangan air akibat
rembesan yang melalui tubuh bendungan.

Debit Rembesan Pada Bendungan Tanah Anisotropis


Jika permeabilitas tanah bahan bendungan anisotropis, untuk menghitung debit
rembesan, maka penampang bendungan harus lebih dulu ditranformasi. Seperti yang
telah dipelajari sebelumnya, nilai x 1 transformasi adalah ;
x1 =

kz
X
kx

Maka seluruh hitungan harus didasarkan pada gambartransformasinya, demikian


juga untuk koefisien permeabilitas ekivalen :

K =

kx kz

Kondisi Aliran Masuk,Keluar, dan Kondisi Transfer


Kondisi-kondisi aliran masuk,keluar, dan kondisi transfer dari garis rembesan
melalui badan bendungan telah dianalisis oleh Casagrande (1937), maksud dari kondisi
aliran masuk adalah bila aliran rembesan berasal dari daerah bahan tanah dengan
koefisien permeabilitas sangat besar.
f. Filter
Bila air rembesan mengalir dari lapisan berbutir lebih halus menuju lapisan lebih
kasar, kemungkinan terangkutnya butiran lebih halus lolos melewati bahan yang lebih
kasar tersebut dapat terjadi. Erosi butiran dapat mengakibatkan turunnya tahanan aliran
air dan naiknya gradient hidrolik.
Bila kecepatan aliran membesar akibat dari pengurangan tahanan aliran yang
berangsur-angsur turun, akan terjadi erosi butiran yang lebih besar lagi sehingga

membentuk pipa-pipa didalam tanah yang dapat mengakibatkan keruntuhan pada


bendungan.
Filter atau drainase untuk mengendalikan rembesan, harus memenuhi dua
persyaratan:
1).

Ukuran pori-pori halus cukup kecil untuk mencegah butir-butir tanah terbawa
aliran.

2).

Permeabilitas harus cukup tinggi untuk mengizinkan kecepatan drainase yang


besar dari air masuk filternya.

Aliran Air Dalam Tanah


Tinggi energi total (total Head) adalah tinggi energi elevasi atau Elevation Head(z)
ditambah tinggi energi tekanan atau pressure Head (h) yaitu Ketinggian kolom air h A
atau hB Didalam pipa diukur dalam millimeter atau meter diatas titiknya.
Tekanan hidrostatis bergantung pada kedalaman suatu titik dibawah muka air tanah.
Untuk mengetahui besar tekanan air pori, Teorema Bernaulli dapat diterapkan. Menurut
Bernaulli, tinggi energi total (total Head) pada suatu titik dapat dinyatakan oleh
persamaan :

h=

p
v2

z
w 2g

Dengan :
h
p/

= tinggi energi total (total head)(m)


w

= tinggi energi tekanan (pressure head) (m)

= tekanan air (t/m2,kN/m2)

v2/2g = tinggi energi kecepatan (velocity head) (m)


v

= kecepatan air (m/det)


w

= berat volume air (t/m3,kN/m3)

= percepatan gravitasi (m/dt2)

= tinggi energi elavasi (m)

Karena kecepatan renbesan didalam tanah sangat kecil,maka tinggi energi kecepatan
dalam suku persamaan Bernoulli dapat diabaikan.Sehingga persamaan tinggi energi total
menjadi :
p

h= wz
Untuk menghitung debit rembesan lewat tanah pada kondisi tertentu, di tinjau kondisi
tanah.
Aliran Air Melalui Porous Media

Gambar memperlihatkan aliran air dari titik A menuju titik B.

Air tersebut tidak mengalir mengikuti suatu garis


lurus dengan kecepatan yang konstan, akan tetapi
air tersebut akan mengalir berliku-liku seperti
terlihat pada gambar.

Pada persoalan geoteknik air tersebut dapat diasumsikan mengalir dari A ke B mengikuti
suatu garis lurus dan dengan kecepatan tertentu.

PERSAMAAN BERNOULLI
h = hp + he + hv = konstan
dengan:
h = total head
hp = u/ w = pressure head,
he = z = elevation head,
hv = v2/2g,
u = tekanan air pori,
z = elevasi dari suatu titik terhadap suatu datum,
v = kecepatan pengaliran, dan
g = percepatan gravitasi
B. PERMEABILITAS
Didefinisikan sebagai sifat bahan berpori yang memungkinkan aliran rembesan dari
cairan yang berupa air atau minyak mengalir lewat rongga pori. Untuk tanah,
Permeabilitas dilukiskan sebagai sifat tanah yang mengalirkan air melalui rongga pori
tanah. Didalam tanah,sifat aliran mungkin laminar atau turbulen. Tahanan terhadap aliran
bergantung pada jenis tanah, ukuran butiran, bentuk butiran, rapat massa, serta bentuk
geometri rongga pori. Temperatur juga sangat mempengaruhi tahanan aliran (kekentalan
dan tegangan permukaan.

PERSAMAAN TOTAL HEAD


Persamaan total head:

h=

pressure head

+Z

elevation head

Kehilangan head (head loss) antara titik A dan B dihitung dengan rumus:
-

Gradien hidrolik:

i =

i = gradien hidrolik
L = panjang aliran yang mengalami kehilangan tinggi tekan
C. HUKUM HUKUM DALAM REMBESAN AIR TANAH
HUKUM DARCY
Darcy (1956), mengusulkan hubungan antara kecepatan dan gradient hidrolik sebagai
berikut :
v = ki
Dengan : v
i

= Kecepatan air (cm/det)


= Gradien hidrolik

= Koefisien permeabilitas (cm/det)

Debit rembesan (q) dinyatakan dalam persamaan :


q = kiA
Koefisien permeabilitas (k) mempunyai satuan yang sama dengan kecepatan cm/det atau
mm/det. Yaitu menunjukkan ukuran tahanan tanah terhadap air, bila pengaruh sifatsifatya dimasukkan, Maka :
k (cm/det) =
Dengan :
K =

koefisien absolute (cm2 ), tergantung dari sifat butiran tanah

w =

Rapat massa air (g/cm3 )

koefisien kekentalan air (g/cm.det)

g =

percepatan gravitasi ( cm/det2 )

HYDRAULIC GRADIENT

DAFTAR PUSTAKA
bab-iii-air-tanah-permeabilitas-dan-rembesan_bahan-kuliah-mekanika-tanah-1.doc
Rembesan air dimaksudkan untuk mengukur kemampuan tanah dilewati oleh air melalui
pori.docx

Anda mungkin juga menyukai