Disusun Oleh :
13010034042
FITRI YULIANI
13010034043
SUPRAYOGI ANHAR
13010034047
Kelompok 8
KATA PENGANTAR
Segala puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa berkat rahmat, taufik dan
hidayah-Nya, sehingga penulis mampu menyelesaikan makalah tentang proses
pengembangan.
Meskipun selama penyusunan makalah ini banyak menghadapi kesulitan, namun
berkat usaha yang keras serta dorongan semua pihak, penulis berhasil menyelesaikan
makalah ini. makalah ini berisi pemaparan proses pengembangan.
Akhir kata, penulis mengharap agar makalah ini bermanfaat bagi pembaca,
khususnya untuk masyarakat dan mahasiswa. Kepada pembaca, kritik dan saran yang
bersifat membangun guna penyempurnaan makalah ini, sangat penulis harapkan. Dan
semoga tulisan ini dapat memberikan manfaat bagi perkembangan ilmu manajemen PLS
dan bagi para pembaca dan penulis. Amin.
Surabaya, November2014
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ............................................................................................................ ii
DAFTAR ISI .......................................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Makalah ........................................................................................................ 1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Arti Dan Kegunaan Pengembangan ........................................................................... 2
2.2 Pendekatan Pengembangan ...................................................................................... 3
2.3 Strategi-Strategi Dalam Pengembangan Suatu Program ........................................... 4
iii
BAB I
PENDAHULUAN
BAB II
PEMBAHASAN
bahwa
Development
is
the
act
of
developing
(perbuatan
mereka merasakan manfaat dari program yang telah dilaksanakan dan memandang
penting upaya untuk meningkatkan atau melanjutkan program tersebut.
Pendekatan pasrtisipatif secara tidak langsung biasanya dilakukan dalam kelompok
besar. Pendekatan ini pun dapat dilaksanakan dalam kegiatan yang tersebar pada wilayah
yang luas, sehingga setiap orang yang terlibat tidak memungkinkan dapat bertatap muka
antara satu dengan lainnya. Apabila kelompok itu besar atau kegiatannya tersebar, maka
keikutsertaan dalam pengambilan keputusan dan pelaksanaan tentang pengembangan
program sering dilakukan dengan mengikutsertakan wakil-wakil pihak yang terlibat
dalam penyelenggaraan program. Misalnya, pihak staf atau peserta didik yang dilibatkan
ialah orang-orang yang dipandang mampu oleh pimpinan atau yang dipilih oleh
kelompoknya untuk mewakili mereka dalam membuat keputusan tentang pengembangan
program. Keikutsertaan mereka yang tersebar di tempat yang berjauhan dapat pula
dilakukan melalui media tertulis atau lisan seperti angket, korespondensi, dan telepon.
Salah satu teknik untuk mengikutsertakan partisipan yang tersebar di tempat yang
jauh ialah teknik Delphi. Teknik ini mencakup informasi (misalnya konsep keputusan,
rencana pengembangan dan komponen-komponen proses tujuan program) yang
dikirimkan secara tertulis oleh pemimipin atau pengelola program kepada para pasrtispan
yang terdiri atas para pakar. Setelah para partisipan mempelajari informasi itu, mereka
mengajukan pendapat saran, dan kritik secara tertulis untuk menyempurnakan informasi
tersebut. Mereka mengirimkan kembali hasil pembahasan itu kepada pimpinan atau
pengelola program. Apabila bahan tertulis sebagai umpan balik dari partisipan, telah
dipandang memadai maka pihak pimpinan atau pengelola memperbaiki konsep
keputusan, rencana pengembangan, atau program setelah mempelajari sebaik-baiknya
semua buah pikiran yang disampaikan oleh partisipan. Tahap selanjutnya adalah
pengiriman kembali dan atau untuk memperoleh persetujuan mereka. Masukan akhir dari
partisipan digunakan untuk menyempurnakan informasi dan untuk mengambil keputusan
tentang informasi tersebut.
mengandung
implikasi
bahwa
perencanaan,
pengorganisasian,
penggerakkan,
keputusan
dalam
lembaga
tersebut.
Sebagai
contoh,
kegiatan
pengembangan karir, warga negara yang baik, tanggung jawab profesional, dan isuisu yang berkembang akan menjadi masukan yang berguna bagi para pimpinan suatu
lembaga dalam proses pengambilan keputusan.
Kegiatan aktif dilakukan untuk mempelajari sumber informasi khusus yang telah
dipilih guna mengetahui atau memperkaya informasi yang telah ada, berdasarkan
keinginan pengambil keputusan. Ciri-ciri kegiatan aktif adalah informasinya lengkap,
perhatian khusus terhadap suatu informasi, dan terarah. Keterarahan dalam
pengumpulan informasi ditujukan untuk menjawab pertanyaan-pertanyaan sebagai
berikut:
a. Apakah informasi yang dipelajari atau dihimpun benar-benar relevan dengan
kebutuhan/keperluan lembaga saat ini atau dengan kegiatan yang telah
direncanakan?
b. Apakah hubungan antara kemungkinan dan pengaruh informasi cukup
meyakinkan bagi pengumpul informasi?
Misalnya, upaya penataan kembali kota-kota besar yang tidak diimbangi dengan
pengaturan migarsi penduduk, khususnya peraturan penanggulangan urbaanisasi,
mungkin akan mempengaruhi penyelenggaraan sistem pendidikan nonformal di kota6
kajian
khusus
mengenai
informasi
kependudukan,
sehingga
tingkatan isu tersebut. Isu-isu penting harus dijadikan fokus kegiatan monitoring dan
analisis secara berkelanjutan dan digunakan untuk meramalkan kemungkinankemungkinan yang dapat terjadi di masa depan. Seringkali evaluasi tentang pengaruh
suatu isu terhadap peristiwa di masa depan dilakukan berdasarkan pendapat,
keyakinan dugaan dan keputusan (judgement).
Evaluasi dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai teknik. Teknik-teknik
evaluasi yang akan dibicarakan berikut ini dapat pula digunakan dalam langkah
peramalan. Beberapa teknik yang sering digunakan dalam mengevaluasi isu akan
dikemukakan di bawah ini :
a. Bagan Pengaruh Kemungkinan (Probability Impact Charts)
Teknik evaluasi ini digunakan dalam kajian lingkungan untuk menilai
berbagai isu, peristiwa, dan kecenderungan yang diarahkan untuk menjawab
tiga pertanyaan. Ketiga pertanyaan itu adalah (1) Isu-isu dan peristiwaperistiwa apakah yang mungkin terjadi pada kurun waktu tertentu, misalnya 25
tahun yang akan datang? (2) Apabila isu dan peristiwa itu terjadi, bagaimana
pengaruhnya terhadap lembaga pendidikan nonformal pada kurun waktu
tersebut di masa akan datang?, dan (3) Kemampuan apa yang dimiliki lembaga
untuk mengantisipasi, merespon dan mengendalikan isu, peristiwa, dan
kecenderungan tersebut?
Informasi
menjawab
pertanyaan (1) dan (2) sering disajikan dalam bentuk yang menggambarkan
sebaran pengaruh dari kemungkinan-kemungkinan isu dan peristiwa.
Cara yang banyak dikenal untuk menginterpretasi data yang muncul
dalam bagan pengaruh kemungkinan adalah dengan menghitung bobot yang
menjelaskan pentingnya faktor positif dan faktor negatif, sehingga dapat
diketahui kemungkinan rata-rata dan terkadang (positif dan negatifnya) dari
setiap peristiwa. Peristiwa isu, kemudian diberi urutan tingkatan (ranking)
sesuai dengan bobot/tingkat kepentingannya. Jadi, peristiwa yang diberi urutan
nomor satu adalah peristiwa yang mengandung kemungkinan dan pengaruh
yang paling tinggi, sedangkan peristiwa-peristiwa lainnya disusun berdasarkan
tingkat kepentingan yang lebih rendah.
Penyusunan urutan tingkatan isu, berdasarkan bobot kepentingannya,
menunjukkan perkiraan bahwa pernyataan yang diidentifikasi dalam studi
lingkungan dianggap sebagai isu yang aktual, mendesak, dan menantang.
8
Apabila semua pernyataan yang diidentifikasi dalam studi lingkungan benarbenar baru muncul dan mengejutkan, seperti tidak diketahui sebelumnya oleh
masyarakat atau lembaga penyelenggara sehingga isu akan tetap ada bahkan
dapat membahayakan, maka proses perencanaan strategis akan berjalan lancar
dan terfokus pada peristiwa yang paling mungkin terjadi dan dapat
menimbulkan pengaruh paling besar.
b. Jaringan Pengaruh
Teknik evaluasi lainnya yang sederhana adalah jaringan pengaruh.
Teknik ini diangkat dari konsep batang hubungan dalam bentuk penyajian
grafik tentang analisis isu secara garis besar dan lengkap. Jaringan pegaruh
diperoleh melalui sadap pendapat mengenai pengaruh-pengaruh yang potensial
dari berbagai peristiwa penting yang mungkin terjadi di masa depan. Jaringan
ini disusun dengan cara mengidentifikasi pengaruh yang mungkin timbul
akibat suatu peristiwa. Peristiwa tersebut antara lain globalisasi pendidikan,
kekurangan tenaga profesional, penghapusan dana belajar untuk berbagai
kelompok belajar, dan perkembangan industri peristiwa. Apabila isu telah
dipilih, dipertajam dan dirumuskan dalam pernyataan yang singkat dan jelas
maka kelompok dapat memulai penyusunan jaringan pengaruh. Prosedur
penyusunan jaringan dapat dilakukan dengan mudah yaitu dengan menerima
pendapat peserta tentang pengaruh positif dan negatif dari suatu peristiwa.
Salah satu contoh penggunaan jaringan pengaruh ini adalah pengurangan
tenaga pendidik profesional dalam program pendidikan dan latihan tenaga
kerja. Konsekuensi yang segera muncul dari peristiwa tersebut adalah (1)
Pengurangan
biaya
personil,
(2)
Penggantian
tenaga
pelatih,
dan
3. Peramalan (Forcasting)
Kajian lingkungan cenderung untuk mengidentifikasi isu-isu yang makin banyak
tanpa memperhitungkan kemampuan lembaga untuk mempelajarinya secara lebih
mendalam dan tanpa memperhatikan keterbatasan waktu, uang, dan tenaga. Untuk
mengatsai hal itu teknik-teknik evaluasi yang telah dibicarakan sebelumnya dapat
membantu untuk memilih isu-isu yang dapat ditangani segera oleh lembaga. Berbagai
isu yang telah dipilih oleh lembaga merupakan subjek untuk peramalan, analisis, dan
evaluasi kebijakan lembaga secara lebih rinci. Beberapa teknik peramalan akan
diuraikan di bawah ini :
a. Peramalan Implisit (Implicit Forcasting)
Seseorang dapat mengkaji berbagai isu dengan cara meamati sebagian
besar objek kegiatan yang berkaitan dengan masa depan. Masa depan sistem
pemerintahan, pendidikan, transportasi, keuangan, pemeliharaan kesehatan,
energi, dan bagian dari sistem seperti pembangunan desa, keluarga berencana,
dan pendidikan nonformal merupakan objek-objek kegiatan yang dapat
dipelajari dengan mengamati informasi dalam sistem masing-masing.
Proses untuk memahami masa depan dengan menarik alur dari data
historis atau data yang ada sekarang sering disebut peramalan implisit.
Peramalan ini akan bemanfaat dan perlu dilakukan apabila pimpinan lembaga
berupaya untuk memperoleh gambaran umum tentang isu dan peristiwa yang
mungkin terjadi di masa depan. Sebaliknya, penggunaan peramalan implisit
tidak akan memadai apabila pengelola lembaga akan mengambil keputusan
pada saat sekarang tentang isu yanng dianggap paling penting seperti arah
perkembangan karir, profesi, lembaga, dan program. Apabila hal ini terjadi,
maka berupaya peramalan membutuhkan teknik yang lebih sistematis,
menyeleruh, dan cocok untuk menggambarkan dinamika isu dan peristiwa
yang mungkin terjadi di masa depan, dan pilihan kebijakn yang mungkin
diambil oleh lembaga.
10
sang
peramal
melainkan
sangat
tergantung
pula
pada
keberuntungan ramalan (benar benar terjadi) dan pada persepsi orang lain
terhadap hasil ramalannya. Kelebihan peramalan ini adalah kemampuannya
untuk: (1) Mengidentifikasi peristiwa-peristiwa yang mungkin terjadi di masa
depan tanpa mengaitkan denga peristiwa yang mendahuluinya, (2)
Merumuskan kebijakan-kebijakan sekarang yang mungkin tidak berlaku di
masa depan, (3) Mengetahui jalinan berbagai kecenderungan dan peristiwa di
masa depan dengan cara yang lebih bermakna dari pada cara atau model yang
ada
sekarang,
(4)
Menggambarkan
signifikansi
jalinan
berbagai
besar
peramal
dan
praktisi
penelitian
masa
depan
d. Teknik Delphi
Adanya keterbatasan dalam peramalan yanng dilakukan secara
individual (baik peramalan implisit maupun jenius) dan peramalan dengan
menggunakan proyeksi matematis, telah menyebabkan berkembangnya
penggunaan teknik peramalan sistimatis yang dilakukan secara kelompok.
Tujuannya ialah untuk mempersiapkan ramalan dan asesmen yang diperlukan
untuk kepentingan perencanaan strategis.
Teknik Delphi memiliki empat ciri, yaitu:
- Tidak ada partisipan yanng diberi tahu tentang siapa dan di mana
partisipan lainnya berada sehingga jawaban yang diperoleh melalui
kuesioner atau wawancara sangat bersifat individual.
12
Tidak ada satu pun pendapat, ramalan, atau masukan penting lainnya
yang diketahui orang lain baik oleh yang mengajukan pertanyaan
maupun partisipan lainnya.
b.
c.
d.
e.
f.
g.
13
Memberi jaminan bahwa tujuan-tujuan telah ditetapkan itu sesuai dengan misi
dan visi lembaga dan didukung oleh lembaga
b.
c.
d.
e.
Menjadi acuan utama bagi kegiatan mereka yang terlibat dalam lembaga
f.
g.
Pertama, karena tujuan itu berkenaan dengan masa depan yang tidak dapat
diobservasi pada saat ini, maka penyusunan tujuan itu termasuk ke dalam
aktivitas pemikiraan dan penetapan keputusan subjektif. Tujuan lembaga pada
taraf awal, setidak-tidaknya merupakan kehendak pimpinan lembaga tersebut
baik perorangan maupun kolektif, tentang bagaimana lembaga itu seharusnya
apabila setiap orang-orang bekerja secara cermat dalam mewujudkan misi
lembaga pada kurun waktu tertentu di masa mendatang.
5. Implementasi (Pelaksanaan)
Peramalan dan penentuan tujuan menurut Morison (1984) pada dasarnya adalah
untuk menentukan dua alternatif masa depan yaitu masa depan yang diharapkan dan
masa depan yang diinginkan. Masa depan yang diharapkan merupakan asumsi
seseorang yang menyatakan bahwa sesuatu akan berlangsung sebagaimana adanya di
masa depan. Terhadap masa depan ini, para pengambil keputusan dalam lembaga
tidak memerlukan informasi baru untuk mereka gunakan dalam mengubahnya.
Sedangkan masa depan yang diinginkan adalah asumsi-asumsi tentang kegiatan dan
upaya yang dipandang baik pada masa depan. Asumsi-asumsi ini ditetapkan oleh para
pengambil keputusan dalam lembaga. Dalam membawa atau mengubah masa depan
yang diharapkan kepada masa depan yang diinginkan, manajemen harus memberi
peluang terhadap proses perencanaan strategis yaitu dalam menetapkan kebijakan
program, dan rencana yang relevan dengan perubahan yang diinginkan itu.
Apabila peramalan dan penentuan tujuan telah dilakukan secara tepat dan
profesional, maka sebagian besar informasi yang diperlukan untuk mewujudkan
tahapan implementasi ini dianggap telah teridentifikasi. Ramalan yang lengkap akan
mencakup struktur, ruang lingkup, dan konteks pelaksanaan sedemikian rupa
sehingga memungkinkan para pelaksana dapat menggunakan ramalan lengkap sebagai
respon terhadap kebijakan dan program yang diimplementasikan oleh lembaga.
6. Monitoring (Pemantaun)
Monitoring merupakan bagian integral dalam proses studi lingkungan daripada
proses perencanaan strategik. Walaupun fungsi khusus monitoring berbeda dalam
kedua proses tersebut, tujuannya adalah sama yaitu untuk memperbaharui langkahlangkah dalam lingkaran proses tersebut.
Dalam tahap pertama kegiatan monitoring, informasi historis disusun untuk
keperluan analisis. Peranan monitoring akan tergantung pada hasil identifikasi
15
mengenai objek studi yang dipilih. Objek studi itu disusun berdasarkan isu-isuyang
diidentifikasi dari studi lingkungan dan telah diterapkan tingkatannya pada saat
mengevaluasi informasi. Monitorng menjadi awal kegiatan perencanaan startegis,
artinya bahwa indikator-indikator yang menggambarkan isu-isu yang diutamakan
dipilih dan disiapkan untuk dianalisis selama kegiatan peramalan untuk masukan bagi
perencanaan strategis.
Pada peranan yang kedua, monitoring dimulai setelah para pengambil keputusan
menetapkan tujuan dan laternatif strategi guna mencapai tujuan, serta setelah mereka
mengimplementasikan program-program tertentu sebagai penjabaran kebijakan dan
strategi ke arah pencapaian tujuan. Dalam kegiatan ini, data baru dari objek yang
dipelajari ditambahkan untuk keperluan analisis sehingga para pengelola dapat
menetukan apakah lembaga mulai melaju ke masa depan yang diinginkan atau hanya
melaju kearah masa depan yang diharapkan. Sebagai misal, apabila strategi yang
dibahas selama implementasi program mengatasi peningkatan jumlah peerta didik
dalam kelompok belajar usaha, maka langkah kedua dalam monitoring mencakup
pengumpulan data tentang para pendaftar, kemdian membandingkan data pendaftaran
periode yang lalu dean data ndaftaran baru yang sedang atau selesai dilakukan.
Melalui monitoring dapat diketahui pengaruh dari program, kebijkan program dan
strategi yang diperkirakan. Dengan demikian, langkah monitoring dalam perencanaan
strategis tidak hanya mencakup pemantauan berbagai variabel yang secara tradisional
berkaitan dengan kepentingan para pembuat rencana jangka panjang (seperti laju
perkembangan jumlah pendaftar), tetapi termasuk juga pemantauan berbagai isu yang
diidentifikasi melalui kajian lingkungan.
Fungsi pengembangan merupakan akhir fungsi manajemen program pendidikan
nonformal dan menjadi langkah awal fungsi perencanaan program selanjutnya.
Selanjutnya fungsi pengembangan menggunakan tahapan perencanaan startegis yaitu
kajian informasi, penilaian informasi, peramalan, perumusan tujuan, pelaksanaan, dan
pemantauan.
16
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pengembangan adalah upaya memperluas atau mewujudkan potensi-potensi,
membawa suatu keadaan secara bertingkat kepada suatu keadaan yang lebih lengkap,
lebih besar, atau lebih baik, memajukan sesuatu dari yang lebih awal kepada yang
lebih akhir atau dari yang sederhana kepada tahapan perubahan yang lebih kompleks.
Fungsi pengembangan merupakan akhir fungsi manajemen program pendidikan
nonformal dan menjadi langkah awal fungsi perencanaan program selanjutnya.
Selanjutnya fungsi pengembangan menggunakan tahapan perencanaan startegis yaitu
kajian informasi, penilaian informasi, peramalan, perumusan tujuan, pelaksanaan, dan
pemantauan.
3.2 Saran
Saran yang dapat kami berikan yaitu proses pengembangan ini dapat
dilaksanakan secara maksimal dan sebaik mungkin, sehingga dapat mengembangkan
lembaga tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
Sudjana.2004.Manajemen
Program
Pendidikan
Untuk
Pendidikan
17
Nonformal
dan