Laporan Tahap Ke 3 Tugas PPK Fixed
Laporan Tahap Ke 3 Tugas PPK Fixed
Dikerjakan oleh :
Laras Prasakti
11/313418/TK/37898
11/319155/TK/38286
11/319236/TK/38366
Pembimbing :
Dr. Ir. Aswati Mindaryani, M.Sc.
LEMBAR PENGESAHAN
Yang bertanda tangan dibawah ini menyatakan bahwa laporan tugas PPK tahap T2
(Preliminary Feasibility Study) ini disusun setelah melalui proses konsultasi sesuai aturan
Jurusan Teknik Kimia FT UGM, dan karenanya menyetujui untuk dikumpulkan.
BAB I
PEMILIHAN PROSES
sulfat.
1. Proses Pembuatan Mangan Sulfat Menggunakan Reduktor Asam Oksalat
Proses dibagi menjadi 3 tahap yaitu, pelindian bijih mangan, pemurnian, dan
kristalisasi larutan hasil pelindian. Pada tahap preparasi bahan, terlebih dahulu
dilakukan size reduction pada bijih mangan hingga ukuran 140 mesh. Pada tahap
pelindian, digunakan asam sulfat sebagai solven dan asam oksalat sebagai reduktor.
Penggunaan asam oksalat tersebut didasarkan pada asam oksalat dapat digunakan
sebagai bioleaching pada masa yang akan datang karena dapat diregenerasi oleh fungi
jenis tertentu. Proses reduksi menggunakan asam oksalat dapat dinyatakan dengan
reaksi berikut:
MnO2 + HOOC-COOH + 2H+
(1)
sawit menjadi reduktor untuk proses pengolahan mangan. Selulosa dapat mengalami
reaksi oksidasi, sedangkan MnO2 akan mengalami reduksi. Proses tersebut mengikuti reaksi
sebagai berikut:
12n MnO2 + (C6H10O5)n +12n H2SO4
(2)
Penggunaan reduktor organik telah banyak digunakan karena pertimbangan low cost dan
lebih environmentally friendly. Beberapa contoh reduktor organik yang telah
digunakan adalah monomer karbohidrat, turunan aldehid dan keton karena gugus
fungsinya yang mudah teroksidasi.
Proses tersebut diawali dengan preparasi bijih mangan, yang meliputi
pencucian, pengeringan dan grinding
900C selama
konsentrasi asam sulfat yang digunakan adalah 2,0 M. Dari proses tersebut dihasilkan
hasil leaching 81,99%.
3. Proses Pengolahan Mangan menjadi Mangan Sulfat dengan Reduktor Limbah
Kertas
Limbah yang mengandung komponen berbasis lignoselulosa dapat dijadikan
reduktor, misalnya limbah industri kertas ataupun kertas itu sendiri. Beberapa limbah
berbasis lignoselulosa yang dapat digunakan sebagai reduktor adalah limbah
pengolahan kayu dan baggases. Proses ini mengikuti reaksi sebagaimana proses yang
menggunakan senyawa organik sebagai reduktor, yaitu MnO 2 dengan bagian -D
glukosa pada selulosa ((C6H10O5)n ) mengikuti reaksi:
12n MnO2 + (C6H10O5)n +12n H2SO4
(3)
MnSO4
(4)
MnO2 + 2SO2
MnS2O6
(5)
Pada dasarnya MnS2O6 yang terbentuk dapat dipisahkan dengan perlakuan lebih
lanjut. Proses yang sering digunakan adalah dengan menggunakan Na2CO3 menjadi
garam-garam yang dapat diendapkan.
Proses ini dilakukan pada konsentrasi H2SO4 0,15 M dan konsentrasi SO2
6,62%. Dari proses ini dihasilkan MnSO4 dengan kemurnian 95,5%.
BAB II
URAIAN PROSES
Proses
kominusi
hanya
dilakukan
untuk
mendapatkan
ukuran
2. Proses Sintesis
Produksi mangan sulfat dilakukan dengan proses hydrometallurgy yang
dilakukan dengan H2SO4 dan reduktor selulosa yang bersumber dari jerami.
Batuan pirolusit selanjutnya akan di-leaching menggunakan asam sulfat untuk
mengambil mangan dalam bentuk Mn4+. Namun demikian, selama proses
leaching, logam-logam yang memiliki kelarutan relatif tinggi dalam asam juga
akan terbawa sebagai pengotor.
dalam suasana asam. Reaksi tersebut dapat mengikuti persamaan (2) sebagai
berikut:
12n MnO2 + (C6H10O5)n +12n H2SO4
(2)
900C dengan
produk reaksi, reaktan sisa, dan padatan pirolusit yang mengandung logam yang
tidak ter-leaching.Pengotor yang terdapat pada arus produk masih relatif banyak
yang meliputi Al2(SO4)3, CaSO4, MgSO4, Fe2(SO4)3 serta logam-logam lain yang tidak
ikut ter-leaching.
Dalam crystallizer
pengotor akan terpisahkan dalam bentuk kristal. Berdasarkan referensi, diperoleh data
bahwa keseluruhan dari pengotor kelarutannya akan turun dengan turunnya suhu.
Oleh karena itu, kristalisasi dilakukan dengan pendinginan. Namun demikian,
kelarutan MnSO4 akan meningkat seiring turunnya suhu, sehingga MnSO4 tidak
ikut terkristalkan. Oleh karena itu, untuk mengkristalkan MnSO4, dilakukan cara
lain, yaitu dengan pengurangan pelarut.
Sebelum memasuki crystallizer 2, umpan dipanaskan hingga suhu titik didih
air pada tekanan crystallizer 2. Dengan demikian, setelah umpan memasuki
crystallizer 2, akan terjadi proses penguapan air sekaligus penurunan suhu. Dari
proses tersebut dapat diperoleh kristal MnSO4.
BAB III
PEMILIHAN ALAT
1. Pengayakan (screening)
Pengayakan merupakan metode pemisahan dan klasifikasi partikel semata-mata
hanya berdasarkan ukurannya. Dalam mineral processing pengayakan merupakan
bagian yang penting dari keseluruhan proses. Beberapa alat yang pada umumnya
digunakan adalah sebagai berikut:
a. Grizzly Screen
Alat tersebut pada umumnya digunakan pada tahap pengayakan awal pada
tahap awal mineral processing. Alat ini memiliki mesh yang relatif sangat
besar, dengan kisi-kisi berbentuk batang yang kuat.
b. Gyrating Screen/ Reciprocating Screen
Alat ini pada umumnya tersusun atas beberapa dek ayakan dengan berbagai
ukuran aperture, yang ditempatkan dalam suatucasing. Ayakan dan casingnya
digetarkan memutar untuk meloloskan partikel dari satu dek ke dek lain.
Aperture dari dek berurutan dari besar ke kecil. Selama beroperasi, alat ini
akan bergerak bolak-balik secara horisontal untuk membantu pengayakan.
c. Vibrating Screen
Alat ini secara garis besar mirip dengan reciprocating screen,
tetapi selama
Berdasarkan jenis-jenis alat yang telah ditinjau, dipilih alat sebagai berikut:
1) Grizzly Screens
Digunakan pada tahap awal proses kominusi, di mana bongkahan-bongkahan
batuan pirolusit dilewatkan melalui grizzly screenmenggunakan bantuan
buldozer. Pada tahap ini, size reduction terjadi karena batuan pirolusit yang
relatif lunak (skala mohs 2-6) dan brittle. Grizzly screenpada umumnya
digunakan sebelum padatan diproses ke crusher. Alat ini bertujuan untuk
mengambil padatan yang memiliki ukuran yang relatif lebih kecil untuk
umpan crusher. Alat ini terdiri dari batang-batang yang kuat, terpasang
paralel membentuk suatu kisi (grate). Pemilihan grizzly grate didasarkan
pada jenis umpan masuk yang masih berupa bongkahan-bongkahan (coarse)
dari tambang.
2) Trommel Screen
Hasil dari hammer mill dan undersized dari grizzly screen selanjutnya
diayak menggunakan trommel screen. Hasil undersized akan langsung
memasuki proses selanjutnya, sedangkan oversized akan di-recycle ke hammer
mill.Alat ini juga digunakan untuk mengayak hasil keluaran jerami setelah
dilakukan proses size reduction. Trommel cukup efisien digunakan untuk
partikel-partikel yang besar (hasil dari hammer mill).
2. Alat Kominusi
Bongkahan-bongkahan mineral yang berasal dari tambang sebelum diproses
akan memasuki tahap kominusi atau size reduction. Beberapa alat yang
dapat digunakan adalah sebagai berikut:
a. Crushers (kasar dan halus).
Mekanisme
penghancuran
dilakukan
dengan
cara
penekanan
crusher.
b. Grinders (intermediate dan fine).
Mekanisme kominusi dilakukan dengan cara pembenturan/pemukulan
(impact) dan atrisi (gesekan antar partikel). Beberapa jenis grinder
diantaranya:
1. Hammer Mills; Impactor
2. Rolling-compression mills, diantaranya: (a). Bowl Mills; (b). Roller
Mills.
3. Attrition Mills
4. Tumbling Mills, diantaranya: (a). Rod-Mills; (b). Ball-Mills; Pebble
Mills; (c). Tube Mills; Compartment Mills.
c. Ulltrafine Grinder; diantaranya:
1. Hammer Mills, dilengkapi dengan alat klasifikasi internal
2. Fluid-energy mills
3. Agitated Mills
Dari berbagai jenis alat-alat tersebut dipilih alat hammer mill. Hammer Mill
digunakan untuk memproses hasil oversized dari grizzly screen dan hasil
keluaran dari shredder. Pemilihan hammer mill didasarkan pada jenis umpan
yang masih termasuk kategori coarse material (dengan ukuran) dan dengan
hardness yang relatif rendah. Oleh karena itu, proses size reduction dapat
dilakukan dengan alat dengan prinsip impactor, misalnya hammer mill.
Pada hammer mill, umpan yang masuk tersebut akan dipecah oleh sederetan
palu yang terpasang pada ujung cakram yang berputar (revolving disk).
Butiran pecah karena dipukul oleh palu terbentur dinding maupun terbentur
material yang lain. Material umpan akan dihantam terus menerus hingga
ukurannya cukup kecil untuk melewati saringan yang telah dipasang.
antara
spesifikasi
hammer
mill
dan
spesifikasi
yang
Kriteria
Hammer Mill
Kondisi
Ukuran umpan
20 inch
4 x 12 inch
Ukuran produk
7 - 15 mesh
Kapasitas produksi
0,1 - 15 ton/jam
5 ton/jam
Ukuran serbuk keluaran hammer mill dapat ditentukan sendiri mulai dari
ukuran yang paling kasar sampai yang paling halus hingga mampu melewati
saringan 200 mesh. Ukuran keluaran alat tersebut tergantung dari saringan
yang kita pasang pada alat.
Jika semua saringan dipasang dengan lengkap, maka hasil yang kita dapatkan
adalah hasil yang paling lembut, yaitu 200 mesh. Sehingga, untuk
mendapatkan hasil dengan ukuran yang berkisar antara 7 - 15 mesh bukanlah
hal yang sulit untuk dilakukan.
4. Transportasi Padatan
Secara garis besar, alat transportasi padatan dapat dikelompokkan menjadi 2,
yaitu, pengangkutan secara pneumatis dan secara mekanis.
a) Pneumatic Conveyor
Transportasi padatan dilakukan dengan cara dihembus dengan udara
berkecapatn tinggi. Pada umumnya digunakan untuk mentransportasi
padatan yang bersifat free-flowing
b) Mechanical Conveyor
Transportasi dilakukan dengan cara didorong atau diletakkan pada suatu alat
yang bergerak secara mekanis. Jenis alat yang termasuk mechanical
conveyor relatif lebih banyak tersedia misalnya belt conveyor, screw
conveyor, dan apron conveyor.
5. Pompa
Secara garis besar, transportasi fluida yang terjadi di adalah transportasi
untuk cairan yang korosif (misalnya cairan yang mengandung asam sulfat dan
sulfur) dan cairan yang mengandung padatan (slurry hasil leaching).
Berbagai pilihan jenis pompa ditampilkan pada gambar berikut:
terutama
pada
industri
pemrosesan
material.
Beberapa
pompa
efisiensinya.
lebih
dipertimbangkan
dibandingkan
dengan
d
d
B. Evaporator
Sebelum memasuki proses kristalisasi, arus hasil pemurnian yang memiliki
kandungan MnSO4 yang sudah relatif tinggi harus dibuat jenuh terlebih
dahulu. Proses penjenuhan dilakukan dengan mengurangi kandungan air
dalam arus sehingga menjadi lebih pekat. Proses pemekatan tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan evaporator. Pemekatan yang dilakukan
merupakan proses yang relatif sederhana, maka evaporator yang digunakan
adalah
jenis
natural-circulation
evaporator.
Beberapa
jenis
b) Vertical-Tube Evaporator
Alat ini relatif sama dengan horisontal-tube evaporator , tetapi tube
bundle untuk transfer panas diletakkan dengan posisi vertikal. Alat ini
sekarang digunakan pada industri. Pemasangan tube bundle vertikal juga
mengakomodasi bongkar pasang pada tube bundle.
chest
tersebut
akan
terbenam
dalam
liquor
yang
ingin
a) Vacuum Crystallizer
Pada proses ini, jenis crystallizer yang dipilih adalah jenis vacuum
crystallizer. Alat jenis ini relatif dapat bekerja lebih baik dibandingkan
dengan crystallizer yang bekerja dengan prinsip natural cooling. Pada
vacuum, pendinginan secara cepat terjadi dengan cara menguapkan
sebagian dari pelarutnya (dalam kasus pabrik ini, pelarutnya adalah air).
Kristal yang telah terbentuk kemudian diambil pada bagian bawah alat.
D. Thickener
Fungsi utama thickener adalah memekatkan suspended solid dengan
pengendapan gravitasi. Alat ini digunakan untuk memisahkan padatan yang
terdapat setelah proses reduktif leaching dengan larutan hasil reduktif
leaching yang
sudah
terbentuk.
Thickener
juga
digunakan
untuk
E. Reaktor BatchBerpengaduk
Dalam perancangan pabrik ini, terjadi
dalam asam sulfat dengan selulosa. Reaksi ini dilakukan pada suhu 95 0C
selama 160 menit dengan kecepatan 200 rpm. Selain itu, pada pabrik
produksi mangan sulfat ini juga terdapat proses presipitasi logam pengotor.
Proses presipitasi tersebut dilakukan pada pH 6 selama 2,5 jam dan suhu 70
0
C.
Rotary drum vacuum filter digunakan untuk memisahkan patan dengan cairan kondisi
operasi yang kontinyu. Alat ini dapat digunakan untuk penyaringan berkapasitas besar dan
terdapat proses dewatering, pencucian, dan klarifikasi. Rotary drum vacuum filter terdiri dari
drum berputar yang akan memfilter padatan dengan menghisap cairan yang terkandung,
sehingga padatan/kueh keluar dalam keadaan kering. Produk padatan terbentuk akan terus
menerus di keluarkan selama proses filterisasi.
Alat ini dipilih karena digunakan untuk memisahkan padatan logam pengotor dengan
cairan yang mengandung mangan sulfat. Proses pemisahan mangan sulfat yang terjadi secara
kontinyu dan kapasitas cukup besar maka dipilih rotary drum vacuum filter untuk proses
pemisahannya.
BAB IV
NERACA MASSA DAN PANAS
A. NERACA MASSA
1. Neraca Massa Crusher and Screening
Komponen
MnO2
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
Jumlah
Selisih
2649,3371
726,2647
26,8987
38,3214
9,5804
3,6848
63,0093
37,9530
7,3695
3562,4189
Komponen
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Total
Selisih
663,2555
515,8654
294,7802
368,4753
1842,3764
15236,5830
2988,8081
18225,3911
Output (Purge)
kg/jam
378,9859
576,8555
3,8478
5,4819
7,6095
2,9267
9,0134
5,4291
5,8534
2996,5911
62,4923
73,8230
58,7829
99,6128
549,7938
15895,9921
420,8008
325,6672
515,8654
294,7802
368,4753
23080,4391
23630,1861
23630,2329
0
482,0510
199,0950
583,4809
333,4176
416,7721
549,7938
MnO2
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Subtotal
Total
Selisih
3772,7273
0,0225
5,8199
0,0544
51,2268
16050,6172
0,0008
17,1657
15,5741
13,7581
719,1390
20646,1057
20646,1127
0
Input
kg/jam
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
Fe(OH)3
Mg(OH)2
Al(OH)3
Na2SO4
Subtotal
Total
Selisih
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
Steam
H2SO4
Na2SO4
Subtotal
Total
Selisih
Output
Purge
kg/jam
8025,3086
0,0008
719,1390
12574,2993
8025,3086
20599,6079
0,0008
719,1390
20599,6079
0
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
Na2SO4
Subtotal
Total
Selisih
12574,2993
Output
Terkristalkan
kg/jam
0,0221
5,7063
0,0533
50,2269
705,1025
761,1111
12574,2993
0
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
Na2SO4
Subtotal
Total
Selisih
14,1365
405,0346
24035,2210
Output (Purge)
kg/jam
477,1456
726,2647
17,8903
25,4876
9,5804
3,6848
41,9075
25,2425
7,3695
0,0221
5,7063
0,0533
50,2269
8025,3086
549,7938
482,0,0008
199,09325,6672
515,8654
294,7802
368,4753
17,1657
15,5741
13,7581
705,1025
8025,3086
3787,9788
24035,2210
24035,35982
0
20247,3810
B. NERACA PANAS
Seluruh angka dalam satuan kJ/ jam
1. Neraca Panas di Reaktor
Komponen
Entalpi Keluar
kJ/jam
MnO2
10210.698768
23906.30844
SiO2
3195.770181
41545.01235
Al2O3
104.540308
903.8855848
Fe2O3
124.636208
1077.643607
TiO2
34.220150
444.8619544
K2O
68.689835
892.9678604
CaO
241.283968
2086.214302
MgO
175.354462
1516.164863
Na2O
182.150783
2367.960178
MnSO4
187574.5047
Fe2(SO4)3
2420.523309
MgSO4
2298.951983
Al2(SO4)3
1531.624231
CaSO4
2393.622478
CO2
30554.74176
H2O
17776.013500
241089.2135
H2SO4
2136.519582
3910.46817
Selulosa
5153.495235
32895.64387
Hemiselulosa
4008.274158
52107.56405
Lignin
2290.442154
29775.748
Abu
1315.456821
17100.93867
Panas Reaksi
47017.546115
5631803.53
678394.563861
678394.5639
Subtotal
Total
Selisih
725412.109976
725412.109976
5631803.53
0
678394.5639
725412.109976
Komponen
MnSO4
Fe2(SO4)3
1675.746906
0.70399995
MgSO4
1591.582142
243.9890452
Al2(SO4)3
1060.355237
1.908173608
CaSO4
1657.123254
1657.123254
H2O
166907.9171
168344.4312
H2SO4
2707.247195
0.00514265
NaOH
61970.2938
Fe(OH)3
552.5084201
Mg(OH)2
1080.092676
Al(OH)3
55.00594212
Na2SO4
99421.32116
366571.8759
401216.3615
Sub Total
Panas Reaksi
Q
Total
Selisih
3.188.E+06
-
3.222.E+06
3.589.E+06
3.589.E+06
0
Komponen
Entalpi Reaksi
kJ/jam
MnSO4
2420.523309
1675.746906
2298.951983
1591.582142
1531.624231
1060.355237
2393.622478
1657.123254
241089.2135
166907.9171
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
3910.46817
2707.247195
H2SO4
441218.9084
305459.2442
Subtotal
135759.6641
441218.9084
Total
Selisih
441218.9084
0
Komponen
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
Steam
H2SO4
Na2SO4
Subtotal
Q
Total
Selisih
Komponen
MnSO4
Fe2(SO4)3
Entalpi Keluar 2
kJ/jam
43286.42415
MgSO4
352.4286208
193.424524
Al2(SO4)3
2.756250767
0.636057869
CaSO4
2393.622478
552.374418
H2O
121724.6879
28090.3126
H2SO4
1027704.151
0.001715616
Na2SO4
0.007434336
10462.0447
Subtotal
1339753.853
11208.87078
71376.73847
Q
Total
Selisih
1257168.244
1339753.853
1339753.853
0
Komponen
MnSO4
H2O
H2SO4
Subtotal
Q
Total
Selisih
Komponen
MnSO4
H2O
Entalpi Keluar 2
kJ/jam
4681.718767
84270.9378
Steam
195019.688
H2SO4
0.005146848
0.000571872
Subtotal
214130.2154
14428.80805
199701.4074
Q
Total
214130.2154
Selisih
214130.2154
0
DAFTAR PUSTAKA
Barrat, D.J., Andrew, L.M., dan Halbe, N.D., 2001, Mineral Processing Plant Design,
Practice, and Control, vol 1-2, Society for Mining, Metallurgy & Exploration,
Colorado.
Brown, G. G., et al., 1950, Unit Operation, 14 ed., John Willey and Sons, Inc., New York
Coulson, J. M., Richardson, J. F., Backhurst, J. R., Harker, J. H., 1999, Coulson and
Richardsons Chemical Engineering, vol.
Helnemann, Oxford.
Coulson, J. M., Richardson, J. F., Backhurst, J. R., Harker, J. H., 2002, Coulson and
Richardsons Chemical Engineering, vol.
Butterworth-Helnemann, Oxford.
Douglas, J. M., 1988, Conceptual Design of Chemical Processes, McGraw-Hill, Singapore.
McCabe, W. L., Smith, J. C., Harriott, P., 1993, Unit Operations of Chemical Engineering,
5 ed., McGraw-Hill Book Co., Singapore.
Perry, R.H., and Green, D.W., 1997, Perrys Chemical Engineers Handbook, 7 ed., pp.
2.150 - 2.200, McGraw-Hill International Book Co., Singapore.
Sinnott, R. K., 2005, Coulson and Richardsons Chemical Engineering, vol. 6, 4 ed, pp.
199 - 218, 587 - 616, 617 - 624, 710 - 717, Elsevier Butterworth-Helnemann, Oxford.
Smith, R., 2005, Chemical Process Design and Integration, John Wiley and Sons, Ltd.,
West Sussex.
Pagnanelli, F., Garavini, M., Veglio, F., Toro, L.,
LAMPIRAN
A. PERHITUNGAN NERACA MASSA
NERACA MASSA DI REAKTOR
CO2 Purge
Dari Mixer:
Ke Separator:
Dari Crusher:
MnO2 +
Selulosa +
Hemiselulosa +
Lignin +
SiO2 +
Al2O3 +
Fe2O3 +
Dari Screener:
TiO2 +
MnO2 +
SiO2 +
K2O +
Al2O3 +
CaO +
MgO +
Fe2O3 +
Na2O +
TiO2 +
MnSO4
K2O +
Fe2(SO4)3 +
Diketahui:
Konversi MnO2
= 81,99% mol
Selektifitas Mn terhadap Fe
= 0,71
Konsentrasi H2SO4
= 2,00 M
Perbandingan Jerami/Bijih
= 0,5% berat
Suhu reaktor
Waktu reaksi
= 120 menit
Senyawa
MnO2
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
Jumlah (%berat)
71,90
19,71
0,73
1,04
0.26
0,10
1,71
1,03
0,20
(Sumardi et al., 2014)
Senyawa
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Jumlah (%berat)
36
28
16
20
(Jalaludin et al., 2005)
= (99,6%)(30000 ton/tahun)
= 29880 ton/tahun
= 3772,7272 kg/jam
= 24,9849 kmol/jam
Jumlah MnO2
= (24,9849 kmol/jam)/(81,99%)
= 30,4732 kmol/jam
= 2649,3371 kg/jam
= (2649,3371 kg/jam)/(71,90%)
= 3684,7525 kg/jam
Air masuk
Perhitungan reaksi
Dari data-data di atas, didapatkan perhitungan neraca massa reaktor sebagai berikut.
Komponen
MnO2
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
CO2
H2O
H2SO4
Selulosa
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Subtotal
Total
Selisih
Input
kg/jam
23630,1861
Output (Purge)
kg/jam
378,9859
576,8555
3,8478
5,4819
7,6095
2,9267
9,0134
5,4291
5,8534
2996,5911
62,4923
73,8230
58,7829
99,6128
549,7938
15895,9921
420,8008
325,6672
515,8654
294,7802
368,4753
23080,4391
23630,2329
0
482,0510
199,0950
583,4809
333,4176
416,7721
549,7938
Dari Separator:
Ke Filter:
MnSO4 +
MnSO4 +
Fe2(SO4)3 +
Fe2(SO4)3 +
MgSO4 +
MgSO4 +
Al2(SO4)3 +
Al2(SO4)3 +
CaSO4 +
CaSO4 +
Air +
NaOH
H2SO4 +
Fe(OH)3 +
Mg(OH)2 +
Al(OH)3 +
Na2SO4
Diketahui:
=6
[H+]
= 1 x 10-6 M
[H2SO4]
= 5 x 10-7 M
= 15895,9921 kg/jam
= 15895,9921 l/jam
= 2 x 4,2904 kmol/jam
= 8,5808 kmol/jam
= 4,2904 kmol/jam
= 32,1373 kg/jam
= 0,0804 kmol/jam
= 2 x 0,0803 kmol/jam
= 0,1606 kmol/jam
= 17,1657 kg/jam
= 3 x 0,1606 kmol/jam
= 0,4819 kmol/jam
= 30,2296 kg/jam
= 0,0884 kmol/jam
= 2 x 0,0882 kmol/jam
= 0,1764 kmol/jam
= 13,7581 kg/jam
= 3 x 0,1764 kmol/jam
= 0,5292 kmol/jam
= 37,9642 kg/jam
= 0,3154 kmol/jam
= 1 x 0,2670 kmol/jam
= 0,2670 kmol/jam
= 15,5741 kg/jam
= 2 x 0,2670 kmol/jam
= 0,5341 kmol/jam
= 1 x 0,2670 kmol/jam
= 0,2670 kmol/jam
Komponen
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
NaOH
Fe(OH)3
Mg(OH)2
Al(OH)3
Na2SO4
Total
Selisih
2104,3079
576,8555
21,3650
30,4378
7,6095
2,9267
50,0468
30,1452
5,8534
2829,5478
750,1897
583,4809
333,4176
416,7721
2083,8603
Input
kg/jam
MnO2
SiO2
Al2O3
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
CO2
Selulosa
H2SO4
Hemiselulosa
Lignin
Abu
Subtotal
Total
Selisih
Output ke Precipitator
kg/jam
378,9859
576,8555
3,8478
5,4819
7,6095
2,9267
9,0134
5,4291
5,8534
2996,5911
62,4923
73,8230
58,7829
99,6128
1187519,5857
436,6887
482,0510
199,0950
583,4809
333,4176
416,7721
2996,5911
62,4923
73,8230
58,7829
99,6128
1187519,5857
436,6887
482,0510
199,0950
1191009,9828
1194258,3962
0
Output ke Tailing
kg/jam
378,9859
576,8555
3,8478
5,4819
7,6095
2,9267
9,0134
5,4291
5,8534
583,4809
333,4176
416,7721
3248,4135
1194258,3962
Input
kg/jam
MnSO4
Fe2(SO4)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
H2O
H2SO4
Fe(OH)3
Mg(OH)2
Al(OH)3
Na2SO4
Subotal
Total
Selisih
Output ke Tailing
kg/jam
2996,5911
0,0437
11,3171
0,1058
99,6128
1187592,7228
0,0583
33,3794
30,2845
26,7533
501,6288
Output ke Evaporator
kg/jam
2996,5911
0,0437
11,3171
0,1058
99,6128
1187592,7228
0,0583
33,3794
30,2845
26,7533
90,4172
1191292,4975
1191292,4975
1190700,4516
2996,5911
0,0437
11,3171
0,1058
99,6128
593796,3614
593796,3614
0,0583
501,6288
119070,4516
0
BAB V
DIAGRAM BLOK PROSES
SHREDDER
CRUSHER
30OC
1 atm
30OC
1 atm
MnO2
Al2O3
SiO2
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
H2SO4
Serbuk Jerami
Coarse Pirolusit
CRUSHER
30oC
1 atm
Intermediate Pirolusit
Coarse Pirolusit
SCREENING
30OC
1 atm
Coarse Pirolusit
MnO2
Al2O3
SiO2
Fe2O3
TiO2
K2O
CaO
MgO
Na2O
NaOH
FILTER
70OC
1 atm
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
MnSO4
Al(OH)3
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
Mg(OH)2
Fe(OH)3
Na2SO4
H2O
PRECIPITATOR
70OC
1 atm
pH 6
H2O
MnSO4
CaSO4
H2O
MnSO4
CaSO4
COOLER
70OC
1 atm
Al2(SO4)3
MgSO4
Fe2(SO4)3
Al2(SO4)3
MgSO4
Fe2(SO4)3
EVAPORATOR
90OC
1 atm
H2O
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
CO2
MnSO4
Al2(SO4)3
SiO2
Fe2(SO4)3
TiO2
MnO2
K2O
CaSO4
MgSO4
Na2O
H2O
SEPARATOR
90OC
1 atm
MnO2
MnSO4
H2O
Na2SO4
MnSO4
H2O
Na2SO4
REAKTOR
1
90OC
1 atm
Fe(OH)3
KRISTALISATOR 1
40oC
vacuum
MgSO4
Al2(SO4)3
CaSO4
Na2SO4
MnSO4
H2O
Al(OH)3
Mg(OH)2
HEATER
70oC
vacuum
Steam
MnSO4
H2O
K2O
Na2O
SiO2
TiO2
KRISTALISATOR 2
30oC
vacuum
TAILING
30OC
1 atm
Serbuk MnSO4