Anda di halaman 1dari 6

Kriiing kriiing suara jam weker pun membangun kan ku di pagi buta nan sejuk ini, aku

terbangun kulihat jam terpusat pada angka 5 pagi. Aku langsung ke kamar mandi untuk
mengambil air wudhu lalu ku shalat di ruangan yang tak jauh dari kamar tidur ku tadi. Saat
setelah ku mengakhiri shalat shubuh dengan menengok kanan dan kiri seraya berkata
Assalammualaikum warrah matullahi wabarakatu, tiba-tiba ku dengar dari kamar yang tak
jauh dari tempat ku shalat suara gaduh, suara itu berasal dari kamar kakak ku ia bernama rafa, ya
aku memiliki 1 kakak nama ku sendiri adalah dafi, kami tinggal di rumah bersama ummi karena
abi sedang dinas ke luar negeri.
Ku heran dengan kegaduhan yang berasal dari kamar kakak ku itu, ku ingin tahu apa yang
terjadi, tapi hati ku melarang, dan tiba-tiba aku teringat akan al-quran yang harus segera aku
khatam kan shubuh ini juga, karena memang tinggal 3 juz lagi tersisa. Satelah ku melantunkan
suara merduku melafalkan quran, ku terhanyut pada suara ku sendiri, begitu indah dengan
nagham yang keluar dari pita suara ku ini. Tak lama ku terhanyut lantunan ku sendiri tiba-tiba
kak rafa berlari mendekatiku seraya berkata,
Daf, ini penting jika kau sudah menyelesaikan quran mu cepatlah temui kakak di mobil. Aku
pun mendengar suara kakak agak samar dan aku hanya mengangguk tanpa meliriknya
sedikitpun, karena ku masih terfokus dengan quran di hadapan ku. Selang waktu 1 jam aku baru
menghabiskan 2 juz al-quran ku, kini tinggal 1 juz lagi dan aku baru bisa menemui kakak di
mobil, mungkin kak rafa sudah letih menungguku yang lama ini, kata ku dalam hati.
Akhirnya ku selesai mengkhatamkan al-quran ku dalam kurun waktu 3 hari, hari ini adalah hari
terakhir. Ku bergegas bersiap dan langsung menemui kakak ku yang sedang berbincang dengan
ummi di depan pagar rumah.
oo.. jadi begitu, ya sudah hati-hati di jalan, dan tolong titipkan salam ummi kepada ibu teman
mu itu. Sampaikan juga ummi turut berbela sungkawa. Kata ummi ke pada kak rafa yang
hendak memasuki mobil. Aku hanya menganga ketika mendengar pesan ummi, dan aku tambah
kaget lagi ketika ku melihat kak rafa mengenakan pakaian serba hitam dari ujung rambut sampai
ujung kaki.
Ketika sampai di sebuah perumahan yang cukup mewah, ku melihat ada satu rumah di kejauhan
yang di penuhi dengan karangan bunga, dan di penuhi dengan keramaian orang-orang, dan tak
lupa juga berserakan bendera kuning di sekitar rumah tersebut. Ku hanya takut ternyata
kegaduhan kakak pagi tadi memiliki sebab, pantas tak biasanya aku mendengar kegaduhan,
biasanya hanya lantunan quran yang terdengar.
Setelah turun dari mobil kak rafa berpesan kepada ku agar aku diam ketika berada di dalam
nanti. Aku hanya menjawab ya! dengan lantang karena cukup jengkel dengan larangan dan
ocehannya sejak pagi tadi, memang dia kira aku anak berumur 7 tahun yang perlu di cegah sanasini, aku ini berumur 16 tahun, sedangkan kakak ku hanya beda 1 tahun dengan ku.
Langkah demi langkah aku bersama kakak ku mendekati rumah putih itu, rumah yang menurut
ku sudah tak asing lagi, aku merasa aku pernah ke tempat ini sebelumnya entah kapan dan
dengan siapa. Semakin dekat melangkah semakin dekat dengan suara itu, ya suara yang dari tadi
terdengar begitu menderu deras, suara tangisan yang tak henti-hentinya.

Kakak mulai menyusuri teman-teman SMA nya dan mencari-cari sosok yang ingin ia lihat
terakhir kalinya. Namun ketika sampai di ruang tengah sosok yang kak rafa cari sudah tak ada,
hanya tangisan yang tak hentinya melantun dari para pelawat.
Jasadnya telah di kuburkan, kamu rafa benar? seorang ibu-ibu memberi tahu kakak, ku rasa ia
ibunya. Mengapa secepat ini, iya bu nama saya rafa. Sahut kakak seraya menjulurkan tangan
kanannya. Ibu tersebut membalas dengan senyuman dan membalas juluran tangan kak rafa.
Rafa, tante punya sesuatu untuk mu, ini ibu temukan di kamar nya, di kotak ini bertuliskan
nama mu, mungkin kau mau menerimanya? kata ibu itu sembari tersenyum kecil. Dengan
senang hati saya akan menerimanya, bu. Ummi menitip salam dan mengucapkan turut berbela
sungkawa atas kepergian almarhumah Nabila. Balas kak rafa. Ya! nama itu, nama yang sejak
tadi menghantui kepala ku sejak pagi. Ternyata nama gadis itu bilqist, entah ada hubungan apa
kakak dengaan gadis ini sehingga ia mendapat kotak putih yang terikat pita merah itu. Aku
cukup penasaran dengan isi kotak itu, tapi apa boleh buat, kotak itu tidak ditujukan kepada ku
jadi bukan hak ku untuk melihat sembaarangan isi nya, kecuali ada yang mengizinkan, kecuali
ada hak ku di dalam kotak itu, dan kecuali memang salah satu isi dari kotak itu adalah untukku.
Tapi mana mungkin, aku saja belum pernah melihat wajahnya almarhumah Nabila ini.
Sejak kejadian itu kak rafa lebih terlihat tertutup, ia jarang keluar kamarnya, sesekali hanya
untuk shalat berjamaah dan membaca al-quran di ruang ibadah. Selain itu ia lakukan di dalam
kamarnya. Ingin sekali aku menegurnya dan masuk ke kamarnya untuk melihat ada apa di dalam
sana sehingga ia betah bukan main di kamar. Aku hanya bisa mengamati dari kejauhan sesekali
kak rafa keluar untuk mengambil air minum dan pada saat itu pula ku menemukan ia dalam
keadaan mata sembab. Ku bertanya dalam hati, apa ia kak rafa sejauh ini hanya menangis di
dalam kamarnya? Aku semakin heran dengan keadaan kak rafa. Begitu berarti kah gadis itu,
sehingga kepergiannya begitu disesali.
Sudah 3 hari semenjak kepergian Bilqist, selama itu pula kak rafa masih bertahan di dalam
kamarnya. Suatu malam sunyi ku lihat jam yang melingkat di tangan ku menunjukkan pukul 9
malam, saat itu pula pintu kamar kak rafa ku dapati sedang terbuka sedikit. Ku hendak menemui
kak rafa namun tak ku dapati ia di dalam, yang ku lihat hanya berlembar-lembar surat putih di
atas kasur. Kotak itu, ya kotak putih pemberian almarhumah nabila, yang di sampaikan oleh
ibunya sendiri. Aku semakin penasaran dengan isi lembaran surat itu. Ku baca satu demi satu
dan semuanya bercerita tentang ia dan kak rafa sejak setahun yang lalu
Kini ku baca lembar kedua, namun yang ku dapati hanya kata yang bertuliskan Ambil amplop
berwarna biru muda yang berada di dasar kotak, dan berikan itu pada adik mu. Syukran rafa, kau
telah membantuku menemukan cerita yang pernah ku lupakan itu. Degg.. jantungku mulai
kencang berdetak, nafasku mulai tak terarah, dari mana ia kenal diriku, apa kak rafa yang
menceritakan nya pada gadis itu. Bergegas ku mencari amplop biru muda itu, sampai-sampai ku
tak mendengar derap langkah yang mendekati kamar ini.
Kau mencari ini? kata seseorang dari ujung pintu. Aku kaget bukan main, muka ku memerah,
dan aku salah tingkah sehingga ku pergi keluar kamar kak rafa dengan tergesa. Kak rafa
menghentikan langkahku dan memberikan amplop biru muda itu pada ku. Jantungku semakin
cepat melaju, entah seperti ada aura yang berbeda dari amplop biru muda itu. itu tidak ada
hubungannya dengan ku, aku tak mengenalinya, mengapa malah aku yang mendapat amplop
tebal itu. Mungkin ia salah menulis surat, atau atau aku mulai ke habisan kata. Dafi thariq

hanafi! Almarhumah Nabila tak akan ragu ketika ia menulis, untuk siapa tulisannya, dan aku
mengenali betul dia. Cepat kau baca isi dari amplop biru muda ini sebelum semuanya jauh kau
sesali. Maaf kakak telah melihatnya terlebih dahulu. Seru kak rafa seraya menjatuhkan amplop
itu di depan pintu kamarnya, mungkin itu satu-satunya cara kak rafa agar aku mau memungutnya
dan membacanya.
Tepat pukul 11:00 aku kembali ke kasur ku untuk istirahat, aku belum memberanikan diri untuk
membaca surat yang tebalnya bukan main itu. Amplop biru itu ku taruh di atas meja samping
kasur tidur ku. Tak hentinya ku pandangi sampai-sampai ku terhanyut pada heningnya malam
yang membuat mataku mulai layu meredup, menutup satu demi satu.
Adzan shubuh nan merdu membangun kan ku, di ufuk timur sudah terlihat cakrawala pagi
dengan embun berjatuhan bagai salju lembut. Ternyata semalam langit telah menumpahkan
tangisannya. Ku segera mengambil air wudhu, lalu ku menuju ruang ibadah, kudapati kak rafa
sedang menungguku untuk shalat berjamaah, tak lupa juga ummi dengan senyum lembutnya.
Setelah selesai kami melaksanakan kewajiban, ummi langsung pergi ke dapur untuk
melaksanakan kewajibannya. Hanya tinggal aku dan kak rafa di ruangan ini.
dafi, kau sudah membaca isi amplop itu? kak rafa membuka percakapan. belum kak, semalam
aku mengantuk, dan aku tertidur. Aku janji setelah ini akan langsung membacanya jawab ku
agak ragu. Sebaiknya cepat kau baca, sebelum semuanya terlambat daf.. maksudku sebelum
semuanya benar-benar terlambat. Saran kak rafa dengan langkah kecil menuju kamarnya.
Aku semakin heran dengan surat yang ku pandangi sejak tadi, perasaan ku campur aduk, aku
penasaran tapi ku agak ragu. Astaghfirullah, mengapa hati ku tak seperti biasanya. Aku lalu
memberanikan diri untuk membuka lembar pertama dan lalu membacanya:
From Bilqist to dafi
Assalammualaikum daf, mungkin saat kamu membaca surat ini aku telah tiada. Aku hanya ingin
mengungkapkan beberapa kejanggalan yang telah aku lakukan dulu saat kita masih satu smp,
entah apa perasangkamu saat itu, kini aku ingin meluruuskannya.
Kamu masih mengenaliku kan? Aku yang saat itu menganggapmu sebagai sahabatku, tapi entah
apa anggapanmu terhadap ku, walaupun hanya sebutan teman namun aku senang.
Kamu masih ingat kan saat di mana aku menjadi anak baru di kelas 7. Hamka, mungkin sekitar 3
tahun yang lalu, aku tak kenal siapa-siapa dan ku temukan sosok teman yang baik
menghampiriku tiba-tiba dan kau tahu, sejak saat itu kehidupan ku mulai menemukan titik
terang

Assalammualaikum, nama ku dafi thariq, mengapa kau tidak ke kantin ya ukhti, apa kau belum
mengetahui letak kantin? Waalaikum sallam ya akhi, nama ku aisyah nabila nelwan, aku tak
tahu letak kantin nya ya akhi, dan ketika ku ingn bertanya pada teman wanita di sekelilingku,
semua pergi dan menghiraukan ku begitu saja. Baiklah Nabila, aku akan mengantarkan mu ke
kantin, dan kemana pun kau suka di sekolah ini. Aku akan menjadi pemandu wisata mu, eh
maksudnya menjadi teman mu kami pun tertawa bersamaan.


Kau tahu dafi, saat itu aku tak ke kantin karena ku terlalu terlena dengan lantunan al-quran yang
kau baca kan, aku tak ingin berlarut pergi meninggalkan suara indah itu, terlebih lagi Al-quran
lah yang kau baca, sangat jelas di telinga dan masih terekam di otakku surat Ar-Rahmaan, ayat:
18. Yang berarti: Maka nikmat Tuhan kamu yang manakah yang kamu dustakan? itu lah Kata
terakhir yang ku dengar dari lantunan mu sebelum kau menyapa ku.
Maaf daf, selama aku berteman dengan mu aku lebih terlihat jutek dari sebelumnya, mungkin
aku sedikit menjengkelkan bagimu. Terlebih lagi saat kau bertemu dengan sosok Vanessa aku
sangat menyesal akan kejadian itu. Bukan maksud ku ingin menjauh dari mu fi, bukan maksud
ku pula ingin memutuskan tali silaturahim yang telah terikat erat. tapi ku hanya ingin menjaga
jarak agar Vanessa tidak cemburu pada ku, walaupun ia tahu aku hanya teman dekat mu. Tapi
aku tetap memaklumi hubungan kalian

Bil, kamu tau gak hari ini aku jadian loh sama vanessa, Hahh, kamu serius? iya aku serius,
dan kini gadis impianku sekarang telah menjadi milikku, bahagianya. Daf, kamu yakin dengan
keputusan mu itu? Kamu ini terpandang sebagai sosok murid yang memiliki kelebihan lebih, apa
kata mereka nanti ketika tau kamu tidak mentaati agama dengan sepenuh hati. Apa kata mereka
nanti ketika kamu memiliki ikatan dengan seorang wanita, ikatan yang lebih dari teman bahkan
persahabatan. Ikatan yang sebenarnya telah di larang oleh agama. Kamu ini kenapa, bil? Aku
paham konsekuensinya, aku memang sedikit ragu dengan keputusan ku menjalin hubungan
dengan Vanessa. Tapi hati ku berkata lain.. Aku sudah mencoba mengingatkan mu fi, tapi jika
kamu tetap pada keputusan mu.. maaf aku tak bisa, aku tak ingin melihat teman ku tersiram dosa
setiap hari di depan mata ku sendiri. Kamu bilang hati mu berkata lain? Itu bukanlah perkataan
hati, tapi itu adalah nafsu syeitan. Assalammualaikum!

Maaf ya fi, Nabila belum bisa menjadi teman yang baik buat dafi. tapi apa daya, Nabila tak bisa
melihat dafi terus bersama nessa. Maaf ni fi surat nya kepanjangan ya? Sabar ya membacanya,
sebentar lagi selesai kok suratnya. Kamu ingat saat kita terakhir ketemu, saat itu langit sedang
mencurahkan tangisannya

Bilqist, kamu belum di jemput? Hari semakin sore, kamu aku antar saja ke rumah mu ya,
kebetulan jemputan ku sudah datang. Tidak usah fi, nanti ngerepotin! ohh tentu tidak, Bilqist
kan teman ku jadi ada baiknya mengetahui rumah teman masing-maisng, betul kan? Sekalian
silaturahmi bil, sudah lama rasanya aku tak bertemu ummi mu. kau ini masih sama seperti
dulu, suka memaksa tapi masih dalam konteks kebaikan. Aku suka sikap mu yang baik hati
dengan siapa pun ini. Baik lah aku ikut bersama mu..

Di dalam mobil, fi bagaimana kabar princess mu itu? princess yang mana? Siapa? hahaha..
maksud ku si Vanessa.. ooh, dia Alhamdulillah baik-baik saja. Ini dari tadi ku sms-an sama
dia Astaghfirullah, jadi sejak dari sekolah.. dafi tahriq hanafi!!, Rasulullah SAW pernah
bersabda tentang masalah cinta, mungkin kamu lebih tau tentang isinya. Tanpa melirikku
sedikit pun kau berkata Entahlah, aku sudah lama tidak membaca sabda rasul. Tapi sepertinya
pernah ku dengar. Kecintaan kamu terhadap sesuatu, akan membuat mu buta dan tuli (H.R
Ahmad) Tapi, InsyaAllah aku masih dapat mendengar dan melihat kok Bagaimana bisa
keadaan sepertimu sekarang dapat dibilang tak buta dan tuli? Wong semenjak kamu dekat
dengan Vanessa malah kamu lebih dekat dengannya fi di banding dengan sabda Rasul yang
sering kau baca dulu.
Sembari mematikan handphone, kau yang berada di kursi depan menoleh ke arah ku, tentu aku
tak menoleh padamu, aku tetap melihat ke kaca mobil, dan berkata, Kamu tau fi, sosok pemuda
yang aku kagumi itu, sosok yang ku ceritakan kemarin. Kini dia sudah punya kekasih, hari-hari
ku mulai sepi deh tanpa sosok baik hati itu. Dan mungkin aku akan pergi dari kehidupannya..
aku akan memandanginya dari kejauhan, dan memastikan agar ia kembali menjadi sosok yang
aku kagumi seperti dulu. aku penasaran deh, kemarin kan kamu bercerita tanpa memberi tahu
namanya. Aku mau tahu dong siapa nama pemuda yang kau kagumi itu, bil? iiihh, itu sih
rahasia.. kamu gak boleh tau daf hahaha belum saat nya kamu tahu.. iiih teman ku ini
ternyata pelit juga ya.. hahaha. Ehh Alhamdulillah sudah nyampe.. Alhamdulillah, sudah
sampai. Syukran katsiran dafi ehh tunggu, tapi saat nya itu kapan? Akan ku tunggu saat itu,
jangan lupa beritahu aku ya bila. Oiya sebelum tidur jangan lupa shalat dan berwudhu kembali.
Semoga mimpi indah. ini fi yang aku kagumi dari mu, kamu adalah teman yang baik, selalu
mengingatkan ku tentang kebaikan. Dan aku harap kamu akan terus dapat mengingat kan ku
terus fi. Assalammualaikum akhi Waalaikum sallam ukhti

Sampai sekarang mungkin kamu tidak tahu siapa sosok yang aku kagumi itu. Maaf sallam yang
ku jawab dari mu waktu itu adalah perkataan terakhirku, karena keesokkan nya takdir berkata
lain. Aku tiba-tiba sakit bukan main, tapi aku tak pernah mengeluh akan sakit ku ini, karena aku
tersadar ternyata sakit itu indah karena ia mengajarkan bagaimana caranya bersyukur merasakan
nikmatnya sehat. kamu mungkin tak tahu aku punya penyakit, maaf ku tak pernah memberi
tahukan mu. Ya penyakit ini yang membuat ku harus pergi operasi ke singapura. Berbulan-bulan
aku di rawat, dan dokter tidak memperkenan kan ku untuk pulang ke indonsia. Setelah lumayan
pulih. Lalu ku mengambil keputusan, aku memilih melanjutkan sekolah ku disana.
Aku berniat akan mengambil jalur kelas akselerasi. Sampai pada suatu hari, ketika ku
menginjakkan kaki di sekolah baru ku, tak sengaja kejadian itu terulang kembali, kejadian
dimana ku bertemu dengan sosok sepertimu di masa smp dulu, Dan ternyata ia adalah kakak mu
sendiri rafa, kejadian ini di ulang oleh kakakmu di masa-masa sma ku. Aku baru mengetahuinya
sejak menemukan foto mu di selipan buku catatannya. Dan ia menceritakan semuanya kepada ku
dengan rinci.
Sampai ajal menjemput ku pun aku tak pernah bertemu mu lagi, aku tau ketika ku menulis surat
ini pasti waktu ku tak lama lagi, tapi ku ingin menjawab sesuatu.. sosok yang selama ini aku
kagumi itu adalah sahabatku sendiri yaitu kau, dafi


Oiya ada satu hal lagi yang membuatku bangkit dari penyakitku hanya untuk bernafas beberapa
hari. Aku menemukan puisi karangan sosok yang ku kagumi itu di singapura, puisi ini yang
memberiku arti makna kehidupan, serangkaian kata yang membuat ku bertahan hingga saat ini.
Aku menemukannya di Koran singapura, kau mendapat juara 1 dan mendapat medali emas
dalam lomba puisi antar pelajar di singapura, aku telah membuat versi bahasa indonesianya,
sebelumnya maaf ya kalau ku punya salah, maaf karena ku sudah pergi mendahuluii mu, maaf
saat ku pergi aku tidak pamit dengan mu, maaf juga jika puisi mu seenaknya aku alih
bahasakan Assalammualaikum.
Tersenyumlah saat kau mengingat ku, karena saat itu aku sangat merindukan sosok mu, dan
menangislah saat kau merindukan ku, karena saat itu aku tak berada di sampingmu. Tetapi
pejamkanlah mata indah mu itu, karena saat itu aku akan terasa ada di dekat mu, Karena aku
akan selalu ada di hati mu selamannya. Tak ada yang tersisa lagi untuk ku, selain kenangankenangan yang indah bersama mu. Mata indah yang dengannya aku melihat keindahan
persahabatan, mata indah yang dulu selalu mengisi hari-hari ku, kini semuanya terasa jauh
meninggalkan ku, kehidupan terasa kosong tanpa keindahan mu. Hati, cinta, dan rindu ku adalah
milikmu. Kebaikan mu tak akan pernah membebaskan ku, bagaimana mungkin aku terbang
mencari orang lain, saat sayap-sayap ku telah patah karena mu sahabat, sahabat kau akan tetap
tinggal bersama ku hingga akhir hayat ku, dan setelah kematian menjemput

Anda mungkin juga menyukai