Anda di halaman 1dari 5

STUDI KRISTALISASI GARAM RANGKAP (GARAM MOHR)

PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan sebagai salah satu syarat untuk dapat melaksanakan penelitian pada Jurusan Kimia

Oleh
Jaja Abdus Sukur
1210704018

Jurusan Kimia
Fakultas Sains dan Teknologi
Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati
Bandung
2014

BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Unsur besi (Fe) dalam suatu system Periodik Unsur (SPU) termasuk ke
dalam golongan VIII. Besi dapat dibuat dari biji besi dalam tungku pemanas. Biji
besi biasanya mengandung Fe2O3 yang dikotori oleh pasir (SiO2) sekitar 10%,
serta sedikit senyawa sulfur, fosfor, aluminium, dan mangan. Besi dapat pula
dimagnetkan.
Besi yang murni adalah logam berwarna putih-perak, yang kukuh dan liat. Ia
melebur pada 1535 oC. Jarang terdapat besi komersial yang murni, biasanya besi
mengandung sejumlah kecil karbida, silisida, fosfida dan sulfida dari besi, serta
sedikit grafit. Zat-zat pencemar ini memainkan peranan penting dalam kekuatan
struktur besi. Besi dapat dimagnitkan. Asam klorida encer atau pekat dan asam
sulfat encer melarutkan besi. Pada mana dihasilkan garam-garam besi(II) dan gas
hidrogen (Vogel,1979).
Garam-garam besi (II) atau fero diturunkan dari besi (II) oksida, FeO dalam
larutan. Garam-garam ini mengandung kation Fe2+ dan berwarna sedikit hijau.
Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi besi (III), maka merupakan zat
pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efeknya
dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasikan ion besi (II). Maka larutan besi (II) harus sedikit asam
(Setiono,1985). Garam besi (II) sulfat dapat bergabung dengan garam-garam
sulfat dari garam alkali, membentuk suatu garam rangkap dengan rumus umum
yang dapat digambarkan sebagai M2Fe(SO4)6H2O, dimana M merupakan simbol
dari logam-logam, seperti K, Rb, Cs dan NH4. Rumus ini merupakan gabungan
dua garam dengan anion yang sama atau identik yaitu M2SO4FeSO4.6H2O.
Endapan pasir besi, dapat memiliki mineral-mineral magnetik seperti magnetik
(Fe3O4), hematit (- Fe2O3), dan maghemit (- Fe2O3). Mineral-mineral tersebut
mempunyai potensi untuk dikembangkan sebagai bahan industri. Magnetit,
misalnya, dapat digunakan sebagai bahan dasar untuk tinta kering (toner) pada
mesin photo-copy dan printer laser, sementara maghemit adalah bahan utama
untuk pita.
1

Ion besi (II) dapat mudah dioksidasikan menjadi Fe (III), maka merupakan
zat pereduksi yang kuat. Semakin kurang asam larutan itu, semakin nyatalah efek
ini; dalam suasana netral atau basa bahkan oksigen dari atmosfer akan
mengoksidasikan ion besi (II). Garam-garam besi (III) atau feri diturunkan dari
oksida besi (III), Fe2O3. Mereka lebih stabil daripada garam besi (II). Dalam
larutannya, terdapat kation-kation Fe3+ yang berwarna kuning muda; jika larutan
mengandung klorida, warna menjadi semakin kuat. Zat-zat pereduksi mengubah
ion besi (III) menjadi besi (II). Ion ferro [Fe(H2O)6]2+ memberikan garam
berkristal.
Besi yang sangat halus bersifat pirofor. Logamnya mudah larut dalam asam
mineral. Dengan asam bukan pengoksidasi tanpa udara, diperoleh Fe2+. Dengan
adanya udara atau bila digunakan HNO3 encer panas, sejumlah besi menjadi Fe
(III). Asam klorida encer atau pekat dan asam sulfat encer melarutkan besi, pada
mana dihasilkan garam-garam besi (II) dan gas hidrogen. Besi murni cukup
reaktif. Dalam udara lembap cepat teroksidasi memberikan besi (III) oksida hidrat
(karat) yang tidak sanggup melindungi, Selanjutnya dengan menambahkan bahan
pengikat dan memanaskan kuat, konsentrasi pasir besi dijadikan butiran besi
(pellet). Pellet ini dapat dibentuk menjadi besi setengah jadi (billet).
Pemisahan besi dilakukan dengan mereduksi besi oksida menggunakan kokas
dalam tanur. Besi yang diperoleh mengandung 95% Fe dan 3-4% O, serta sedikit
campuran besi kasar lantakan (pigiron). Besi tuang diperoleh dengan menuangkan
besi kasar dan rapuh dan hanya digunakan jika tidak menahan getaran mekanik.
Suatu bahan yang digunakan dalam proses peleburan besi yaitu biji besi,
batu kapur (CaCO3) dan kokas(C). Semua dimasukkan dari atas menara. Pada
bagian bawah dipompakan udara yang mengandung oksigen. Salah satu
kereakitfan besi yang merugikan secara ekonomi adalah korosi, penyebabnya
adalah udara dan uap air membentuk Fe2O3. Bilangan oksidasi besi adalah +2
dan +3, tetapi umumnya besi (II) lebih mudah teroksidasi spontan menjadi besi
(III). Oksidasi besi yang telah dikenal adalah FeO, Fe2O3, dan Fe3O4. Oksidasi
FeO

sulit

dibuat

karena

terdisproporsionasi

menjadi

Fe

dan

Fe2O3.

Untuk garam rangkap dengan M adalah NH4, ang dibuat dengan jumlah mol besi
(II) sulfat dan ammonium sulfat sama, maka hasil ini dikenal dengan garam mohr.
Garam mohr dibuat dengan mencampurkan kedua garam sulfat dari besi (II)
dan ammonium, dimana masing-masing garam dilarutkan samapi jenuh dan pada
2

besi (II) ditambahkan sedikit asam. Pada saat pendinginan hasil campuran pada
kedua garam di atas akan diperoleh kristal yang berwarna hijau kebiru-biruan
dengan bentuk monoklin. Garam mohr tidak lain adalah garam rangkap besi (II)
ammonium

sulfat

dengan

rumus

molekul

(NH4)2FeSO46H2O

atau

(NH4)2(SO4)26H2O (Azis,2007).
Garam mohr, besi ammonium sulfat, merupakan garam rangkap dari besi
sulfat dan ammonium sulfat dengan rumus molekul [NH4]2[Fe][SO4]26H2O.
Garam mohr lebih disukai dari pada besi (II) sulfat untuk proses titrasi karena
garam mohr tidak mudah terpengaruh oleh oksigen bebas di uadara/ tidak mudah
teroksidasi

oleh

udara

bebas

dibandingkan

besi

(II)

sulfat.

Garam Mohr (NH4)2SO4.[Fe(H2O)6]SO4 cukup stabil terhadap udara dan


terhadap hilangnya air, dan umumnya dipakai untuk membuat larutan baku Fe2+
bagi analisis volumetrik dan sebagai zat pengkalibrasi dalam pengukuran
magnetik.

1.2 Perumusan Masalah


Mengacu paparan pada latar belakang di atas maka dapat diidentifikasi
permasalahannya diantaranya :
1. Bagaimana efisiensi dari teknik kristalisasi yang paling tepat ?
2. Bagaimana teknik kristalisasi berdasarkan penguapan lambat ?
3. Bagaimana hasil teknik kristalisasi berdasarkan pendinginan lambat ?
4. Bagaimana hasil teknik kristalisasi berdasarkan penggunaan tabung H ?

1.3 Batasan Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang akan dibatasi diantaranya :

1.4 Tujuan Penelitian


Dalam penelitian ini ada beberapa hal yang ingin dituju diantaranya :
1. Menerapkan beberapa teknik kristalisasi yang ada atau yang sedang
dikembangkan.
2. Membandingkan hasil laboratorium dari teknik kristalisasi yang sudah
dicoba.
3. Mengaplikasikan teknik kristalisasi yang paling baik dan akurat dari
beberapa teknik yang sudah dilakukan.

1.5 Manfaat Penelitian


Manfaat yang dapat diambil dari penelitian ini adalah dapat memberikan
informasi bahwa ada banyak teknik kristalisasi yang ada maupun yang sedang
dikembangkan, teknik kristalisasi kemudian amati dari tiap teknik lalu didapatkan
teknik yang paling baik dan tepat. Yang kemudian diaplikasikan ke penelitian atau
di laboratorium.

Anda mungkin juga menyukai