Anda di halaman 1dari 13

CEKUNGAN SUMATERA SELATAN

Presenter
By
1.

Rizqi faisal S

(410012014)

8. Ramadoansyah

(410012053)

2.

Jamiel ikbal H

(410012040)

9. Mardian puspa

(410012002)

3.

Leonilda varela

(410012027)

10. Pardi azar

(410011118)

4.

M.Nassyiith P

(410012247)

11. Puput jaya W

(410012041)

5.

M.Rosad M

(410012016)

12. Rahmad hidayat

(410012009)

6.

Muhamadin

(410012032)

13.Rico aditya

(410012013)

7.

M.Mamang

(410012150)

OUTLINE
LATAR BELAKANG
METODOLOGI PENELITIAN
HASIL DAN PEMBAHASAN (Petroleum System)

KESIMPULAN

LATAR BELAKANG
Ada banyak cekungan Hidrocarbon di Indonesia, salah
satunya yakni cekungan Sumatera Selatan. Maka dari
itu, disini peneliti akan membahas tentang Cekungan
Sumatera Selatan hubungannya dengan Hidrocarbon,
khususnya membahas tentang batuan reservoar

METODOLOGI PENELITIAN
Penelitian ini secara umum melewati beberapa
proses antara lain; studi literatur dan internet,
pengumpulan data penelitian, dan dari semua
data-data yang telah di dapatkan, data tersebut di
susun sehingga menghasilkan data tentang
cekungan Sumatera Selatan khususnya tentang
Batuan Reservoar.

Cekungan Sumatera Selatan dibatasi


oleh Paparan Sunda di sebelah
Timurlaut, daerah ketinggian Lampung
di sebelah Tenggara, Pegunungan Bukit
Barisan di sebelah baratdaya serta
Pegunungan
Dua
Belas
dan
Pegunungan Tiga Puluh di sebelah
baratlaut. Evolusi cekungan ini diawali
sejak Mesozoic (Pulunggono dkk, 1992)
dan merupakan cekungan busur
belakang (back arc basin). Tektonik
cekungan Sumatera dipengaruhi oleh
pergerakan konvergen antara Lempeng
Hindia - Australia dengan Lempeng
Paparan Sunda (Heidrick dan Aulia,
1993).

GEOLOGI REGIONAL

Pembentukan cekungan (basin) Sumatera


Selatan pada suatu sistem reaksi gerak
sesar geser makro (strike slip fault) yang
umumnya akan menghasilkan pola-pola
sesar normal (fase ekstensional), sesar naik
dan sesar geser (fase uplift). Untuk faktor
utama yang mempengaruhi pembentukan
cekungan adalah konfigurasi dari basement
dan adanya perubahan pada daerah
subduksi baik spasial ataupun temporal.
Cekungan Sumatera Selatan merupakan tipe
cekungan tersier, sehingga perkembangan
cekungannya dikendalikan oleh basement
pra-tersier (Pulunggono dan Cameron,
1984). Basement pre-tersier pada Cekungan
Sumatera Selatan terdiri dari beberapa
micro-plate kontinen dan samudra. Elemenelemen struktur yang utama pada cekungan
Sumatera Selatan

GEOLOGI STRUKTUR

STRATIGRAFI
CEKUNGAN SUMATERA
SELATAN
Basement
Formasi Lahat
Formasi Talang Akar
Formasi Batu Raja
Formasi Gumai
Formasi Air Benakat
Formasi Muara Enim
Formasi Kasai
Endapan Kuarter

BATUAN INDUK
Hidrokarbon pada cekungan Sumatera Selatan diperoleh dari batuan induk
lacustrine Formasi Lahat dan batuan induk terrestrial coal dan coaly shale
pada Formasi Talang Akar. Batuan induk lacustrine diendapkan pada
kompleks half-graben, sedangkan terrestrial coal dan coaly shale secara
luas pada batas half-graben. Selain itu pada batu gamping formasi Batu
Raja dan shale dari formasi Gumai memungkinkan juga untuk dapat
menghasilkan hirdrokarbon pada area lokalnya (Bishop, 2001). Gradien
temperatur di cekungan Sumatera Selatan berkisar 49 C/Km. Gradien ini
lebih kecil jika dibandingkan dengan cekungan Sumatera Tengah,
sehingga minyak akan cenderung berada pada tempat yang dalam.
Formasi Batu Raja dan formasi Gumai berada dalam keadaan matang
hingga awal matang pada generasi gas termal di beberapa bagian yang
dalam dari cekungan,oleh karena itu dimungkinkan untuk menghasilkan
gas pada petroleum system (Bishop, 2001).

BATUAN RESERVOIR
Dalam cekungan Sumatera Selatan, beberapa formasi dapat menjadi reservoir yang
efektif untuk menyimpan hidrokarbon, antara lain adalah pada basement, formasi
Lahat, formasi Talang Akar, formasi Batu Raja, dan formasi Gumai. Sedangkan
untuk sub cekungan Palembang Selatan produksi hidrokarbon terbesar berasal dari
formasi Talang Akar dan formasi Batu Raja. Basement yang berpotensi sebagai
reservoir terletak pada daerah uplifted dan paleohigh yang didalamnya mengalami
rekahan dan pelapukan. Batuan pada basement ini terdiri dari granit dan kuarsit
yang memiliki porositas efektif sebesar 7 %. Untuk formasi Talang Akar secara
umum terdiri dari quarzone sandstone, siltstone, dan pengendapan shale. Sehingga
pada sandstone sangat baik untuk menjadi reservoir. Porositas yang dimiliki pada
formasi talang Akar berkisar antara 15-30 % dan permeabilitasnya sebesar 5
Darcy. Formasi Talang Akar diperkirakan mengandung 75% produksi minyak dari
seluruh cekungan Sumatera Selatan (Bishop, 2001). Pada reservoir karbonat
formasi Batu Raja, pada bagian atas merupakan zona yang porous dibandingkan
dengan bagian dasarnya yang relatif ketat (tight). Porositas yang terdapat pada
formasi Batu Raja berkisar antara 10-30 % dan permeabilitasnya sekitar 1 Darcy.

RESERVOAR
1. Basement (Granit , Kuarsit )
Fracture, Porositas mencapai 7 %
2. Lahat (sandstone, konglomerat)
Cadangan terhitung 88 MMBOE
3. Talang Akar (Gritsand, transition : sandstone)
Reservoar utama (75%)
Cadangan terhitung 2 BBOE
Porositas 15 30%, permeabilitas 5 darcy
4. Baturaja limestone (Reef, carb.platform)
Cadangan terhitung 1 BBOE
Porositas 18 38%, permeabilitas 1 darcy
5. Gumai (Karbonat,sandstone)
Cadangan terhitung 130 MMBOE
Porositas 20%

6.

Air Benakat (ss )


Porositas mencapai 25 %

7.

Muara Enim (ss)


Cadangan terhitung 179 MMBOE
Porositas 30%

Penampang Sumur bor dan Reservoar

KESIMPULAN
Cekungan Sumatera Selatan memliki urutan stratigrafi dari tertua hingga
yang muda ialah Batuan Dasar, Formasi Lahat, Formasi Talang Akar,
Formasi Batu Raja, Formasi Gumai, Formasi Air Benakat, Formasi Muara
Enim, Formasi Kasai.
Hidrokarbon pada cekungan Sumatera Selatan diperoleh dari batuan
induk lacustrine formasi Lahat dan batuan induk terrestrial coal dan
coaly shale pada formasi Talang Akar. Batuan induk lacustrine
diendapkan pada kompleks half-graben, sedangkan terrestrial coal dan
coaly shale secara luas pada batas half-graben.
Dalam cekungan Sumatera Selatan, beberapa formasi dapat menjadi
reservoir yang efektif untuk menyimpan hidrokarbon, antara lain adalah
pada basement, formasi Lahat, formasi Talang Akar, formasi Batu Raja,
dan formasi Gumai. Sedangkan untuk sub cekungan Palembang Selatan
produksi hidrokarbon terbesar berasal dari formasi Talang Akar dan
formasi Batu Raja.

Anda mungkin juga menyukai