Anda di halaman 1dari 5

Laporan Praktikum

Kelelahan Otot Saraf pada Manusia

Kelompok

: D1

Ketua Kel.

: Jessica Susanto (102011032)

Anggota

: Agung
Vionna Nadya (102011106)
Andre C. Chundawan (102011110)
Stella Nathania (102011206)
Kevin Rianto Putra (102011294)
Maria Sunvratys (102011313)
Nilasari Wulandari (102011367)
George (102011421)

Tujuan

: Untuk mengetahui kelelahan pada otot dan faktor-faktor yang mempengaruhi


serta mempercepat pemulihannya.

Alat dan Bahan

1. Kimograf + kertas + perekat


2. Manset sfigmomanometer
3. Ergograf
4. Metronome (frekuensi 1 detik)
Cara Kerja

I. KERJA STEADY-STATE
1. Pasang semua alat sesuai dengan gambar
2. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 4 detik menurut irama alat yang
diperdengarkan di ruang praktikum sampai putaran tromol. Setiap kali setelah
melakukan tarikan, lepaskan segera jari saudara dari pelatuk sehingga kembali ke
tempat semula.
II. PENGARUH GANGGUAN PEREDARAN DARAH
1. Pasang magnet sfigmomanometer pada lengan atas kanan orang percobaan yang
sama (sub. 1)
2. Sebagai latihan lakukan beberapa kali oklusi pembuluh darah lengan atas dengan
jalan memompa manset dengan cepat sampai denyut nadi a.radialis tak teraba
lagi.

3. Dengan manset tetap terpasang, tetapi tanpa oklusi, lakukan 12 kali tarikan
dengan frekuensi satu tarikan tiap 4 detik sambil dicatat pada kimograf.
4. Tanpa menghentikan tromol pada tarikan ke-13, mulailah memompa manset
dengan cepat sampai denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi. Selama pemompaan
orang percobaan tetap melakukan latihan.
5. Berilah tanda pada kurve pada saat denyut nadi a.radialis tidak teraba lagi.
6. Setelah terjadi kelelahan total, turunkan tekanan di dalam manset sehingga
peredaran darah pulih kembali.
7. Dengan frekuensi yang sama teruskan tarikan dan pencatatan sehingga pengaruh
faktor oklusi tidak terlihat lagi.
III.PENGARUH ISTIRAHAT DAN MASSAGE
1. Latihan ini dilakukan oleh orang percobaan lain.
2. Besarkan beban ergograf sampai hampir maksimal.
3. Sambil dicatat lakukan satu tarikan tiap 1 detik sampai terjadi kelelahan total,
kemudian hentikan tromol.
4. Berilah istirahat selama 2 menit. Selama istirahat, tangan tetap dibiarkan di atas
meja.
5. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2 cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan dengan frekuensi dan beban yang sama sampai terjadi
kelelahan total, kemudian hentikan tromol.
6. Berilah istirahat selama 2 menit lagi. Selama masa istirahat ini lakukanlah
massage pada lengan OP. Massage dengan cara mengurut dengan tekanan kuat ke
arah perifer, kemudian dengan tekanan ringan ke arah jantung. Massage dilakukan
dari fossa cubiti hingga ujung jari.
7. Setelah tromol diputar dengan tangan sepanjang 2 cm, jalankan kimograf dan
lakukan kembali tarikan seperti ad. 5.
8. Bandingkan

ke

ergogram

yang

saudara

peroleh

dan

berusahalah

menganalisisnya.
IV. RASA NYERI, PERUBAHAN WARNA DAN SUHU KULIT AKIBAT ISKEMIA
1. Latihan ini dilakukan pada orang percobaan lain dan tanpa pencatatan ergogram.
2. Pasanglah manset pada lengan atas kanan OP dan berikan pembebanan yang
cukup berat sehingga penarikan hanya akan memperlihatkan penyimpangan ujung
pencatat yang kecil saja.
3. Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
4. Lakukan satu tarikan tiap satu detik sambil diadakan oklusi sehingga terjadi
kelelahan total atau sampai terjadi rasa sakit yang tak tertahan.

5. Hentikan tindakan oklusi segera setelah OP merasa nyeri yang hebat sekali.
Perhatikan suhu dan warna kulit lengan bawah kanan OP.
Hasil Pemeriksaan:
1. Kerja Steady- State
Berdasarkan percobaan yang dilakukan bahwa Semakin berat beban dan semakin pendek
jarak waktu otot berkerja dapat membuat otot lebih cepat lelah.
Gambar Hasil percobaan:

2. Pengaruh Gangguan Peredaran Darah


Berdasarkan percobaan yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa peredaran darah yang
tidak lancar akan mempercepat terjadinya kelelahan otot. . Pemompaan manset pada
lengan menghasilkan pembendungan aliran darah ke daerah ekstrimitas mengakibatkan
suplai darah yang mengandung nutrisi dan O2 tidak ada asam laktat (penumpukan
pada saat kontraksi) tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi kelelahan
terjadi lebih, Ketika kontraksi, akan ada penumpukan asam laktat akibat pengubahan
glikogen (gula otot) menjadi sumber energi. Dan karena tidak terdapat suplai oksigen,
maka asam laktat tidak dapat diubah kembali menjadi sumber energi. Akibatnya
kelelahan terjadi lebih cepat.
Gambar hasil percobaan:
3. Pengaruh Istirahat dan Massage
Berdasarkan percobaan yang tanpa diberikan istirahat dapat mempercepat kelelahan otot.
Kelelahan ini timbul akibat tertimbunnya asam laktat dalam tubuh sebagai hasil dari
pembakaran zat makanan (glukosa) secara nonaerobik (tanpa oksigen). Dengan
beristirahat, asam laktat yang tertimbun sedikit demi sedikit dihilangkan melalui proses
biokimia.
Otot yang mengalami kelelahan tidak hanya butuh istirahat atau relaksasi tapi juga
membutuhkan pasokan oksigen sehingga efek dari massage yang dapat membantu
memperlancar peredaran darah akan lebih maksimal memulihkan kondisi otot daripada
hanya beristirahat.
Gambar Hasil percobaan:
4. Rasa Nyeri, Perubahan Warna dan Suhu Kulit Akibat Iskemia
Tindakan oklusi menyebabkan perubahan warna kulit menjadi biru (pucat) disertai dengan rasa
nyeri dan perubahan suhu tubuh yang menjadi lebih rendah dari sebelumnya..

Pembahasan

Otot umumnya tersusun dari sel-sel kontraktil yang disebut serabut otot. Otot berfungsi
untuk melakukan pergerakan, menopang tubuh dan mempertahankan postur serta memproduksi
panas. Otot memiliki ciri-ciri kontraktilitas, eksitabilitas, ekstensibilitas dan elastisitas.
Kontraktibilitas merupakan kemampuan serabut otot untuk berkontraksi dan menegang.

Eksitabilitas merupakan kemampuan serabut otot untuk merespons dengan kuat terhadap
rangsang. Rangsang yang diterima oleh otot merupakan rangsangan kelistrikan yang terjadi pada
saat berkontraksi. Ekstensibilitas merupakan kemampuan serabut otot untuk meregang melebihi
panjang otot saat relaks. Elastisitas merupakan kemampuan serabut otot agar dapat kembali ke
ukurannya semula setelah berkontraksi.1Mekanisme kerja otot yaitu:
Mekanisme kontraksi otot
Mekanisme kontraksi otot ditandai dengan terjadinya potensial aksi yang
berjalan sepanjang sebuah saraf motorik sampai ujung serat saraf. Setiap ujung saraf
menyekresi substansi neurotransmitter yaitu asetilkolin dalam jumlah sedikit. Asetilkolin
bekerja untuk area setempat pada membrane serat otot guna membuka saluran asetilkolin
melalui molekul-molekul protein dalam membrane serat otot.Terbukanya saluran
asetilkolin memungkinkan sejumlah besar ion natriummengalir kebagian dalam
membrane serat otot pada titik terminal saraf. Peristiwa ini menimbulkan potensial aksi
serat saraf. Potensial aksi berjalan sepanjang membrane saraf otot dengan cara yang sama
seperti potensial aksi berjalan sepanjang membran saraf. Potensial aksi akan
menimbulkan depolarisasi membran serat otot, berjalan dalam serat otot ketika potensial
aksi menyebabkan reticulum sarkolema melepas sejumlah ion kalsium, yang disimpan
dalam reticulum ke dalam myofibril. Ion kalsium menimbulkan kekuatan menarik antara
filament aktin dan miosin yang menyebabkan bergerak bersama-sama menghasilkan
kontraksi. Setelah kurang dari satu detik kalsium dipompakan kembali kedalam retikulum
sarkoplasma tempat ion-ion disimpan sampai potensial aksi otot yang baru lagi.2
Mekanisme relaksasi otot
Relaksasi terjadi jika ion-ion Ca2+ dipompa lagi masuk kedalam reticulum sarkoplasma
secara transport aktif dengan bantuan ATP , sehingga binding site aktin kembali tertutupi
oleh tropomiosin , dan cross bridge tidak dapat terjadi lagi. 2
Kelelahan otot adalah ketidakmampuan otot untuk berkontraksi dan bermetabolisme. Hal
ini disebabkan karena kontraksi otot yang lama dan terus menerus. Otot semakin lama semakin
lemah karena serabut otot kekurangan energi.3Faktor yang menyebabkan kelelahan otot adalah:
1) Penumpukan Asam Laktat
Terjadinya kelelahan otot yang disebabkan oleh penumpukan asam laktat. Dengan
meningkatnya asam laktat, konsentrasi H+ meningkat, dan pH menurun. Peningkatan
konsentrasi ion H+ menghalangi proses rangkaian eksitasi oleh menurunnya sejumlah
Ca+ yang dikeluarkan dari retikulum sarkoplasma dan gangguan kapasitas mengikat
Ca+ troponin.Peningkatan konsentrasi ion H+ juga menghambat kegiatan

fosfofruktokinase, enzim kunci yang terlibat di dalam anaerobik glikolisis. Demikian


lambatnya hambatan glikolisis, mengurangi penyediaan ATP untuk energi.
2) Pengosongan Penyimpanan ATP dan PC
ATP merupakan sumber energi secara langsung untuk kontraksi otot, dan PC digunakan
untuk resintesa ATP secepatnya, pengosongan fosfagen intraseluler mengakibatkan
kelelahan. Selain itu ada peningkatan konsentrasi ion H+ di dalam intraselular yang
diakibatkan penumpukan asam laktat.
3) Pengosongan Simpanan Glikogen Otot
Pengosongan glikogen terjadi karena proses latihan yang lama (30 menit 4 jam).
Karena pengosongan glikogen demikian hebat, maka menyebabkan kelelahan kontraktil.
Faktor lain penyebab kelelahan, antara lain rendahnya tingkat glukosa darah yang
menyebabkan pengosongan glikogen hati, pengosongan cadangan glikogen otot yang
menyebabkan kelelahan otot lokal, dehidrasi dan kurangnya elektrolit yang menyebabkan
temperatur meningkat.
Kesimpulan
Kontraksi otot secara terus-menerus akan menyebabkan kelelahan otot. Kelelahan otot
disebabkan karena ketidakmampuan otot untuk berkontraksi & bermetabolisme. Apabila otot semakin
lama berkontraksi maka dengan mudah otot akan mengalami kelelahan. Faktor yang menyebabkan

kelelahan otot adalah penumpukan asam laktat yang didapat dari respirasi anaerob. Massage
merupakan cara pemulihan otot untuk melakukan kerja selanjutnya karena dia mengembalikan oksigen ke
otot dengan memperlancar peredaran darah. Aliran darah yang dihambat dengan melakukan oklusi
(penutupan aliran darah) dapat menghambat kerja otot karena oksigen yang dialirkan darah dihambat dan
menyebabkan energi menjadi ikut terhambat.
Daftar Pustaka

1. Thomson H. Oklusi. Jakarta: EGC, 2007.


2. Wati WW, Salim D, Sumadikarya IK, etc. Muskuloskeletal-1. Jakarta: UKRIDA, 2011.
3. Hembing. Pemenang the star of Asia award. Jakarta: Prestasi Insan Indonesia, 2000

Anda mungkin juga menyukai