Abstrak
Kejadian difteri di Eropa telah menurun sejak muncul
kembali tahun 1990-an, tetapi siklus terus berlanjut di
beberapa negara Eropa Timur
Meskipun sebagian besar kematian terjadi pada daerah
endemik, tingkat fatalitas kasus tertinggi terjadi di
negara-negara yg tidak endemik difteri dimana ketidak
pahaman menyebabkan keterlambatan dalam diagnosis
dan pengobatan.
3.
4.
5.
Metode
Data survey berbasis kasus difteri dari 25 negara DIPNET.
Data tahun 2000-2007.
Hasil
Secara keseluruhan, di
WHO wilayah Eropa,
jumlah kasus difteri telah
menurun sejak wabah
tahun 1990-an.
(Gambar-2)
12
13
15
Gbr.3
Gambar 3 Kejadian Difteri per
1 juta orang-tahun untuk
Latvia (Corynebacterium
diphtheriae, 2002-2009) dan
sisanya 24 negara Difteri
Surveillance Network
(DIPNET) (C.diphtheriae dan
C. ulcerans tahun 20002009). Error bar Menunjukkan
95% CI. Periode 2002-2009
termasuk wabah militer pada
tahun 2000 dan kasus dari
tahun 2001 informasi terbatas
kayu yang tersedia.
16
17
DISKUSI
Dimulai pada tahun 1980, rekomendasi vaksinasi Soviet
memungkinkan penggunaan jadwal vaksinasi primer
alternatif thdp difteri yg direkomendasikan 3 dosis vaksinpotensi yg lebih rendah.
Seiring dengan menurunnya angka kejadian difteri,
demikian juga dengan praktek skrining laboratorium
secara rutin.
18
Identik C.ulcerans
Insiden infeksi yang lebih tinggi di kalangan wanita lansia
dapat dikaitkan dengan kebiasaan kepemilikan hewan
peliharaan, diikuti dengan rendah atau memudarnya imunitas.
Tingginya sejarah takut-vaksin di beberapa negara di Eropa
Timur, seperti Federasi Rusia dan Ukraina, dimana kelompok
anti-vaksinasi semakin kuat dengan menggunakan televisi,
internet, dan media lainnya untuk publisitas, kegiatan ini bisa
mempengaruhi jangkauan vaksinasi.
19
TERIMAKASIH
20