Tugas Anastesi
Tugas Anastesi
Fungsi mesin anestesi ( mesin gas) ialah menyalurkan gas atau campuran gas anestetik yang
aman kerangkaian sirkuit anestetik yang kemudian dihisap oleh pasien dan membuang sisa
campuran gas dari pasien.
Mesin yang aman dan ideal adalah mesin yang memenuhi persyaratan berikut:
a.
b.
c.
d.
Bertekanan rendah
e.
f.
Sumber gas
Tersimpan dalam tabung-tabung khusus dibawah tekanan tinggi.dapat disimpan
dalam bentuk gas (O2, udara ) maupun dalam bentuk cair ( N2O, CO2, C6H6 ). Masingmasing tabung gas mempunyai alat pengukur tekanan ( regulator ) khusus. Regulator ini
menunjukkan tekanan gas didalam tabung dan dapat menurunkan tekanan, dengan
pertolongan pressure reducting valve( katup penurun tekanan ). Mesin anestesi bekerja efektif
pada tekanan 50-60 PSI atau 3-4 atm.
Sebelum membuka tabung gas, yakinlah bahwa regulator sudah benar-benar
terpasang dan sudah ada hubungan antara regulator dan PAG atau flowmeter. Tabung gas
dapat dibuka dengan cara memutar logam ( berbentuk kotak kecil yang ada dipuncak tabung )
kearah berlawanan dengan arah jarum jam dengan alat pembuka khusus atau alat lain.
Pada rumah sakit besar dengan banyak kamar operasi, mungkin tidak dijumpai
tabung-tabung gas tersebut karena telah dibuat dengan system sentral.
Table.Berbagai macam gas anestesi, warna tabung, bentuk gas dan tekanan jenuh.
Jenis
Warna tabung
Dalam bentuk
Tekanan (Psi)
Tekanan(atm)
O2
Putih/hijau
gas
1800-2400
120-160
N2O
Biru
Cair
745
50
Air
Hitam/putih
Gas
1800
120
2)
Cyclopropan
Jingga
Cair
75
CO2
Abu-abu
cair
838
56
3)
a)
b)
Logam keseluruhannya misalnya : Fluotec mark II, mark III.EMO, OMV, Copper Kettle.
Penempatan vaporizer.
a)
Dapat diletakkan diluar sirkuit nafas, terletak diantara flowmeter dan lubang keluar gas
b)
c)
Dapat lebih 2 vaporizer yang akan dipakai, maka vaporizer untuk zat anestesi cair yang
lebih mudah menguap diletakkan lebih dekat dengan flowmeter.
Pada umumnya zat anestesi cair mempunyai alat penguapannya sendiri, Tetapi
ada alat penguap yang dapat dipakai untuk menguapkan beberapa zat anestesi.
Contoh : Fluotec Mark II, Mark III hanya untuk halothane dan EMO khusus untuk eter.
Copper kettle dapat untuk eter, halothane, trilene Metoksifluran.
e.
1)
a)
Pengertian
Canester adalah bagian dari mesin anetesi yang berisi sodalyme dan berfungsi sebagai
penampung kapur penyerap gas CO2 atau CO2 absorber.
b)
Jenis Canester
Jenis canester yang ada :
Perubahan lambat dalam konsentrasi anastesi yang terinspirasi dengan aliran rendah.
(d) Soda kapur dan katup dalam system meningkatkan penolakan untuk bernafas.
(e)
c)
d)
Kandungan sodalyme
(1).
: 70-80%
(2).
: < 3,5 %
(3).
Air H2O
: 12-19%
e)
Ukuran :
(1).
2,5 5,0 mm
(2).
4,0 8,0 mm
f)
(1).
Bentuik pellet.
(2).
Bentuk cylinder.
(3).
Bentuk regular.
g)
Sirkuit Nafas
Aliran gas dari sumber gas berupa campuran O2 dan gas anestesi akan mengalir
melalui vaporizer dan bersama campuran zat anestesi cair tersebut keluar.Campuran O2, zat
anestesi (gas dan uap) ini lazim kita sebut aliran gas segar (AGS)atau Fresh Gas Flow (FGF).
FGF ini selanjutnya masuk ke sirkuit nafas pasien.
Sirkuit nafas pasien tersebut adalah:
(b) Komponen system lingkar : Sungkup muka, konektor Y, katup searah, canister, katup
ekspirasi, kantong cadangan (reservoir bag), pipa berlekuk (kurogeted)
(c)
(i)
(ii)
(iii)
(iv)
2. Defibrilasi
Terapi dengan memberikan energi listrik Dilakukan pada pasien/korban yang
penyebab henti jantung adalah gangguan irama jantung. Penyebab utama adalah ventrikel
takikardi atau ventrikel fibrilasi. Pada defibrilasi, tongkat pertama ( paddle I ) ditempatkan di
bawah klavikula kanan dekat tulang dada atas. Tongkat kedua ( paddle II ) ditempatkan di iga
kelima antara garis midklavikular kiri dan garis aksilar depan kiri. Untuk ventrikel takikardi,
anjuran dosis awal adalah 200 J untuk bentuk gelombang bifasik dan 360 J untuk bentuk
gelombang monofasik. Untuk anak dosis awal adalah 2 J/kgBB.
Tahapan defibrilasi :
Nyalakan DC shock
Syok listrik (DC Shock) pada dewasa mulai 200 J, dosis awal ini cukup efektif dan
jarang menyebabkan kerusakan miokard.
DC Shock (1) 200 J (KTB) DC Shock (2) 200 J (KTB) DC Shock (3) 200 J
(KTB) Kompresi luar jantung/ventilasi paru.
Jenis-jenis defibrillator:
1)
Defibrillator Monofasik
Arus mengalir dalam satu arah dari satu paddle/ bantalan yang lain
pada defibrilator monofasik.Dalam VF atau VT tanpa nadi, dianjurkan untuk melakukan
tiga shock secara berurutan dengan urutan 200 joules, 300 joule, dan kemudian 360 joule.
2)
Defibrillator Bifasik
Dalam defibrilator bifasik listrik arus dalam satu arah selama fase pertama dan berbalik
arahpada fase kedua (sehingga melewati jantung dua kali). Defibrillator bifasik mampu
memanfaatkanjumlah joule yang sedikit dan membuat sedikit kerusakan miokard yang
sama atau lebih baik bila dibandingkan
dengan defibrillator monofasik. Teknologi bifasik sedang digunakan dalam Automatic
Internal Cardiac Defibrillators (AICDs) dan Automated External
Defibrillators (AEDs). Saat ini masih dilakukan penelitian pada defibrilator bifasik dan
belum terdapat rekomendasi oleh American Heart Association dalam
hal tingkat joule yang akan digunakan selama VF atau VT tanpa nadi (American Heart
Association, 1998). Banyak literatur menyebutkan bahwa untuk VF/PVT150
3. BLS
Algoritma
BLS