Anda di halaman 1dari 12

TUGAS UJIAN

Disusun Oleh : Yudha Ferriansyah (1102010299)


Pembimbing : dr. Umi R, Sp.KK, MARS
Bidang Kepantitraan Klinik Kesehatan Kulit dan Kelamin

BENTUK SEDIAN TOPIKAL

Cairan

Bedak

Bedak Kocok

Pasta
Pendingin
Pasta

Krim

Salap

Mekanisme Kerja Sedian Topikal


1. Cairan
Pada saat diaplikasikan di permukaan kulit, efek dominan cairan akan berperan melunakkan
karena difusi cairan tersebut ke masa asing yang terdapat di atas permukaan kulit; sebagian kecil
akan mengalami evaporasi. Dibandingkan dengan solusio, penetrasi tingtura jauh lebih kuat.
Namun sediaan tingtura telah jarang dipakai karena efeknya mengiritasi kulit. Bentuk sediaan
yang pernah ada antara lain tingtura iodi dan tingtura spiritosa.
2. Bedak
Oxydum zincicum sebagai komponen bedak bekerja menyerap air, sehingga memberi efek
mendinginkan. Komponen talcum mempunyai daya lekat dan daya slip yang cukup besar. Bedak
tidak dapat berpenetrasi ke lapisan kulit karena komposisinya yang terdiri dari partikel padat,
sehingga digunakan sebagai penutup permukaan kulit, mencegah dan mengurangi pergeseran
pada daerah intertriginosa.
3. Salep
Salep dengan bahan dasar hidrokarbon seperti vaselin, berada lama di atas permukaan kulit dan
kemudian berpenetrasi. Oleh karena itu salep berbahan dasar hidrokarbon digunakan sebagai
penutup. Salep berbahan dasar salep serap (salep absorpsi) kerjanya terutama untuk
mempercepat penetrasi karen Dasar salep yang dapat dicuci dengan air dan dasar salep larut
dalam air mampu berpenetrasi jauh ke hipodermis sehingga banyak dipakai pada kondisi yang
memerlukan penetrasi yang dalam.
4. Krim
Penetrasi krim jenis W/O jauh lebih kuat dibandingkan dengan O/W karena komponen minyak
menjadikan bentuk sediaan bertahan lama di atas permukaan kulit dan mampu menembus lapisan
kulit lebih jauh. Namun krim W/O kurang disukai secara kosmetik karena komponen minyak
yang lama tertinggal di atas permukaan kulit. Krim O/W memiliki daya pendingin lebih baik dari
krim W/O, sementara daya emolien W/O lebih besar dari O/W.
5. Pasta
Sediaan berbentuk pasta berpenetrasi ke lapisan kulit. Bentuk sediaan ini lebih dominan sebagai
pelindung karena sifatnya yang tidak meleleh pada suhu tubuh. Pasta berlemak saat diaplikasikan
di atas lesi mampu menyerap lesi yang basah seperti serum.
6. Bedak kocok
Mekanisme kerja bedak kocok ini lebih utama pada permukaan kulit. Penambahan komponen
cairan dan gliserin bertujuan agar komponen bedak melekat lama di atas permukaan kulit dan
efek zat aktif dapat maksimal.
7. Pasta pendingin
Sedikit berbeda dengan pasta, penambahan komponen cairan membuat sediaan ini lebiha
komponen airnya yang besar. mudah berpenetrasi ke dalam lapisan kulit, namun bentuknya yang
lengket menjadikan sediaan ini tidak nyaman digunakan dan telah jarang dipakai.

KLASIFIKASI STEROID
Berikut tabel penggolongan kortikosteroid topikal berdasarkan potensi klinis:

Klasifikasi
Golongan 1: (super
poten)

Golongan II: (potensi


tinggi)

Nama Dagang
Diprolene ointment
Diprolene AF cream
Psorcon ointment
Temovate ointment
Temovate cream
Olux foam
Ultravate ointment
Ultravate cream
Cyclocort ointment
Diprosone ointment
Elocon ointment
Florone ointment
Halog ointment
Halog cream
Halog solution
Lidex ointment
Lidex cream
Lidex gel
Lidex solution
Maxiflor ointment
Maxivate ointment
Maxivate cream
Topicort ointment
Topicort cream
Topicort gel

Nama Generik
0,05% betamethason
dipropionate
0,05% diflorasone diacetate
0,05% clobetasol propionate

0,05% halobetasol propionate

0,1% amcinonide
0,05% betamethasone
dipropionate
0,01% mometasone fuorate
0,05% diflorasone diacetate
0,01% halcinonide

0,05% fluocinonide

0,05% diflorasone diacetate


0,05% betamethasone
dipropionate
0,25% desoximetasone

Golongan III: (potensi


tinggi)

Aristocort A ointment
Cultivate ointment
Cyclocort cream
Cyclocort lotion
Diprosone cream
Flurone cream
Lidex E cream
Maxiflor cream

0,05% desoximetasone
0,1% triamcinolone acetonide
0,005% fluticasone propionate
0,1 amcinonide
0,05% betamethasone

Maxivate lotion
Topicort LP cream
Valisone ointment

Golongan IV: (potensi


medium)

Golongan V: (potensi
medium)

Golongan VI: (potensi


medium)

Golongan VII: (potensi


lemah)

Aristocort ointment
Cordran ointment
Elocon cream
Elocon lotion
Kenalog ointment
Kenalog cream
Synalar ointment
Westcort ointment
Cordran cream
Cutivate cream
Dermatop cream
Diprosone lotion
Kenalog lotion
Locoid ointment
Locoid cream
Synalar cream
Tridesilon ointment
Valisone cream
Westcort cream
Aclovate ointment
Aclovate cream
Aristocort cream
Desowen cream
Kenalog cream
Kenalog lotion
Locoid solution
Synalar cream
Synalar solution
Tridesilon cream
Valisone lotion

dipropionate
0,05% diflorosone diacetate
0,05% fluocinonide
0,05% diflorosone diacetate
0,05% betamethasone
dipropionate
0,05% desoximetasone
0,01% betamethasone valerate
0,1% triamcinolone acetonide
0,05% flurandrenolide
0,1% mometasone furoate
0,1% triamcinolone acetonide
0,025% fluocinolone acetonide
0,2% hydrocortisone valerate
0,05% flurandrenolide
0,05% fluticasone propionate
0,1% prednicarbate
0,05% betamethasone
dipropionate
0,1% triamcinolone acetonide
0,1% hydrocortisone butyrate
0,025% fluocinolone acetonide
0,05% desonide
0,1% betamethasone valerate
0,2% hydrocortisone valerate
0,05% aclometasone
0,1% triamcinolone acetonide
0,05% desonide
0,025% triamcinolone acetonide

Obat topical dengan


0,1% hydrocortisone butyrate
hidrokortison, dekametason, 0,01% fluocinolone acetonide
glumetalone, prednisolone,

dan metilprednisolone

0,05% desonide
0,1% betamethasone valerate

SEXUAL TRANSMITTED DISEASE

Nama
Penyakit

Sifilis

Definisi

Penyakit akibat
hubungan
sexual di
sebebkan oleh
Treponema
Pallidum dapat
menjangkit
seluruh organ

Etiologi

Treponema
pallidum
4-10 minggu
Tidak nyeri,
indurasi, dasar
ulkus bersih
dan berwarna
merah, soliter

Masa Inkubasi
Manifestasi
Klinis

Diagnosis

Tes VDRL > 1:4


Tes TPHA >
1:80

ULKUS
GENITALIS
Ulkus Mole

Herpes
Simplex
Genitalis
Infeksi genital Penyakit akut
akut,
dapat berulang
setempat
mengenai
dapat
permukaan
inokulasi
mukokutaneus
sendiri
disebabkan
disebabkan
oleh Virus
oleh
Herpes
Haemophilus simplex
ducreyi
Haemophilus Virus Herpes
ducreyi
simplex
1-5 hari
3-7 hari
Nyeri tekan,
Nyeri, panas
dasarnya
dan gatal
kotor mudah disertai
berdarah
demam. Lesi
terpi ulkus
vesikel mudah
menggaung
pecah, ulkus
dangkal
bergerombol
Pewarnaan
Tes Tzanck
gram : Basil
dengan
berkelompok pewarnaan

Limgronuloma
Venerium
Penyakit
venerik
disebebkan
oleh
Chlamydia
trachomatis

Chlamydia
trachomatis
1-4 minggu
Tidak nyeri
Pembesaran
kelenjar
inguinal, erosi
papul
milliar,pustul
dan ulkus
Tes ikatan
komplemen >
1:16

Penatalaksana
an

Nama Penyakit

Definisi

Etiologi

Karakteristik

Benzatin
Penicillin G 2,4
juta unit IM
singel dose
Doksisiklin
2x100mg/hari
selama 4
minggu

seperti
barisan ikan
Tes Elisa
dengan whole
lysed H.
ducreyi
Azitromiycin
1gr, oral,
singel dose
Sefriakson
250mg IM
singel dose
Eritromisin
4x500mg
selama 7 hari

Trichomoniasis
Infeksi
urogenital
bersifat akut
atau kronik
yang di
sebebakan oleh
Trichomonas
vaginalis
menular melalui
hubungan
seksual
Trichomonas
Vaginalis
Berkembang
biang belah
pasang, Hidup
pada pH 5-7,5
Pada suhu 50
derajat akan
mati

Giemsa : sel
datia berinti
banyak dan
badan inklusi
intranuklear
Asiklovir
5x200mg/hari
selama 710hari
Valasiklovir
5x200mg/hari
selama 7-10
hari

STD with
FLUOR ALBUS
Bacterial
Vaginalis
Pergantian
floran norma
Lactobacillus
spp dengan
bankteri
anaerob
Gardnerella
Vaginalus

Doksisiklin
2x100 mg
sehari selama
21 hari
Eritromisin
4x500 mg
sehari selama
21 hari

Kandidiasis
Vulvovaginalis
Penyakit jamur
yang bersifat
akut atau
subakut
disebabkan oleh
Candida
Albicans yang
mengenai
selaput mukosa
vagina

Gonorrhea
Penyakit
menular seksual
yang di
sebabkan oleh
Neisseria
gonorrhea

Gardnerella
Vaginalis

Candida
Albicans

Neisseria
gonorrhea

Batang, Gram
( - ), anaerob
fakultatif

Sel ragi,
blastopora atau
hifa semu

Diplokokus
seperti biji kopi,
tahan asam,
gram ( - )

Manifestasi Klinis
Duh

Sekret
seroporulen

Warna Duh

Kekuningan,
kuning hijau
Maladorous
Berbusa
Dinding vagina
kemerahan dan
sembab dan
serviks tanpa
granulasi
bewarna merah
strawberry
Iritasi pada
lipat paha
Mikroskopik:
Pewarnaan
Giemsa,akridin
orange,
Leishman.
Culture: Media
modifikasi
diamond (in
puch TV)

Bau Duh
Busa
Genitalia

Gatal,rasa
terbakar
Diagnosis

Penatalaksanaan

Topikal: irigasi
hidrogen
peroksida 1-2%
Dan larutan
asam laktat
asam laktat 4%
Oral:
Metronidazole
2gr singel dose

Semakin banyak
setelah hubungan
seksual atau
menstruasi
Keabu-abuan
Amis
Jarang
Nyeri abdomen,
disparunia

Gatal, rasa
terbakar
Leukorea,
sedian basah
sekret:
pewarnaan
gram, clue cell
KOH 10%=>
bau amin. pH
4,5-5,5

Topikal: Krim
sulfonamida
tripel
Supositoria
Vaginal:
tertrasiklin
Sistemik:
metronidazole
2x500 mg 7hari,

Gumpalangumpalan seperti
susu

Sekret purulen ,
kencing nanah

Kekuningan
seperti susu
Bau busuk
Tidak ada
Rasa panas ,
nyeri setelah
miksi

Kuning

Gatal daerah
vulva
Kerokan kulit
dengan KOH
10% atau
pewarnaan
gram => sel
ragi, blastopora
atau hifa semu.
Pemeriksaan
biakan => yeast
like colony
Topikal:
Nistatin,
mikonazole
krim 2%
Sistemik:
Kotrimazole
500mg per
vaginam singel
dose,

Bisa gatal

(-)
(-)
Tergantung
letaknya.
Dysuria,
hematuria,
nyeri abdomen
bawah

Media Thayer
Martin
( vankomisin
untuk gram +,
kolestimetat
untuk gram
dan nistatin
untuk jamur

Sefiksim 400mg
singel dose,
Levofloksasin
250mg singel
dose, sefriakson
250mg IM
singel dose

atau 3x500mg 7
hari

klindamisin
2x300mg 7hari

ketokonazole
2x200mg

MORBUS HANSEN

Definisi
Penyakit infeksi yang kronik, dan penyebabnya ialah Mycobacterium leprae yang
bersifat intraseluler obligat. Saraf perifer sebagai afinitas pertama, lalu kulit dan
mukosa traktus respiratorius bagian atas, kemudia dapat ke organ lain kecuali ke
susunan saraf pusat.
Epidemiologi
Bukan merupakan penyakit turunan, menyebar melalui kontak langsung kulit,
inhalasi.Kuman dapat di temukan di kulit, folikel rambut, kelenjar keringat dan air
70%
susu ibu.
Etiologi
M.Leprae, kuman berukuran 3-8 um x 0,5 um dan merukan kuman tahan asam dan
alkohol serta gram positif
Patogenesis
Turunya respon imun dan memicu terbentuknya granuloma penu basil, terutama
bagian tubuh yang dingin ( hidung, cuping telinga, kaki ) kemudian basil dinokulasi
bergantung pada respon imun.Oleh karena termasuk penyakit imunologik.
Gejala klinis
Gejala klinis MH terdiri dari 5A :
Atropi ( Pada otot menyebabkan kelemahan otot atau pengecilan otot )
Anastesia ( Kehilangan sensasi raba rasa )
Achromia ( Perubahan warna kulit atau depigmentasi )
Alopesia ( Kebotakan pada area yang berambut )
Anhidrosis ( Kekeringan pada kulit akibat tidak berkerja kelenjar keringat )

95%

Perbedaan Reaksi Kusta tipe 1 dan 2


No
1
Spektrum
2
Lesi Kulit

Tipe 1
Borderline (BT, BB, BL)
Unilateral dan Asimetris

Sering dan parah

Kerusakan
Saraf
Sistemik

Organ lain

Pengulangan

7
8
9

AFB
Investigasi
Patogenesis

Iritis, orchitis, dan


glomerulonefritis tidak
terjadi
Pengulangan jarang
terjadi
Tidak ditemukan
Rutin : normal
Reaksi antigen antibodi
tipe 4 (Gel dan Coombs)

10

Histopatologi

Tidak umum

Edema dengan
pengurangan basil dan
peningkatan limfosit.
Granuloma tidak teratur.

Kerusakan saraf yang dapat terjadi pada MH

Tipe 2
Lepromatous (BL, LL)
Bilateral dan Simetris
Nodul baru muncul
berkelompok
Tidak terlalu parah
Demam, lemah, artralgia,
dan limfadenitis
Sangat umum terjadi
Pengulangan biasanya
terjadi
Basil yang rusak
Urin : albuminuria
Reaksi antigen antibodi
tipe 3 (peningkatan IgG,
IgM,C2 dan C3)
Edema dengan infiltrat
neutrofil dan vaskulitis

a.
b.
c.
d.
e.
f.
g.

N. Ulnaris ( Clawing dan anestesi jari kelingking dan jari manis )


N. Medianus (Clawing dan anestesi ibu jari, telunjuk dan jari tengah )
N. Radialis ( Anestesia dorsum manus dan wrist drop atau tangan gantung )
N. Poplitea Lateralis ( Anestesia tungkai bawah dan kaki gantung )
N. Tibialis Posterior (Anestesia telapak kaki dan Claw Toes )
N. Fasialis ( Lagoftalmus dan kehilangan ekspresi wajah )
N. Trigeminus ( Anestesia kulit wajah, kornea dan konjungtiva mata )

Pemeriksaan Penunjang
1. Pemeriksaan bakterioskopik (bakteri di laboratorium)
Pemeriksaan bakterioskopik digunakan untuk membantu menegakkan diagnosis dan
pengamatan pengobatan. Sediaan dibuat dari kerokan kulit atau mukosa hidung yang
diwarnai dengan pewarnaan terhadap bakteri tahan asam, antara lain dengan Ziehl
Neelsen. Pemeriksaan bakteri negatif pada seorang penderita, bukan berarti orang
tersebut tidak mengandung M. leprae.
Pertama-tama kita harus memilih tempat-tempat di kulit yang diharapkan paling padat
oleh bakteri, setelah terlebih dahulu menentukan jumlah tempat yang akan diambil.
Untuk pemeriksaan rutin biasanya diambil dari minimal 4-6 tempat, yaitu kedua cuping
telinga bagian bawah dan 2-4 tempat lain yang paling aktif, berarti yang paling merah di
kulit dan infiltratif
2. Pemeriksaan histopatologi (jaringan sel abnormal)
Diagnosis penyakit kusta biasanya dapat dibuat berdasarkan pemeriksaan klinis secara
teliti dan pemeriksaan bakterioskopis. Pada sebagian kecil kasus bila diagnosis masih
meragukan, pemeriksaan histopatologis dapat membantu. Pemeriksaan ini sangat
membantu khususnya pada anak-anak bila pemeriksaan saraf sensoris sulit dilakukan,

juga pada lesi dini contohnya pada tipe indeterminate, serta untuk menentukan tipe yang
tepat.
3. Pemeriksaan serologis
Kegagalan pembiakan dan isolasi kuman M. leprae mengakibatkan diagnosis serologis
merupakan alternatif yang paling diharapkan. Beberapa tes serologis yang banyak
digunakan untuk mendiagnosis kusta adalah :
* tes FLA-ABS
* tes ELISA
* tes MLPA untuk mengukur kadar antibodi Ig G yang telah terbentuk di dalam tubuh
pasien, titer dapat ditentukan secara kuantitatif dan kualitatif.

Penatalaksanaan
Obat &
Dosis MDT
Kusta PB

Dewasa
BB < 35
kg

Rifampisin(dia
wasi petugas)

450
mg/bln

BB
> 35
kg
600
mg/
bln

DDS
(Diaminodifeni
l Sulfon)

50
100
mg/hr(1-2
mg/
mg/kgBB/
hr
hr)
Note: Untuk PB Pengobatan selama 6 sampai 12 bulan

Obat &
Dosis MDT
Kusta MB
Rifampisin(diaw
asi petugas)

Dewasa
BB <
35 kg
450
mg/bl
n

BB >
35 kg
600
mg/bl
n

Klofazimin
300mg/bln
Note: Untuk MB Pengobatan selama 24 sampai 36 bulan

Anak
10-14 thn

450
mg/bln(1215
mg/kgBB/
bln)
50
mg/hr(1-2
mg/kgBB/
hr)

Anak
10-14 thn
450
mg/bln(1215
mg/kgBB/bl
n)
150mg/bln

Klasifikasi Derajat Cacat Pada MH

Derajat cacat
kusta

Cacat pada tangan dan kaki

Cacat pada mata

Tingkat 0

tidak ada anestesi dan kelainan


anatomis

tidak ada kelainan termasuk visus

Tingkat 1

ada anestesi tanpa kelainan


anatomis

ada kelainan pada mata, tetapi tidak


terlihat, visus sedikit berkurang

Tingkat 2

terdapat kelainan anatomis

ada lagoftalmus dan visus sangat


terganggu

Anda mungkin juga menyukai