Anda di halaman 1dari 16

ANALGESIK ANTIPIRETIK

Codein (Kodein)

Komposisi:
Tiap tablet Codein 10 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan
Kodein 10 mg
Tiap tablet Codein 15 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan
Kodein 15 mg
Tiap tablet Codein 20 mg mengandung: Kodein Fosfat hemihidrat setara dengan
Kodein 20 mg
Farmakologi:
Kodein merupakan analgesik agonis opioid. Efek kodein terjadi apabila kodein
berikatan secara agonis dengan reseptor opioid di berbagai tempat di susunan saraf
pusat. Efek analgesik kodein tergantung afinitas kodein terhadap reseptor opioid
tersebut.Kodein dapat meningkatkan ambang rasa nyeri dan mengubah reaksi yang
timbul di korteks serebri pada waktu persepsi nyeri diterima dari thalamus.Kodein
juga merupakan antitusif yang bekerja pada susunan saraf pusat dengan menekan
pusat batuk.
-

Indikasi:
Antitusif
Analgetik
Kontraindikasi:
Asma bronkial, emfisema paru-paru, trauma kepala, tekanan intrakranial yang
meninggi, alkoholisme akut, setelah operasi saluran empedu.

Dosis:
Sebagai analgesik:
Dewasa
: 30 - 60 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan.
Anak-anak
: 0,5 mg/kg BB, 4-6 kali sehari

Sebagai antitusif :
Dewasa
: 10-20 mg, tiap 4 - 6 jam sesuai kebutuhan, maks. 60 mg perhari.
Anak6-12tahun : 5-10 mg, tiap 4 - 6 jam, maksimum 60 mg perhari.
Anak 2-6 tahun :1 mg/kg BB perhari dalam dosis terbagi, maksimum 30 mg perhari.

Sebagai antitusif tidak dianjurkan untuk anak di bawah 2 tahun.


-

Efek Samping:
Dapat menimbulkan ketergantungan.
Mual, muntah, idiosinkrasi, pusing, sembelit.
Depresi pernafasan terutama pada penderita asma, depresi jantung dan syok.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati penggunaan pada pasien dengan infark miokardial dan penderita asma.
Hindari minuman beralkohol.
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan karena dapat menyebabkan kerusakan
fungsi hati.
Hati-hati penggunaan obat ini pada penderita penyakit ginjal.
Hati-hati pada pemberian jangka panjang
Interaksi Obat:
Hendaknya hati-hati dan dosis dikurangi, apabila digunakan bersama-sama dengan
obat-obat depresan lain, anestetik, tranquilizer, sedatif, hipnotik dan alkohol.
Tranquilizer terutama fenotiazin bekerja antagonis terhadap analgesik opiat agonis.
Dekstroamfetamin dapat menghambat efek analgesik opiat agonis.
Jangan diberikan bersama-sama dengan penghambat MAO dan dalam jangka waktu
14 hari setelah pemberian penghambat MAO.

Ketoprofen

Sediaan:
- Ketoprofen 50 mg tablet
- Ketoprofen 100 mg tablet
- Ketoprofen 50 mg/ml injeksi
Cara Kerja Obat:
Ketoprofen merupakan suatu antiinflamasi non steroid dengan efek antiinflamasi,
analgesik dan antipiretik. Sebagai anti inflamasi bekerja dengan menghambat
sintesa prostaglandin. Pada pemberian oral kadar puncak dicapai selama 0,52 jam.
Waktu paruh eliminasi pada orang dewasa 3 jam, dan 5 jam pada orang tua.

Indikasi:
Untuk mengobati gejala-gejala artritis rematoid, ankilosing spondilitis, gout akut dan
osteoartritis serta kontrol nyeri dan inflamasi akibat operasi ortopedik.
Kontraindikasi :
- Hipersensitif terhadap ketoprofen, aspirin dan AINS lain.
- Gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat.
Dosis:
Sediaan oral :
Dosis awal yang dianjurkan : 75 mg 3 kali sehari atau 50 mg 4 kali sehari.
Dosis maksimum 300 mg sehari. Sebaiknya digunakan bersama dengan makanan
atau susu.
Injeksi IM :
50100 mg tiap 4 jam. Dosis maksimum 200 mg/hari, tidak lebih dari 3 hari.
Peringatan dan Perhatian :
- Hati-hati bila diberikan pada penderita hiperasiditas lambung.
- Tidak dianjurkan penggunaan pada wanita hamil dan menyusui.
- Hati-hati pada penderita gangguan fungsi ginjal.
Efek Samping :
- Mual, muntah, diare, dyspepsia, konstipasi, pusing, sakit kepala, ulkus peptikum
hemoragi perforasi, kemerahan kulit, gangguan fungsi ginjal dan hati, nyeri
abdomen, konfusi ringan, vertigo, oedema, insomnia.
- Reaksi hematologi : trombositopenia.
- Bronkospasma dan anafilaksis jarang terjadi.

Aspirin (Asam Asetilsalisilat / ASA / Asetosal)


Komposisi:
Tiap tablet mengandung salbutamol Aspirin / Asam Asetilsalisilat 500 mg
Farmakologi:
Aspirin atau
asam
asetilsalisilat
(asetosal)
adalah
sejenis obat turunan
dari salisilatyang
sering
digunakan
sebagai
senyawa analgesik (penahan
rasa sakit atau
nyeri
minor), antipiretik (terhadap
demam),
dan
antiinflamasi (peradangan). Aspirin juga memiliki efek antikoagulan dan dapat digunakan
dalam dosis rendah dalam tempo lama untuk mencegah serangan jantung.
Asam asetil salisiliat/aspirin menghambat produksi prostaglandin (sebuah zat
spesifik yang menyebabkan rasa sakit dan demam) untuk mengurangi respons
tubuh terhadap serangkaian proses kimia yang akhirnya menuju terbentuknya rasa
sakit.

Indikasi:
Meringankan rasa sakit, nyeri otot dan sendi, demam, nyeri karena haid, migren,
sakit kepala dan sakit gigi tingkat ringan hingga agak berat.
Kontraindikasi
Tukak lambung dan peka terhadap derivet asam salisilat, penderita asma dan alergi,
penderita yang pernah atau sering mengalami pendarahan di bawah kulit, penderita
hemofilia;, anak-anak di bawah umur 16 tahun.
-

Dosis:
Dewasa
: 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu)
Anak-anak di atas 5 tahun
: - 1 tablet, 3 kali sehari (bila perlu)
Untuk pemakaian efektif, tiap tablet sebaiknya diminum dengan banyak air. Juga
disarankan untuk terlebih dahulu melarutkan tablet di dalam air dan meminumnya
dengan kira-kira hingga 1 gelas air. Ini memungkinkan proses pelarutan yang
cepat di dalam lambung dan penyerapan bahan aktif yang cepat ke dalam saluran
darah melalui usus, hingga membuatnya lebih efektif.
Sebaiknya dikonsumsi setelah makan.
Efek Samping:
Iritasi lambung , rasa mual, muntah-muntah

Peringatan dan Perhatian:


Gangguan renal, kekurangan G6PD.
Wanita hamil yang mendekati masa melahirkan.
Pasien dengan flu, cacar air, atau demam haemoragis, nyeri gastro-intestinal (GI)
atau asma.
Terjadinya muntah-muntah yang terus-menerus dapat menjadi tanda terjadinya
Reyes syndrome (segera tangani).

Piroxicam

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung Piroxicam 10 mg
Tiap kapsul mengandung Piroxicam 20 mg
Farmakologi:
Piroksikam adalah anti inflamasi non steroid yang mempunyai aktifitas anti inflamasi,
analgesik dan antipiretik.
Aktivitas kerja Piroksikam belum sepenuhnya diketahui, diperkirakan melalui
interaksi beberapa tahap respon imun dan inflamasi, antara lain: penghambatan
enzim siklo-oksigenase pada biosintesa prostaglandin, penghambatan agregasi

netrofil dalam pembuluh darah, penghambatan migrasi polimorfonuklear (PMN) dan


monosit ke daerah inflamasi.
Pada pemberian oral, Piroksikam diabsorbsi dengan baik, berikatan dengan protein
plasma sebanyak 99%. Konsentrasi puncak dalam plasma tercapai 3 5 jam
setelah pemberian dan waktu paruh lebih kurang 50 jam.
Metabolisme terjadi dalam hati dan diekskresi terutama melalui urin, 5% diantaranya
dalam bentuk utuh dalam urin dan feses.
Indikasi:
Terapi simptomatik rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, gangguan
muskuloskeletal akut dan gout akut.
-

Kontraindikasi
Penderita asma yang mempunyai riwayat tukak lambung, perforasi atau perdarahan
lambung.
Pendeita yang hipersensitif terhadap obat ini.
Terhadap penderita yang mengalami bronkospasme, polip hidung dan angioedema,
apabila diberikan aspirin atau anti inflamasi non steroid lain.
Dosis:
Dewasa:
Rematoid artritis, osteoartritis, ankilosing spondilitis, dosis awal 20 mg dalam dosis
tunggal.
Gout akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 4 - 6 hari.
Gangguan muskuloskeletal akut, 40 mg sehari dalam dosis tunggal selama 2 hari,
selanjutnya 20 mg sehari dalam dosis tunggal selama 7 - 14 hari.
Dosis untuk anak belum diketahui.

Efek Samping:
Keluhan gastrointestinal, misalnya anoreksia, nyeri perut, konstipasi, diare, flatulen,
mual, muntah, perforasi, tukak lambung dan duodenum.
Gangguan hematologik seperti trombositopenia, depresi sumsum tulang.
Gangguan kulit: eritema, dermatitis eksfoliatif, sindroma Stevens-Johnson.
Gangguan Saraf pusat: sakit kepala, pusing, depresi, insomnia, gugup.
Efek samping lain seperti hiperkalemia, sindroma nefrotuk, nyeri, demam,
penglihatan kabur, hipertensi dan reaksi hipersensitif.
Peringatan dan Perhatian:
Tidak dianjurkan pemberian pada wanita hamil dan menyusui.
Hati-hati pemberian pada gangguan pencernaan, jantung, hipertensi dan keadaan
predesposisi retensi air, ginjal dan hati.
Kemanan penggunaan untuk anak-anak belum diketahui dengan pasti.
Interaksi Obat:
Pemberian piroksikam bersama antikoagulan oral, sulfonil urea atau salisilat harus
hati-hati dan dipantau.
Asetosal dan piroksikam tidak boleh diberikan secara bersama-sama.
Piroksikam dilaporkan dapat meningkatkan kadar litium dalam darah.

Meloxicam

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Meloxicam 7,5 mg
Tiap tablet mengandung Meloxicam 15 mg
Farmakologi:
Meloxicam merupakan golongan Anti Inflamasi Non steroid (NSAID) derivat asam
enolat yang bekerja dengan cara menghambat biosintesis prostaglandin yang
merupakan mediator inflamasi melalui penghambat cyclooxygenase 2 (COX-2),
sehingga terjadinya proses inflamasi dapat dihambat tanpa terjadi efek samping
terhadap ginjal dan gastro intestinal yang merupakan ciri khas pada penggunaan
obat-obat Anti Inflamasi Non Steroid selama ini.
Indikasi:
- Terapi simptomatik jangka pendek pada eksaserbasi osteoarthritis akut.
- Terapi simptomatik jangka panjang arthritis rematoid (poliartritis kronik).
-

Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap meloxicam, acetosal atau obat-obat anti
inflamasi non steroid lainnya.
Masa kehamilan atau menyusui.
Anak-anak dan remaja yang umurnya kurang dari 15 tahun.
Ulkus lambung yang aktif.
Insufisiensi hepar berat.
Insufisiensi ginjal berat yang tidak dianalisa.
Perdarahan saluran pencernaan, perdarahan pembuluh darah otak atau perdarahan
penyakit lainnya.
Tidak boleh diberikan kepada penderita yang diketahui memiliki riwayat/gejala asma,
polip hidung, angioedema atau urtikaria setelah penggunaan AINS lainnya.
Dosis:
Osteoartritis: 7,5 mg 1 x sehari.Bila diperlukan dosis dapat ditingkatkan hingga 15
mg 1 x sehari.
Artritis rematoid: 15 mg 1 x sehari. Dosis dapat dikurangi hingga 7,5 mg 1 x sehari,
tergantung respon terapetik.
Gagal ginjal berat maksimal 7,5 mg 1 x sehari.
Efek Samping:
Efek samping jarang terjadi, seperti:
Gangguan pencernaan: sakit perut, konstipasi, diare, dispepsia, flatulence, mual dan
muntah.
Seluruh tubuh: edema, pain.

Sistem saraf pusat dan periferal: pusing, sakit kepala.


Hematologi: anemia.
Musculo-skeletal: artralgia, back pain.
Psikiatri: insomnia.
Sistem pernafasan: batuk, sistem pernafasan bagian atas, infeksi saluran
pernafasan.
Kulit: pruritus, rash.
Saluran kemih: micturition frequency, infeksi saluran kemih.
Peringatan dan Perhatian:
Iritasi saluran cerna, tukak lambung, pendarahan dan perforasi dapat terjadi pada
penggunaan obat-obat NSAID.
Hati-hati jika diberikan kepada pasien dengan riwayat penyakit gastrointestinal
(pendarahan dan tukak), penurunan fungsi ginjal, kegagalan fungsi hati, penyakit
hepatik, dehidrasi, hipertensi ataupun asma.
Hati-hati jika diberikan pada orang tua.
Hati-hati jika digunakan bersamaan dengan antikoagulan.
Keamanan penggunaan pada anak belum diketahui dengan pasti.
Keamanan penggunaan untuk ibu menyusui belum diketahui dengan pasti maka
tergantung dari pentingnya pengobatan bagi si ibu disarankan untuk menghntikan
penggunaan obat atau berhenti menyusui.
Penderita sebaiknya diberitahu tentang tanda-tanda atau gejala-gejala toksisitas
gangguan pencernaan yang serius dan langkah-langkah yang harus diambil jika
terjadi.
Pengobatan harus dihentikan pada kasus tukak lambung atau perdarahan gangguan
saluran
pencernaan.
Interaksi Obat:

Risiko pendarahan dapat meningkat jika diberikan bersamaan dengan antikoagulan


(walfarin, heparin), anti platelet (ticlopidine, clopidogrel, aspirin, abciximab, dipyridamole,
eptifibatide, tirofiban).
NSAID dapat menurunkan efek antihipertensi dari ACE Inhibitor, hidralazine dan thiazide.
Penggunaan bersamaan dengan kortikosteroid dapat meningkatkan risiko tukak lambung.
Aspirin meningkatkan konsentrasi meloxicam dalam serum.
Cholestyramine (kemungkinan juga colestipol) meningkatkan meloxicam clearance.
NSAID dapat meningkatkan nefrotoksisitas cylosporine.
NSAID dapat meningkatkan kadar litium.
Konsumsi alkohol dapat meningkatkan iritasi mukosa lambung.

Fenilbutazon (Phenylbutazone)
Komposisi:
Tiap tablet mengandung Fenilbutazon 200 mg
Cara Kerja Obat:
Efek anti-inflamasi fenilbutazon untuk penyakit atritis reumatoid dan sejenisnya
sama kuat dengan salisilat, tetapi efek toksiknya berbeda. Efek analgesik terhadap
nyeri yang sebabnya nonreumatik lebih lemah dari salisilat. Fenilbutazon
memperlihatkan retensi natrium klorida yang nyata, disertai dengan pengurangan
diuresis dan dapat menimbulkan udem. Fenilbutazon memperlihatkan efek urikosurik
ringan dengan menghambat reabsorpsi asam urat melalui tubuli.
Indikasi:
Untuk ankylosing spondylitis aktif, arthritis gout akut, rheumatoid arthritis aktif,
osteoarthritis akut. Digunakan pada penderita dimana pengobatan lain termasuk
AINS lain tidak memberikan hasil.
Kontraindikasi:
- Udem, dekompensasi jantung, ulkus lambung, riwayat diskrasia darah, anak berusia
kurang dari 14 tahun, kerusakan ginjal dan hati, hipersensitif terhadap Fenilbutazon.
- Penderita dengan hipertensi, penyakit jantung, penyakit ginjal, dan gangguan fungsi
hati sehubungan dengan sifatnya yang menyebabkan retensi air dan natrium.
Dosis:
Dosis disesuaikan dengan :
- Untuk arthritis rheumatoid aktif, osteoarthritis akut dan ankylosing spondylitis aktif :
300 - 600 mg sehari dalam 3 - 4 kali dosis bagi, selanjutnya diturunkan sesuai
kebutuhan dengan dosis 200 - 300 mg sehari dalam dosis bagi.
Jika tidak ada respon pemberian obat harus dihentikan.
- Arthritis gout akut : dosis awal 500- 800 mg sehari dalam 2 - 3 dosis bagi untuk 1 - 3
hari, selanjutnya diberikan 200 - 400 mg sehari, sampai 7 hari.
Efek Samping:
Mual, muntah, rasa tidak nyaman pada ulu hati, diare, vertigo, insomnia (susah
tidur), euforia (keadaan emosi yang gembira berlebihan), hematuria (kencing yang
bercampur darah), dan pandangan buram.
Peringatan dan Perhatian:
- Untuk mengatasi iritasi, obat ditelan bersama makanan atau susu.
- Sebaiknya tidak digunakan pada pasien usia 60 tahun atau lebih, wanita hamil dan
menyusui

Ibuprofen

Komposisi:
- Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 200 mg.
- Tiap tablet salut selaput mengandung ibuprofen 400 mg.
Farmakologi:
Ibuprofen merupakan derivat asam fenil propionat dari kelompok obat antiinflamasi
non steroid. Senyawa ini bekerja melalui penghambatan enzim siklo-oksigenase
pada biosintesis prostaglandin, sehingga konversi asam arakidonat menjadi PG-G2
terganggu.
Prostaglandin berperan pada patogenesis inflamasi, analgesia dan demam. Dengan
demikian maka ibuprofen mempunyai efek antiinflamasi dan analgetik-antipiretik.
Khasiat ibuprofen sebanding, bahkan lebih besar dari pada asetosal (aspirin)
dengan efek samping yang lebih ringan terhadap lambung.
Pada pemberian oral ibuprofen diabsorbsi dengan cepat, berikatan dengan protein
plasma dan kadar puncak dalam plasma tercapai 1 2 jam setelah pemberian.
Adanya makanan akan memperlambat absorbsi, tetapi tidak mengurangi jumlah
yang diabsorbsi. Metabolisme terjadi di hati dengan waktu paruh 1,8 2 jam.
Ekskresi bersama urin dalam bentuk utuh dan metabolit inaktif, sempurna dalam 24
jam.
Indikasi:
Karena efek analgesik dan antiinflamasinya maka dapat digunakan untuk
meringankan gejala-gejala penyakit rematik tulang, sendi dan non-sendi.
Juga dapat digunakan untuk meringankan gejala-gejala akibat trauma otot dan
tulang/ sendi (trauma muskuloskeletal).
Karena efek analgesiknya maka dapat digunakan untuk meringankan nyeri ringan
sampai sedang antara lain nyeri pada dismenore primer (nyeri haid), nyeri pada
penyakit gigi atau pencabutan gigi, nyeri setelah operasi, sakit kepala.
-

Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap asetosal (aspirin) atau obat antiinflamasi non
steroid lainnya, wanita hamil dan menyusui, serta anak dibawah usia 14 tahun.
- Penderita dengan syndroma nasal polyps, angioderma dan reaksi
bronchospasma terhadap asetosal (aspirin) atau antiinflamasi non steroid yang lain.
Dapat menyebabkan reaksi anafilaktik.

Dosis:
- Dewasa :
Untuk analgesik dan antiinflamasi (rematik tulang, sendi dan non-sendi, trauma otot dan
tulang / sendi) :
Dosis yang dianjurkan : sehari 3 4 x 400 mg.
Pada permulaan pemakaian sebaiknya menggunakan dosis minimum yang efektif yaitu 400
mg 3 kali sehari.
Untuk analgesik :
Dosis yang dianjurkan : 200 mg sampai 400 mg 3 4 kali sehari.

- Anak :
10 mg Ibuprofen per kilogram berat badan
-

Efek Samping :
Walaupun jarang terjadi, tapi timbul efek samping sebagai berikut : gangguan saluran
pencernaan
termasuk
mual,
muntah,
gangguan
pencernaan, diare,konstipasi dan nyeri lambung.
Juga pernah dilaporkan terjadi ruam pada kulit, bronchospasme (penyempitan
bronkus), trombositopenia (penurunan sel pembeku darah).
Peringatan dan Perhatian :
Pada uji klinis, dosis lebih besar dari 400 mg tidak lebih efektif dibanding dosis 400
mg.
Tidak boleh melebihi dosis yang dianjurkan.
Penggunaan Ibuprofen harus hati-hati pada penderita : Lupus eritematosus
sistematik dan Gangguan fungsi hati dan ginjal.
Karena Ibuprofen dapat menyebabkan penyempitan bronkhus (bronchospasme)
maka hati-hati pada penderita asma.
Karena pernah dilaporkan terjadi retensi cairan dan edema, maka hati-hati pada
penderita yang pernah menderita penyakit gagal jantung.
Pada umumnya pendarahan pada lambung dan/ atau ulcer atau perforasi pada
pasien usia lanjut akan lebih berat.
Tidak dianjurkan untuk wanita hamil dan menyusui.
Selama menggunakan obat ini jangan minum asetosal, juga obat antikoagulan (anti
pembekuan darah) golongan warfarin.
Penurunan ketajaman penglihatan dan kesulitan membedakan warna dapat terjadi,
tetapi sangat jarang dan akan sembuh bila obat dihentikan. Apabila terjadi gangguan
penglihatan maka obat harus segera dihentikan dan memeriksakan mata ke dokter.

Interaksi Obat
- Hindari pemberian bersamaan dengan antikoagulan, antitrombotik dan obat-obatan
AINS lain.
- Hindari pemberian bersamaan dengan ACE (Angiotensin Converting Enzyme)
inhibitor.

Tramadol

Komposisi:
Tiap kapsul mengandung 50 mg tramadol hydrochloride.
Cara Kerja Obat:
Tramadol adalah analgesik kuat yang bekerja pada reseptor opiat.
Tramadol mengikat secara stereospesifik pada reseptor di sistem syaraf pusat
sehingga memblok sensasi rasa nyeri dan respon terhadap nyeri. Disamping itu
tramadol menghambat pelepasan neurotransmitter dari syaraf aferen yang sensitif
terhadap rangsang, akibatnya impuls nyeri terhambat.
Indikasi:
Tramadol diindikasikan untuk mengobati dan mencegah nyeri yang sedang hingga
berat, seperti tersebut di bawah ini:
- Nyeri akut dan kronik yang berat.
- Nyeri pasca bedah.

Dosis:
Dewasa dan anak di atas 14 tahun.
Dosis umum
: dosis tunggal 50 mg. Dosis tersebut biasanya cukup untuk
meredakan nyeri, apabila masih terasa nyeri dapat ditambahkan 50 mg setelah
selang waktu 30 60 menit.
Dosis maksimum : 400 mg sehari.
Dosis sangat tergantung pada intensitas rasa nyeri yang diderita.
Penderita gangguan hati dan ginjal dengan klirens kreatinin < 30 ml/menit :
50
100 mg setiap 12 jam, maksimum 200 mg sehari.
Peringatan dan Perhatian:
Hati-hati bila digunakan pada penderita dengan trauma kepala, peningkatan tekanan
intrakranial, gangguan fungsi ginjal dan hati yang berat atau hipersekresi bronkus;
karena dapat meningkatkan resiko kejang atau syok.
Dapat terjadi penurunan fungsi paru apabila penggunaan TRAMADOL dikombinasi
dengan obat-obat depresi SSP lainnya atau bila melebihi dosis yang dianjurkan.
Tramadol tidak boleh digunakan pada penderita ketergantungan obat. Meskipun
termasuk agonis opiat, Tramadol tidak dapat menekan gejala putus obat, akibat
pemberian morfin.

Tramadol sebaiknya tidak diberikan pada wanita hamil, kecuali benar-benar


diperlukan.
0,1% Tramadol diekskresikan melalui ASI (Air Susu Ibu).
Tramadol dapat mengurangi kecepatan reaksi penderita, seperti kemampuan
mengemudikan kendaraan ataupun mengoperasikan mesin.
Lama pengobatan
Pada pengobatan jangka panjang, kemungkinan terjadi ketergantungan, oleh karena
itu dokter harus menetapkan lamanya pengobatan. Tidak boleh diberikan lebih lama
daripada yang diperlukan.
Efek Samping:
- Efek samping yang umum terjadi seperti pusing, sedasi, lelah, sakit kepala, pruritus,
berkeringat, kulit kemerahan, mulut kering, mual, muntah, dispepsia dan obstipasi.
- Efek samping yang berupa ketergantungan sangat jarang terjadi.
Kontraindikasi:
Penderita yang hipersensitif terhadap tramadol atau opiat dan penderita yang
mendapatkan pengobatan dengan penghambat MAO, intoksikasi akut dengan
alkohol, hipnotik, analgesik atau obat-obat yang mempengaruhi SSP lainnya.

Na Diklofenak

Komposisi:
- Tiap tablet salut enteric mengandung natrium diklofenak 25 mg.
- Tiap tablet salut enteric mengandung natrium diklofenak 50 mg.
Cara Kerja Obat:
Diklofenak adalah golongan obat non steroid dengan aktivitas anti-inflamasi,
analgesic dan antipiretik. Aktivitas diklofenak menghambat enzim siklo-oksigenase
sehingga pembentukan prostaglandin terhambat.
Indikasi:
Pengobatan akut dan kronis gejala-gejala rematoid artritis, osteoartritis dan
ankilosing
spondilitis.
Dosis:
- Osteoartritis : 2 - 3 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Reumatoid artritis : 3 - 4 kali sehari 50 mg atau 2 kali sehari 75 mg.
- Ankilosing spondilitis : 4 kali sehari 25 mg ditambah 25 mg saat akan tidur.
Tablet harus ditelan utuh dengan air, sebelum makan.

Peringatan dan Perhatian :


Hati-hati penggunaan pada penderita dekomposisi jantung atau hipertensi, karena
diklofenak dapat menyebabkan retensi cairan dan edema.
Hati-hati penggunaan pada penderita gangguan fungsi ginjal, jantung, hati, penderita
usia lanjut dan penderita dengan luka atau perdarahan pada saluran pencernaan.
Hindarkan penggunaan pada penderita porfiria hati.
Hati-hati penggunaan selama kehamilan karena diklofenak dapat menembus
plasenta.
Diklofenak tidak dianjurkan untuk ibu menyusui karena diklofenak diekskresikan
melalui ASI.
Pada anak-anak efektivitas dan keamanannya belum diketahui dengan pasti.

Efek Samping :
- Efek samping yang umum terjadi seperti nyeri/keram perut, sakit kepala, retensi
cairan, diare, nausea, konstipasi, flatulen, kelainan pada hasil uji hati, indigesti, tukak
lambung, pusing, ruam, pruritus dan tinitus.
- Peninggian enzim-enzim aminotransferase (SGOT, SGPT) hepatitis.
- Dalam kasus terbatas gangguan hematologi (trombositopenia, leukopenia, anemia,
agranulositosis).
-

Kontraindikasi
Penderita yang hipersensitif terhadap diklofenak atau yang pernah menderita asma,
urtikaria atau alergi pada pemberian aspirin atau NSAIDs lain.

Asam Mefenamat

Komposisi:
Tiap tablet salut selaput mengandung Asam Mefenamat 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Asam Mefenamat merupakan kelompok antiinflamasi non steroid bekerja dengan
cara menghambat sintesa prostaglandin dalam jaringan tubuh dengan menghambat
enzim siklooksiginase sehingga mempunyai efek analgesik, antiinflamasi dan
antipiretik.
Indikasi:
Dapat menghilangkan nyeri akut dan kronik, ringan sampai sedang sehubungan
dengan sakit kepala, sakit gigi, dismenore primer, termasuk nyeri karena trauma,

nyeri sendi, nyeri otot, nyeri sehabis operasi, nyeri pada persalinan.
Dosis:
- Dewasa dan anak di atas 14 tahun :
Dosis awal yang dianjurkan 500 mg kemudian dilanjutkan 250 mg tiap 6 jam.
- Dismenore
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi ataupun sakit dan
dilanjutkan selama 2-3 hari.
- Menoragia
500 mg 3 kali sehari, diberikan pada saat mulai menstruasi dan dilanjutkan selama 5
hari atau sampai perdarahan berhenti.
Peringatan dan Perhatian :
- Sebaiknya diminum sesudah makan
- Hati-hati jika dugunakan pada wanita hamil dan menyusui
- Keamanan penggunaan pada anak-anak dibawah 14 tahun belum diketahui dengan
pasti.
Efek Samping :
- Sistem pencernaan : mual, muntah, diare, dan rasa sakit pada abdominal.
- Sistem hematopoetik : leukopenia, eosinophilia, trombocytopenia dan
agranulocytopenia.
- Sistem saraf : rasa mengantuk, pusing, penglihatan kabur dan insomnia.
-

Kontraindikasi
Pasien yang hipersensitif terhadap Asam Mefenamat
Pasien yang dengan Aspirin mengalami bronkospasme, alergi rhinitis dan urtikaria.
Penderita dengan tukak lambung dan usus
Penderita dengan gangguan ginjal yang berat

Paracetamol (Acetaminophen)

Komposisi:
- Tablet : Satu tablet mengandung 500 mg Paracetamol
- Sirup : 5 ml mengandung 120 mg Paracetamol

Cara Kerja Obat:


Parasetamol adalah drivat p-aminofenol yang mempunyai sifat antipiretik /
analgesik.Sifat antipiretiknya disebabkan oleh gugus aminobenzen dan
mekanismenya diduga berdasarkan efek sentral. Sifat analgesik Parasetamol dapat
menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat antiinflamasinya sangat
rendah sehingga tidak digunakan sebagai antirematik. Pada penggunaan per oral
Parasetamol diserap dengan cepat melalui saluran cerna. Kadar maksimum dalam
plasma dicapai dalam waktu 30 menit sampai 60 menit setelah pemberian.
Parasetamol diekskresikan melalui ginjal, kurang dari 5% tanpa mengalami
perubahan dan sebagian besar dalam bentuk terkonjugasi. Sifat analgesik
parasetamol dapat menghilangkan rasa nyeri ringan sampai sedang. Sifat
antiinflamasinya sangat lemah sehingga sehingga tindak digunakan sebagai
antirematik.
Indikasi:
Sebagai antipiretik/analgesik, termasuk bagi pasien yang tidak tahan asetosal.
Sebagai analgesik, misalnya untuk mengurangi rasa nyeri pada sakit kepala, sakit
gigi, sakit waktu haid dan sakit pada otot.menurunkan demam pada influenza dan
setelah vaksinasi.

Kontraindikasi
Hipersensitif
terhadap
paracetamol
dan
defisiensi
glokose-6-fosfat
dehidroganase.tidak boleh digunakan pada penderita dengan gangguan fungsi hati.
Dosis:
Dewasa: 500 mg (1 tablet) 3 4 kali sehari
Anak:
3 bulan 1 tahun : 60 120 mg (2,5 5 ml sirup) 3 4 kali sehari
1 6 tahun : 120 240 mg (5 10 ml sirup) 3 4 kali sehari
> 6 tahun : 250 500 mg (1/2 1 tablet) 3 4 kali sehari
Efek Samping:
Kasus terjadinya thrombocytopenic purpura dan haemolytic anaemia dan
agranulocytosis pernah tercatat.
Dosis besar dapat menyebabkan kerusakan hati.
Hepatik nekrosis kronis pernah dilaporkan pada penderita yang menggunakan
parasetamol dengan dosis teraputik hariannya selama 1 tahun, tetapi suatu
penilaian kembali dari sekelompok penderita dengan chronic active hepatitis gagal
membuktikan perbedaan-perbedaan pada kelainan fungsi hati pada penderita yang
menggunakan parasetamol dalam jangka panjang, maupun tidak menunjukkan
perbaikan setelah parasetamol dihentikan.
Efek nefrotoksik jarang terjadi pada dosis teraputik parasetamol yang dianjurkan,
kecuali pada pemakaian jangka panjang pernah dilaporkan.
Peringatan dan Perhatian:
Paracetamol sudah digunakan secara luas, dan pada dosis yang dianjurkan, efek
sampingnya ringan dan jarang terjadi. Laporan mengenai efek yang tidak diinginkan,
jarang. Kebanyakan laporan dari efek samping parasetamol berhubungan dengan
dosis yang berlebihan.
Paracetamol harus digunakan dengan hati-hati pada penderita payah hati dan
disfungsi ginjal.

Antalgin (Metampiron)

Komposisi:
Tiap tablet mengandung Antalgin 500 mg.
Cara Kerja Obat:
Antalgin adalah derivat metansulfonat dan amidopirina yang bekerja terhadap
susunan saraf pusat yaitu mengurangi sensitivitas reseptor rasa nyeri dan
mempengaruhi pusat pengatur suhu tubuh. Tiga efek utama adalah sebagai
analgesik, antipiretik dananti-inflamasi.
Antalgin mudah larut dalam air dan mudah diabsorpsi ke dalam jaringan tubuh.
Indikasi:
Untuk menghilangkan rasa sakit, terutama kolik dan sakit setelah operasi.
-

Kontraindikasi
Pada penderita yang alergi terhadap derivat pirazolon. Kasus porfiria hati (amat
jarang) dan defisiensi bawaan glukosa-6-fosfat-dehidrogenase.
Penderita yang hipersensitif.
Bayi 3 bulan pertama atau dengan berat badan dibawah 5 kg.
Wanita hamil terutama 3 bulan pertama dan 6 minggu terakhir.
Penderita dengan tekanan darah < 100 mmHg.
Dosis:
Oral
Dewasa: 500 - 1000 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 3 gram sehari)
Anak-anak: 250 - 500 mg 3 - 4 kali sehari (maksimum 1 gram untuk < 6 tahun dan 2
gram untuk 6 - 12 tahun).
Efek Samping :
Gejala kepekaan yang manifestasinya kelainan pada kulit. Pada penggunaan jangka
panjang dapat menyebabkan agranulositosis.

Peringatan dan Perhatian :


- Karena dapat menimbulkan agranulositosis yang berakibat fatal, maka sebaiknya
tidak digunakan terus-menerus dalam jangka panjang.
- Hati-hati pada penderita yang pernah mengalami gangguan pembentukan darah /
kelainan darah.

Anda mungkin juga menyukai