diharapkan bahwa pertumbuhan konsumsi energi tersebut dapat mencapai nilai optimum yang
lebih kecil dari keadaan sekarang. Pengelolaan energi yang baik didasarkan pada prinsip
prinsip konservasi energi, efisiensi energi, dan diversifikasi energi.
Presiden Indonesia pada G-20 Pittsburgh dan COP15 telah berkomitmen untuk mengurangi
emisi gas rumah kaca pada tahun 2020 sebesar 26 %,yang didukung dari sektor kehutanan 14%,
sektor pengembangan energi baru dan terbarukan serta konservasi energi sebesar 6% dan sektor
sampah 6%. Pemerintah Indonesia pada saat ini sedang giatnya mendorong diversifikasi
penggunaan energi domestik kepada gas alam dan batubara. Program ini akan mengurangi
tekanan tambahan permintaan pada sumber energi minyak bumi.
Di Indonesia, terjadi suatu ketimpangan eksplorasi dan eksploitasi energi fosil. Terhitung
bahwa rasio cadangan per produksi liquid lebih kecil dari rasio cadangan per produksi gas, yakni
8,9 dan 16,3 secara berurutan. Atau dalam kata lain, kepunahan liquid akan lebih cepat dibandingkan dengan kepunahan gas. Hal ini mengindikasikan bahwa Indonesia harus segera
mengalihkan fokus pengelolaan energi fosil dari liquid ke gas, serta memberdayakan potensi
energi lainnya.
Namun pada kenyataannya, tak dapat dipungkiri bahwa bahan bakar fosil merupakan bahan
bakar yang paling melimpah di seluruh dunia dan cukup lama dikembangkan, sehingga banyak
digunakan. Bahkan hingga tahun 2020 nanti, bahan bakar fosil diramalkan akan tetap menjadi
primadona. Terutama bahan bakar minyak dengan dominasinya. Sehingga, penting untuk
mengenali lebih jauh kepada ketiga teratas hasil olahan bahan bakar fosil tersebut.
Pada tahun 2010, konsumsi bahan bakar total di Indonesia diperkirakan mencapai hampir 2
juta barrel per hari jauh melampaui kapasitas produksi nasional sekitar 1 juta barrel per hari.
Sehingga mutlak diperlukan pencarian teknologi yang bisa mendukung terwujudnya ketahanan
energy nasional, dengan meminimalkan dampak terhadap lingkungan dan mengurangi
ketergantungan pada bahan bakar minyak. Masalah lain yang dihadapi Indonesia adalah produksi
minyak bumi kita cenderung menurun sehingga Indonesia sudah menjadi negara pengimpor
minyak terutama untuk memenuhi kebutuhan transportasi. Minyak bumi Indonesia diperkirakan
akan habis sebelum 2025. Kementerian ESDM berusaha memperlambat laju penurunan produksi
minyak bumi pada 2011 dari 12% menjadi 3% dengan optimalisasi lapangan yang ada dan
pengembangan lapangan baru.
SUMBER ENERGI TERBARUKAN
1. Energi Panas Bumi (geothermal)
Indonesia mempunyai potensi panas bumi sangat besar, 30-40 % potensi sumberdaya
panas bumi dunia, tersebar di kepulauan Indonesia. Potensi sumberdaya dan cadangan panas
bumi Indonesia diperkirakan sebesar 28.170 MW. Sebagai daerah vulkanik, wilayah
Indonesia sebagian besar kaya akan sumber energi panas bumi. Jalur gunung berapi
membentang di Indonesia dari ujung Pulau Sumatera sepanjang Pulau Jawa, Bali, NTT, NTB
menuju Kepulauan Banda, Halmahera, dan Pulau Sulawesi. Potensi energi panas bumi total
adalah 19.658 MW dengan rincian di Pulau Jawa 8.100 MW, Pulau Sumatera 4.885 MW, dan
sisanya tersebar di Pulau Sulawesi dan kepulauan lainnya. Sumber panas bumi yang sudah
dimanfaatkan saat ini adalah 803 MW.
2. Energi surya
Menurut penelitian BBPT yang dilakukan di Sulawesi Tenggara, didapat energy harian
antara 2 sampai 7 kWh per meter persegi per hari dengan rata-rata harian 5,16kWh per meter
persegi per harinya.
3. Energi hidro
Menurut data ESDM, potensi hidro yang ada di Indonesia untuk skala besar
teridentifikasi 75 GW dengan kapasitas terpasang 57 GW atau hanya termanfaatkan 7,54 %.
Sedangkan untuk energy hidro skala kecil, Indonesia mempunyai potensi sebesar 769,7 MW
dan baru dimanfaatkan sebesar 217,7 MW atau sekitar 28,31 %.
4. Energi angina
Lokasi yang paling potensial adalah Indonesia bagian timur dengan rata-rata kecepatan
angin sebesar 7 m/s.
5. Energi laut
Indonesia mempunyai potensi yang sangat besar, khususnya Indonesia bagian timur
yaitu sekitar 1.650 MW. Energi samudra ada tiga macam, yaitu energi panas laut, energi
pasang surut, dan energi gelombang. Prinsip energi panas laut yaitu dengan menggunakan
beda temperatur antara temperatur di permukaan laut dan temperatur di dasar laut, energi
pasang surut dengan menggunakan prinsip beda ketinggian antara laut pasang terbesar dan
laut surut terkecil, sedangkan energi gelombang adalah dengan menggunakan prinsip besar
ketinggian gelombang dan panjang gelombang. Dengan prinsip-prinsip di atas, maka dengan
menggunakan turbin akan dihasilkan energi listrik. Potensi energi panas laut di Indonesia
bisa menghasilkan daya sekitar 240.000 MW, sedangkan untuk energi pasang surut dan
energi gelombang masih sulit diprediksi karena masih banyak ragam penelitian yang belum
bisa didata secara rinci.
6. Energi Nuklir
Diantara pro dan kontra, energy nuklir dinilai merupakan salah satu solusi karena tingkat
emisi CO2 nya yang rendah yaitu sebesar 25 gram CO2/kwh. Indonesia saat ini boleh
dibilang sedang krisis energi. pemakaian energi yang tiap tahun trus bertambah tidak
diimbangi dengan pembangkit energi, malahan energi yang dihasilkan trus menurun karena
faktor efisiensi dari pebangkit yang jg menurun. Energi nuklir yang banyak digunakan di
negara2 maju asih blom ditrima di Indonesia dengan berbagai alasan. Padahal energi nuklir
selain murah juga tidak ada emisi gas CO2 seperti pada pebangkit berbahan bakar fosil.
Alasan mengenai limbah nuklir yg bisa mencemari lingkungan itu salah, karena limbah
nuklir tidak pernah dibuang tetapi disimpan, dan libah nuklir sendiri masih bernilai ekonomis
tinggi. bayangkan saja 1 gram Uranium dapat menghasilkan energi setara 10.000 ton
batubara. masalah lain yg sering diangkat juga mengenai bahaya radiasi. radiasi dari reaktor
nuklir tidak lebih besar daripada radiasi pada televisi di rumah kita. Kebutuhan energi
nasional dari tahun ke tahun semakin meningkat, terutama kebutuhan energi listrik.
Peningkatan tersebut sejalan dengan laju pertumbuhan ekonomi, laju pertumbuhan
penduduk, dan pesatnya perkembangan sektor industri.
Energi nuklir adalah energi baru yang perlu dipertimbangkan karena energi ini bisa
menghasilkan energi yang dalam order yang besar sampai ribuan megawatt, tetapi harus
memerhatikan beberapa aspek. Aspek itu antara lain aspek keselamatan, sosial, ekonomi,
teknis, sumber daya manusia, dan teknologi.
7. Energi air
Indonesia memiliki potensi besar untuk pengembangan pembangkit listrik tenaga air. Itu
disebabkan kondisi topografi Indonesia bergunung dan berbukit serta dialiri oleh banyak
sungai dan daerah daerah tertentu mempunyai danau/waduk yang cukup potensial sebagai
sumber energi air. Besar potensi energi air di Indonesia adalah 74.976 MW, sebanyak 70.776
MW ada di luar Jawa, yang sudah termanfaatkan adalah sebesar 3.105,76 MW sebagian
besar berada di Pulau Jawa. Selain PLTA, energi mikrohidro (PLTMH) yang mempunyai
kapasitas 200-5.000 kW potensinya adalah 458,75 MW, sangat layak dikembangkan untuk
memenuhi kebutuhan tenaga listrik di daerah pedesaan di pedalaman yang terpencil ataupun
pedesaan di pulau-pulau kecil dengan daerah aliran sungai yang sempit.
8. Energi Biomassa
Biomassa merupakan sumber energi primer yang sangat potensial di Indonesia, yang
dihasilkan dari kekayaan alamnya berupa vegetasi hutan tropika. Biomassa bisa diubah
menjadi listrik atau panas dengan proses teknologi yang sudah mapan Besarnya potensi
limbah biomassa padat di seluruh Indonesia adalah 49.807,43 MW. Pemanfaatan energi
biomassa dan biogas di seluruh Indonesia sekitar 167,7 MW yang berasal dari limbah tebu
dan biogas sebesar 9,26 MW yang dihasilkan dari proses gasifikasi.
dapat dihemat sehingga cadangan bahan bakar fosil dapat bertahan lebih lama daripada kondisi
sebelumnya jika tidak dihemat.
DAFTAR PUSTAKA
Anonim. TT. Konservasi dan Diversifikasi Energi Kunci Ketahanan Energi.
http://www.tekmira.esdm.go.id/newtek2/index.php/component/content/article/7-beritaeksternal/6-konservasi-dan-diversifikasi-energi-kunci-ketahanan-energi.html [diakses 14
November 2014]
Anonim. 2008. Strategi Penghematan Energi. http://portal.ristek.go.id/columns.php?
page_mode=detail&id=21 [diakses 14 November 2014]
DGEED (Directorate General of Electricity and Energy Development), 2000: Statistik dan
Informasi Ketenagalistrikan dan Energi (Statistics and Information of Electric Power and
Energy), Jakarta.
Direktur Energi Baru Terbarukan dan Konservasi Energi, Undang-Undang Republik
IndonesiaNomor 30 Tahun 2007 Tentang Energi, Sosialisasi Undang-Undang Tentang
Energi, Surabaya, 14 Oktober 2008
Djiteng Marsudi, Pembangkitan Energi Listrik. Erlangga. 2005, Jakarta
Kementrian ESDM, RUKN 2006-2026, Jakarta 2007.
Nataliani, Ratna. 2011. DIVERSIFIKASI ENERGI DI INDONESIA".
http://km.itb.ac.id/site/diversifikasi-energi-di-indonesia/ [diakses 14 November 2014]
Prasetyo, Arif. 2011. DIVERSIFIKASI ENERGI.
http://kemenristekbemunsri.blogspot.com/2011/10/diversifikasi-energi.html [diakses 14
November 2014]
Ratag, M.A. 2001. Model Iklim Global dan Area Terbatas serta Aplikasinya di Indonesia. Paper
disampaikan pada Seminar Sehari Peningkatan Kesiapan Indonesia dalam Implementasi
Kebijakan Perubahan Iklim. Bogor, 1 November 2001.