Anda di halaman 1dari 7

Bangun

Di sudut pelabuhan
Puluhan tangan mengepal
Mengoyak
Menghantam
Merangkak
Menumpas ketidakadilan

Para pemberi air di tanah kami,


Berilah kami sedikit tempat untuk beraksi
Kami ingin tumbuh
Kami ingin bangun
Kami ingin bangkit
Ingin

Bangsa kami sudah terlalu lama


Ditidurkan dininabobokkan kesenangan.

Bidadari senja

Sore itu, kala mentari surut


Bunga memekarkan diri dari balik awan
Pesona angin sepoi-sepoi
Menyindir lelaki pemalu
Datang dari sudut senja
Katakan cintamu
Lelaki itu menoleh tersipu pada senja
Memandang sayap-sayap yang terkepak oleh angin lalu
Tersungging senyum
Sekedar menghibur diri
Berharap tahu
Cinta tak hanya berbalas semu

Diam

Kala senja itu bukan akhir hari,


Mungkin kami pejalan kaki
Terus melintasi waktu
Tak terhenti di sini

Keheningan muncul air mata


Tak terseka dengan doa
Hanya sebuah keinginan
Bukan sekedar pinta
Atau tanya
Tiada guna

Kami hanya diam


Tanpa kata
Tanpa suara
Tanpa gurauan
Tanpa makian
Tiada Harapan

Jalan Telikung
Meluncur dari keinginan
Berjalan kaki melangkah diam
Semakin berat, semakin curam
Hanya teori yang berkata
Air beriak tanda tak dalam
Lihatlah ombak di lautan
Semuanya hanya bualan
Jalan-jalan naik dan turun
Terjal dan berbatu
Licin mengganggu pandang
Jalan telikung yang melintang
Konsonan dan vokal berpadu
Jantung seakan terus dipacu
Lihatlah secara langsung
Kita memang ada di belokan yang menikung
Banyak di antara kita tak percaya
Jalan-jalan sudah berubah
Jalan naik curam berbatu
Berubah dengan begitu lugu
Oh, kawan
Kita sama-sama pejalan
Sesama pencari jalan pulang
Yang tersesat di tikungan
Oh, Tuhan
Kami masih bimbang
Terus saja butuh haluan
Haluan kanan-haluan memanjang
Haluan kiri-harus berhenti
Jalan menikung
Kami bimbang.

Para Demonstran
Seketika hatiku menyala, membara, membahana
Melihat mereka turun ke dunia
Yang sebenarnya, yang nyata
Tapi penuh tanda tanya (???)
Mereka berhak berontak
Layak menyalak-nyalak
Layak berteriak
Sampai telinga sesak
Sayang
Banyak yang tak murni
Sudah tercampuri
Sudah terprovokasi
Kepentingan-kepentingan kelompok
Kepentingan-kepentingan Pribadi
Entah
Pantas mereka disebut apa
Oposisi atau pahlawan demokrasi???

Sandiwara Cinta
Daya upaya cinta, kreasi penuh warna
Hitam dibilang kelabu
Ungu dibilang biru
Buta
Dibilang terlalu kreatif
kenyataan terdengar rekaan
Bualan dikira pujian
Tuli
Ada-ada saja
Manusia selalu membuat sensasi
Dalamnya pun tiada isi
Cinta direka-reka seperti dalam drama
Oh, anehnya manusia
Semuanya dianggap sama
Perlu sebuah sandiwara
Sandiwara yang alurnya tidak bisa dilogika

Syair Sesuatu
Sesuatu yang tak aku ketahui tentang cinta
Tentang diorama-diorama hati yang terbuka
Tentang jiwa-jiwa yang bertanya
Apa dan kapan saatnya bicara

Ada sesuatu yang tak bermakna


Hanya penghias jendela cinta
Omong kosong laksana permata
Terucap manis dalam rangkaian kata

Sesuatu itu dalam tatapan mata


Tak terkendali mencari cara
Mengungkap memori dalam dunia
Biasanya lewat panah asmara

Saat sesuatu melintasi senja


Melihat apapun yang berwarna
Dunia ini terlihat berbeda
Karna beriringan bersama cinta

Anda mungkin juga menyukai