Sistem politik dalam negeri terdiri atas berbagai unsur yang harus berjalan saling
terkait. Apabila kesemua unsur berikut berjalan sebagaimana mestinya niscaya
kehidupan politik nasional akan lebih maju dan beradap. Adapun etika-etika yang
harus dipenuhi dalam setiap unsur-unsur sistem politik dalam negeri adalah:
- Struktur politik merupakan wadah (institusi) penyaluran aspirasi masyarakat,
dengan demikian berbagai lembaga seperti DPR dan Partai politik harus
memenuhi beberapa etika diantaranya: bertindak sebagaimana kehendak
masyarakat, merepresentasikan masyarakat dan bertanggungjawab atas apa yang
telah diamanatkan oleh masyarakat kepada mereka.
- Proses politik sejatinya bukan hanya berkaitan dengan pemilihan umum namun
lebih luas menyangkut bagaimana menyerap aspirasi, mengimplementasikan
kebijakan dan mempertanggugjawabkan kinerja. Hal yang harus dipenuhi adalah
mematuhi berbagai aturan yang sudah ada dan secara substansial benar-benar
bertanggungjawab.
- Budaya politik adalah istilah umum bagi konsep partisipasi politik. Baik budaya
maupun partisipasi politik dikatakan baik apabila kehidupan berbangsa dan
bernegara dilakukan dengan senantiasa melibatkan masyarakat dalam setiap
pengambilan keputusan. Untuk mencapai kehidupan bernegara yang partisipatif
diperlukan political will dari kedua belah pihak baik pemerintah maupun
masyarakat. Pemerintah harus membuka ruang partisipasi bagi rakyat, sedangkan
rakyat juga harus ambil peran dalam setiap aspek kehidupan bernegara misalnya
turut mengawasi kinerja pemerintah, memberikan masukan serta menggunakan
hak pilih dalam pemilu.
- Komunikasi politik memegang peran sebagai metode menyerap aspirasi rakyat
agar proses politik berjalan dengan baik, serta sarana edukasi politik bagi rakyat
agar tercipta budaya partisipatif.
3.
a) Sentralisasi dan Desentralisasi
Sentralisasi adalah pola kenegaraan yang memusatkan seluruh pengambilan
keputusan baik politik, ekonomi maupun sosial pada pemerintah pusat.
Desentralisasi merupakan penyerahan wewenang (baik wewenang pengambilan
keputusan maupun wewenang pelaksanaan tugas) oleh pemerintah pusat kepada
pemerintah daerah untuk mengatur dan mengurus rumah tangga pemerintahan.
Pada dasarnya tidak ada satupun negara yang menerapkan sistem yang sentralistis
secara utuh atau desentralistis secara utuh. Keduanya selalu diterapkan bersamaan
dalam derajat yang berbeda. Pada masa Orde Baru, derajat sentralisasi lebih
banyak. sebaliknya, pada Orde Reformasi sekarang ini, derajat desentralisasi yang
lebih dominan.
b) Dasar hukum masing-masing.
Dasar hukum sentralisasi: UU No. 32 tahun 2014 pasal 10 ayat 3 yang
menjelaskan 6 bidang pemerintahan yang menjadi urusan pemerintah pusat.
Dasar hukum sentralisasi: UUD 1945 Pasal 18 ayat 2 yang berbunyi
Pemerintahan daerah propinsi, daerah kabupaten, dan kota mengatur dan
mengurus sendiri urusan pemerintahan menurut asas otonomi dan tugas
pembantuan, dan UU No. 32 tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah.
4.
a. Putra daerah seringkali diidentikkan dengan tokoh atau kandidat politik yang lahir
dan besar di daerah pemilihannya tersebut. Hanya ada 1 landasan hukum yang
berkaitan namun kaitannya sangat lemah dengan konsep putra daerah yaitu syarat
SELAMAT MENGERJAKAN
{{{{}}}}}
/@ /@
/@